scholarly journals POLA MAKAN PASIEN RAWAT JALAN DM TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNHAS

Author(s):  
Devy Febrianti ◽  
Ridwan M Thaha ◽  
Healty Hidayanty

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang akan di derita seumur hidup yang di kenal dengan penyakit kencing manis, dan di juluki “the mother of disease” penyakit ini disebut penyakit metabolic yang ditandai hyperglekemia kronik dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang berkaitan dengan kelainan sekresi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  pola makan penderita DM type 2. Sebuah Penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional. Wawancara di lakukan pada 58 penderita DM type 2 dari 98 total penderita DM di poli interna Rumah Sakit Pendidikan Unhas. Untuk melihat hubungan Health Belief Model terhadap pola makan pendeita DM type 2, data di analisis dengan menggunakan aplikasi Nutrisuvery versi Indonesia dan uji chi-square pada aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan hubungan pengetahuan dengan ancaman yang dirasakan adalah (p value = 0.391), hubungan manfaat yang dirasakan dengan asupan Energi (p value = 0.001), asupan Karbohidrat (p value = 0.003), asupan protein (p value = 0.012), dan asupan Lemak (p value = 0.019), hubungan ancaman yang dirasakan dengan Asupan Energi (p value = 0.342), asupan Karbohidrat (p value = 0.012), asupan protein (p value = 0.005), dan asupan Lemak (p value = 0.015). Kepada pihak Rumah Sakit Pendidikan Unhas agar melakukan edukasi kepada penderita DM type 2 tentang pola makan dan asupan zat gizi.

2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Luqman Effendi ◽  
Nurul Khotimah

Keluhan pada organ reproduksi yang sering terjadi adalah Pruritus vulvae yaitu ditandai dengan adanya sensasi gatal parah dari alat kelamin perempuan. Pruritus vulvae disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus yang muncul 44% karena buruknya Personal Hygiene dan Hygiene Menstruasi. Penelitian Tahun 2015 di 4 wilayah di Indonesia yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Papua, dan Sulawesi Selatan terkait kebersihan saat menstruasi menemukan 67% remaja di kota dan 41% remaja di desa masih adanya perilaku negatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku hygiene menstruasi melalui Health Belief Model (HBM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif  dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 101 siswi SMPN 244 di Jakarta Utara, dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan chi square. Perilaku Hygiene Menstruasi baik baru dilakukan 55,4% responden. Perilaku Hygiene Menstruasi berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan (OR=5,1), perceived threat (OR=3,9) dan perceived benefit (OR=3,3) dengan P Value < 0.005. Health Belief Model (HBM) bisa dipertimbangkan sebagai suatu pendekatan dalam upaya memperbaiki perilaku hygiene menstruasi pada remaja. Peningkatan pengetahuan direkomendasikan dengan menekankan pada ancaman penyakit yang berkaitan dengan perilaku hygiene menstruasi dan manfaat-manfaat yang langsung dirasakan oleh remaja berkenaan dengan perilaku higiene menstruasi.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


1970 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Dian Palupi Kusuma ◽  
Sheizi Prista Sari ◽  
Ikeu Nurhidayah

Posyandu merupakan pusat pemantauan tumbuh kembang balita berbasis masyarakat, namun masih banyak ibu yang tidak membawa anak berkunjung teratur ke posyandu. Di Kabupaten Bandung, Posyandu Desa Cimekar memiliki angka kunjungan balita yang terendah yaitu 70,3% pada Bulan Oktober– Desember 2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi ibu dengan perilaku membawa balita ke posyandu dengan pendekatan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 94 ibu balita yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling di 10 Posyandu Desa Cimekar. Analisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,12% memiliki persepsi positif tentang posyandu dan 59,57% responden memiliki perilaku rutin membawa balita ke posyandu. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku ibu membawa balita ke posyandu (nilai p=0,000; α=0,05). Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang posyandu belum merata dengan baik. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar puskesmas memberikan pembinaan terhadap para ibu balita bukan hanya penyuluhan, namun diberikan pengarahan dan bimbingan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu. Kata kunci: Balita, Health Belief Model, perilaku, persepsi, posyandu The Relationship between Mother’s Perception and Behavior on Attending Posyandu Abstract Community health post as well known as posyandu provide as center to monitor growth in children under five years old. Data showed that the number of mother’s attendance behavior to Posyandu in Cimekar’s Village was very low, only 70.5% from October to December 2013. The aimed of this study was to identify the relationship between mother’s perception and parents behavior on taking their children to posyandu based on Health Belief Model Theory. The method of this study was descriptive with cross sectional study. Simple random sampling was used as sampling technique with 97 mothers who has child under five years old among 10 Posyandu in Cimekar was taken in this study. Data was analyzed by chi-square. The result of this study showed that there was significant relationship between mother’s perception and mother’s behavior to attend Posyandu (p=0.000; α=0.05). Data showed that 52.25% respondents had a positive perception about posyandu and 59.5% respondents had positive behavior to take their child to posyandu. The recommendation for Puskesmas is to give further information and motivation to mother to attend posyandu frequently.Key words: Behavior, child under five years old, Health Belief Model, perception, posyandu.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Muhlisa Muhlisa ◽  
Amira BSA

Background: Riskesdas in 2013, North Maluku Province is one of the areas in Indonesia with the prevalence of Diabetes Mellitus (DM) of 1.1%. Data obtained from Diabetes Centre registers, from January to June 2017, the average patient DM visiting are 126 each month. Efforts have been made by the government in tackling the DM problem, but cases in Indonesia are still high. The study used the Health Belief Model (HBM) approach developed by Rosentock and Becker in 1974. HBM is a conceptual framework for understanding individual health behaviors. The purpose of this study is the identification of the perceptual factors of susceptibility, seriousness, benefits, obstacles and family support factors to compliance medication DM patients in the work area of Diabetes Center Ternate City in 2017. Method: using cross sectional approach with Sample amounted to 98 respondents. Instruments using Knowledge and Perception Questionnaire were analyzed using Chi Square test. Results: obtained are almost all respondents have perceptions of vulnerability, seriousness, benefits and obstacles are positive, as well as medication compliance, while for more family support is lacking. Conslusions: Statistical test result there is no correlation between perception of susceptibility, seriousness and benefit with medication compliance whereas perception of obstacles showed significant relationship.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 129-136
Author(s):  
Niken Ariska Prawesti ◽  
Purwaningsih Purwaningsih ◽  
Ni Ketut Alit Armini

Abtract: Voluntary Counseling and Testing (VCT) is one of the government programs to prevent trans- mission of HIV/AIDS must done by Men Sex With Men (MSM). But there are still MSM who have not utilized VCT services. This study was aimed to analyze of the factors correlating with utilization VCT in MSM based on Health Belief Model at Surabaya region. Design used analytic with cross-sectional ap- proach. The 43 samples were chosen by purposive sampling. The independent variabels were perceived susceptibility, perceived seriousness, perceived benefits, perceived barriers, and cues to action. The de- pendent variabel was utilization VCT. Data were collected by using questonnaire and alayzed by chi square test. Results showed that perceived seriousness had correlation with VCT utilization (p=0,035), perceived seriousness had correlation with VCT utilization (p=0,039), perceived benefits had correlation with VCT utilization (p=0,019), perceived barrier had correlation with VCT utilization (p=0,008) and cues to action (p=0,037) had correlation with VCT utilization. Some factors in health belief model have a correlation with VCT utilization by MSM. It is recommended to officer GAYa Nusantara Civil Society Organizations to give adequate information frequently to the high risk people of HIV/AIDS.Keyword: VCT, utilization, MSM, health belief modelAbstrak: Voluntary Counseling and Testing (VCT) adalah suatu program pemerintah untuk mencegah penularan HIV/AIDS yang perlu dilakukan olehLelaki Suka dengan Lelaki (LSL). Namun, masih terdapat LSL yang belum memanfaatkan layanan VCT. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan VCT oleh LSL berdasarkan Teori Health Belief Model (HBM) di wilayah Surabaya. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. 43 sampel dipilih dengan purposive sam- pling. Variabel independen adalah persepsi kerentanan, persepsi keseriusan,persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan petunjuk bertindak. Variabel dependen adalah pemanfaatan VCT. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisisdengan uji chi square. Hasil menunjukkan bahwa kerentanan yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,035), keseriusan yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,039), manfaat yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,019), hambatan yang dirasakan memiliki korelasi dengan VCT pemanfaatan (p = 0,008) dan isyarat untuk bertindak (p = 0,037) memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT. Persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan petunjuk bertindak memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT oleh LSL.Disarankan kepada LSM GAYa Nusantara untuk sering memberikan informasi kepada orang-orang berisiko tinggi HIV / AIDS.Kata kunci: VCT, LSL, HIV, HBM


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 71-79
Author(s):  
Ellia Ariesti ◽  
Felisitas A. Sri S ◽  
Elizabeth Y. Y. Vinsur ◽  
Kristianto D. N

ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci       : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia


2021 ◽  
Author(s):  
mallihe faramarzi ◽  
mohsen shamsi ◽  
mahboobeh khorsandi ◽  
amir hashyani almasi

Abstract Background: Kidney failure is one of the most important late complication in type 2 patients with diabetes, so more of half-people are wait to graft kidney are people that caused to diabetes. The purpose of this study, was predict to care of kidney in type 2 diabetes patients based on Health Belief Model (HBM).Methods: In this analytical cross-sectional study, 242 patients with type 2 diabetes select with simple sampling of health centers in Arak ( a city in Iran) in 2020 and health behaviors of kidneys collected based on HBM with reliable and validity of questionaries’ and analyses by linear regression logistic.Results: The mean age of patients was 47.51 ±7.86 years. FBS average was 159.65 ± 55.01 mi/dc and average of performance of patients about care of kidney was 30/31± 6/42. Among HBM construct predicted about %38 perceived severity, %67.6 knowledge, %31.8 self-efficacy and %16.4 internal cues to action, these cases have the most power for prediction and total of construct predict health behavior of kidneys that are about %49. Conclusion: This study showed that increasing patients information in field of recognizing kidney failure, emphasis on role of cues to action and finally increasing self-efficacy in patients with type 2 diabetes about care of kidney should be emphasis in education programs for preventing of kidney failure.


Author(s):  
Tamador Albadr ◽  
Sara Alfawzan ◽  
Brooj Aljarba ◽  
Rana Alshehri ◽  
Samira Mahboub

Background: The hazards and life-threatening conditions resulting from using household chemical products can be avoided or minimized by following certain safety measures. To investigate following safety measures during use of household chemical products (HHCP) among women and to explain that behaviour using the Health belief model (HBM).Methods: This was a cross sectional study. The study was conducted among adult females in Riyadh. The total sample size was 449 by convenience Sampling. this study started in September 2019 till April 2020. the questionnaire included 3 sections which were sociodemographic characteristics, safety measures followed during use of HHCP and the last section assessed the six components of health belief model.Results: Data analysis was done using JMP version 14.2 and the cutoff point of significance was 0.05. 30.3% of the studied sample demonstrated good level of following safety measures. There was no association between the level of following safety measures during the use of HHCP and level of education among studied sample (p value>0.05). The mean of each component of HBM was higher among women with good level of following safety measures than those who follow safety measures poorly. This was significant for perceived susceptibility (1.397 vs 1.269, p=0.03), perceived barriers (8.080 vs 7.038, p=0.0001), self-efficacy (2.889 vs 2.750, p=0.0240) and motivation factors (cues to action) (14.75 vs 13.69, p=0.0001).  Conclusions: Health belief model can successfully explain following safety measures behaviour during use of HHCP. Motivation factors has the greatest impact on this behaviour.


2019 ◽  
Vol 51 (2) ◽  
pp. 107-111
Author(s):  
Vincensius Hans Kristian Pratama ◽  
Alwi Shahab ◽  
Nita Parisa

Kualitas hidup merupakan persepsi seseorang tentang dirinya sendiri dalam kaitannya dengan sistem tata nilai di tempat dirinya tinggal yang dapat dipengaruhi banyak faktor, seperti tingkat kemandirian. Tingkat kemandirian berbanding lurus dengan kualitas hidup. Tingkat kemandirian yang baik dapat mengoptimalkan kualitas hidup, serta mencegah komplikasi akut dan kronis dari penyakit diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kemandirian dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini adalah studi analitik observational dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah pasien diabetes melitus tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam dan Instalasi Rawat Inap di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang bulan November-Desember 2018. Sampel penelitian ini berjumlah 50 kasus. Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.Dari 50 kasus pasien DM tipe 2 didapatkan penderita laki-laki berjumlah 27 orang (54%) dan perempuan 23 orang (46%), kelompok usia di bawah 40 tahun sebanyak 3 orang (6%), kelompok usia 40-50 tahun sebanyak 12 (24%), kelompok usia 50-60 tahun sebanyak 13 orang (26%)kelompok usia diatas 60 tahun sebanyak 22 orang (44%). Hasil uji Chi-square terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kemandirian dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2 yang dinyatakan dalam p value=0.011. Hasil odd ratio pada pasien diabetes melitus tipe 2 menyatakan bahwa kemungkinan terjadi peningkatan kualitas hidup 5,271 kali lebih besar pada pasien yang bertingkat kemandirian baik. Tingkat kemandirian juga merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup (CI 95% = 1,380-20,138).Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kemandirian dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 149-159
Author(s):  
Hermanto Hermanto ◽  
Katmini Katmini

Hypertension is a non-communicable disease that can become a big and serious problem because of the high prevalence of hypertension and tends to increase. The purpose of this study is to analyzethe effect of perception, motivation and belief in the HBM Theory (Health Belief Model) on the behavior of preventing hypertension complications at the Raas Health Center, Sumenep Regency. The design of this research is an observational quantitative research with a cross sectional approach with the focus of the research being directed at analyzingthe effect of perception, motivation and belief in the HBM Theory (Health Belief Model) on the behavior of preventing hypertension complications at the Raas Health Center, Sumenep Regency. The total population is 160 respondents and a sample of 114 respondents is taken by using Simple Random Sampling technique. The findings showed that almost half of the respondents had a sufficient category perception as many as 47 respondents (41%). Almost half of the respondents have a moderate category of motivation as many as 46 respondents (40%). Almost half of the respondents have confidence in the medium category as many as 47 respondents (41%). Most of the respondents have behavior in the less category as many as 84 respondents (74%). Based on the results of the analysis Based on the results of the Multiple Linear Regression analysis showed that with a p-value of 0.000 < 0, 05, then H1 is accepted, so it can be concluded that there is a simultaneous influence of perception, motivation and belief on the behavior of preventing hypertension complications at the Raas Health Center, Sumenep Regency with a magnitude of 78.1%. It is hoped that hypertensive patients can obediently consume drugs given by health workers, which drugs should be consumed until they run out according to schedule and routinely control health facilities used previously.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document