scholarly journals Pemanfaatan Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus L.) Dalam Pembuatan Hand Wash Sebagai Antibakteri

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 70-75
Author(s):  
Adilah Wirdhani Lubis ◽  
Julia Maulina

Pada umumnya limbah kulit nanas di buang dan menjadi sampah yang tidak tertangani, padahal dari hasil uji fitokimia kulit nanas mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin serta mengandung senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri. Salah satu pemanfaatan limbah kulit nanas (Ananas comosus L.) yaitu dengan menambahkan kulit nanas yang diolah menjadi ekstrak yang kemudian ditambahkan pada proses pembuatan Hand Wash atau sabun cair cuci tangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit nanas (Ananas comosus L.) sebagai anti bakteri pada pembuatan Hand Wash. Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antibakteri pada Eschericia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak kulit nanas yang diaplikasikan sebagai Hand Wash dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan baik yang menghasilkan zona hambat sebesar 9,9 mm pada Eschericia coli dan 10,9 mm pada Staphylococcus aureus

2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 20-30
Author(s):  
Siti Hamidatul Aliyah ◽  
Musfirotun Musfirotun ◽  
Nur Antriana

Pineapple contains an enzyme called bromelain which is can be used as antiseptic of mouth, antibacterial, antifungal, and disinfectant. Endophytic mold is a microbe that forms colonies in healthy tissues of living organisms, generally, endophytic microbes do not cause harmful symptoms in the tissue of their host. This study aims to isolate the endophytic shell origin of pineapple peel that has acted as an antibacterial. A total of 3 endophytic capsules, Ac-I, Ac-II and Ac-III were isolated from pineapple skin using PDA media. The three isolates were purified and microscopic examinations were performed. Antibacterial testing was performed by fermentation to produce supernatant, then tested using disc method (Kirby-Bauer method) with Staphylococcus aureus and Escerichia coli test bacteria. The 3 isolates obtained only 1 isolate Ac-III isolates that have activity as antibacterial, with the inhibition zone diameter in bacterium Staphylococcus aureus 7.65 mm while in the bacterium Escerichia coli 6,9 mm.


MEDULA ◽  
2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Nur Illiyyin Akib ◽  
Mariani Triwatami ◽  
Andi Eka Purnama Putri

Background: Eucheuma spinosum seaweed contain flavonoid, triterpenoid, alkaloids and polyphenol which has been widely used in antibacterial activity. Purpose(s):The aim of the research are to determine antibacterial activities of metanol extracts of E. spinosum against Staphylococcus aureus ATCC 25923 and Escherichia coli ATCC 25922; to formulate hand wash of seaweed of methanol extract E. spinosum that has antibacterial activity and has physical and chemical stability. Methods: Seaweed E.spinosum methanol extract was derived by maceration method. Antibacterial activities of the extract were tested by liquid dilution and solid dilution method. Hand wash was formulated by mechanical dissolved methods. Antibacterial activity of hand wash were tested by liquid dilution and solid dilution method. Physical and chemical stabilities were conducted by cycling test. Results:. These were showed through minimum inhibitory concentration (MIC) of ethanol extracts of E. spinosum against S. aureus ATCC 25923 at concentrations of 6% and E. coli ATCC 25922 at concentrations of 6%. The minimum bactericidal concentration (MBC) of ethanol extracts of E. spinosum against S. aureus ATCC 25923 at concentrations of 8% and E. coli ATCC 25922 at concentrations of 8%. Formulation of hand wash seaweed E. spinosum methanol extract at concentrations of 8% and 10%. The test of stabilities results of hand wash changes were organoleptic, viscosity, pH, and foaming ability were accordance to qualified standard. The antibacterial activity of hand wash contains seaweed E. spinosum methanol extract at concentration of  8% and 10% have bactericidal activity againts S. aureus ATCC 25923 and E. coli ATCC 25922. Conclusion: Overall, these results suggested that formula of hand wash contains E. spinosum metanol extracts have antibacterial properties against S. aureus ATCC 25923 and E. coli ATCC 25922.Keywords: antibacterial, Eucheuma spinosum, hand wash, physical and chemical stability Latar Belakang: Rumput laut Eucheuma spinosum mengandung flavonoid, triterpenoid, alkaloid, dan polifenol yang memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol E. spinosum terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 and Escherichia coli ATCC 25922; membuat sediaan sabun cuci tangan dari ekstrak metanol E. spinosum yang memiliki aktivitas antibakteri dan stabil secara fisika dan kimia. Metode: Ekstrak metanol E. spinosum diperoleh dengan metode maserasi. Uji aktivitas antibakteri ekstrak dilakukan dengan metode dilusi cair dan dilusi padat. Sabun cuci tangan diformulasi dengan metode pencampuran mekanik. Uji aktivitas antibakteri sabun cuci tangan dilakukan dengan metode dilusi cair dan dilusi padat. Uji stabilitas fisika kimia dilakukan dengan metodecycling test. Hasil: Konsentrsi Hambat Minimum (KHM) ekstrak metanol E. spinosum terhadap S. aureus ATCC 25923 adalah 6% dan terhadap E. coli ATCC 25922 adalah 8%. Ekstrak metanol E. spinosum dapat diformulasi menjadi sabun cuci tangan dengan konsentrasi 8% dan 10%. Uji stabilitas menunjukkan bahwa perubahan organoleptik, viskositas, pH, dan kemampuan membentuk busa masih berada dalam nilai yang dipersyaratkan. Uji aktivitas antibakteri sabun cuci tangan yang mengandung ekstrak metanol E. spinosum dengan konsentrasi 8% dan 10% memiliki aktivitas antibakteri terhadap ATCC 25923 and E. coli ATCC 25922. Simpulan: Formula sabu cuci tangan yang mengandung ekstrak metanol E. spinosum memiliki aktivitas antibakteri terhadap ATCC 25923 and E. coli ATCC 25922.Kata kunci: antibakteri, Eucheuma spinosum, sabun cuci tangan, stabilitas fisika kimia


2018 ◽  
Vol 30 (1) ◽  
pp. 1 ◽  
Author(s):  
Yong Ker Loon ◽  
Mieke Hemiawati Satari ◽  
Warta Dewi

Introduction: Staphylococcus aureus is one of the important medical pathogens which have been recognised for many years as a remedyfor a wide case of oral infections. Nowadays, the use of herbal remedy for reducing bacteria in the oral cavity has been implemented widely due to thefewer side effects. Therefore, researchershave been findingwaysto use pineapple in dentistry to prevent many cases of oral diseases. The purpose of this study was to prove that pineapple extract indifferent concentration had the potential as an antibacterial agent towards Staphylococcus aureus. Methods: The study was an experimental laboratory conducted by determining the minimum inhibitory concentration of pineapple (Ananas comosus) with thetwo-fold serial dilution methods. Results:The The Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of the pineapple extract was 1.56%-0.78%. Conclusion: The pineapple extract had anantibacterial effect towards Staphylococcus aureus due to the bromelain compound and its phytochemical factor such as Vitamin C and flavonoid. 


2019 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 170
Author(s):  
Heronimus Candra Gunawan ◽  
Yusliana Yusliana ◽  
Pieter J Daeli ◽  
Sarwendah Sarwendah ◽  
Linda Chiuman

Nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu buah dengan produksi tertinggi di Indonesia setelah buah pisang, mangga dan jeruk. Khasiat buah nanas untuk kesehatan dikaitkan dengan kandungan bromelin yang ada dalam buah nanas. Bromelin mempunyai aktivitas antiinflamasi, aktivitas fibrinolitik, dan dapat mencegah agregasi platelet. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas daya hambat antibakteri air perasan daging buah nanas (Ananas comosus (L) Merr Var. queen) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan difusi cakram dan menggunakan disc ciprofloxacin sebagai kontrol positif dan aquades sebagai kontrol negatif dan menggunakan perasan daging buah nanas dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil daya hambat bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% adalah 8.1 mm, 8.45 mm, 8.95 mm, dan 9.25 mm. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa air perasan daging buah nanas (Ananas comosus (L) Merr Var. queen) memiliki efektivitas antibakteri yang lemah dalam  menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Kata kunc: Daya hambat, buah nanas, bromelin, bakteri. 


2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 227-234
Author(s):  
Urmatul Waznah ◽  
Khusna Santika Rahmasari ◽  
Wulan Agustin Ningrum ◽  
Slamet

Kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) mengandung vitamin C, karotenoid, flavonoid, dan enzim bromelain yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Enzim bromelain berfungsi sebagai antiseptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bioaktivitas ekstrak kulit buah nanas pada sabun cuci piring sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Sabun cuci piring ekstrak kulit buah nanas diformulasikan dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu pada 10% (FI), 20% (FII), dan 30% (FIII). Metode yang digunakan untuk uji antibakteri adalah metode difusi sumuran. Hasil pengamatan pada inkubasi selama 24 jam diperoleh rata rata zona hambat terbesar pada FIII yaitu sebesar 19,3 mm, sedangkan pada FII dan FI masing-masing diperoleh zona hambat sebesar 15 mm dan 13 mm. Kontrol positif (sabun cuci piring merk SL) menunjukkan adanya zona bening dengan rata-rata diameter zona hambat yaitu 25,3 mm. Formula yang memiliki zona hambat bakteri terbesar adalah FIII. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya kemampuan kulit buah nanas untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus sehingga dapat digunakan sebagai sabun cuci piring.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Ismi Rahmawati ◽  
Riesky Maulida ◽  
Siti Aisyah

Ekstrak kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan infeksi pada kulit. Salah satu pencegahan infeksi dengan menggunakan sabun cuci tangan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat mutu fisik, stabilitas dan aktivitas antibakteri dari sediaan sabun cair ekstrak kuit nanas terhadap S. aureus ATCC 25923. Ekstrak kulit buah nanas yang diperoleh dari maserasi dengan pelarut ethanol 70%, diformulasikan menjadi sabun cair cuci tangan. Formulasi sabun cair dibuat dengan masing-masing konsentrasi 3%, 6%, dan 9%. Sediaan sabun cair setiap formula di uji mutu fisik dengan parameter organoleptis, homogenitas, pH, berat jenis, viskositas, tinggi busa. Uji stabilitas dengan metode freeze thaw dengan parameter organoleptis, pH, dan viskositas. Hasil formulasi diuji aktivitas antibakteri terhadap S. aureus ATCC 25923 dengan metode difusi sumuran. Sediaan dilakukan uji panelis dengan beberapa responden. Analisis data mutu fisik, stabilitas dan aktivitas diuji statistik SPSS dengan taraf kepercayaan 95%. Ekstrak kulit nanas mengandung senyawa kimia flavonoid, alkaloid, tanin, saponin dan fenol. Hasil uji mutu fisik ketiga formula sabun cair ekstrak kulit nanas memiliki kualitas mutu fisik yang sesuai SNI 2588:2017. Uji stabilitas dengan metode freeze thaw ketiga sediaan stabil sampai siklus ke lima (satu siklus 48 jam). Ketiga formula sediaan sabun cair memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus ATCC 25923. Formula dengan konsentrasi 9% tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif dan memiliki diameter daya hambat yang paling tinggi sebesar 21,78±0,84mm. Sediaan dengan konsentrasi 9% paling disukai para panelis.


2015 ◽  
Vol 10 (12) ◽  
pp. 1934578X1501001
Author(s):  
Wen-Hao Chen ◽  
Xiao-Juan Huang ◽  
Huo-Ming Shu ◽  
Yang Hui ◽  
Fei-Yan Guo ◽  
...  

Two new phenylpropanoid glycosides, named β-D-(1- O-acetyl-3,6- O-diferuloyl) fructofuranosyl α-D-6′- O-acetylglucopyranoside (1) and β-D-(1- O-acetyl-3,6- O-diferuloyl) fructofuranosyl α-D-glucopyranoside (2), along with two known analogues (3–4) and four glycerides (5–8), were isolated from the EtOAc extract of the leaves of Ananas comosus. Their structures were elucidated on the basis of 1D- and 2D-NMR analyses, as well as HR-ESI-MS experiments. Compounds 1–4 showed significant antibacterial activities against Staphylococcus aureus and Escherichia coli.


2021 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 195-198
Author(s):  
Akshay kumar Kadam ◽  
Pradnya Shinde ◽  
Rohit Sapate ◽  
Seema Shinde ◽  
Hanmant Mali ◽  
...  

To prepare formulation of herbal hand wash from the methanolic extracts of leaves of Murraya koenigii (Curry tree) and Eugenia aromaticam (Clove) for anti acne activity. Extract was obtained from the leaves of Murraya koenigii (Curry tree) and buds of Eugenia aromaticam (Clove) by maceration method and formulation was developed by simple mixing of ingredients. Anti-microbial efficacy of the formulated herbal hand wash was performed on different microorganisms using the agar plate method. The results showed that, compared to regular hand wash, prepared herbal hand wash formulations showed a large inhibition region and extract of these plant materials can be used for formulation of hand wash and antimicrobial activity. The zone of inhibition for prepared formulation was found to be more than the standard formulation. For Staphylococcus aureus zone of inhibition was found to be 39 mm, Bacillus substillis 35 mm, and Candida albicans 42 mm which is more than the standard formulation. Extract of leaves of Murraya koenigii (Curry tree) and Eugenia aromaticam (Clove) had shown the best antimicrobial activity against Staphylococcus aureus, Bacillus substillis, and Candida albicans respectively.


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 32-36
Author(s):  
Umar Udin ◽  
Rinda Yunia Sari ◽  
Syukri Anto

ABSTRAKBonggol belum dimanfaatkan secara optimal, padahal bagian bonggol mengandung beberapa komponen aktif salah satunya adalah enzim bromelin. Ezim bromelin bersifat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui efektivitas daya hambat ekstrak etanol 96% bonggol nanas (Ananas comosus L) terhadap perumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan desain post-test only control group design. Ekstrak etanol 96% bonggol nanas (Ananas comosus L) dilaukan ekstra dengan metode maserasi Bakteri Staphycoccus aureus diambil dari media Manitol salt agar. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak bonggol nanas pada konsentrasi 50%-100% dengan diulang sebanyak 3 replikasi memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Berdasarkan uji One-Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara berbagai konsentrasi, sehingga dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui adanya perbedaan pada masing-masing perlakuan. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa kosentrasi 50% berbeda nyata dengan konsentrasi  70%, 80%, 90% dan 100%, sedangkan control positif tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 50% dan 60%. Kesimpulan penelitian ini bahwa ekstrak etanol 96% bonggol nanas (Ananas comosus L) berpengaruh positif dalam menghambat dan membunuh bakteri Staphylococcus aureus dan konsentrasi paling optimal pada 70%.Kata kunci: Ekstrak etanol 96% bonggol nanas, bacitrasin, Staphylococcus aureus, zona hambat antibakteriABSTRACTPineaplle cobs have not been utilized optimally, whereas the cob section contains several active components one of which is the enzyme bromelin.  Bromelin is an antibacterial agent.  The purpose of this research was to determine the effectiveness of inhibitory of ethanol extract 96% pineapple cobs (Ananas comosus L) to Staphylococcus aureus bacteria growth.  This research is an experimental using post-test design only control group design.  Pineaplle cobs extract 96% by maceration method, Staphycoccus aureus bacteria taken from Mantol salt agar medium.  The results of this study showed the pineapple cobs extrac concentrations of 50% -100% with replication as any 3 replications have an inhibitory to the growth of Staphylococcus aureus bacteria.  Based on One-Way ANOVA test with 95% confidence level there was a significant difference (p <0,05) between various concentrations, so it was continued with LSD test to know the difference in each treatment.  LSD test results showed that 50% concentration was significantly different with concentrations of 70%, 80%, 90% and 100%, while the positive control did not differ significantly with concentrations of 50%.  The conclusion of this research is that pineapple  cobs(Ananas comosus L) has positive effect in inhibitied and killing Staphylococcus aureus bacteria and optimal concentration 70%.  Keywords: pineapple cobs etanol extract, bacitrasin, Staphylococcus aureus, zone of inhibition, antibacterial


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document