scholarly journals Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Ruptur Tingkat II Pada Ibu Post Partum di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar Tahun 2019

2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 5
Author(s):  
Nurjannah Supardi ◽  
Fitri Yani

Perineal injuries result from natural tissue damage due to the pressure on the fetus's head or shoulders during labor. Early Mobilization helps the recovery process to the way it was before pregnancy, guiding the mother out of bed and walking as quickly as possible. The purpose of this study was to determine the effect of early mobilization on the healing of level II ruptured perineal wounds in post partum mothers at Kassi-Kassi Makassar Health Center in 2019. The research was carried out in February - May 2019. This type of research is quantitative with a cross sectional study approach. A population of 83 people and a sample of 30 respondents with purposive sampling technique. The results showed that of the 30 respondents, 19 people did early mobilization (63.3%), 11 people did not do early mobilization (36.7%). ), and those who had good healing of perineal wounds were 21 people (70.0%), and 9 people (30.0%) had poor healing. There is an effect of early mobilization on the healing of level II ruptured perineal wounds in post partum mothers with a value of p = 0.004 <α = 0.05. It is hoped that the mother should carry out early mobilization so that they can understand the technique and carry out early mobilization movements so that the mother can do it alone.Luka perineum diakibatkan rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Mobilisasi Dini membantu proses pemulihan seperti semula sebelum kehamilan, membimbing ibu keluar dari tempat tidur dan selekas mungkin segera berjalan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka perineum ruptur tingkat II pada ibu post partum di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar Tahun 2019 Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2019. Jenis penelitian ini adalah bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi berjumlah 83 orang dan sampel 30 responden dengan tehnik pengambilan sampe Purposive Sampling Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 orang responden, yang melakukan mobilisasi dini sebanyak 19 orang (63,3%), yang tidak melakukan mobilisasi dini sebanyak 11 orang (36,7%), dan yang memiliki penyembuhan baik terhadap luka perineum sebanyak 21 orang (70,0%), yang kurang baik sebanyak 9 orang (30,0%). Ada pengaruh mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka perineum ruptur tingkat II pada ibu post partum dengan nilai p = 0.004 < α= 0,05 Diharapkan kepada ibu agar melakukan mobilisasi dini agar dapat memahami teknik dan melakukan gerakan mobilisasi dini supaya ibu dapat melakukannya sendiri tanpa bantuan tenaga kesehatan.

2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 37-42
Author(s):  
Firdausi Ramadhani ◽  
Yanti Hz. Hano

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Limboto Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan adalah  Observasional Analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi adalah seluruh ibu yang melahirkan berjumlah 853 responden, dengan Sampel yaitu sebanyak 202 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik Purposive Sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan proporsi bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 34 responden (16,8%) dan bayi Berat Badan Lahir Normal (BBLN) 168 responden (83,2%). Hasil bivariat didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,044), pendapatan keluarga (p-value 0,029) dengan kejadian bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Sedangkan, jumlah paritas (p value 0,523),  jarak kehamilan (p-value 0,659), dan Kekurangan Energi Kronik (KEK) (p-value 0,637) tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statisti dengan kejadian bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).    This study aims to determine several factors associated with the incidence of low birth weight babies (LBW) in the Limboto Health Center, Gorontalo District. The method used is analytic observational with a cross sectional study approach. The population was all mothers who gave birth totaling 853 respondents, with a sample of 202 respondents. The sampling technique used purposive sampling technique. The results showed that the proportion of Low Birth Weight (LBW) babies was 34 respondents (16.8%) and Normal Birth Weight (BBLN) babies were 168 respondents (83.2%). The bivariate results showed that there was a relationship between knowledge (p value 0.044), family income (p value 0.029) with the incidence of low birth weight babies (LBW). Meanwhile, the parity (p value 0.523), pregnancy distance (p-value 0.659), and Chronic Energy Deficiency (P-value 0.637) did not have a statistically significant relationship with the incidence of Low Birth Weight (LBW).


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Alicia Benaya Wasti Baris ◽  
Hendro Bidjuni ◽  
Sefti Rompas

Abstrack: The meaning of life is something that is considered very important and valuable, and provides special value for someone and deserves to be a goal in life. Being someone who means and feels valuable in life seems very important when entering the elderly period. At this time, the elderly must be able to accept, be positive and be able to live their old age in peace. The aim is to find out the difference in the meaningoflife of the lives of the elderly who live in nursing home senja cerah and Who Live with Family in Sea Satu Village Pineleng District. The research design used is Observational Analytic with Cross Sectional Study approach. A sample of 30 respondents was obtained using the Purposive Sampling technique. The results of statistical test studies using the T-test at a significance level of 95%, obtained a significant value ρ = 0.008 <α (0.05). The conclusion is that there is a difference in the meaningoflife of the lives of the elderly who live in nursing home senja cerah and who live with their families.Keywords : Elderly, Meaning of LifeAbstrak : Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap sangat penting dan berharga, serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan dalam kehidupan. Menjadi seseorang yang berarti dan merasa berharga dalam hidup tampaknya sangat penting saat memasuki periode lansia. Pada masa ini, lansia harus dapat menerima, bersikap positif serta dapat menjalani masa tuanya dengan tenang Tujuan untuk mengetahui perbedaan makna hidup lansia yang tinggal di panti werdha senja cerah dan yang tinggal bersama keluarga di desa sea satu kecamatan pineleng. Desain penelitian yang digunakan yaitu Observasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Sampel berjumlah 30 responden yang didapat dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling. Hasil penelitian uji statistik menggunakan uji T-test pada tingkat kemaknaan 95%, didapatkan nilai signifikan ρ = 0,008 < α (0,05). Kesimpulan ada perbedaan makna hidup lansia yang tinggal di panti werdha senja cerah dan yang tinggal bersama keluarga.Kata kunci : Lansia, Makna Hidup


Author(s):  
Syeda Abida Hussain Sherazi ◽  
Syeda Maham Batool ◽  
Umara Qadar ◽  
Shagufta Hameed ◽  
Syed Tayyib Shah ◽  
...  

Postural problems are very common these days among youth including office workers, University staff, students and from other walks of life.Objective: To evaluate the level of postural awareness and proper positioning during differenttasks performed by teaching staff of University of Azad Jammu &Kashmir, Muzzafarabad (UAJ&K).Methodology: A cross-sectional study with purposive sampling technique was conducted in UAJ&K. In this study 100 faculty members, bothmale and females, with age between 25 to 55 years were included. 54% were males. The data was analyzed on SPSS version 22.Results: 63% worked for 4-8 hours daily, 95%,respondents traveled 1-7 hour daily and 61% had knowledge about posture, among them 47% had back and 20% had neck pain. Majority of the teaching staff used improper positioning during different work.Conclusions: There was moderate level of information regarding correct positioning duringwork in different environment. They used improper postures which leads to physical abnormality,absenteeism, increased expenditure on their treatment.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 124-132
Author(s):  
Strahmawati Hamzah

Latar Belakang penelitian ini dilaksanakan karena dari hasil survey awal yang dilakukan peneliti kepada 8 orang pasien post partum di ruang PNC RSUD Salewangang Maros, dimana 3 orang ibu memberikan kolostrumnya pada hari pertama setelah melahirkan dan  5 orang lainnya tidak memberikan ASI kolostrum disebabkan kurangnya informasi dari petugas kesehatan dan  adanya pemahaman ditengah-tengah masyarakat bahwa ASI kolostrum merupakan ASI yang basi dan tidak perlu untuk diberikan pada bayi baru lahir. dalam hal ini ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI kolostrum ia tidak akan membuang ASI yang pertama kali keluar setelah persalinan dan memberikan ASI kolostrum pada bayinya. Variable yang terlibat dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu pengetahuan ibu post partum dan variabel dependen yakni pemberian kolostrum. Metode penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel diambil secara purposive Sampling dengan jumlah sampel ibu post partum sebanyak 30 responden. Analisis data adalah Univariat dan Bivariat yang di analisis menggunakan program SPSS 16.0 Hasil pengujian keterkaitan antar kedua variabel ini melalui uji Chi-Square, dimana diperoleh nilai signifikan p = 0,000 < α = 0,05, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan ibu post partum dengan pemberian kolostrum di ruang PNC RSUD Salewangang  maros. Saran bagi para peneliti Selanjutnya agar dapat dijadikan masukan khususnya mengenai pengetahuan tentang ASI  kolostrum., agar  pengetahuan yang di miliki dapat terus bertambah.


2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 248-255
Author(s):  
Idha Farahdiba ◽  
Noviyani Hartuti

Youth Care Health Program (YCHP) among adolescent students: Knowledge and participation Background: Teenagers can access the health center to get some information regarding health and consultation with their psychological problems. Youth Care Health Program (YCHP) focuses more on promotive and preventive services, considering that adolescence is a time when problems are caused by ignorance, misperception, and lack of consideration in acting and preventing destructive behavior.Purpose: To evaluate adolescent knowledge of adolescent knowledge with adolescent participation in the Youth Care Health Program (YCHP).Method: The research method used is the Cross Sectional Study method. The population of the study was teenagers who had attended the Youth Youth Care Health in the working area of the Dahlia Health Center, Makassar City. The sampling technique used purposive sampling technique obtained 42 participants. The research instrument used a questionnaire to assess adolescent knowledge and youth participation by observing their presence, activeness, and enthusiasm in Youth Care Health Program (YCHP). The analytical technique is used in univariate and bivariate data analysis (chi-square test). α-value = 0.05Results: The adolescents with a good knowledge 36 (85.7%) and has a high desire participation of 31 (73.8%). The correlation of all variables independent with participation as dependent variable was >0.05Conclusion: There was not a relationship between Youth Care Health Program (YCHP) among adolescent in knowledge and participation.Keywords: Adolescent; Knowledge; Participation; Youth Care Health Program (YCHP).Pendahuluan: Remaja dapat mengakses layanan dengan mudah hanya datang ke puskesmas yang telah ditunjuk untuk menyelenggarakan program tersebut. PKPR lebih berfokus pada pelayanan promotif dan preventif dimana mengingat masa remaja merupakan masa dimana permasalahan disebabkan oleh ketidaktahuan, salah persepsi, hingga kurangnya pertimbangan dalam bertindak. ketidaktahuan remaja tentang layanan PKPR merupakan faktor penting dalam menentukan akses PKPR oleh remaja.Tujuan: Diketahui apakah terdapat hubungan pengetahuan remaja terhadap partisipasi remaja dalam kegiatan PKPR.Metode: Menggunakan metode Cross Sectional Study dengan populasinya penelitian remaja yang pernah mengikuti posyandu remaja di wilayah kerja Puskesmas Dahlia Kota Makassar. Teknik pengambilan Sampel menggunakan teknik purposive sampling didapatkan sampel berjumlah 42 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner untuk menilai pengetahuan remaja dan partisipasi remaja dengan mengobsevasi kehadiran, keaktifan dan antusiasnya selama kegiatan PKPR. Teknik analisa menggunakan analisis data univariat dan bivariat (uji chi-square) dengan nilai α sebesar 0,05.Hasil: Remaja dengan pengetahuan baik 36 (85,7%) dan memiliki keinginan partisipasi tinggi sebesar 31 (73,8%). Korelasi semua variabel independen dengan partisipasi sebagai variabel dependen adalah >0,05Simpulan: Penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan remaja tentang PKPR dengan partisipasi remaja dalam kegiatan PKPR. 


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ni Made Rai Widiastuti ◽  
Ayuk Widiani

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pola pemberian ASI pada ibu pasca melahirkan saat periode minggu pertama setelah melahirkan di Kota Denpasar.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional Study, sampel penelitian sebanyak 30 responden yang dipilih secara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur dan Puskesmas Pembantu Dauh Puri. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner dengan mengikuti dari nifas hari pertama sampai nifas satu mingguHasil : Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar responden memiliki pandangan budaya dan kepercayaan yang baik dalam menyusui yaitu 25 (83,3%), sebagian besar responden mendapatkan dukungan suami yang baik dalam proses menyusui yaitu 22 (73,3%), dan sebagian besar responden memberikan ASI saja pada bayinya yaitu 24 (80%).Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian besar responden memiliki pandangan budaya dan kepercayaan yang baik dalam menyusui, sebagian besar responden mendapatkan dukungan suami yang baik dalam proses menyusui dan sebagian besar responden memberikan ASI saja pada bayinya.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Hendro Bidjuni ◽  
Vandri Kallo

Abstract : Psychological Well-being is a full achievement of one's psychological potential and a situation when individuals can accept their own strengths and weaknesses as they are, have life goals, develop positive relationships with others, become independent individuals, able to control the environment, and continue to grow personally . The Purpose of this study was to find out whether there was a correlation between religiosity and psychological well-being in patients with diabetes mellitus at the Husada Kimia Farma Sario Manado Clinic. Samples were taken by purposive sampling technique that is as many as 70 people who meet the inclusion criteria. The research design used was a cross sectional study and data collected from respondents used a religiosity questionnaire and psychological well-being. The results of the Spearman Rho statistical test obtained a correlation coefficient of 0.570 (with a value of p = 0,000) which means the value of p <α (0.05). Conclution of this research hypothesis was accepted, this shows that there’s a correlation between religiosity and psychological well-being in patients with diabetes mellitus at the Husada Kimia Farma Sario Manado Clinic. Keywords : Religiosity, Psychological Well-Being, Diabetes Mellitus PatientsAbstrak : Kesejahteraan Psikologis ialah sebuah pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus bertumbuh secara personal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan religiusitas dengan kesejahteraan psikologis pada penderita diabetes mellitus di klinik husada kimia farma sario manado. Sampel diambil dengan teknik pengambilan purposive sampling yaitu sebanyak 70 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Desain Penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dan data dikumpulkan dari responden menggunakan kuesioner religiusitas dan kesejahteraan psikologis. Hasil Penelitian uji statistik Spearman Rho diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,570 (dengan nilai p= 0,000) yang berarti nilai p < α (0,05). Kesimpulan bahwa hipotesis penelitian diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara religiusitas dengan kesejahteraan psikologis pada pasien dengan diabetes mellitus di Klinik Husada Kimia Farma Sario Manado.Kata Kunci : Religiusitas, Kesejahteraan Psikologis, Pasien Diabetes Mellitus


e-GIGI ◽  
2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Cicilia A. Fernatubun ◽  
Damajanty H. C. Pangemanan ◽  
Vonny N. S. Wowor

Abstract: Removable partial denture is inserted in the mouth after remained generally require maintenance. Most people who think that the problem of missing teeth in the oral cavity has been overcome with the use of dentures, but in fact the use of denture without maintenance of good oral health can lead to disrupted. Oral hygiene that is not maintained properly can result in an increase in plaque and caries and periodontal disease more. The aim of this study was to assess the damage abutment on the user partial dentures in Kota Batu village. This study is a descriptive study with cross sectional study. The sampling technique used purposive sampling with a sample size in this study of 81 patients. The data were collected with intra oral examinatio. The results of this study indicate damage to the gear elements that serve as a buffer in the form of caries and fractures by 59 damage and damage to the tissues supporting the teeth in the form of mobility of teeth, gingivitis, bleeding and periodontitis by 72 damage. In this study found the majority of respondents suffered damages in abutment with the most damage occurred on the elements of the teeth that serve as the backbone is in the form of caries damage and damage most of the tissues supporting the abutment is damage in the form of gingivitis. Keywords: removable partial dentures, tooth decay bufferAbstrak: Gigi Tiruan Sebagian Lepasan setelah dipasang dalam mulut pada umumnya tetap memerlukan pemeliharaan. Kebanyakan individu yang kehilangan gigi berpikir bahwa masalah pada rongga mulut sudah teratasi dengan pemakaian gigi tiruan, namun kenyataannya penggunaan gigi tiruan tanpa pemeliharaan yang baik dapat mengakibatkan kesehatan rongga mulut terganggu. Kebersihan mulut yang tidak dijaga dengan baik dapat mengakibatkan meningkatnya plak dan terjadi peningkatan karies dan penyakit periodontal lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kerusakan gigi penyangga pada pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan di Kelurahan Batu Kota. Penelitian ini merupakan penelian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan sampel yang menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 orang. Pengambilan data dilakukan dengan pemeriksaan intra oral. Hasil penelitian ini menunjukkan kerusakan pada elemen gigi yang dijadikan sebagai penyangga berupa karies dan fraktur sebesar 59 kerusakan dan kerusakan pada jaringan pendukung gigi berupa mobilitas gigi, gingivitis, perdarahan dan periodontitis sebesar 72 kerusakan. Pada penelitian ini ditemukan sebagian besar responden mengalami kerusakan pada gigi penyangga kerusakan yang paling banyak terjadi pada elemen gigi geligi yang dijadikan sebagai penyangga ialah kerusakan berupa karies dan kerusakan terbanyak pada jaringan penunjang gigi penyangga ialah kerusakan berupa gingivitis. Kata kunci: gigi tiruan sebagian lepasan, kerusakan gigi penyangga


2012 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Sunardi .

STATUS NUTRISI BERPENGARUH TERHADAP KUANTITAS TIDUR PADA LANSIA Sunardi Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah 65145e-mail: [email protected] ABSTRAK Umur harapan hidup penduduk Indonesia mencapai 65,1 tahun, dan berakibat peningkatan jumlah penduduk lanjut usia 8,48%. Status nutrisi lanjut usia semakin menurun seiring dengan degenerasi fungsi organ akibat proses menua. Kuantitas tidur lanjut usia mengalami perubahan akibat episode tidur REM  cenderung memendek, terjadi penurunan yang progresif pada tahap tidur NREM 3 dan 4, lebih sering terbangun di malam hari, dan membutuhkan banyak waktu untuk jatuh tertidur. Metode penelitian yang digunakan adalah discriptive correlation dengan pendekatan cross sectional study untuk menganalisis hubungan antara status nutrisi dan kuantitas tidur pada lanjut usia. Pengambilan sampel dengan purposive sampling terhadap 35 lanjut usia yang tinggal di Panti Werdha “x” sesuai kriteria telah ditentukan oleh peneliti. Status nutrisi lanjut usia diukur dengan observasi MNA dan kuantitas tidur dengan kuisioner dan wawancara, kemudian dianalisis dengan koefisien korelasi Spearman Rho. Hasil penelitian didapatkan tingkat signifikasi hubungan antara variabel status nutrisi dan kuantitas tidur pada lanjut usia adalah 0,01 sehingga p value < 0.05, artinya H 0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan analisis adalah: ada hubungan yang sangat signifikan antara status nutrisi dan kuantitas tidur pada lanjut usia di panti werdha “X”. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah menindaklanjuti penelitian dengan metode komparasi, tehnik random sampling. Pada Panti Werdha seyogyanya melakukan skrining terhadap status nutrisi dan kuantitas tidur pada lanjut usia. Kata kunci: Status nutrisi , kuantitas tidur, lanjut usia   ABSTRACT Indonesian’s life expectancy age is 65,1 years old, and this causes on increasing population of elderly approximately 8,48%. However, elderly nutrition status is getting decrease along their organ function degeneration, which is caused by aging process. Sleep quantity on elderly is changing because of short stage REM. There is also progressive decreasing on stage III and IV NREM, easily wake up in the middle of the night and they need more times to go sleep. This research method is descriptive correlation using cross sectional study approach in order to analyze correlation between nutrition statuses and sleep quantity on elderly. Samples are taken by purposive sampling  method is 35 elderly peoples who lives in nursing home “X” according to researcher’s criteria. Nutrition status observed with MNA and sleep quantity is measured by using questioners and interview, then it analyzed with Rho Spearman coefficient correlation. Significance rate that correlate between nutrition status variable and sleep quantity elderly is 0,01, there for p value < 0,05, it means that Ho is refused and H1 is accepted. There is a significance correlation between nutrition status and sleep quantity on elderly in Nursing Home “X”. To make further follow up this research using comparative study and random sampling technique for next researcher. For nursing home, I suggest that they doing screening on nutrition status and sleep quantity on elderly. Keywords: Nutrition status, Sleep quantity, Elderly


Author(s):  
Nita Yunianti Ratnasari ◽  
Marni Marni

Tuberculosis is a disease of global concern, where recently there has been an increase in new numbers and an increase in the number of deaths caused by this disease. CNR (Case Notification Number) for all tuberculosis cases in Wonogiri Regency is 91 per 100,000 population. This shows that the discovery rate in Wonogiri Regency is still relatively low. One of the efforts made to replace the TB incidence is early case finding. The purpose of this study is to oppose the role of health cadres in dealing with the incidence of special tuberculosis in Wonogiri. The design of this study was a cross-sectional study in which data collection took place from February to April 2019. This research was carried out in the work area of Puskesmas Wonogiri I and Wonogiri II covering 5 villages/villages, namely Wuryorejo, Giriwono, Wonokarto, Giripurwo and Giritirto with a total number of the sample was 190 cadres. The sampling technique used was purposive sampling, where respondents were selected based on criteria established by researchers. The results showed the fact sociodemographic factors, knowledge and behavior of respondents were not significantly related to the role of cadres in dealing with tuberculosis. The conclusion of this study is the role of cadres in the tuberculosis conflict which is more important, and that role is not required by the characteristics, knowledge level and habits of cadres. The more important thing to do is improve the quality of cadres, taking into account other factors such as the community, the level of community participation, motivation to become cadres and the position of cadres in society. Keywords: tuberculosis; health cadre; role ABSTRAK Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global, dimana akhir-akhir ini terjadi peningkatan jumlah kasus baru serta peningkatan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ini. CNR (Case Notification Rate) untuk semua kasus tuberkulosis di Kabupaten Wonogiri sebesar 91 per 100.000 penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa angka penemuan kasus di Kabupaten Wonogiri masih tergolong rendah. Salah satu usaha yang dilakukan untuk menekan angka kejadian tuberkulosis adalah penemuan kasus sejak dini. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi peran kader kesehatan dalam pencegahan kejadian tuberkulosis khususnya di Wonogiri. Desain penelitian ini adalah cross-sectional study dimana pengambilan data berlangsung selama bulan Februari sampai April 2019. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Wonogiri I dan Wonogiri II yang meliputi 5 desa/kelurahan yaitu Wuryorejo, Giriwono, Wonokarto, Giripurwo dan Giritirto dengan jumlah total sampel adalah 190 kader. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dimana responden dipilih berdasarkan sejumlah kriteria yang ditetapkan peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosiodemografis, pengetahuan dan perilaku responden tidak berhubungan secara signifikan terhadap peran kader dalam pencegahan kejadian tuberkulosis. Kesimpulan penelitian ini adalah peran kader dalam pencegahan kejadian tuberkulosis sangatlah penting, dan peran tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor karakteristik, tingkat pengetahuan serta perilaku kader. Hal yang lebih penting untuk dilakukan adalah adanya usaha peningkatan kualitas kader, dengan mempertimbangkan faktor lain seperti tipe komunitas, tingkat partisipasi masyarakat, motivasi menjadi kader serta kedudukan kader dalam masyarakat. Kata kunci: tuberkulosis; kader kesehatan; peran


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document