CITRAAN DALAM KUMPULAN SAJAK ORGASMAYA KARYA HASAN ASPAHANI
Imagery is an important element in a poem. An idea that is originally abstract can be conceived and expressed through imagery. Imagery is generated through expression of words so that readers can easily imagine it. This study aims to determine types of imagery contained in the Orgasmaya anthology of Hasan Aspahani’s work. The method used in this research is the descriptive qualitative method. The research findings reveal that of the 74 poems that were analyzed, there are 74 data fragments of the poems containing imagery. There are 11 fragments of the poems containing visual imagery, 22 fragments containing auditory imagery, 4 fragments containing olfactory imagery, 5 fragments containing feeling imagery, 7 fragments containing palpation imagery, and 25 fragments containing motion imagery. Based on the analysis of imagery on the Orgasmaya poem anthology of Hasan Aspahani’s work, the most appeared imagery in the poems is motion imagery. It is due to the fact that the poets are able to visualize motions to readers which described through the proper choices of diction to see the beauty and natural phenomena, daily life, and social conflict as the building of imagery in his poems.AbstrakCitraan merupakan sebuah unsur yang penting dalam sebuah sajak. Melalui citraan, sebuah ide yang semula abstrak dapat dibayangkan dan diekspresikan. Citraan merupakan gambaran yang dibangkitkan lewat sebuah kata sehingga pembaca dengan mudah dapat mengimajinasikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis citraan apa saja yang terdapat pada kumpulan sajak Orgasmaya karya Hasan Aspahani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 74 sajak yang dianalisis terdapat 74 data penggalan sajak yang mengandung citraan. Terdapat 11 penggalan sajak yang mengandung citraan penglihatan, 22 penggalan sajak yang mengandung citraan pendengaran, 4 penggalan sajak yang mengandung citraan penciuman, 5 penggalan sajak yang mengandung citraan rasaan, 7 penggalan sajak yang mengandung citraan rabaan, dan 25 penggalan sajak yang mengandung citraan gerak. Berdasarkan analisis citraan kumpulan sajak tersebut terlihat yang paling banyak muncul adalah citraan gerak. Hal ini disebabkan oleh penyair yang mampu memanfaatkan pembaca agar dapat membayangkan gerakan yang digambarkan oleh penyair melalui diksi yang tepat untuk melihat keindahan dan fenomena alam, kehidupan sehari-hari, serta konflik sosial sebagai bangunan citra dalam sajak-sajaknya.