scholarly journals Effectivity Test of 96% from Soe (Citrus sinensis L.) Sweet Orange Rind Ethanol Extract as Biolarvaside

2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 176-183
Author(s):  
Kuntum Ekawati Nurdin ◽  
Loisa Ratna Yuvita Olla ◽  
Stefany Febiand Feoh ◽  
Anita Dwi Putri Galla ◽  
Khusnul Dwi Istnaini ◽  
...  

One of the plants that can be used as larvicides is sweet orange (Citrus sinensis). Sweet orange rind containing saponins, tannins, flavonoids, and triterpenoids have a characteristic of aromatic odor and bitter taste which contain 96% essential oils containing limonene, glucoside, hesperidium, and resin that can function as biolarvasides. The Regency of the Middle East South is one of the areas in Indonesia which is known as the center of sweet orange. Soe sweet orange fruit has a distinctive color, aroma, and taste compared to other oranges in Indonesia. The objectives of this study are to discover the effectiveness of the orange rind extract in killing the Aedes aegypti larvae and to identify the minimum concentration of the extract of the sweet, dry rind in killing the larvae. This type of research is experimental post-test only control group design. This research was conducted at the Health Analyst laboratory of Kupang Poltekkes (Health Polytechnic) in January 2019. The third (III) instar larvae were placed in 5 vials, each containing 15 larvae. The total number of samples needed was 375 larvae. It was mixed with 15 ml of Soe sweet orange rind with a concentration of 0.075%, 0.1%, 0.25%, 0.50%, 0.75%. One-Way Anova test results obtained sig p-value=0,000 (p<0.05), meaning that there is an influence of sweet orange rind ethanol extract on the death of larvae or orange rind extract is effective as a natural insecticide. Significant values ​​were obtained for all concentrations p=0.008 (p> 0.05) meaning that there was an average difference of each concentration. The conclusion of the study shows that the ethanol extract of sweet orange rind (Citrus sinensis L.) is effective in killing Aedes aegypti mosquito larvae with a minimum concentration of ethanol extract sweet orange rind (Citrus sinensis L.) which can kill 0.075% of larvae.

2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 6-11
Author(s):  
Yuliana Prasetyaningsih ◽  
Novita Sari ◽  
Hieronymus Rayi Prasetya ◽  
Visensa Gerosa Naer

Pendahuluan: Kearifan lokal, pengobatan tradisonal, dan pengetahuan etnobotani perlu dipelajari dan dikembangkan. Salah satu masalah yang masih sering terjadi pada masyarakat adalah munculnya penyakit demam berdarah yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti. Demam Berdarah Dengue merupakan  penyakit yang ditakuti karena menurunkan konsentrasi trombosit ke tingkat rendah (trombositopenia) dan dapat menyebabkan perdarahan. Jumlah sel trombosit yang rendah, harus segera ditingkatkan untuk menghindari terjadinya syok. Secara empiris, masyarakat menggunakan air rebusan daun ubi jalar pada kasus-kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) dan menunjukkan perbaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi etnomedicine daun ubi jalar ungu (ipomoea batatas l. poir) sebagai obat  demam berdarah di wilayah Sleman, DIY. Selain itu juga untuk mengetahui persentase peningkatan jumlah trombosit pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) dengan pemberian infusa Daun Ubi Jalar Ungu dan ubi jalar putih (Ipomoea batatas .L) Jenis penelitian: True experimental dengan rancangan penelitian pretest dan post test with control group design. Penelitian ini menggunakan 35 tikus putih jantan yang dibagi dalam 7 kelompok perlakuan infusa  daun ubi jalar ungu yaitu kelompok kontrol, kelompok dosis ringan, kelompok dosis sedang dan kelompok dosis berat untuk masing-masing infusa daun ubi jalar. Tikus diturunkan jumlah trombositnya melalui mekanisme kerusakan limpa dengan induksi anilin secara intravena. Setelah 24 jam penginduksian, hewan coba diberi perlakuan sesuai kelompok. Semua kelompok dihitung jumlah trombositnya sebelum dan sesudah perlakuan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian: Terjadi peningkatan jumlah trombosit pada kelompok kontrol sebanyak 43%. Pada kelompok infusa daun ubi jalar ungu dosis ringan tidak ada peningkatan, kelompok dosis sedang meningkat sebesar 94%, dan kelompok dosis tinggi diperoleh  peningkatan sebesar  224%. Pada kelompok infusa dun ubi jalar putih terdapat peningkatan pada dosis tinggi yaitu 7,2 ml/200gr BB atau 26,46 %. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pemberian infusa daun ubi jalar putih pada pre test dan post test memiliki perbedaan yang bermakna dengan nilai p value 0,023. Sedangkan pemberian infusa daun ubi jalar ungu sebelum dan sesudah perlakuan tidak memiliki perbedaan secara bermakna yang ditunjukkan dengan nilai p value 0,550. Kesimpulan: Infusa daun ubi jalar ungu mampu meningkatkan jumlah trombosit yang lebih banyak dibandingkan dengan infusa daun ubi jalar putih. Infusa daun ubi jalar ungu dan ubi jalar putih memiliki potensi etnomedicine sebagai obat demam berdarah di Sleman, DIY.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Jonathan Payangka

ABSTRAK Latar Belakang: Ekstrak daun papaya (Carica papaya) merupakan bahan larvasida alami yang mengandung papain dan alkaloid karpain sehingga penggunaannya aman bagi lingkungan. Sifat larvasidanya juga dapat diterapkan untuk mengurangi jumlah larva nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk spesies ini adalah vektor utama untuk virus yang dapat menyebabkan demam dengue yang tingkat insidensinya semakin lama semakin meningkat. Sudah ada beberapa metode kontrol nyamuk yang dipakai, salah satunya adalah mengurangi jumlah larva nyamuk dengan menggunakan insektisida organofosfat kimiawi yang disebut sebagai temefos. Temefos sangat baik dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegypti namun memiliki banyak efek samping terutama bagi lingkungan. Dengan mengontrol jumlah larva nyamuk ini diharapkan akan terjadi penurunan jumlah kasus demam dengue. Tujuan: Untuk membuktikan bahwa ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dapat mempengaruhi kematian larva nyamuk Aedes aegypti instar III. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only control group design. Penelitian terdiri dari tujuh kelompok, yaitu kelompok kontrol positif yang diberi bubuk abate, kelompok kontrol negatif yang hanya diberi aquades dan lima kelompok perlakuan dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5%; diulang sebanyak empat kali. Penghitungan jumlah larva nyamuk yang mati dilakukan setelah 24 jam. Hasil: Berdasarkan uji Kruskal-Wallis didapatkan p<α dengan p=0,000 dan α=0,05. Hal ini membuktikan signifikansi penelitian. Kesimpulan: Ekstrak daun papaya (Carica papaya) dapat mempengaruhi kematian larva nyamuk Aedes aegypti instar III.   Kata Kunci: daun Carica papaya, demam dengue, Aedes aegypti   ABSTRACT Background: Papaya leaves (Carica papaya) extract is a natural larvacide that contains papain and alkaloid karpain so its usage is safe for the environment. The larvacide properties can also be used to reduce the amount of Aedes aegypti mosquito larvae. This mosquito species is the main vector for the virus that causes dengue fever which incident number increases over the years. There have been a few methods used to control the mosquito’s amount, one of which is by decreasing the number of Aedes aegypti’s larvae using the organophosphate insecticide chemical known as temefos. Temefos is really effective in killing the Aedes aegypti larvae but it has a lot of side effects especially towards the environment. By controlling the number of the Aedes aegypti’s larvae, hopefully the number of the dengue fever case can also be reduced. Objective: To prove that the papaya leaves (Carica papaya) extract have effects on the death of Aedes aegypti’s instar III larvae. Method: This is an experimental research what uses a post test only control group design. The study consists of seven groups, which are positive control that is given abate powder, negative control that is given only aquadest, and five groups treated with concentrations of 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, and 2.5%; repeated for four times. The calculation of the amount of dead larvae is done within the first 24 hours. Result: Based on the Kruskal-Wallis test, p’s value is <α with p value being 0.000 and α being 0.05. It proves the significance of the experiment. Conclusion: The papaya leaves (Carica papaya) extract have effects on the death of Aedes aegypti’s instar III larvae.   Keywords: Carica papaya leaves, dengue fever, Aedes aegypti


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 100-107
Author(s):  
ULLYA RAHMAWATI ◽  
MELY GUSTINA ◽  
RAMA MIRZA

Demam Berdarah Dengue masih menjadi permasalahan dunia dari tahun ke tahun, begitu juga di Provinsi Bengkulu. Pencegahan penyakit DBD dilakukan dengan memutus mata rantai penularan melalui pengendalian vektor. Salah satunya dengan insektisida nabati yaitu insektisida dengan bahan alami seperti daun, akar, batang, bunga atau buah dari beberapa tumbuhan di alam. Jenis insektisida yang praktis, bebas asap, tidak berbau menyengat dan dapat membasmi nyamuk adalah mat vaporizer. Salah satu bahan insektisida nabati adalah serai wangi (Cymbopogon nardus) karena mengandung saponin, tanin, kuinon dan silica yang merupakan penyebab desikasi (keluarnya cairan tubuh secara terus menerus) pada kulit serangga sehingga serangga akan mati kekeringan sedangkan sitronelol dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan dihindari serangga termasuk nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mat serai wangi (Cymbopogon nardus) sebagai anti nyamuk alami elektrik terhadap nyamuk Aedes aegypti. Desain penelitian true eksperimen dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini nyamuk Aedes aegypti sebanyak 240 ekor dibagi ke dalam empat kelompokuji masing-masing berisi 20 ekor nyamuk dengan perlakuan (0 mg, 500 mg, 750 mg dan1000 mg) serta ulangan sebanyak 3 kali. Analisis data menggunakan Uji Kruskall Wallis dan Uji Mann Whitney. Pengumpulan data primer secara langsung yang diperoleh dari jumlah kematian nyamuk dan observasi selama penelitian. Pengumpulan data sekunder secara tidak langsung yang diperoleh dari data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, dan Profil Kesehatan. Hasil penelitian menujukkan persentase rata-rata kematian nyamuk pada dosis 500 mg sebesar 0%, dosis 750 mg sebesar 5%, dan dosis 1000 mg sebesar 15%. Hasil uji kurkal wallis H. diperoleh p-value = 0,013 (p = <0,05) sehingga dinyatakan ada perbedaan signifikan pada jumlah nyamuk yang mati pada berbagai dosis Dan hasil uji Mann Withney U. diperoleh efektivitas pada anti nyamuk alami elektrik mat serai wangi (Cymbopogon nardus) pada dosis 1000 mg. Kesimpulan diketahuinya efektivitas mat serai wangi (Cymbopogon nardus) sebagai anti nyamuk alami elektrik terhadap nyamuk Aedes aegypti pada dosis 1000 mg.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 195
Author(s):  
Didi Setiyadi ◽  
Martini Martini ◽  
Mochamad Hadi

DHF is a disease caused by a virus which is transmitted through the bite of the Aedes aegypti mosquito and is one of the health problems in Indonesia. Efforts to decide the transmission of DHF by controlling the population of Aedes aegypti at the larval stage using larvaside temepos. Long-term use of temephos causes Aedes aegypti resistance and environmental damage. One of the plants that has the potential as botanical larvaside is the leaves of zodia (Evodia suaveolens). The purpose of this study was to prove the efficacy of zodia leaves of hexane solvent for killing A. aegypti larvae. This type of research is a pure experiment with the post test only control group design. The research sample is A. aegypti stage III susceptible strain. There are 7 groups consisting of 1 negative control (aquades), positive control (1 ppm temepos) and 5 treatment groups (zodia leaf extract). Data on larval mortality were counted 24 hours after treatment. The results of the one way ANOVA test showed that there were differences in mortality between test groups with a p value: 0.001 α (0.05). Zodia leaf extract probit test results showed LC50-24 hour and LC90-24 hour values of 0,443 ppm and 0,788 ppm. Zodia leaf extract with hexane solvent has efficacy as Aedes aegypti larvicide.


Author(s):  
Darmadi ◽  
Harni Sepriyani

Flies (Musca domestica) are vectors of disease that can transmit to humans. Generally, these flies controlled by using chemical insecticides. Excessive use of insecticide causes resistance and environmental pollution. The alternative way in fly control is to use natural ingredients from the extract of mangkokan stem bark and leaves (Nothopanax scutellaria). This study aims to determine the ratio of fly mortality after administration of ethanol extract of bark and methanol extract of mangkokan leaves (N. scutellarium). The method used in this study is a post-test only control group design. The average mortality rate of house flies using ethanol extract of mangkokan stem bark (N. scutellarium) was 5 for 55 minutes while methanol extract of mangkokan leaves (N. scutellarium) was 5 for 135 minutes with a p-value of 0.374 (p>0.05). It concludes that there is no significant difference in fly mortality with the ethanol extract of stem bark and methanol extract of mangkokan leaves (N. scutellarium). Result of this study shows that the ethanol extract of stem bark and mangkokan leaf extract (N. scutellarium) are equally potential natural insecticides.


2013 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Adi Suarman Situmorang

Abstract Tujuan penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pencapaian konsep lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran pencapaian konsep dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Medan dengan jumlah sampel sebanyak 80 siswa dari 364 siswa SMA kelas X melalui teknik random sampling, Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimen dengan desain penelitian pre-test-post-test control group design. Data diperoleh melalui nilai semester untuk kemampuan awal matematis (KAM), tes kemampuan pemahaman matematis, tes kemampuan kreativitas matematis. Data dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata tes kemampuan kreativitas eksperimen dan kontrol adalah 13,3 dan 7,58 dengan p-value (2-tailed) adalah 0, dengan 0 < α = 0,05 maka terdapat perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa yang diajarkan dengan Model Pencapaian Konsep (MPK) dan Pendekatan Pembelajaran Konvensional, nilai signifikan sebesar 0,732, karena 0,732 > 0,05 maka tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa. .


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 440
Author(s):  
Kharisma Putra D ◽  
Hasmiwati Hasmiwati ◽  
Arni Amir

Salah satu upaya untuk mengurangi kasus DBD adalah dengan pengendalian vektor DBD dengan larvisida. Temephos merupakan salah satu insektisida yang telah digunakan lebih dari 30 tahun dan berfungsi mengendalikan larva vektor. Penggunaan temephos yang tidak sesuai aturan dapat menyebabkan penurunan kerentanan pada vektor DBD.  Tujuan penelitian ini  adalah untuk  menilai  status  kerentanan larva Aedes aegypti di tiga kecamatan di Kota Padang. Penelitian ini menggunakan post  test  only  with  control  group design. Telur diambil dan dipelihara di laboratorium hingga mencapai larva instar III/IV. Uji kerentanan untuk temephos dilakukan berdasarkan standar WHO. Hasil penelitian menunjukkan pada Kecamatan Kuranji, kematian larva pada konsentrasi 0,005 mg/L sebesar 10%, 0,01 mg/L sebesar 45%, 0,02 mg/L sebesar 86%, dan pada konsentrasi 0,03 mg/L sebesar 100%. Pada Kecamatan Koto Tangah, kematian larva pada konsentrasi 0,005 mg/L sebesar 24%, 0,01 mg/L sebesar 48%, 0,02 mg/L sebesar 99%, dan pada konsentrasi 0,03 mg/L sebesar 100%. Pada Kecamatan Padang Timur pada konsentrasi 0,005 mg/L didapatkan kematian larva sebesar 12%, pada 0,01 mg/L sebesar 43%, pada 0,02 mg/L sebesar 99%, dan pada 0,03 mg/L sebesar 100%. Hasil uji One way-Anova adalah bermakna dengan nilai p<0,05 pada ketiga kecamatan dan LC99 sedikit diatas 0,02 mg/L. Simpulan penelitian ini adalah status kerentanan Aedes aegypti terhadap temephos di tiga kecamatan berkisar antara rentan dan toleran, belum mencapai resisten sehingga temephos masih dapat digunakan dalam pengendalian vektor DBD.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Fiki Wijayanti ◽  
Natalia Devi Oktarina

ABSTRAK Imunisasi merupakan salah satu cara memberikan kekebalan tubuh pada anak untuk mencegah penyakit. Pemberian imunisasi melalui suntikan dapat menimbulkan efek secara langsung yaitu rasa nyeri pada anak. Nyeri yang disebabkan oleh suntikan imunisasi jika tidak dikelola akan mengakibatkan dampak negatif pada aspek emosional pada anak seperti menangis dan ketakutan. Salah satu intervensi yang dapat dikembangkan dalam menerapkan perawatan atraumatik saat pemberian imunisasi pada anak adalah terapi dekapan ibu. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas terapi dekapan ibu terhadap nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi di Puskesmas Lerep. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Preeksperimen design dengan rancangan pretest-post test control group design. Metode Pengambilan sampling menggunakan Purposive sampling dengan jumlah sampel pada kelompok kontrol sejumlah 30 bayi dan kelompok intervensi 30 bayi. Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang diukur yaitu variabel Nyeri dan pemberian terapi dekapan ibu. Variabel nyeri diukur menggunakan instrument FLACC Pain Assessment Tools. Sedangkan variabel terapi dekapan ibu diukur dengan melakukan observasi saat pemberian imunisai. Uji statistik yang digunakan adalah dengan  t test-independent. Hasil yang didapatkan adalah  p value 0,0001. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ada perbedaan selisih rata-rata nyeri pada kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05). Diharapakan Tenaga Kesehatan di Puskesmas menerapkan tindakan atraumatic care pada bayi yang akan dilakukan imunisasi dengan cara mengikutsertakan ibu dalam kegiatan imunisasi yaitu dengan dekapan ibu. Kata Kunci : Nyeri, Bayi, imunisasi dan dekapan ibu


2022 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 157-167
Author(s):  
Siti Rohimah ◽  
Novia Puspita Dewi

Hipertensi merupakan faktor penyebab utama kematian akibat stroke dan jantung coroner. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen pre-test post-test control group design. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling lansia  hipertensi derajat 1 dan diperoleh 30 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tensimeter. Analisis data menggunakan  paired t-test. Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan rata-rata tekanan darah sistolik pada responden kelompok intervensi sebesar 15 mmHg, sedangkan untuk penurunan rata-rata tekanan darah diastolic sebesar 13 mmHg. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 4,3 mmHg dan penurunan rata-rata tekanan darah diastolik sebesar 4 mmHg. Hasil analisa data  menggunakan uji Independen Sample T-test didapatkan nilai signifikan p-value kelompok intervensi = 0,000 dengan ? = 0,05 .Karena p-value < 0,05 maka ada pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis Tahun 2021. Kesimpulan penelitian ini adanya pengaruh aktivitas jalan kaki selama 30 menit terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi.


Author(s):  
Dwi Sulistia Ningrum ◽  
Siwi Pramatama Mars Wijayanti ◽  
Kuswanto Kuswanto

Aedes aegypti is the main vector which transmits Dengue virus as causing agent of Dengue Haemmorhagic Fever (DHF). Chemical control of Ae. aegypti have an impact on the environment and humans, also burden a high cost. One of the efforts to reduce the negative impact of synthetic insecticide, which is to find out alternative natural insecticide from plant-based insecticides. The purpose of this research is to determine the killing power of the rhizome bangle extract to Ae. aegypti larvae. This research was a quasi-experimental design with post test only control group design. The concentration of extract rhizome bangle used were 0%; 0.125%; 0.25%; 0.5%; 0.75% and 1%. The mosquito sample used in this study were instar III of Ae. aegypti larvae as many as 600 larvae. Data analysis used univariate and bivariate (probit and Kruskal Wallis test). The results showed that there was an effect of the concentration of extract rhizome bangle against the mortality of Ae. aegypti larvae with p=0,002 (p<0,05). Extract rhizome bangle effectively killed Ae. aegypti larvae with LC50 and LC90 were 0.148 % and 0.338 %, with the most effective concentration is 1%. Based on this research, extract rhizome bangle has a larvicidal effect on Ae. aegypti, so it can be used as an alternative method to minimize the usage of chemical larvicides that easily applied by the community.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document