DETERMINANTS OF DISEASE EVENTS IN WASTE TRANSPORT OFFICERS IN THE ENVIRONMENT AND FORESTRY OF KENDARI CITY

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 104-108
Author(s):  
Arimaswati Arimaswati ◽  
Nasrul Nasrul ◽  
La Ode Alifariki

Latar  Belakang. Infeksi cacing terjadi pada orang yang kurang memperhatikan perilaku kebersihan diri, sanitasi lingkungan rumah dan kurangnya pengetahuan tentang kecacingan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada petugas pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Kendari   Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 45 petugas pengangkut sampah. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan mikroskopis terhadap adanya infeksi cacing dari petugas pengangkut sampah. pada pemeriksaan sampel menunjukkan bahwa terdapat 6 responden dari 45 responden yang terinfeksi cacing. Uji statistic yang digunakan adalah chi square pada derajat kesalahan alfa 0,05. Hasil. Cacing yang menginfeksi petugas pengangkut sampah adalah jenis cacing STH yaitu Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan adalah penggunaan alat pelindung diri (ρ = 0,012), kebiasaan cuci tangan (ρ = 0,023), dan kebiasaan buang air besar (ρ = 0,023). Kesimpulan. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara perilaku dengan kejadian kecacingan pada petugas pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Kendari.

2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Sri Wantini ◽  
Eka Sulistianingsih

Kebiasaan mengkonsumsi sayuran mentah perlu hati-hati terutama jika dalam pencucian kurang baik sehingga kemungkinan masih terdapat telur cacing pada sayuran tersebut. Pada umumnya pedagang kaki lima menjual menu andalannya dengan cara membuka tempat yang tidak permanen di pinggir jalan, sehingga kebersihan tempat perlu dijaga. Cara penularan telur cacing <em>Soil Transmitted Helmints</em> ke manusia dapat dikarenakan memakan sayuran yang kurang matang, dan tidak dicuci dengan bersih menggunakan air mengalir secara langsung, serta meminum air yang terkontaminasi telurcacing. Hampir seluruh penduduk Indonesia mengkonsumsi sayuran. Jenis penelitian kuantitatif desain penelitian cross sectional dengan Uji <em>Chi Square</em>, untuk mengetahui hubungan higiene sanitasi terhadap telur cacing nematoda usus pada lalapan mentah di warung sepanjang jalan Z.A.Pagar Alan Bandar lampung. Hasil Penelitian univariat dari 12 warung yang memiliki higiene sanitasi baik sebanyak 5 (41,7%) dan yang memiliki higiene sanitasi buruk sebanyak 7 (58,3%). Pada sampel kemangi ditemukan telur <em>Ascaris lumbricoides</em> sebanyak 1 ( 8,3%) sedangkan paada kubis ditemukan telur <em>Ascaris lumbricoides</em> sebanyak 4(33,3%) dan telur <em> Trichuris trichiura</em> sebanyak 1 (8,3%). Hasil penelitian bivariat didapatkan nilai <em>p value 0,014 &lt; α 0,05 </em>yang artinya ada hubungan  higiene sanitasi terhadap telur nematoda usus pada lalapan mentah di warung pecel lele sepanjang jalan Z.A. Pagar Alam Bandar Lampung.


2020 ◽  
Vol 9 (1S) ◽  
Author(s):  
Fajria Khalida ◽  
Selfi Renita Rusjdi ◽  
Yusrawati Yusrawati

Infeksi Soil Transmitted Helminth dan atopi merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak sekolah dasar. Penyakit cacingan lebih sering terjadi di negara berkembang dan daerah pedesaan dengan higiene dan sanitasi yang buruk, sedangkan penyakit atopi meningkat di negara maju dan daerah perkotaan dengan higiene dan sanitasi yang baik. Beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa adanya proteksi dari penyakit kecacingan terhadap atopi. Tujuan: Mengidentifikasi hubungan antara infeksi STH dan kejadian atopi pada anak SD di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang. Metode: Penelitian ini mengunakan desain cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2019. Subjek penelitian merupakan siswa kelas 1,2, dan 3 SD Negeri 06 Pasir Jambak, SD Negeri 31 Pasir Kandang, dan SD Negeri 23 Pasir Sebelah. Sampel berjumlah 61 siswa yang dipilih secara Stratified Random Sampling. Subjek penelitian mengumpulkan sampel feses dan orang tua subjek penelitian mengisi kuesioner ISAAC secara terbimbing. Infeksi STH dinilai secara mikroskopik dengan melakukan pemeriksaan feses menggunakan metode Kato Katz untuk melihat telur cacing, dan kejadian atopi dilihat dari kuesioner ISAAC yang diisi oleh orang tua. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil: Menunjukkan 24,6% subjek penelitian terinfeksi cacing dan 18% subjek penelitian mempunyai penyakit alergi. Infeksi yang terjadi paling banyak merupakan infeksi campuran Ascaris lumbricoides disertai Trichuris trichiura dengan intensitas ringan-sedang. Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara infeksi STH dengan kejadian atopi (p=0,712).


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Rahmayanti Rahmayanti ◽  
Razali Razali ◽  
Mudatsir Mudatsir

Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah Soil Transmitted Helminths (STH) masih merupakan masalah penting pada kesehatan masyarakat, khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia. Cacing penyebab kecacingan yang ditularkan melalui tanah yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi Lamgarot Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian ini adalah desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi sebanyak 125 orang, sampel berjumlah 95 orang murid diambil secara proportional sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan serta dilakukan juga pemeriksaan tinja responden (murid) dengan menggunakan metode Kato-Kazt. Data diolah menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 responden positif terinfeksi STH dengan tingkat prevalensi 33,68%. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH pada murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi Lamgarot. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. Intestinal worm infections that are transmitted through the soil so called Soil Transmitted Helminthes (STH) is still an important public health problem, particularly in developing countries including Indonesia. Worms that caused intestinal infections which are transmitted through soil are often found in in elementary school-age children namely Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura and hookworm (Ancylostoma duodenale and Necator americanus). This study tried to find out the relationship of knowledge, attitudes and actions to STH infection at grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi Lamgarot Ingin Jaya Aceh Besar district. This is a cross-sectional design research. The population of this study was all students grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi for about 125 students. There were 95 samples were selected by using proportional sampling. The data were collected by using questionnaires about knowledge, attitudes and actions, and also by examining students’ faeces by using Kato-Kazt. The data were processed by using Chi Square to see the relationship of knowledge, attitudes and actions with STH infection. The results showed that 32 students were positively infected with STH prevalence rate 33.68%. Based on the results of the Chi Square test, it was showed that there were relationships among knowledge, attitudes and actions with STH infection at students grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi Lamgarot Ingin Jaya Aceh Besar district. Keyword: Problem Based Learning, Critical Thinking, Human System Respiratory


2015 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Hildya Kusmi ◽  
Nuzulia Irawati ◽  
Husnil Kadri

Abstrak Prevalensi infeksi kecacingan masih tinggi terutama pada anak usia sekolah dasar. Cacing yang sering menginfeksi yaitu Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Infeksi ini erat kaitannya dengan masalah lingkungan, perilaku manusia dan manipulasi terhadap lingkungan. Tujuan penelitian adalah menentukan hubungan sanitasi lingkungan rumah yaitu kepemilikan jamban keluarga yang sehat, ketersediaan sumber air bersih, sarana pembuangan sampah dan jenis lantai rumah dengan kejadian askariasis dan trikuriasis. Ini adalah penelitian analitikdengan desain cross-sectional study. Jumlah populasi sebanyak 71 orang dengan jumlah subjek sebanyak 55 orang.Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan tinja dan kuesioner. Metode analisis data menggunakan uji chisquare.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase infeksi kecacinganpada siswa SD Negeri 29 Purus Padang adalah 38%, terdiri dari; infeksi Ascaris lumbricoides (33%), Trichuris trichiura (9,1%) dan infeksi kedua spesies (3,6%). Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban keluarga, ketersediaan sumber air bersih, kepemilikan sarana pembuangan sampah dan jenis lantai rumah dengan angka kejadian askariasis dan trikuriasis (p > 0,05). Masih tingginya infeksi kecacingan pada siswa sekolah dasar perluperhatian yang lebih baik misalnya diadakannya program pemberantasan kecacingan baik oleh sekolah maupun petugas kesehatan setempat.Kata kunci: infeksi kecacingan, sanitasi lingkungan, askariasis, trikuriasis Abstract Prevalence of worms infestation is still high, especially found among children at the elementary school age. Type of worms that often infect are Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura. The infection is  related to envi ronment issues, human behavior and manipulation of the environment.  The objective of this study was to determine the relationship between environmental sanitation of home, consist of latrine ownership, availability of clean water source, garbage disposal facilities and the type of floor home to ascariasis and trichuriasis incidences . This  was an analyticwith cross sectional study design. The population were  71  students of State Elementery School 29 Purus Padang, but the subjecs were  55 students. Research instruments were stool examination and questionnaire. Bi variate analysis was chi-square test. The results showed that the worm infection rate in student of Elementary School 29 Purus Padangwas 38 %, consist of Ascaris lumbricoides infection (33%), Trichuris trichiura infection (9.1%) and infection of both species (3.6%). The statistical test indicated no significant relationship between latrine ownership, availability of clean water source, garbage disposal facilities, and the type of floor home to the incidence of ascariasis and trichuriasis (p > 0.05). The high worm infection in elementary school students need better attention, like worm eradication program by the school and local health authorities.Keywords: worm infestations, environmental sanitation, ascariasis, trichuriasis 


2015 ◽  
Vol 55 (3) ◽  
pp. 136 ◽  
Author(s):  
Nelly Simarmata ◽  
Tiangsa Sembiring ◽  
Muhammad Ali

Background Soil-transmitted helminth (STH) infections remain a public health problem in developing countries. Their prevalence is particularly high in rural areas with people of low socioeconomic level. A single or mixed STH infection rarely causes death, but can affect nutritional status, growth, cognitive development and human health, especially in children.Objective To compare the nutritional status of STH-infected and uninfected children.Methods This cross-sectional study was conducted in June 2010 in children from 3 primary schools in the Simpang Empat and Kabanjahe Subdistricts, Karo District, North Sumatera Province. Fecal examinations were done by the Kato-Katz method to diagnose STH infections. Participants of this study consisted of 140 infected children and 141 uninfected children. Nutritional status classification was based on the 2000 Centers for Disease Control growth charts. All categorical data were analyzed by Chi-square test.Results Of 140 infected children, 8.6% were infected with Ascaris lumbricoides, 17.1% with Trichuris trichiura and 74.3% with mixed infections (Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura). We found significantly more STH infected children with mild to moderate malnutrition than the uninfected group. We also found significantly more mildly to moderately malnourished children with moderate infection intensity than mild infection intensity.Conclusion We find significantly more STH infected children with mild to moderate malnutrition than the uninfected group. We also find significantly more mildly to moderately malnourished children with moderate infection intensity than mild infection intensity. Higher severity of infection is associated with lower nutritional status.


2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 126-132
Author(s):  
I Gede Gita Sastrawan ◽  
Jordaniel Setiabudi ◽  
Ni Putu Sanjiwani ◽  
Ni Komang Indriyani ◽  
Dewa Ayu Laksemi

Latar belakang: Infeksi kronis dari soil transmitted helminth (STH) dapat menyebabkan gangguan gizi, pertumbuhan dan kognitif pada anak. Untuk mengurangi dampak infeksi STH, diperlukan identifikasi faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi STH pada siswa sekolah dasar di Desa Seraya Timur, Karangasem, Bali. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan mengambil total sampel. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2020. Data primer mengenai faktor-faktor risiko infeksi STH dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Diagnosis infeksi STH dilakukan dengan pemeriksaan tinja dengan metode Kato-Katz. Analisis data menggunakan uji chi-square untuk menentukan faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi STH. Hasil: Sebanyak 83 siswa yang berusia 6-12 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Terdapat 9 siswa (10.84%) yang terinfeksi STH dengan intensitas infeksi ringan. Sebanyak 55.56% terinfeksi Trichuris trichiura, 33.33% terinfeksi Ascaris lumbricoides dan 11.11% terinfeksi cacing tambang. Terdapat beberapa faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan infeksi STH diantaranya adalah sering bermain tanah (OR=6.86; 95%CI 1.326-35.494), bermain tanpa alas kaki (OR=10.5; 95%CI 1.249-88.278) tidak mencuci tangan setelah bermain tanah (OR=9.450; 95%CI 1.809-49.358) dan tidak memotong kuku secara rutin (OR=6.462; 95%CI 1.250-33.388).  Pemberian obat cacing setiap enam bulan mampu memberikan efek proteksi terhadap infeksi STH (OR=0.085; 95%CI 0.016-0.449). Kesimpulan: Kebersihan diri menjadi faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi STH. Direkomendasikan untuk meningkatkan promosi kesehatan terkait kebersihan diri disamping pemberian obat cacing setiap enam bulan. Kata kunci: Faktor risiko, infeksi STH, anak sekolah dasar   Abstract   Background: Chronic soil transmitted helminth (STH) infection might cause nutritional, growth and cognitive impairment in children. Identifying the risk factors of STH infection is crucially needed to minimize the infection effects. This study aimed to identify risk factors associated with STH infections among primary school students in Seraya Timur Village, Karangasem, Bali. Methods: This study used a cross-sectional design with a total sampling method. The study was conducted in January 2020. Risk factors data were collected using a questionnaire. The diagnosis of STH infection was done by stool examination with the Kato-Katz method. The chi-square test was used to determine the risk factors associated with STH infection. Results: 83 students with ages ranging from 6-12 years participated in this study. There were 9 students (10.84%) whose infected with mild infection of STH. 55.56% of students were infected by Trichuris trichiura, 33.33% were Ascaris lumbricoides infections and 11.11% were hookworm infections. There were several risk factors that significantly associated with STH infection including ground’s playing (OR=6.86; 95%CI 1.326-35.494), barefoot (OR=10.5; 95%CI 1.249-88.278), did not wash hands after playing soil (OR=9.450; 95%CI 1.809-49.358) and did not routinely cut their nails (OR=6.462; 95%CI 1.250-33.388). Deworming every six months could provide a protective effect against STH infection (OR=0.085; 95%CI 0.016-0.449). Conclusion: Personal hygiene is a risk factor associated with STH infection. It is recommended to increase personal hygiene promotion besides dewormed every six months. Keywords: Risk factors, STH infection, primary school students


e-CliniC ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Muhammad Fachrurrozy Basalamah ◽  
Viviekenanda Pateda ◽  
Novie Rampengan

Abtract: Intestinal worm infections are transmitted via soil (soil-transmitted helminth) is a global problem, especially in developing countries. The main worm infections caused by Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworm (necator americanus and Ancylostoma duodenale). Worm infections affect the digestion, absorption, and metabolism of food could result in loss of protein, carbohydrates, fats, vitamins and large amounts of blood as well as lower mean hemoglobin concentration. The purpose of this study was to determine the relationship of helminth infection with hemoglobin levels of elementary school children GMIM Buha Manado. This research was an observational analytic cross-sectional approach. Sebjek study as many as 80 children. Results showed that children infected with worms very significant effect on levels of hemoglobin (p < 0.001). Children who are infected with worms had lower hemoglobin levels when compared with children who are not infected with the worm. Children who are infected with the worm hemoglobin level falls to 9.5 g/dl. Keywords: elementary school children - a worm infection - hemoglobin.   Abstrak: Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminth) merupakan masalah dunia terutama di negara sedang berkembang. Infeksi cacing utama disebabkan oleh ascaris lumbricoides, trichuris trichiura, dan cacing tambang (necator americanus dan ancylostoma duodenale). Infeksi cacing berpengaruh terhadap pencernaan, penyerapan, serta metabolisme makanan yang dapat berakibat hilangnya protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan darah dalam jumlah besar serta menurunkan konsentrasi hemoglobin rerata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan infeksi cacing dengan kadar hemoglobin anak sekolah dasar GMIM Buha Manado. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sebjek penelitian sebanyak 80 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terinfeksi cacing berpengaruh sangat bermakna terhadap kadar hemoglobin (p < 0,001). Anak-anak yang terinfeksi cacing memiliki kadar hemoglobin lebih rendah bila dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terinfeksi cacing. Anak-anak yang terinfeksi cacing kadar hemoglobinnya turun hingga mencapai 9,5 g/dl. Kata kunci: anak SD - infeksi cacing - kadar hemoglobin


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Ellen Acurero de Yamarte ◽  
Rossangelica Barrios ◽  
Luis Bellido ◽  
Jhonkeyler Rojo ◽  
Miguel Arteaga ◽  
...  

  Para determinar la prevalencia de parasitosis intestinales en escolares de la Escuela Nacional Leoncio Quintana del municipio Maracaibo, Venezuela, se analizaron 69 muestras fecales de ambos sexos, con edades comprendidas entre 6 y 12 años de edad. A cada espécimen fecal se le realizó examen coproparasitológico directo con disolución salina fisiológica al 0,85 %, coloración temporal de lugol y método de concentración de Ritchie. Se observó una prevalencia general de escolares parasitados de un 59,4 % encontrándose predominio del monoparasitismo en un 58,5 %. En cuanto al grupo de edades el estrato de 11 años presentó 8 casos (40,94 %) de parasitados. La prueba Chi-cuadrado resultó significativa para las variables parasitismo y edad. Sin embargo, al relacionar las variables parasitismo y sexo no hubo dependencia. Las principales especies de protozoarios y helmintos encontradas fueron: Entamoeba coli 24,39 %, Endolimax nana 21,95 %, Trichuris trichiura 21,95 %, Ascaris lumbricoides 7,31 % y la especie más prevalente resultó el chromista Blastocystis sp. con 75,61 %. La alta prevalencia de parasitosis intestinales sugiere un patrón de transmisión directa entre la población estudiada o a través del consumo de agua o alimentos contaminados fecalmente. Se plantea la necesidad de evaluar el comportamiento en la higiene alimentaria y abastecimiento de agua.   Palabras clave: Prevalencia, parasitosis, escolares, monoparasitismo, Blastocystis sp.   Abstract To determine the prevalence of intestinal parasitosis in school children of the Leoncio Quintana National School in municipality of Maracaibo, Venezuela, 69 fecal samples of both sexes were analyzed, with ages ranging from 6 to 12 years of age. Each fecal specimen was subjected to direct coproparasitological examination with 0.85 % physiological saline solution, temporary coloration of lugol and Ritchie concentration method. A general prevalence of parasitized school children was observed of 59.4%, with monoparasitism predominating in 58.5 %. Regarding the age group, the stratum of 11 years presented 8 cases (40.94 %) of parasitized. The Chi-square was significant for the variables parasitism and age. However, when relating the variables parasitism and sex there was no dependence. The main species of protozoa and helminths found were: Entamoeba coli 24.39 %, Endolimax nana 21.95 %, Trichuris trichiura 21.95 %, Ascaris lumbricoides 7.31 % and the most prevalent species was the chromista Blastocystis sp. with 75.61 %. The high prevalence of intestinal parasitosis suggests a pattern of direct transmission between the studied population or through the consumption of water and/or fecally contaminated food. There is a need to evaluate the behavior in food hygiene and water supply.   Key words: Prevalence, parasitosis, school children, monoparasitis, Blastocystis sp.


2019 ◽  
Vol 32 (11-12) ◽  
pp. 312-7
Author(s):  
Erliana Malik Miraza ◽  
Abdul Gani ◽  
Mardiana Karim Dj. ◽  
Iskandar Z. Lubis ◽  
Chairuddin P. Lubis

A descriptive cross sectional study on intestinal parasitic infestation was earned out among children of three kindergartens (Methodist, Dharma Wanita and Aisyiah) in Medan. Of 162 samples of feces examined mixed infestations with Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura was found in 14,25%, single infestations of Trichuris trichiuria in 14,2%, AScaris lumbricoides in 13,0%, H. nana in 1,2% and G. Iamblia in 0,6%. Hookworm infestation was not found among preschool children in all of those three kindergartens.


2013 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Yeti Teresia Matei ◽  
Novie Rampengan ◽  
Sarah M. Warouw

Abstract: Infestation of soil transmitted helminth is often found among communities in developing countries. This helminthic infestation can affect nutritional state, physical growth, mental, cognition, and intellectual deterioration in children. Increased eosinophils (eosinophilia) is often associated with diseases caused by worms and allergy. This study aimed to determine the links between investastion of soil transmitted helminth and esinophilia among students in SD GMIM Buha Manado. This was a prospective observational study with a cross-sectional approach. According to exclusive and inclusive criteria, 80 samples were obtained. Data were analyzed by using the Fisher Exact and Phy correlation coefficient analysis. The resluts showed that 17.5 % students were infected by Ascaris lumbricoides, meanwhile Trichuris trichiura and hookworm were not evident. The corelation test showed that there was a significant relationship between infestation of soil transmitted helminth and eosinophilia with a P-value = 0.001. Conclusion: There was a high significant relationship between infestation of soil transmitted helminth and eosinophilia among students of SD GMIM Buha Manado. The most frequent found was Ascaris lumbricoides and its infestation was marked by eosinophilia. Keywords: Soil transmitted helminth, eosinophilia, students of SD GMIM Buha Manado.   Abstrak: Infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah banyak ditemukan pada masyarakat di negara berkembang. Infestasi cacing bisa berdampak terhadap gizi, pertumbuhan fisik, mental, kognitif, dan kemunduran intelektual pada anak. Peningkatan eosinofil sering  dikaitkan dengan penyakit yang disebabkan oleh cacing dan alergi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah dan eosinofilia pada siswa SD GMIM Buha Manado. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif observasional dengan pendekatan potong lintang.cross – sectional. Berdasarkan kriteria eksklusi dan inklusi diperoleh 80 sampel. Analisis korelasi yang digunakan ialah uji Fisher Exact dan analisis koefisien korelasi Phi. Hasil penelitian memperlihatkan 17,5% siswa terinfestasi cacing Ascaris lumbricoides, sedangkan Trichuris trichiura dan cacing tambang tidak ditemukan. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah dan eosinofilia dengan P = 0,001. Simpulan: Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah dan eosinofilia Cacing yang paling banyak menginfestasi siswa SD GMIM Buha Manado ialah Ascaris lumbricoides. Adanya infestasi Ascaris lumbricoides ditandai dengan peningkatan eosinofil. Kata Kunci: Infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah, eosinofilia, siswa SD GMIM Buha Manado.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document