The COVID-19 pandemic has caused the offline learning model to turn into online learning. Including learning Al-Qur'an Hadith at SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta is done online. This causes the teaching and learning process to be less focused on student learning. Learning Al-Qur'an Hadith is not yet relevant to Ibn Sina's concept of multilevel reasoning, and brain function (Neuroscience) on student learning.This study aims to find a learning model of the Qur'an Hadith during the COVID-19 period in the perspective of Ibn Sina's multilevel reasoning based on Neuroscience studies.This research is a field research with a descriptive qualitative approach. The technique of collecting data in this research is through the results of observations, interviews, and Documentation with the Principal, Curriculum Deputy, Class Teacher, Educator, and Students of SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, namely the technique to draw conclusions based on the data obtained in accordance with the objectives of this study.The results of this study provethat the learning of the Qur'an Hadith with the multilevel approach of Ibn Sina's reasoning is based on Neuroscience. Able to understand the Qur'an theoretically and empirically both theoretically (tajwid) and practical reading (tartil). Reflecting on parents participating in accompanying their children at home in understanding the material presented by the teacher. It has implications for students in understanding, developing interests, evaluating, and producing learning works on Islamic Education discourses.Keywords: COVID-19, Ibn Sina's stratified mind, Neuroscience, students and teachers, learning Al-Qur'an Hadith. AbstrakPandemi COVID-19 merupakan penyebab model pembelajarin ofline (luring) berubah menjadi pembelajaran secara online (daring). Termasuk pembelajaran Al-Qur’an Hadits di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dilakukan secara daring. Hal demikian menyebabkan proses belajar mengajar kurang fokus terhadap belajar peserta didik. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits belum relevan dengan konsep akal bertingkat Ibnu Sina, dan fungsi otak (Neurosains) terhadap belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan menemukan model pembelajaran Al-Qur’an Hadits dimasa COVID-19 dalam perspektif akal bertingkat Ibnu Sina berbasis kajian Neurosains. Penelitian ini merupakan Field Research (Studi Lapangan) dengan pendekatan kualitatif deskriftif. Teknik pengumpulan data penelitian ini malaui hasil observasi, wawancara, dan Dokumentasi Bersama Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Wali Kelas, Pendidik, serta Peserta didik SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan pendekatan akal bertingkat ibnu Sina berbasis Neurosains. Mampu memahami Al-Qur’an secara teoritik dan emperik baik belajar secara teori (tajwid) maupun secara praktek bacaan (tartil). Merefleksi orang tua ikut serta mendampingi anaknya dirumah dalam memahami materi yang disampaikan guru. Berimplikasi pada siswa dalam memahami, mengembangkan minat, mengevaluasi, dan menghasilkan karya belajar terhadap diskursus Pendidikan Islam. Kata kunci: COVID-19, akal bertingkat Ibnu Sina, Neurosains; siswa dan guru, pembelajaran Al-Qur’an Hadits.