scholarly journals PERBANDINGAN KADAR LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUD MEURAXA BANDA ACEH

2020 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
Author(s):  
Aya Sophia ◽  
Muhammad Hendro Mustaqim ◽  
Fakhrul Rizal
Keyword(s):  
T Test ◽  
P Value ◽  

Apendisitis didefinisikan sebagai peradangan pada apendiks vermiformis (kantong cacing) yang merupakan darurat bedah paling umum pada anak-anak dan dewasa muda dengan nyeri perut. Apendisitis diduga disebabkan oleh obstruksi lumen apendiks oleh faecalith, stasis faecal, hiperplasia limfoid atau caecal neoplasma dan berbagai infeksi oleh patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar leukosit darah pada apendisitis akut dan apendisitis perforasi di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei studi retrospektif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan data dari catatan rekam medis. Jumlah sampel yang digunakan 89 orang yang terdiri dari 56 orang pasien apendisitis akut dan 33 orang pasien apendisitis perforasi. Analisis data menggunakan Uji T-test sampel tidak berpasangan (Independent sample t-test).  Nilai rerata leukosit darah pada pasien apendisitis akut sebesar 10.741,8 sel/mm3 dan apendisitis perforasisebesar 20.023,6 sel/mm3. Hasil penelitian ini menunjukan nilai p-value pasien apendisitis akut dan apendesitis perforasi masing-masing adalah P= 0,239 dan P=0,749. Uji Independent sample t test diperoleh statistik uji t sebesar -11,963 dengan P<0,001. Terdapat perbedaan antara kadar leukosit darah pada pasien apendisitis akut dan apendisitis perforasi.

Author(s):  
Intan Liana
Keyword(s):  
T Test ◽  
P Value ◽  

Pemerintah telah mengupayakan program generasi berencana bagi remaja untuk mengendalikan persoalan terkait remaja. Namun, masih terdapat remaja yang berperilaku negatif sex bebas (12,5%), menonton film porno (90%) penyalahgunaan napza, dan lain sebagainya.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas program generasi berencana dalam kelompok pusat informasi konseling remaja bagi  siswa kelas 2 SMA Negeri di Kota Banda Aceh, yang dilakukan pada Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain Cross-sectional penelitian pada bulan April 2016.  Responden  adalah peserta PIK-Remaja sebanyak 134 siswa dan yang bukan perserta PIK-Remaja juga sebanyak 134 siswa. Analisis data menggunakan uji T-test Independent. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada perbedaan rata-rata pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi (p value = 0,014), sikap remaja (p value = 0,012), Perilaku seksual remaja (p value = 0,015), dan motivasi remaja (p value = 0,001) antara siswa yang mengikuti PIK-Remaja dengan siswa yang tidak mengikuti PIK-Remaja. Disarankan kepada guru hendaknya memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti kelompok PIK, dan pihak pemerintah untuk mengevaluasi program ini untuk dikemas dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan remaja khususnya di Aceh.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 36-44
Author(s):  
Khoirotun Najihah ◽  
Wahyuni Wahyuni ◽  
Yuniati Yuniati ◽  
Novi Dwi Jayanti

Aspek tumbuh kembang anak merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan anak, baik secara fisik maupun psikososial. Berdasarkan survei awal 10 orang responden menunjukkan bahwa terdapat 2 anak yang memiliki tumbuh kembang yang meragukan dan 1 orang anak memiliki tumbuh kembang yang menyimpang, sedangkan 7 orang anak lainnya memiliki tumbuh kembang yang sesuai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak di Gampong Cot Mesjid, Kecamatan Lhueng Bata Kota Banda Aceh. Penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan Cross sectional. Populasi penelitian adalah semua anak usia <24 bulan, dan >= 24-59 bulan berjumlah 46 orang dengan sampel yang diambil menggunakan teknik total pupulasi sebanyak 46 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan statistik uji chi-square. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai p masing-masing variabel yaitu pekerjaan diperoleh p-value = 0,003 < 0,05, pendidikan diperoleh p-value = 0,000 < 0,05, pengetahuan diperoleh p-value = 0,005 < 0,05 dan pendapatan diperoleh p-value = 0,134 > 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan pendapatan terhadap tumbuh kembang anak. Diharapkan dapat mendorong tenaga kesehatan agar lebih aktif lagi untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya asupan gizi pada anak dan agar dapat memotivasi ibu-ibu untuk memantau tumbuh kembang anak secara optimal.Kata Kunci: Tumbuh Kembang, Balita, Status Gizi


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 68
Author(s):  
Aris Winandar

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN SIKAP DENGAN INTENSITAS PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA AKADEMI FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2016     Aris Winandar 1.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Email korespondensi : ( [email protected])   Abstrak   Latar Belakang : Intensitas perilaku merokok juga menimbulkan dampak negatif bagi perokok pasif. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di Akademi Farmasi dan Makanan (Akafarma) Yayasan Harapan Bangsa Banda Aceh tahub 2016 jumlah mahasiswa sebanyak 150 orang, sebagian mahasiswa terutama laki-laki mengkonsumsi rokok dalam kesehariannya, penyebab mahasiswa mengkonsumsi rokok karena ingin tampil gaya, alasan mereka jika merokok membuat pikaran jadi lebih tenang, selain itu sikap mahasiswa yang tidak mengetahui bahwa jika merokok membuat mereka mudah terkena penyakit, selain itu kurangnya pengetahuan tentang rokok juga merupakan salah satu penyebab mahasiswa tidak memperdulikan keesehatannya..(Tujuan) untuk mengetahui hubungan pengetahuan, persepsi, dan sikap dengan intensitas perilaku merokokpada remaja putra di Akademi Farmasi dan Makanan (Akafarma) Yayasan Harapan Bangsa Banda Aceh Tahun 2016. Metode : bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional study.Hasil : ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan intensitas perilaku merokokdengan p value=0,000 (p<0,05), persepsi p value=0,004 (p<0,05), dan sikap dengan p value=0,002 (p<0,05) dengan intensitas perilaku merokok pada mahasiswa di Akademi Farmasi dan Makanan (Akafarma) Yayasan Harapan Bangsa Banda Aceh.Kesimpulan : Pengetahuan, Persepsi, Dan Sikap ada hubungan yang sangat bermakna dengan intensitas perilaku merokok pada mahasiswa di Akademi Farmasi dan Makanan (Akafarma) Yayasan Harapan Bangsa Banda Aceh   Kata kunci: Perilaku Merokok, remaja   Abstract   Background: The intensity of smoking behavior also has a negative impact on passive smoking. Based on preliminary study which the author did at Academy of Food and Pharmacy (Akafarma) Harapan Bangsa Foundation Banda Aceh in 2016 the number of students as many as 150 people, some students, especially men consume cigarettes in their daily life, the cause of students consuming cigarettes because they want to look stylish, their reasons if smoking makes the plateau so calm, besides the attitude of students who do not know that if smoking makes them susceptible to disease, other than that the lack of knowledge about cigarettes is also one cause the students do not care about his health ..(Goal) to know the relationship of knowledge, and attitudes with the intensity of smoking behavior in young men at the Akademi Academy of Pharmacy and Food (Akafarma) Harapan Bangsa Foundation Banda Aceh Year 2016. Method: analytical descriptive with cross-sectional approach. Result: there is a significant correlation between knowledge and intensity of smoking behavior with p value = 0,000 (p <0,05), perception p value = 0,004 (p <0,05), and attitude p value = 0,002 (p <0,05) with intensity of smoking behavior among students at Akademi Academy of Pharmacy and Food (Akafarma) Harapan Bangsa Foundation Banda Aceh. Conclusion: Knowledge, Perception, And Attitude There is a very meaningful relation with intensity of smoking behavior in students at the Akpararma Akademarma dan Food (Akafarma) Foundation of Harapan Bangsa Banda Aceh   Keywords: Smoking Behavior, adolescents


Author(s):  
Ivan Buntara ◽  
Yohanes Firmansyah ◽  
Hendsun Hendsun ◽  
Ernawati Su

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) is a form of gastrointestinal motility disorder, where stomach contents reenter the esophagus and oral cavity, causing symptoms and complications. GERD is a condition that is quite often experienced, where the prevalence estimated at 8 - 33% worldwide. One of the suspected cause of  GERD is Ramadan fasting, which has been routinely carried out by Muslim groups. This study aims to prove whether Ramadan fasting triggers GERD. A cross-sectional study (survey) conducted online via Google form on the last three days of the fasting month (21 May 2020 - 23 May 2020). The variables in this study were respondents who fasted Ramadan and those who did not fast, also the total value of the GERD-Q questionnaire along with the final conclusions. Statistical analysis using Chi square with Yates Correction and Independent T-test with Mann Whitney Alternative Test. 311 respondents met the inclusion criteria. The results of Mann Whitney statistical test found that there was no difference in the mean value of the total GERD-Q questionnaire between the fasting and non-fasting groups (p-value: 0.313). Pearson Chi Square with Yates Correction results found no significant relationship between fasting and incidence of GERD (p-value: 0.552), although clinically there was a possibility of fasting had a risk of 1,228 (95% CI: 0.772 -2,088) times to trigger GERD incident.as Conclusion, Ramadan fasting has not been shown to improve GERD symptoms. Further research needs to be done through longitudinal studies. Keywords: GERD; digestion; Ramadan fastingABSTRAKGastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan suatu bentuk gangguan motilitas saluran cerna, dimana isi lambung masuk kembali ke dalam esofagus dan rongga mulut, sehingga menyebabkan gejala dan komplikasi. GERD merupakan kondisi yang cukup sering dialami, dimana prevalensinya diperkirakan mencapai 8 – 33% di seluruh dunia. Salah satu faktor yang diperkirakan sebagai penyebab GERD adalah puasa Ramadhan yang selama ini rutin dijalankan oleh kelompok Muslim. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah puasa Ramadhan mencetuskan kejadian GERD. Penelitian potong lintang (survei) yang dilaksanakan secara online melalui google form pada tiga hari terakhir bulan puasa Ramadhan 2020 (21 Mei 2020 – 23 Mei 2020). Variabel dalam penelitian ini adalah responden yang berpuasa Ramadhan maupun yang tidak berpuasa Ramadhan dan nilai total kuesioner GERD-Q beserta kesimpulan akhir dari kuesioner GERD-Q. Analisis statistik menggunakan uji statistik Chi square with Yates Correction dan Independent T-test dengan Uji Alternatif Mann Whitney. 311 responden memenuhi kriteria inklusi. Hasil uji statistik Mann Whitney tidak terdapat perbedaan rerata nilai total kuesioner GERD-Q antara kelompok yang berpuasa dan tidak berpuasa (p-value : 0,313). Hasil uji statistik Pearson Chi Square with Yates Correction didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara berpuasa dengan kejadian GERD (p-value : 0,552), walaupun secara klinis ditemukan adanya kemungkinan yang berpuasa lebih berisiko 1,228 (CI 95% : 0,772 -2,088) kali untuk mencetuskan kejadian GERD. Sebagai kesimpulan, Puasa Ramadhan tidak terbukti meningkatkan gejala-gejala GERD. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut melalui studi longitudinal untuk tindak lanjut hasil penelitian ini.


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 394-403
Author(s):  
Rahmat Syuhada ◽  
Toni Prasetya ◽  
Ade Utia Detty ◽  
Merryshol Okhi

ABSTRACT: VISUAL RESULTS OF DIABETES RETINOPATHY PATIENTS POST PARS PLANA VITRECTOMY OPERATION AT PERTAMINA BINTANG AMIN HOSPITAL Background: Diabetic retinopathy is a neovascular complication that is very specific for type 1 diabetes and type 2 diabetes. Based on data according to Basic Health Research (RISKESDAS) in 2018, diabetes mellitus in 2013 reached 1.5% of patients with diabetes, and is increasing. to 2.0% in 2018. Treatment of diabetes mellitus patients with complications of diabetic retinopathy by performing pars plana vitrectomy surgery which is anoperative management that can improve eye visual or restore visual fuction. Research Objectives: To determine the visual outcome in diabetic retinopathy patients after pars plana vitrectomy surgery at Pertamina Bintang Amin Hospital, Lampung Province in 2020.Research Methods: This type of research was cross -sectional. Sampling was done by total sampling. Bivariate data analysis using Paired T-Test.Results: Statistical analysis using Paired T-Test showed the p-value for visualoutcome analysis in diabetic retinopathy patients before and after pars plana vitrectomy surgery was 0.000 (p-value <0.05).Conclusions: There are significant changes in diabetic retinopathy patients visualoutcome before pars plana vitrectomy surgery and after pars plana vitrectomy surgery at Pertamina Hospital Amin Star Lampung Province 2020. Keywords: Diabetic retinopathy, pars plana vitrectomy operation, Visualoutcome INTISARI: VISUALOUTCOME PADA PASIEN RETINOPATI DIABETIK PASCA OPERASI PARS PLANA VITRECTOMY DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN  Latar Belakang: Retinopati diabetik adalah komplikasi neovaskular yang sangat spesifik untuk diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Berdasarkan data menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2018, penyakit diabetes melitus di tahun 2013 mencapai 1,5% pasien pengidap diabetes, dan meningkat menjadi 2,0% pada tahun 2018. Penanganan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi retinopati diabetik diantaranya adalah dengan dilakukannya operasi pars plana vitrektomi yang merupakan penatalaksanaan operatif yang dapat memperbaiki visus mata atau memulihkan fungsi penglihatan . Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui visualoutcome pada pasien retinopati diabetik pasca operasi pars plana vitrektomi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung Tahun 2020.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah potong silang (Cross-sectioal). Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Analisis data bivariat dengan Paired T-Test.Hasil Penelitian: Analisis statistik menggunakan uji Paired T-Test menunjukkan p-value untuk analisa visualoutcome pada pasien retinopati diabetic sebelum dan sesudah operasi operasi pars plana vitrektomi sebesar 0,000 (p-value < 0,05).Kesimpulan: Terdapat perubahan yang signifikan pada visualoutcome pasien retinopati diabetik sebelum operasi pars plana vitrektomi dan sesudah operasi pars plana vitrektomi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung Tahun 2020. Kata Kunci: Retinopati Diabetik, Operasi Pars Plana Vitrektomi, Visualoutcome


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 76-79
Author(s):  
Muhammad Shalahuddin ◽  
Aulina Adamy ◽  
Irwan Saputra

Latar Belakang: Depresi merupakan kondisi emosional yang ditandai dengan kesedihan, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, dan tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual, dan minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan. Berdasarkan hasil Riskesdas (2018) prevalensi depresi di Provinsi Aceh pada tahun 2018 sebanyak 4.8% dari total populasi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross sectional study yang dilakukan pada bulan Agustus 2019 di Instalasi Kemoterapi RSUDZA Banda Aceh. Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani kemoterapi kanker sebanyak 70 orang. Hasil: Hasil penelitian didapatkan ada hubungan level kanker stadium 2 dengan depresi dengan nilai (p value=0.001), ada hubungan level kanker stadium 3 dengan depresi dengan nilai (p value=0.001), dan ada hubungan level kanker stadium 4 dengan depresi dengan nilai (p value=0.001). Kesimpulan: Pasien kanker pada stadium 2, 3, dan 4 memiliki hubungan yang signifikan terhadap depresi yang dirasakan. Bagi instalasi kemoterapi dan tenaga kesehatan khususnya di RSUDZA Banda Aceh diharapkan dapat meningkat kualitas pelayanan dan perawatan terhadap pasien kemoterapi kanker dengan tidak melupakan aspek psikologisnya.


2020 ◽  
Vol 20 (3) ◽  
Author(s):  
Cici Enjelia Nata ◽  
Safrizal Rahman ◽  
Sakdiah Sakdiah

Abstrak. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan parameter yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh dengan menggunakan klasifikasi Asia Pasifik. IMT menjadi salah satu faktor risiko terjadinya osteoartritis lutut. Osteoartritis lutut merupakan penyakit degeneratif yang terjadi pada sendi lutut. Berdasarkan RISKESDAS tahun 2018, Provinsi Aceh menduduki peringkat pertama sebagai provinsi dengan angka penyakit sendi terbanyak yang termasuk osteoartritis lutut yaitu 13.3%. Prevalensi indeks massa tubuh berlebih di Indonesia pada tahun 2018  meningkat dari 26.3% menjadi 34.4% sehingga kemungkinan terjadinya osteoartritis lutut juga meningkat. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross-sectional dilakukan dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan responden yang memenuhi kriteria penelitian berdasarkan pedoman American College of Rheumatology (ACR). Sampel dikumpulkan berdasarkan rekam medis di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin kota Banda Aceh sejak september hingga oktober 2019 yang melibatkan tujuh puluh responden sebagai sampel penelitian yang dimana 51 responden (72.9%) memiliki indeks massa tubuh berlebih dan 43 responden (61.4%) didiagnosis dengan Osteoartritis lutut. Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square, nilai p value yang diperoleh adalah 0.021 (p value ≤ 0,05). Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan kejadian osteoartritis lutut di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin di kota Banda Aceh.Kata Kunci: Indeks massa tubuh; berat badan lebih, osteoartritis lutut;               Abstract. Body Mass Index (BMI) is a parameter to measure body composition which is classified into underweight, normal and overweight. Overweight has been known to potentially cause knee osteoarthritis. Knee osteoarthritis is a degenerative disease happening on the knee. Based on RISKESDAS 2018, Aceh led Indonesia as a province with the highest number of knee arthritis (13.3%). In the same year, the prevalence of overweight in Indonesia has also increased from 26.3% to 34.4% and is expected to rise annually. This research is an analytic observational using cross sectional design. The method used in this research is body weight and body length measurement of samples fulfilling the criteria based on American College of Rheumatology (ACR). Data were collected based on medicalr record at Zainoel Abidin General Hospital, Banda Aceh, from September to October 2019. We examined 70 respondents, 51 of them (72.9%) had overweight IMT and 43 of them (61.4%) were diagnosed with knee osteoarthritis. Chi Square analysis showed p value 0,021 (p value ≤ 0.05). We concluded that there is a correlation between body mass index with knee osteoarthritis in Zainoel Abidin General Hospital, Banda Aceh.Keyword: Body Mass Index; overweight; knee osteoarthritis;


2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Agus Hendra AL Rahmad

Children under two years is a period with rapid growth and development in (the golden period) and is classified in the group were extremely malnutrition. Complementary feeding and the nutritional status of children cause problems in the aspect of a causal relationship, that the giving its less precise impact on malnutrition status. The study aims to measure the difference in the use omplementary feeding type in families with non-civil and civil servants on the nutritional status of children aged 7 – 24 months in the district Jaya Baru Banda Aceh. The research method with quantitative approach through the cross-sectional design, with a variables consist of the use complementary feeding, nutritional status, and family status. Data was collected through interviews and observations taken at 83 randomly selected samples. Analysis data used with statistical a Chi-Square test on CI:95%. The results showed no difference in proportion of nutritional status (p-value= 0,518) between a families from civil servants with not a family of civil servants (p-value > 0,05). Furthermore, the use omplementary feeding type a proportionally shows the difference with p= 0,005 (p-value < 0,05) in the district of Jaya Baru Banda Aceh. The conclusion that the nutritional status of children between the families of civil servants with not civil servants did not show a difference, but in the use of omplementary feeding by proportion and type of family status have significant differences.  


2020 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
Author(s):  
Maryatun Hasan

Abstrak. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan penderitanya mengalami stress jangka panjang dan akhirnya bermanifestasi menjadi depresi. Depresi yang ditimbulkan dapat mempengaruhi perilaku pasien dalam hal pengaturan cairan sehingga dapat berakibat terhadap peningkatan Interdialytic Weight Gain (IDWG). Jika IDWG meningkat maka akan menimbulkan komplikasi yang dapat menghambat keberhasilan terapi hemodialisis.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi terhadap terjadinya peningkatan Interdialytic Weight Gain pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RSUDZA Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2019 menggunakan teknik accidental sampling dengan responden adalah pasien di unit hemodialisis RSUDZA Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale for Depression kemudian dilakukan analisis univariat untuk mengatahui gambaran dari penelitian dan bivariat dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Spearman, didapatkan p value sebesar 0,000 (p0,05) dengan koefisien korelasi Spearman sebesar 0,729. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan peningkatan IDWG pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RSUDZA Banda Aceh.Kata Kunci: Penyakit Ginjal Kronis, Hemodialisis, Depresi, Interdialytic Weight GainAbstract. Chronic kidney diasease (CKD) might cause stress which generally leads to depression. Depression is correlated to significant impairment in a patient's daily life, such as excessive Interdialytic Weight Gain (IDWG) caused by an overload of fluids. Excessive Interdialytic Weight Gain might also cause other complications that are able to interfere the process of hemodialysis therapy. The objective of this research was to identify the overview of and the correlation between depression types and Interdialytic Weight Gain (IDWG) of the chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis therapy in dr. Zainoel Abidin Regional Public Hospital of Banda Aceh. This descriptive analytical research was conducted by means of a cross-sectional study approach. The data were collected in December 2019 by using an accidental sampling technique. The data were collected by distributing the Hamilton Rating Scale for Depression. Those data were then analyzed by using a univariate data analysis and a bivariate data analysis, especially the Spearman Correlation Coefficient. Based on the statistical analysis with the Spearman test, p-value of 0.000 (p0.05) with a Spearmen Correlation Coefficient of 0.729 was found. Hence, a significant correlation between depression levels or types and IDWG in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis in dr. Zainoel Abidin Regional Public Hospital of Banda Aceh was indicated.Keywords: Chronic Kidney Disease, hemodialysis, Depression, Interdialytic Weight Gain


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 217
Author(s):  
Mira Abdullah ◽  
Elly Ratna Sari

AbstrakObesitas terjadi karena tidak seimbangnya energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang digunakan. Bila  energi yang masuk berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang  seimbang  akan  memudahkan  seseorang   menjadi  obesitas.  Ibu  rumah  tangga  pengguna kontrasepsi hormonal juga dapat menyebabkan obesitas. Mengetahui hubungan asupan makanan, aktivitas fisik, penggunaan alat kontrasepsi dengan kejadian obesitas pada ibu rumah tangga di Desa Jeulingke Banda Aceh Tahun 2018. Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tehnik simple random sampling dengan jumlah 81 responden. Pengumpulan data dilakukan tanggal 10 Oktober sampai 8 November 2016 pada ibu rumah tangga di Desa Jeulingke Banda Aceh, dengan membagikan kuesioner, selanjutnya dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 % dan batas kemaknaan (α=0,05) Ha diterima p value < 0,05. Analisa univariat didapat dari 81 responden yang mengalami obesitas 52 orang (62,4%), energi lebih 43 orang (53,1%), karbohidrat lebih 44 orang (54,3%), protein cukup 42 orang (51,9%), lemak lebih 34 orang (42,0%). Analisa bivariat terdapat asupan energi (p=0,000), karbohidrat (p=0,000), protein (p=0,000), lemak (p=0,000), aktivitas fisik (p=0,001) dan penggunaan alat kontrasepsi (p=0,001). Ada hubungan asupan makanan dengan kejadian obesitas (p=0,000), ada hubungan aktivitas fisik dan penggunaan alat kontrasepsi dengan kejadian obesitas (p=0,001) pada pada ibu rumah tangga di Desa Jeulingke Banda Aceh. Diharapkan para ibu rumah tangga agar dapat menyesuaikan asupan makanan yang dikonsumsi dengan aktivitas yang dilakukan dan pihak Puskesmas mengadakan kegiatan penanggulangan obesitas, misalnya senam kesehatan jasmani/ jantung sehat secara rutin (seminggu sekali) Kata kunci : asupan makanan, aktivitas fisik, penggunaan kontrasepsi, obesitas


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document