scholarly journals Edukasi Senam Kaki Berpengaruh Terhadap Self Care pada Pasien Diabetes Mellitus

Author(s):  
Dewi Wijayanti

Education is one of the basic factors that can condition a person to be able to improve their abilities, knowledge, skills and attitude. The process of understanding patients with diabetes mellitus can occur through health education, by providing information, so there will be an awareness of individuals to behave in accordance with the knowledge they have. This study aims to analyze the effect of foot gymnastics education on self care in patients with diabetes mellitus at Panembahan Senopati Hospital, Yogyakarta. This quasi-experimental study used pre-test and post-test with control group design. The results showed that foot gymnastics education affected self care in patients with diabetes mellitus, with a p-value = 0.000. Keywords: diabetes mellitus; foot gymnastics education; self care ABSTRAK Edukasi merupakan salah satu faktor dasar yang dapat mengkondisikan seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan sikap diri. Proses pemahaman pasien diabetes mellitus dapat terjadi melalui pendidikan kesehatan, dengan memberikan informasi, sehingga akan timbul kesadaran pada individu untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh edukasi senam kaki terhadap self care pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Panembahan Senopati, Yogyakarta. Penelitian eksperiment kuasi ini menggunakan pre-test and post-test with control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi senam kaki berpengaruh terhadap self care pada pasien diabetes mellitus, dengan p-value = 0,000. Kata kunci: diabetes mellitus; edukasi senam kaki; self care

Author(s):  
Herman Priyono Luawo ◽  
Elly Lilianty Sjattar ◽  
Burhanuddin Bahar ◽  
Saldy Yusuf ◽  
Andi Masyitha Irwan

Pendahuluan : Penatalaksanaan DM sangat penting dilakukan, upaya tersebut dapat melalui keterlibatan langsung penderita melalui program manajemen perawatan atau self care management. Tujuan : Mengetahui hasil monitoring aplikasi e-diary tehadap pegelolaan diet pasien diabetes mellitus. Metode : Menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan pre post test with control group design, analisa data dilakukan dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil : penelitian menujukkan bahwa terdapat pengaruh 75,9 %, penerapan e-diary memberikan kontribusi signifikan terhadap manajemen selfcare (P value=0,000).  Pada kelompok intervensi sebelum diterapkan e-diary adalah 7,13 (SD 0,756), sedangkan sesudah dilakukan intervensi diperoleh nilai rata-rata pengeloaan diet sebesar 7,80 (SD 0,561) disimpulkan bahwa. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata pengelolaan diet pada pasien DM sebesar 0,80. Hasil analisis uji Wilcoxon Rank Test diperoleh nilai p value 0,006. Penerapkan e-diary pada pasien diabetes militus secara bermakna dan signifikan efektif dalam meningkatkan manajemen selfcare pengelolaan diet pada pasien diabetes militus.


2018 ◽  
Author(s):  
Herman Priyono Luawo

Tujuan penelitian untuk mengevaluasi manajemen selfcare dengan menggunakan aplikasi e-diary dan untuk mengetahui efektivitas aplikasi e-diary pada pasien diabetes mellitusPenelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan rancangan pre post test with control group design, Untuk analisa data dilakukan dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Polupasi pada penelitian ini adalah peaien yang tercatat telah dirawat di Poliklinik diabetes Mellitus Rumah sakit Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat pengaruh 75,9 % penerapan e-diary memberikan kontribusi secara signifikan terhadap manajemen selfcare (P value=0,000) walaupun telah dikontrol oleh usia dan lama menderita DM. Demikian pula untuk faktor perancunya sendiri yaitu lama menderita DM juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap manajemen self care karena memiliki P value < α 0,05


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 139-144
Author(s):  
Widiyanti Sarimunadi ◽  
Bunga Tiara Carolin ◽  
Rosmawaty Lubis

ABSTRACT: SEFT THERAPY (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) FOR ANXIETY IN DEALING WITH LABORBackground: If the concern and anxiety of pregnant women is not handled seriously, it will have an impact and influence on physical and psychological aspects, both on the mother and the fetus. Pregnant women who experience anxiety in the face of labor are afraid of being operated on, afraid of spending a lot of money, fear of not being able to care for their babies properly, fear of their baby dying, fear of pain during delivery. One of the techniques for dealing with anxiety is SEFT therapy.Objective: to determine the effect of Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) on anxiety in dealing with labor process.Methodology: this research is a quasi-experimental design with pre and post-test with control group design. The sample in this study was 25 trimester III pregnant women. The sampling technique was using purposive sampling technique. The research instrument used the DASS 42 questionnaire. The results of the data normality test were normally distributed so that the data were analyzed using the paired t-test.Results: The results showed that the average score of maternal anxiety before therapy was 13.48 (moderate) while after therapy was 7.88 (normal). The bivariate test results obtained p value 0,000.Conclusions: Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) can overcome the anxiety of pregnant women in facing labor.Suggestions: It is hoped that this therapy can be applied in the practice of midwifery to care for pregnant women, especially pregnant women who experience trauma or have anxiety in their pregnancy. Keywords: anxiety, pregnant women, spiritual emotional freedom technique. ABSTRAK Latar Belakang: Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu maupun janin. Ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan disebabkan karena ibu takut dioperasi, takut akan mengeluarkan biaya yang banyak, takut tidak bisa merawat bayinya dengan baik, takut bayinya meninggal, takut kesakitan saat persalinan. Salah satu teknik untuk menghadapi kecemasan adalah denga terapi SEFT.Tujuan: Mengetahui pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap kecemasan dalam menghadapi persalinan.Metodologi penelitian: Penelitian ini merupakan quasi-experimental dengan rancangan pre and post test with control group design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 ibu hamil trimester III. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS 42. Hasil uji normalitas data berdistribusi normal sehingga dianalisis data menggunakan uji paired t-test.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata kecemasan ibu sebelum terapi 13,48 (Sedang) sedangkan sesudah terapi menjadi 7,88 (normal). Hasil uji bivariate didapatkan p value 0,000.Kesimpulan: Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) mampu mengatasi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan.Saran: Diharapkan terapi ini dapat diaplikasikan dalam praktik kebidanan perawatan ibu hamil khususnya ibu hamil yang mengalami trauma atau mempunyai kecemasan dalam kehamilannya. Kata kunci: Kecemasan, ibu hamil, Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 11-23
Author(s):  
Suyani S

Pendahuluan. Nyeri punggung pada ibu hamil bisa disebabkan karena perubahan hormonal yang menimbulkan perubahan pada jaringan lunak penyangga dan penghubung sehingga menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot. Sekitar 50-72% dari ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilanya. Rumusan masalah pada penelitian ini adakah pengaruh kinesio tapping terhadap nyeri punggung pada ibu hamil. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kinesio tapping terhadap intensitas nyeri punggung pda ibu hamil trimester III di Puskesmas Gamping I Yogyakarta. Metode. Metode penelitian menggunakan Quasi Experimental dengan desain penelitian non equievalent pre dan post test control group design secara kuantitatif dilakukan pada 30 responden yang merupakan ibu hamil trimester III di Puskesmas Gamping I Yogyakarta serta dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 15 responden kelompok perlakuan dan 15 responden kelompok kontrol. Hasil. Hasil analisis uji T didapatkan nilai p value 0,047< 0,05 sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan kinesio tapping terhadap intensitas nyeri punggung pada ibu hamil trimsester III di Puskesmas Gamping I Yogyakarta. Kesimpulan. Hendaknya penelitian ini dapat dijadikan suatu intervensi non farmakologi untuk melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil trimester III dengan nyeri punggung.   Kata Kunci: kehamilan, kinesio tapping, nyeri punggung


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 12-20
Author(s):  
Adinda Febriyanti ◽  
Cau Kim Jiu ◽  
Sri Ariyanti

Background: Diabetes Militus is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia or an increase in blood sugar that occurs due to abnormal insulin secretion. Diabetes Mellitus in the world is one of the health problems that cause death. IDF data (2013) says Indonesia is the seventh largest country in the case of Diabetes Militus. Diabetes Militus in West Kalimantan Province increased from 0.6% in 2007 to 0.8% in 2013, this number increased compared to 2012, which was 4866 cases (Pontianak City Service 2014 in Salim, I.O, 2016). Based on 30 samples taken from the Purnama Public Health Center, 15 men and 15 women were found to suffer from Diabetes Militus type 2. With a poor lifestyle so that when carrying out research many were found with more weight. Purpose: Effectiveness of Types of Honey (Forest Honey, Kelulut Honey and Livestock Honey) Against Blood Sugar Levels Research Methods: Descriptive Quantitative with a sample of 30 respondents using a quasi-experimental design with a pre-test and post-test nonequivalent control group design. Research Results: The results showed that all honey can reduce blood sugar levels, especially forest honey. The results of data analysis using Anova statistical test obtained p value Pre test 0.52> α: 0.05 and Post test 0.113> α: 0.05 showed that there were no significant values ​​of the three types of honey on the decrease in blood sugar levels. Conclusion: Based on the results of the study concluded that there was no effectiveness of the types of honey (forest honey, honey kelulut and livestock honey) to reduce blood sugar levels in the Purnama Community Health Center Keywords: Honey, Blood Sugar Levels   ABSTRAK Latar Belakang: Diabetes Militus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan gula darah yang terjadi akibat sekresi insulin abnormal. Diabetes Mellitus di dunia adalah salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan kematian. Data IDF (2013) mengatakan Indonesia adalah Negara terbesar ketujuh dalam kasus Diabetes Militus. Diabetes Militus di Provinsi Kalimantan Barat meningkat dari 0,6% pada tahun 2007 menjadi 0,8% pada tahun 2013, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2012, yaitu 4866 kasus (Layanan Kota Pontianak 2014 di Salim, I.O, 2016). Berdasarkan 30 sampel yang diambil dari Pusat Kesehatan Masyarakat Purnama, 15 priadan 15 wanita ditemukan menderita Diabetes Militus tipe 2. Dengan gaya hidup yang buruk sehingga ketika melakukan penelitian banyak ditemukan yang lebih berat. Tujuan: Efektivitas Jenis-jenis Madu (Madu Hutan, Madu Kelulut dan Madu Ternak) Terhadap Kadar Gula Darah Metode Penelitian: Deskriptif Kuantitatif dengan sampel 30 responden menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre-test dan post-test nonequivalent control group design. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua madu dapat mengurangi kadar gula darah, terutama madu hutan. Hasil analisis data menggunakan uji statistic Anova diperoleh nilai p Pre test 0,52> α: 0,05 dan Post test 0,113> α: 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada nilai signifikan ketiga jenis madu terhadap penurunan kadar gula darah. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak ada efektifitas jenis-jenis madu (madu hutan, madu kelulut dan madu ternak) untuk menurunkan kadar gula darah di Puskesmas Purnama


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 095-106
Author(s):  
Muhammad Saleh Nuwa ◽  
Stefanus Mendes Kiik

Latar Belakang : Kemoterapi  membuat pasien yang didiagnosa menderita kanker memiliki perasaan gelisah, cemas dan takut akan bayang-bayang kematian yang menghantui setiap saat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Spiritual Guided imagery and music (SGIM) terhadap kecemasan pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Metode : Jenis Penelitiani ini adalah  Quasi experimental dengan rancangan one group pre and post test with control group design. Penelitian  dilaksanakan diruangan kemoterapi pada 30 pasien yang mendapatkan terapi SGIM dan 30 sebagai kelompok kontrol.  Skore kecemasan  diukur sebanyak 3 kali yaitu 1 hari  dan 30 menit sebelum kemoterapi serta 1 hari setelah kemoterapi. Kecemasan diukur menggunakaan skala HARS. Data dianalsisi dengan uji GLM repeated mesure dengan bantun SPSS 21. Hasil : sebanyak   73,3 % dan  26,7 pasien memiliki kecemasan berat dan sedang  saat pre test    menjadi kecemasan  sedang (56,7%) dan kecemasan ringan   (43,3%) pada pengukuran 30 menit sebelum kemoterapi dan pada akhir pengukuran berada pada kecemasan ringan (63,4 %) dan tidak ada kecemasan (33,3 %) dan  sisanya 3,3 % masih mengalami kecemasan berat pada kelompok SGIM.  Analisis uji GLM repeated measure post hock banferoni diketahui p value = 0,001, dengan nilai r square =0,29. Hal ini menunjukan ada pengaruh SGIM terhadap penurunan kecemasan pasien kanker yang menjalani kemoterapi dengan besar sumbangan   pengaruh sebesar 29% sisanya dipengaruhi variabel yang lain. Kesimpulan : Pemberian Terapi SGIM menurunkan  kecemasan pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Rekomendasi penelitian adalah SGIM dapat diaplikasikan sebagai salah satu terapi  komplementer dalam pemberian intervensi keperawatan di rumah sakit untuk menurunkan kecemaasan  pasien terutama pada saat pertama kali melakukan kemoterapi. Background : Chemotherapy make patients who diagnosed with cancer have feelings of aneasy, anxiety and fear of the shadows of death that haunts every time. The aim of this study was to investigate the effect of Spiritual Guided imagery and music (SGIM) on the anxiety of cancer patients undergoing chemotherapy. Method : This is a Quasi experimental research study with one group pre and post test design with control group design. The study was conducted in a chemotherapy room in 30 patients who received SGIM therapy and 30 as a control group. Anxiety scores  were measured 3 times: 1 day and 30 minutes before chemotherapy and 1 day after chemotherapy. Anxiety is measured using the Hamilton Anciety Rating Scale (HARS). Data were analyzed by GLM repeated mesure  test with SPSS 21. Results : as many as 73.3% and 26.7 patients had severe and moderate anxiety during the pre test becoming moderate anxiety (56.7%) and mild anxiety (43.3%) at the measurement 30 minutes before chemotherapy and at the end of the measurement had mild anxiety (63.4%) and (33,3 %) had no anxiety, and the rest  3.3% still have experience  of severe anxiety in the SGIM group. The Analysis of  GLM repeated measure test with   post hock banferoni known p value = 0.001, with the  r sguare value = 0.29. This shows that there is an effect of SGIM on anxiety reduction of cancer patients during chemotherapy with  a contribution of 29% ,and the rest are affected by  other variables. Conclusion :  SGIM Therapy reduces anxiety of cancer patients undergoing chemotherapy. The research recommendation is that SGIM can be applied as one of the complementary therapies in providing nursing interventions in hospitals to reduce patient anxiety, especially at the  first time undergoing chemotherapy


1970 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Endang Triyanto ◽  
Rahmi Setiyani ◽  
Rahmawati Wulansari

Periode pubertas merupakan masa kritis bagi remaja. Perubahan akibat pubertas sering menimbulkan berbagai perilaku maladaptive seperti membolos, membangkang, dan tawuran. Keluarga sebagai lingkungan utama remaja memegang peranan penting dalam membentuk perilaku remaja. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh optimalisasi dukungan keluarga terhadap perilaku adaptif pada usia pubertas. Desain quasi experimentaldengan pendekatan pre-post test without control group design. Responden dipilih secara purposive samplingdi Rempoah Baturaden. Perilaku adaptif remaja meningkat dari 60% menjadi 97% setelah diberikan perlakuan dukungan keluarga. Kesulitan orang tua dalam memberikan dukungan adalah ketika mengarahkan untuk belajar, menjalin komunikasi terbuka, dan menghadapi emosi remaja. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh optimalisasi dukungan keluarga yang signifikan terhadap peningkatan perilaku adaptif remaja (p value0.001). Orang tua hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan untuk melaksanakan dukungan keluarga kepada anak remaja.Kata kunci:Dukungan, keluarga, perilaku, pubertas, remaja Abstract The period of puberty is a critical period for adolescents. The consequence of changing puberty is often arise a dis-adaptif behaviour such as a shirker, protester, gang fighter. Family as the primary environment teenager plays an important role in shaping adolescent behavior. The research objective was to identify the influence of family support for adaptive behavior of adolescent puberty. Quasi-experimental design approach without pre-posttest control group design was applied. Respondents was selected by purposive sampling in Baturaden. Adaptive behavior that increased from 60% to 97% after optimization family support. Difficulties of parents in providing family support when directed to learn, to establish open communication, and teenagers emotional. There is the influence of family support optimization significantly to the increase of adaptive behavior adolescents with p value of 0.001. Parents should always increase their knowledge to implement family support to teenagers.Key words: Behavior, family, puberty, support, teenagers


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Dwi Heppy Rahcmawati ◽  
Betie Febriana

AbstrakProses hidup lansia telah menghadapi berbagai masalah yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologi lansia. Studi terdahulu menemukan bahwa konsep diri dan makna hidup merupakan hal yang paling terpengaruh pada usia lanjut. Jika tidak diatasi, hal ini akan memicu depresi pada lansia. Oleh karena itu, dibutuhkan terapi untuk meningkatkan konsep diri dan kemampuan memaknai hidup lansia. Penelitian ini bertujuan melihat efektifitas logoterapi terhadap peningkatan konsep diri dan kemampuan memaknai hidup lansia di panti. Desain pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan Quasi Experimental Pre-Post Test Without Control Group Design. Jumlah sampel sebanyak 30 responden dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan secara bermakna pada konsep diri (nilai p= 0,000) dan makna hidup (nilai p=0,000) lansia sebelum dan sesudah terapi. Logoterapi merupakan salah satu intervensi yang dapat digunakan pada lansia atau masalah psikososial. Pemberian logoterapi pada lansia berdampak pada peningkatan harga diri lansia dari rendah ke tinggi yaitu sebesar 22 responden artinya73% terjadi peningkatan harga diri-konsep diri dan ini merupakan angka yang cukup tinggi dan bermakna. Kesimpulan logoterapi efektif untuk meningkatkan konsep diri dan makna hidup lansia di Panti Pelayanan lansia di Panti pelayanan sosial pucang gading Semarang. Kata kunci: konsep diri, makna hidup, logoterapi, lansia AbstractThe effectiveness of logotherapy on improving self-concept and the ability to interpret the life of the elderly. The life process of the elderly has faced various problems that can affect the psychological development of the elderly. Previous studies have found that self-concept and the meaning of life are the most affected in old age. If not overcome, this will trigger depression in the elderly. Therefore, therapy is needed to improve self-concept and the ability to interpret the life of the elderly. This study aims to see the effectiveness of logotherapy on improving self-concept and the ability to interpret the life of the elderly in the institution. The design in this study is quantitative with Quasi Experimental Pre-Post Test Without Control Group Design. The number of samples was 30 respondents with simple random sampling technique. The results of this study indicate that there are significant differences in self-concept (p value = 0,000) and the meaning of life (p value = 0,000) the elderly before and after therapy. Logotherapy is one intervention that can be used in the elderly or psychosocial problems. The provision of logotherapy in the elderly has an impact on increasing the self-esteem of the elderly from low to high, which is 22 respondents, meaning that 73% of the increase in the price of self-concept is self and this is a fairly high and meaningful number. Conclusion Effective logotherapy to improve self-concept and the meaning of elderly life in Panti Elderly services at the social service center of Semarang ivory. Keywords: self-concept, meaning of life, logotherapy, elderly


2020 ◽  
Vol 4 ◽  
Author(s):  
Parawansah Parawansah ◽  
Rahmawati Rahmawati ◽  
I Putu Sudayasa ◽  
Andi Noor Kholidha ◽  
Amiruddin Eso ◽  
...  

Pare adalah tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit, diantaranya diabetes mellitus. Kandungan charantine, polypeptide-p, vicine dan antioksidan memiliki potensi menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas anti diabetik fraksi ekstrak buah pare dalam menurunkan kadar glukosa darah dan gambaran histopatologi jaringan pankreas tikus yang diinduksi streptozotocin. Penelitian ini menggunakan post test only control group design. Sampel penelitian ini terdiri dari 5 kelompok yaitu kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok fraksi etanol ekstrak buah pare, kelompok fraksi etil asetat ekstrak buah pare, dan kelompok n-heksan ekstrak buah pare. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada saat sebelum dilakukannya induksi STZ, setelah induksi STZ, hari ke 4 dan hari ke 7 pemberian fraksi ekstrak buah pare menggunakan glukometer dan spektrofotometer. Pada hari ke 7 dilakukan pembedahan untuk pengambilan sampel darah dan pankreas tikus. Analisis data yang digunakan adalah kruskal-wallis dilanjutkan uji mann-withney. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara penurunan kadar glukosa darah tikus diabetes mellitus yang diberi fraksi n-heksan ekstrak buah pare dengan kelompok kontrol negatif (p-value<0,05). Sementara itu berdasarkan pemeriksaan histopatologi jaringan pankreas tikus yang diberi fraksi ekstrak buah pare 400 mg/kg diperoleh nilai positif ++. Terdapat aktivitas anti diabetik fraksi ekstrak buah pare dengan presentase tingkat penurunan kadar glukosa darah tikus tertinggi oleh pemberian fraksi n-heksan ekstrak buah pare 400 mg/kg. Terdapat perbedaan gambaran histopatologi jaringan pankreas tikus pada kelompok yang diberi fraksi etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksan terhadap kelompok kontrol positif dan kontrol negatif.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 106-111
Author(s):  
Trisna Vitaliati

Deteksi dini berkaitan dengan klasifikasi atau kegiatan untuk mendapatkan informasi mengenai ibu hamil sangat membantu persiapan pengendalian resiko terjadinya komplikasi kehamilan. Walaupun timbulnya pre-eklamsi tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan melakukan deteksi dini. Ketidakpatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan dapat menyebabkan tidak dapat diketahuinya berbagai komplikasi kehamilan sehingga tidak segera diatasi, sehingga diperlukan strategi promosi kesehatan dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah ibu primigravida. Hal ini memungkinkan masyarakat dan petugas kesehatan untuk melakukan perawatan yang memadai dan berhasil menurunkan kematian ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis pemberdayaan ibu primigravida untuk deteksi dini pre-eklamsi di Kabupaten Jember. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan rancangan Pre-Post Test Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini diambil secara probability/ random dengan teknik cluster random sampling. Analisa dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan skor rerata perubahan perilaku pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Pada hasil uji Mann Whitney didapatkan nilai p-value<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa program pemberdayaan ibu primigravida berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan perilaku dalam melakukan deteksi dini pre eklamsi. Program pemberdayaan ibu primigravida efektif meningkatkan perilaku deteksi dini pre eklamsia sehingga program ini disarankan dapat diterapkan pada ibu hamil sebagai bagian dari program kesehatan ibu dan anak.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document