scholarly journals Hubungan Hygiene Perorangan Anak Usia Sekolah dengan Kejadian Penyakit Diare di Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Dedi Mahyudin Syam ◽  
Andi Bungawati ◽  
Tjitrowati Dja'afar ◽  
Maryam Maryam ◽  
Ros Arianty ◽  
...  

Asupan gizi  yang tidak dapat diserap akan  menimbulkan tekanan osmotik dalam rongga usus bertambah, sehingga menyebabkan perpindahan air serta elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan sehingga menyebabkan diare. World Health Organization (WHO) diare merupakan pemicu kematian nomor 2 pada anak di dunia, nomor 3 pada balita, serta nomor 5 untuk seluruh usia, ±1, 5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya di sebabkan diare. Observasi pendahuluan lewat wawancara dengan 5 orang anak sekolah kala habis bermain cuci tangan kadangkala dilaksanakan dan kadangkala tidak dilaksanakan. Tujuan studi ini adalah diketahuinya hubungan hygiene perorangan anak umur sekolah dengan penyakit diare di Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol Kategori riset ini ialah studi analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam studi ini yaitu anak umur sekolah yang alami diare berjumlah 20 orang dan 20 orang tidak alami diare. Prosedur pengambilan sampel memakai purposive sampling. Analisis yang digunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil analisis statistik Terdapat hubungan hygiene perorangan anak umur sekolah dengan  penyakit diare di Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol dengan p-value 0, 001. Nilai OR 1, 286, maksudnya anak yang hygiene perorangan yang kurang baik berpeluang mengidap diare 1, 286 kali dibandingkan dengan hygiene perorangan baik. Dianjurkan warga Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol menerapkan hygiene perorangan untuk menghindari kejadian diare. Jenis penelitian  ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini anak usia sekolah menderita diare berjumlah 20 orang dan 20 orang bukan penderita diare. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Analisis yang digunakan analisa univariat dan bivariat. Ada hubungan hygiene perorangan anak usia sekolah dengan kejadian penyakit diare di Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol dengan p value 0,001. Nilai OR 1,286, artinya anak yang hygiene perorangan yang kurang baik berpeluang menderita diare 1,286 kali dibanding dengan  hygiene perorangan baik. Disarankan masyarakat Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol menerapkan  hygiene perorangan untuk mencegah kejadian diare.

Author(s):  
Martina Astari Martina Astari

ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO 2010) approximately 99% of cases of maternal deaths occur during labor and postpartum. One of the causes of maternal death due to preeclampsia. Country - developing countries maternal mortality rate of 450 / 100,000 live births, this is a very high number. In the hospital Palembang obtained Muhammaddiyah severe preeclampsia incidence by 2013 as many as 85 cases. Many things that cause severe preeclampsia include maternal age, parity, educational level, employment. The purpose of this study was to determine the relationship of maternal age, parity, educational level, work simultaneously with perinatal death. This type of research is a case control study conducted retrospectively. The population in this study were all women giving birth in hospital Muhammadiyah Palembang in the year 2013 that berjumlah2565. The study sample totaled 225 respondents. In this study conducted univariate, bivariate and multivariate analyzes. From the analysis we found no association with maternal age incidence of severe preeclampsia (P Value 0.043 OR 1.799), no parity relationship with the incidence of severe preeclampsia (P Value 0.010 OR 0.617), no correlation with the incidence rate of severe preeclampsia education (P Value 0.027 OR 1.394) , there is a relationship how to work with the incidence of severe preeclampsia (P Value 0.024 OR 0.576), the most dominant variable is the age of the mother. It is suggested to the leadership of Muhammadiyah hospital Palembang is hoped to be able to further improve health care programs for women giving birth so as to prevent the occurrence of complications during labor and to increase outreach programs about the importance of prenatal care and provide knowledge about the complications - complications during childbirth to facilitate the birth process. References       : 16 (2002-2013)     ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO 2010) sekitar 99 % kasus kematian ibu terjadi pada masa persalinan dan pasca persalinan. Salah satu penyebab kematian ibu karena preeklamsia. Dinegara – negara berkembang angka kematian ibu sebesar 450/100.000 kelahiran hidup, ini merupakan angka yang sangat tinggi. Di Rumah Sakit Muhammaddiyah Palembang didapatkan kejadian preeklamsia berat pada tahun 2013 sebanyak 85 kasus. Banyak hal yang menyebabkan preeklamsia berat diantaranya umur ibu, paritas, tingkat pendidikan, pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan umur ibu, paritas, tingkat pendidikan, pekerjaan secara simultan dengan kematian perinatal. Jenis penelitian ini merupakan penelitian case control study yang dilakukan secara retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di rumah sakit Muhammadiyah Palembang pada Tahun 2013 yang berjumlah2565. Sampel penelitian ini berjumlah 225 responden. Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Dari hasil analisis didapatkan ada hubungan umur ibu dengan kejadian preeklamsia berat (P Value 0,043 OR 1,799), ada hubungan paritas dengan kejadian preeklamsia berat (P Value 0,010 OR 0,617), ada hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian preeklamsia berat (P Value 0,027 OR 1,394), ada hubungan cara pekerjaan dengan kejadian preeklamsia berat (P Value 0,024 OR 0,576), Variabel paling dominan adalah umur ibu. Disarankan kepada pimpinan rumah sakit Muhammadiyah Palembang Diharapkan untuk dapat lebih meningkatkan program pelayanan kesehatan kepada ibu bersalin sehingga  mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan serta meningkatkan program penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan  dan memberikan pengetahuan mengenai komplikasi – komplikasi selama masa persalinan untuk memperlancar proses persalinan.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Ismalia Husna ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Guntur Batara Kencana

<em>World Health Organization </em>(WHO) melaporkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus DBD khususnya di negara tropis seperti Indonesia. Di Bandar Lampung terjadi instabilitas pada <em>Incidence Rate </em>(IR) dari tahun 2010-2015 dan Tanjung Senang merupakan wilayah dengan angka kasus tertinggi yaitu 138 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah<em> Dengue</em> (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian <em>case control</em>. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 sampel dari 50 kasus DBD dan 50 kontrol. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu <em>total sampling </em>pada kelompok kasus dan <em>random sampling </em>pada kelompok kontrol. Analisa data yang digunakan adalah <em>chi-square test. </em>Hasil analisis statistik menggunakan uji <em>Chi-square </em>menunjukan variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah pengetahuan (<em>p-value=</em>0,02; OR=0,40; 95% CI:0,35 – 1,72) dan jumlah kontainer (<em>p-value=</em>0,01; OR=3,02; 95% CI:1,26-7,20). Variabel yang tidak berhubungan antara lain pendidikan, pekerjaan, perilaku, ketersediaan tutup kontainer, keberadaan kawat kassa dan jarak antar rumah karena <em>p value</em> &gt; 0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan jumlah container merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kelurahan Way Kandis.


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 149
Author(s):  
Sherly Mutiara ◽  
Dini Qurrata Ayuni ◽  
Rika Astria Rishel

Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 40%, hal ini semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Kadar hemoglobin normal pada ibu-ibu hamil adalah 11 gr/ mmHg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas konsumsi rumput laut (eucheuma spinosum) terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Naras Kota Pariaman tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperiment dengan pendekatan menggunakan rancangan post tes only control group desain. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Naras pada tanggal .Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling, Teknik pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS. Hasil analisis univariat ditemukan dari 25 responden terdapat 42% responden mengalami anemia (pre test), 44% tidak mengalami anemia (post test) di wilayah kerja puskesmas naras. Hasil analisis bivariat didapatkan adanya efektivitas konsumsi rumput laut (eucheuma spinosum) terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil (p value = 0,000) Di Wilayah Kerja Puskesmas Naras Tahun 2020.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya efektivitas konsumsi rumput laut (eucheuma spinosum) terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Diharapkan pada petugas kesehatan hendaknya lebih meningkatkan lagi memberikan penyuluhan kepada penderita anemia, seperti memberikan leafleat atau selebaran-selebaran yang berisikan informasi tentang hal-hal yang mempengaruhi kadar hemoglobin). 


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 450-457
Author(s):  
Ayu Mustika Handayani

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia mencapai 43 per 1.000 kelahiran hidup yang mengalami Asfiksia. Angka kematian  perinatal  di  Indonesia sendiri mencapai 26 per 1000 kelahiran. Data yang diperoleh dari RSUD Raden Mattaher Jambi, jumlah kasus asfiksia neonatorium tahun 2016 sebanyak 107 kasus, mengalami kenaikan ditahun 2017 sebanyak 106 kasus, dan tahun 2018 kasus asfiksia sebanyak 116 kasus. Beberapa faktor penyebab asfiksia pada bayi baru lahir adalah usia ibu dan partus lama. Hal ini disebabkan karena dapat menyebabkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang yang berakibat terjadi gawat janin.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia ibu dan partus lama terhadap kejadian Asfiksia neonatorium di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2018.Penelitian ini merupakan penelitian analitik case control. Populasi penelitian ini Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus (case) adalah bayi baru lahir dengan asfiksia pada tahun 2018 sebanyak 116 orang dan kelompok kontrol (control) adalah bayi baru lahir normal pada tahun 2018. Jumlah sampel masing-masing sebanyak 116 orang yang diambil dengan teknik total sampling untuk sampel kasus dan simpel random sampling sampel kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Raden Mattaher Jambi pada tanggal  April-Mei 2019. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 163 responden (70,3%) mempunyai usia tidak beresiko, sebanyak 170 responden (73,3%) tidak mengalami partus lama dan sebanyak 116 responden (50%) mengalami asfiksia. Ada hubungan usia (p value=0,022, OR=2,039) dan partus lama (p value=0,000, OR=4,586) dengan kejadian asfiksia neonatorium dengan p-value< 0,05. Dapat disimpulkan bahwa usia dan partus lama mempengaruhi kejadian asfiksia neonatorium. Untuk itu petugas kesehatan perlu meningkatkan pelayanan yang dilakukan sejak masa kehamilan untuk mendeteksi dini komplikasi kehamilan melalui pemeriksaan kehamilan


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 258
Author(s):  
Minda Septiani ◽  
Maria Ulfa

World Health Organization (WHO) menyatakan lebih dari 2/3 kematian  neonatus disebabkan oleh BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen pada tahun 2017  jumlah BBLR sebanyak 266 kasus dari 8.746 jumlah kelahiran bayi (3%). Kasus BBLR tertinggi di Kabupaten Bireuen adalah di Kecamatan Peudada yaitu sebanyak 30 kasus dari 568 jumlah kelahiran hidup (5,2%). Jenis penelitian adalah studi analitik dengan pendekatan case control. Populasi adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi BBLR dan bukan BBLR di wilayah kerja Puskesmas Peudada. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi yang berjumlah 30 kasus dan 30 kontrol. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-Square pada taraf kepercayaan 95% (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan variabel usia hamil berisiko berhubungan dengan kejadian BBLR dengan nilai p- value = 0,008 dan OR = 5,231. Variabel paritas berhubungan dengan kejadian BBLR dengan nilai p- value = 0,034 dan OR = 3,755. Variabel usia kehamilan berhubungan dengan kejadian BBLR dengan nilai p- value = 0,012 dan OR = 8,105. Variabel kekurangan energi kronik berhubungan dengan kejadian BBLR dengan nilai p- value = 0,007 dan OR = 5,714. Variabel kunjungan ANC berhubungan dengan kejadian BBLR dengan nilai p- value = 0,036 dan OR = 3,596. Disarankan Kepada tenaga kesehatan dan Puskesmas Peudada, untuk memberikan pelayanan, pendidikan, penyuluhan dan menggalakkan program untuk mengatasi masalah yang terkait dengan kejadian BBLR.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Kurniati Devi Purnamasari ◽  
Yudita Ingga Hindiarti

Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif selama enam bulan di seluruh dunia belum sesuai dengan rekomendasi World Health Organization (WHO). Terlepas dari manfaat ASI, masalah masalah dalam pemberian ASI eksklusif salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI yang tidak lancar. Secara klinis pemberian terapi obat diberikan pada post partum untuk memperlancar ASI. Sayangnya, metode ini memiliki efek ketergantungan pada ibu. Pijat Oksitosin merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan produksi ASI dan bersifat non invasif untuk ibu. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan eksperimen semu. Populasi pada penelitian ini berjumlah 86 orang. Sampel diambil secara purposive sampling berjumlah 60 orang ibu post partum yang dibagi menjadi 2 kelompok secara randomisasi yaitu 30 orang kelompok intervensi yang diberikan pijat oksitosin selama 30 menit dan 30 orang kelompok kontrol yang diberikan pijat oksitosin selama 15 menit. Hasil Uji statistik diperoleh p-value= 0,000 (p-value ≤0,05) yang berarti ada pengaruh signifikan antara pijat oksitosin pada kelompok intervensi terhadap produksi ASI pada ibu post partum.  Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi tenaga kesehatan terutama bidan sebagai pelaksana sehingga dapat memberikan edukasi kepada ibu akan manfaat pijat oksitosin dan dapat memotivasi ibu dan keluarga untuk melakukan pijat oksitosin.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Rumini Misna ◽  
Umar Zein ◽  
Begum Suroyo

Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan yang besar di masyarakat, karena penularannya yang relatif mudah. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) terdapat 2 milyar penduduk di dunia menderita hepatitis dan 1,46 juta diantaranya mengalami kematian. Prevalensi penderita hepatitis B di RSUD Dr. Pirngadi Medan meningkat di tahun 2016 yaitu sebanyak 198 penderita. Jenis penelitian ini observasional analitik dengan menggunkan pendekatan case control. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2016 - Februari 2017. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 76 responden. Hasil uji statistik Binary Logistic tahap kedua menunjukkan bahwa hanya ada 3 variabel yang memiliki hubungan dengan Hepatitis B, yaitu  riwayat vaksinasi memiliki nilai p value 0.171, riwayat penggunaan jarum suntik bersama p value 1.000 dan pasangan seksual p value 0.999. Berdasarkan hasil uji tersebut diketahui bahwa riwayat vaksinasi memiliki pengaruh terhadap kejadian hepatitis B. vaksinasi yang memiliki pengaruh terhadap kejadian hepatitis B. Hasil tersebut menggambarkan bahwa vaksin merupakan suatu tindakan yang sangat berpengaruh dan  dapat mencegah penyakit hepatitis B, sehingga program pemberian vaksin diharapkan mulai ditingkatkan agar dapat mengendalikan kejadian hepatitis B.Kata Kunci : Hepatitis B, Riwayat Vaksinasi, Riwayat Bertatto, Riwayat Penggunaan Jarum Suntik Bersama, Pasangan  Seksual


2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Mina Yumei Santi ◽  
Sabar Santoso ◽  
Nasyiatush Sholihah

United Nation Childrens Fund dan World Health Organization merekomendasikan pemberian ASI eksklusif untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas bayi.  Ibu bekerja cenderung tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Kurangnya dukungan tempat kerja menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan ASI eksklusif pada ibu bekerja. Cakupan ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Sewon II menurun dari tahun 2015 ke 2016 dan menjadi salah satu puskesmas dengan cakupan terendah di Kabupaten Bantul. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan tempat kerja dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di wilayah kerja Puskesmas Sewon II. Metode yang digunakan observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dan melibatkan 70 responden yaitu ibu balita yang bekerja. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil studi menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan tempat kerja dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja dengan p-value 0,011 (α = <0,05) dan keeratan hubungan rendah dengan coefficient contingency 0,291. Karakteristik responden yang berhubungan dengan ASI eksklusif yaitu pendidikan, paritas, dan durasi kerja. Tempat kerja diharapkan memberikan waktu, sarana prasarana, dan kebijakan yang mendukung ASI eksklusif pada ibu bekerja sesuai dengan peraturan pemerintah.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 136-145
Author(s):  
Setiawati Setiawati ◽  
Lidya Aryanti ◽  
Santy Anggraini

ABSTRACT: EFFECT OF SUPPLEMENTARY RECOVERY FEEDING (PMT-P) ON MALNUTRITION STATUS OF TODDLERS IN THE WORKING AREA OF SEGALA MIDER HEALTH CENTER BANDAR LAMPUNG  Backrgound: Nutritional problems of toddlers need attention. The World Health Organization (WHO) reports that there are 99 million toddlers suffering from malnutrition. Data in Indonesia in 2018 states that the percentage of malnutrition among children aged 0-59 months is 3.9%, while the percentage of malnutrition is 13.8%. Data in Lampung Province states that the percentage of malnutrition and malnutrition among children aged 0-59 months is 3.1% for malnutrition and 12.8 for malnutrition. Data from the Bandar Lampung Health Service in 2019, it was found that there were targets for malnourished toddlers, namely as many as 1,277 toddlers and the largest was at the Segala Mider Health Center, as much 76 toddlers.Purpose: To determine the effect of supplementary recovery feeding (PMT-P) on under-nutrition status in children under five.Method: This type of research is quantitative, with a one group pretest posttest design. The population was all malnourished toddlers who received PMT-P in the work area of the Puskesmas All Mider Bandar Lampung, with a total sample of 30 children. The sampling technique used purposive sampling. The analysis in this study used a dependent t-test. Dependent t-test / paired sample t-test..Results: The results of the univariate analysis showed that the mean z-score before the supplementary feeding recovery (PMT-P) program was -2,391 ± 0,214  and after the PMT-P program increased to -1,431 ± 0.476.The results of the difference between the two mean z-score increases before and after the PMT-P program were implemented of 0,959 and obtained  p-value = 0,000. The conclusions from the results of the study showed there is an effect of supplementary recovery feeding (PMT-P) on malnutrition status in children under five. So it is hoped that health workers can be more routine in providing health education to people who have toddlers, especially about toddler nutrition and provide leaflets on fulfilling toddler nutrition. Keywords : PMT-P, malnutrition status, toddlers     INTISARI: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMT-P) TERHADAP STATUS GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEGALA MIDER BANDAR LAMPUNG  Latar Belakang: Masalah gizi balita parlu mendapat perhatian. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa terdapat 99 juta Balita menderita gizi kurang. Data di Indonesia tahun 2018, menyebutkan persentase gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan adalah sebesar 3,9%, sedangkan persentase gizi kurang adalah 13,8%. Data di Provinsi Lampung, menyebutkan persentase gizi buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-59 bulan  yaitu sebesar 3,1% untuk gizi buruk, dan  12,8 untuk gizi kurang. Data Dinas Kesehatan Bandar Lampung tahun 2019, diperoleh bahwa terdapat sasaran balita gizi kurang yaitu sebanyak 1.277 balita dan terbanyak yaitu di Puskesmas Segala Mider yaitu 76 balita.Tujuan: Diketahui pengaruh pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) terhadap status gizi kurang pada balita.Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan rancangan one group pretest posttest. Populasi yaitu seluruh balita gizi kurang yang mendapatkan PMT-P di wilayah kerja Puskesmas Segala Mider Bandar Lampung, dengan jumlah sampel sebanyak 28 balita. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Analisis pada penelitian ini menggunakan uji-t dependen. Uji t dependen/ paired sample t-test.Hasil: Hasil analisis univariat bahwa rerata nilai z-skore sebelum dilakukan program pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) yaitu -2,391 ± 0,214 dan setelah dilakukan program PMT-P meningkat menjadi -1,431 ± 0,476. Hasil nilai beda dua mean peningkatan z-skore sebelum dan sesudah dilaksanakan program PMT-P sebesar 0,959 dan diperoleh p-value=0,000. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) terhadap status gizi kurang pada balita. Sehingga diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat lebih rutin lagi dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang memiliki balita khususnya tentang asupan gizi balita serta memberikan leaflet tentang pemenuhan gizi balita. Kata Kunci   : PMT-P, status gizi kurang, balita


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Fera Riswidautami Herwandar ◽  
Russiska Russiska ◽  
Intan Maharani Fakhrudin

Permasalahan kesehatan pada remaja yang menduduki persentasi terbesar dibanding yang lainnya adalah gangguan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi (durasi perdarahan yang lebih lama dan ketidakteraturan siklus) disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah stres. Stres diketahui sebagai faktor-faktor penyebab (etiologi) terjadinya gangguan siklus menstruasi. Stres akan memicu pelepasan hormon kortisol dimana hormon kortisol ini dijadikan tolak ukur untuk melihat derajat stres seseorang. Hormon kortisol diatur oleh hipotalamus otak dan kelenjar pituitari, dengan dimulainya aktivitas hipotalamus, hipofisis mengeluarkan FSH dan proses stimulus ovarium akan menghasilkan estrogen. Penelitian yang dilakukan oleh Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dibawah naungan World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa permasalahan remaja di Indonesia adalah seputar permasalahan yang mengenai gangguan menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019 sebanyak 41 responden. Analisis yang digunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan, dari 41 responden terdapat 18 (44%) responden yang mengalami stres sedang, pada siklus menstruasi yang tidak teratur terdapat 25 (61%) responden. Hasil uji rank spearman,  yakni p value = 0,01 (<0,05) yang ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019. Bagi institusi Pendidikan khususnya Program Studi Diploma III Kebidanan diharapkan dapat membuat sebuah program edukasi mengenai manajemen stres pada remaja yang bisa dilakukan secara rutin di luar jadwal perkuliahan.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document