scholarly journals HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL, ALAT TRANSPORTASI, SERTA PERSEPSI PASIEN TERHADAP KETERLAMBATAN PASIEN KE INSTALASI GAWAT DARURAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 7-15
Author(s):  
Nandar Wirawan ◽  
Iis Siti Sholihah ◽  
Yanto Rohyadi ◽  
M.Iqbal Angga Kusuma

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit dengan proporsi angka kematiantertinggi. PJK menduduki tingkat kedua dari 10 besar diagnosis. PJK membutuhkanpenatalaksanaan yang cepat dan tepat dalam masa golden period selama 90 menit,namun seringkali terjadi keterlambantan kedatangan pasien ke Instalasi Gawat Darurat(IGD) yang mengakibatkan kematian. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktoryang melatarbelakangi keterlambatan pasien ke IGD pada PJK di RSUD Sumedang.Penelitian ini menggunakan Pendekatan Cross Sectional dengan besar sampel sebanyak36 responden (accidental sampling). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesionerfaktor keterlambatan pasien PJK datang ke IGD. Data dianalisis dengan Metode UjiChi Square. Hasil analisis terdapat hubungan jarak tempat tinggal (p-value=0,045),penggunaan transportasi (p-value=0,024), perilaku mencari pelayanan kesehatan(p-value=0,001), persepsi pasien (p-value=0,012) dengan keterlambatan pasien datang keIGD dengan keluhan nyeri dada pada PJK. Jarak tempat tinggal, penggunaan transportasi,pencarian pelayanan kesehatan dan persepri pasien memiliki hubungan yang bermaknadengan keterlambatan pasien datang ke IGD pada pasien penyakit jantung koroner.Diharapkan pelayanan kesehatan memberikan edukasi terhadap pasien yang berisikomengalami nyeri dada atau serangan jantung seperti pada pasien dengan riwayat penyakithipertensi, diabetes melitus, kolesterol, strok sehingga jika terdapat tanda gejala nyeridada pasien dapat langsung mengenali, mengatasi kegawatan di rumah dan cepat mencaripelayanan kesehatan.

2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Helena Wadja ◽  
Hamidah Rahman ◽  
Nani Supriyatni

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Diabetes melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia pada abad ke-21. Jumlah penderita DM mencapai 422 juta orang di dunia pada tahun 2014. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat stres, dan durasi tidur terhadap kejadian Diabetes Mellitus. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah  pasien yang datang memeriksakan kadar gula darah di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Tahun 2018. Jumlah sampel 95 orang yang diambil dengan cara accidental sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus adalah tingkat stres dengan p-value = 0,037 ( <0,1 ) dan durasi tidur dengan p-value = 0,025 ( <0,1 ), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pengetahuan dengan p-value = 0,709 ( >0,1 ). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan lebih meningkkatkan lagi  informasi kepada masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, agar masyarakat lebih tahu tentang penyakit Diabetes Mellitus.


Author(s):  
Maulina Debbyousha ◽  
Harvina Sawitri ◽  
Anna Millizia ◽  
Erwin Siregar ◽  
Muhammad Jailani

Pasien diabetes melitus (DM) cenderung menujukkan percepatan proses aterosklerotik dan akibatnya risiko penyakit kardiovaskular lebih tinggi seperti penyakit jantung koroner.DM sering dipersulit dangan komorbiditas lainnya yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskular (seperti, hipertensi, penyakit ginjal kronis, dan dislipidemia).  Kontrol glikemik yang tidak adekuat atau terjadinya resistensi insulin mengaktifkan saraf simpatis, yang memicu MBPS berlebihan pada pasien DM.MBPS berlebihan terlibat dalam patogenesis kejadian kardiovaskular pada pagi hari  dengan mencetuskan stres hemodinamik. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara  pengendalian glukosa darah dan MBPS, serta hubungan antara MBPS dan kejadian penyakit jantung koroner pada pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang (cross sectional). Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer berdasarkan hasil identifikasi karakteristik pasien, pengukuran morning blood pressure surge, kadar gula darah puasa dan pemeriksaan EKG. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 75% responden pada penelitian ini (n = 32) memiliki kadar gula darah puasa yang tidak terkontrol, 53,1% responden dengan morning hypertension dan 62,5% responden mengalami Penyakit Jantung Koroner (PJK).  Pada analisis bivariat, hasil menunjukkan terdapat hubungan antara kontrol gula darah puasa dengan morning hypertension (p value = 0.024%). Secara umum terdapat hubungan timbal balik antara DM dengan hipertensi.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 5-14
Author(s):  
Holy Yunita Nuraini ◽  
Rachmat Supriatna

Diabetes mellitus tipe 2 adalah diabetes melitus yang tidak tergantung pada  insulin dan kebanyakan penderita memiliki kelebihan berat badan. Data studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan, aktivitas fisik dan riwayat penyakit keluarga terhadap penyakit diabetes  mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelian cross sectional .Metode pengambilan sampel menggunakan tekhnik accidental sampling terhadap 34 orang pasien penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner, dimana jawaban dari kuisioner dianalisa dengan menggunakan uji chi-square yang di olah dengan menggunakan  SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dari tiga variable yaitu pola makan nilai p-value 0.044 < α (0.05), aktivitas terhadap penyakit diabetes mellitus tipe 2 nilai p-value 0.634 > α (0.05) dan riwayat penyakit keluarga nilai p-value 0.102 > α (0.05), yang mempunyai hubungan terhadap diabetes mellitus tipe 2 adalah variable pola makan. Perlu adanya penyuluhan lebih terhadap masyarakat mengenai pola makan yang baik dan sehat. Kata kunci : Aktivitas Fisik,  Diabetes Mellitus, Pola Makan, Riwayat Penyakit Keluarga


2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 272
Author(s):  
Sukarmin Sukarmin ◽  
Endah Tri Rahayuningrum ◽  
Yulisetyaningrum Yulisetyaningrum

Latar Belakang : Survei awal di Unit Rawat Jalan RSU dr. Loekmono Hadi Kudus, Diabetes Melitus bulan Januari –Maret 2019 berjumlah 1104  kasus, pada bulan April–Juni 2019 didapatkan 1119 kasus, dan pada bulan Juli–September 2019 sejumlah 1034 kasus.Tujuan : Untuk Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan gula darah pada pasien Diabetes Melitus di Unit Rawat jalan RSUD Kudus.Metode : Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif  dengan metode  korelasi menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian  berjumlah 377 orang dengan  sampel sebanyak 79 orang. Variabel  independent dalam penelitian ini adalah berat badan, kepatuhan diit, perilaku minum obat dan  variabel  dependent  dalam  penelitian  ini adalah peningkatan gula darah. Analisa dalam penelitian ini menggunakan menggunakan Rank Spearman.Hasil : Ada hubungan berat badan dengan peningkatan gula darah pada pasien diabetes mellitus dengan nilai p value sebesar 0.000, ada hubungan kepatuhan diit dengan peningkatan gula darah pada pasien diabetes mellitus dengan nilai p value sebesar 0.005, ada hubungan perilaku minum obatdengan peningkatan gula darah pasien Diabetes Mellitus dengan nilai p value sebesar 0.009.Kesimpulan : Ada hubungan obesitas, kepatuhan diit dan kebiasaan minum  dengan peningkatan gula darah pasien Diabetes Mellitus di Unit Rawat RSU dr. Loekmono Hadi Kudus


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 394-403
Author(s):  
Rahmat Syuhada ◽  
Toni Prasetya ◽  
Ade Utia Detty ◽  
Merryshol Okhi

ABSTRACT: VISUAL RESULTS OF DIABETES RETINOPATHY PATIENTS POST PARS PLANA VITRECTOMY OPERATION AT PERTAMINA BINTANG AMIN HOSPITAL Background: Diabetic retinopathy is a neovascular complication that is very specific for type 1 diabetes and type 2 diabetes. Based on data according to Basic Health Research (RISKESDAS) in 2018, diabetes mellitus in 2013 reached 1.5% of patients with diabetes, and is increasing. to 2.0% in 2018. Treatment of diabetes mellitus patients with complications of diabetic retinopathy by performing pars plana vitrectomy surgery which is anoperative management that can improve eye visual or restore visual fuction. Research Objectives: To determine the visual outcome in diabetic retinopathy patients after pars plana vitrectomy surgery at Pertamina Bintang Amin Hospital, Lampung Province in 2020.Research Methods: This type of research was cross -sectional. Sampling was done by total sampling. Bivariate data analysis using Paired T-Test.Results: Statistical analysis using Paired T-Test showed the p-value for visualoutcome analysis in diabetic retinopathy patients before and after pars plana vitrectomy surgery was 0.000 (p-value <0.05).Conclusions: There are significant changes in diabetic retinopathy patients visualoutcome before pars plana vitrectomy surgery and after pars plana vitrectomy surgery at Pertamina Hospital Amin Star Lampung Province 2020. Keywords: Diabetic retinopathy, pars plana vitrectomy operation, Visualoutcome INTISARI: VISUALOUTCOME PADA PASIEN RETINOPATI DIABETIK PASCA OPERASI PARS PLANA VITRECTOMY DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN  Latar Belakang: Retinopati diabetik adalah komplikasi neovaskular yang sangat spesifik untuk diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Berdasarkan data menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2018, penyakit diabetes melitus di tahun 2013 mencapai 1,5% pasien pengidap diabetes, dan meningkat menjadi 2,0% pada tahun 2018. Penanganan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi retinopati diabetik diantaranya adalah dengan dilakukannya operasi pars plana vitrektomi yang merupakan penatalaksanaan operatif yang dapat memperbaiki visus mata atau memulihkan fungsi penglihatan . Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui visualoutcome pada pasien retinopati diabetik pasca operasi pars plana vitrektomi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung Tahun 2020.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah potong silang (Cross-sectioal). Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Analisis data bivariat dengan Paired T-Test.Hasil Penelitian: Analisis statistik menggunakan uji Paired T-Test menunjukkan p-value untuk analisa visualoutcome pada pasien retinopati diabetic sebelum dan sesudah operasi operasi pars plana vitrektomi sebesar 0,000 (p-value < 0,05).Kesimpulan: Terdapat perubahan yang signifikan pada visualoutcome pasien retinopati diabetik sebelum operasi pars plana vitrektomi dan sesudah operasi pars plana vitrektomi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung Tahun 2020. Kata Kunci: Retinopati Diabetik, Operasi Pars Plana Vitrektomi, Visualoutcome


Jurnal JKFT ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Popy Irawati ◽  
Arif Firmansyah

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan Peneitian Untuk mengetahui factor- dukungan keluarga  yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang-Banten. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes millietus sebanyak 86 responden. Teknik pengambilan sampel yang dipilih secara non probability sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Dengan teknik Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square dengan menunjukan p value α 0,01 sehingga Ha diterima bahwa terdapat hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet pada pasien Diabetes Militus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 45-51
Author(s):  
Riska Novi Asafitri ◽  
Faridah Aini ◽  
Yunita Galih

Keberhasilan penggunaan koping efektif pada penyandang diabetes melitus akan berdampak pada kepatuhan penyandang dalam terapi diabetes melitus yang pada akhirnya kadar glukosa darah penyandang diabetes melitus dapat diturunkan. Mekanisme koping yang efektif diperlukan untuk mengurangi stress, menjaga hubungan sosial individu, mempertahankan konsep diri yang positif sehingga dapat memelihara kualitas hidup yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan kualitas hidup pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RS Roemani Semarang. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah penderita DM tipe 2. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 orang dengan teknik accidental sampling. Alat pengambilan data untuk mekanisme koping diukur menggunakan The Brief COPE, untuk kualitas hidup diukur menggunakan WHOQOL-BREF. Uji statistik menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan mekanisme koping pada penderita DM tipe 2 lebih dari separo kategori adaptif 39 orang (63,9%), kualitas hidup pada penderita DM tipe 2 lebih dari separo kategori baik 35 orang (57,4%). Ada hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dengan kualitas hidup pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RS Roemani Semarang, hasil uji didapatkan p-value sebesar 0,006 < ( α = 0,05). Penderita diabetes melitus dapat meningkatkan strategi koping adaptif dapat dilakukan dengan berpikir positif, lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan sholat, dzikir, beramal, puasa, dan lain-lain.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi Supriyadi ◽  
Susmini Susmini

Gangguan metabolik mampu menyebabkan beberapa penyakit salah satunya ialah diabetes melitus. Gejala umum yang sering muncul pada kasus diabetes melitus yaitu hiperglikemia. Hiperglikemia yang berkepanjangan dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi diantaranya komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar gula darah sewaktu dengan gejala neuropati perifer penderita diabetes melitus tipe 2. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Jumlah sampel 32 penderita diabetes melitus yang dipilih melalui teknik simple random sampling, penelitian ini dilakukan di Desa Kedung Dowo Kecamatan Nganjuk. Berdasarkan uji statistik Fisher’s Exact Test didapatkan p value 0.002 (p value < 0.05) yang berarti terdapat hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan gejala neuropati perifer penderita diabetes melitus tipe 2.


2012 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Sada Rasmada ◽  
Triyanti Triyanti ◽  
Yvonne M. Indrawani ◽  
Ratu Ayu Dewi Sartika

Asupan nutrisi dan energi, status nutrisi, serta aktivitas harian berpengaruh pada kejadian mengantuk yang berpengaruh negatif pada konsentrasi dan produktivitas belajar pada mahasiswa. Kejadian mengantuk berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif yang disebabkan oleh defisiensi zat besi. Seseorang yang mengantuk akan mengalami penurunan aktivitas fisik yang menyebabkan kelebihan berat badan sehingga berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dominan yang berpengaruh pada kejadian mengantuk di kalangan mahasiswa. Penelitian dengan desain studi cross sectional ini dilakukan terhadap sampel 139 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Proporsi mahasiswa yang hampir mengantuk sekitar 28,80%. Terdapat hubungan yang signifikan antara durasi tidur dan masalah kantuk (nilai p = 0,048). Mahasiswa dengan durasi tidur < 8 jam per hari mengalami kejadian mengantuk 0,50 kali lebih besar daripada mahasiswa dengan durasi tidur ³ 8 jam per hari. Faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian mengantuk adalah durasi tidur setelah dikontrol dengan asupan protein dan lemak, aktivitas fisik, dan paparan media. Mahasiswa yang sering mengantuk memperlihatkan asupan zat besi rendah sehingga disarankan untuk meningkatkan asupan zat besi yang berasal dari sumber makanan yang mengandung heme.Kata kunci: Asupan nutrisi, aktivitas fisik, konsentrasi, masalah kantukAbstractNutrient and energy intake, nutrition status, and daily activity could give impact for sleepiness problem. Sleepiness related to the decreasing of cognitive ability that caused by iron deficiency. A person who feels sleepy will have a lack of physical activities that lead to overweight and therefore has a higher risk to suffer degenerative diseases such as cardiovascular and diabetes mellitus. This study aimed to analyze dominant factor that can give influence to sleepiness problem among students. The cross sectional research used 139 students of Faculty of Public Health University of Indonesia. The percentage of students who is almost sleepy was 28,80%. This research showed the association between sleep duration and somnolence problem is significant (p value = 0,048). Students with sleep duration < 8 hours a day could be 0,50 times more sleepy than students with sleep duration ³ 8 hours a day. The dominant factor is sleep duration after controlled by protein and fat intake, physical activity, and media exposure. Students that frequently feels sleepy indicated low iron intake so that suggested to increase the iron intake through consuming heme contained food.Key words: Nutrition intake, physical activity, concentration, sleepiness problem


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document