scholarly journals Mozart Compilation During Pregnancy Gave Higher Number of Neurons of Rattus Norvegicus Offsprings in Cerebrum Compared to Jazz, Blues, and Rock Compilation

Author(s):  
Syania M O ◽  
Hermanto T J ◽  
Mudjiani B

Aim:To analyze the difference of the number of neurons in the cerebrum of Rattus norvegicus offsprings exposed to Mozart, Jazz, Blues, and Rock compilations during pregnancy. Method:Experimental study with single-blind randomized post-test only control group design using Rattus norvegicusas animal subjects that were divided into four groups: Mozart, Jazz, Blues, and Rock groups. The exposures started from the 10 day of gestation for 1 hour in a dark atmosphere with an intensity of 60 dB, in a distance of 25 cm from the exposure box, during March-May 2019. After cesarean delivery at day 19, the offsprings brain were prepared and stained by Hematoxylin-Eosin, then analyzed in 5 fields in each hemisphere with 1000x magnifying microscope. The study was conducted after ethical clearance and used a comparison statistical test chosen accordingly. Result:There were significant differences of the number of neurons between Mozart (71,96 ± 14,44) with Jazz (41,06 ± 7,65), Blues(40,92 ± 6,36), and Rock group (31,31 ± 8,19) with p=0,000. Conclusion:The number of neurons in the cerebrum of Rattus norvegicus offsprings exposed to Mozart compilation during pregnancy proved to be higher than Jazz,Blues, and Rock compilations.

Author(s):  
Dessy Hidayati Fajrin

The efforts that can be done to improve brain cells in the prenatal period is the provision of nutrients and good stimulation. Exposure to classical music such as Mozart, Beethoven, and Chopin music can increase the wave of brain activity. During pregnancy, Mozart music is proven to decrease the apoptosis of neuronal. Analyzing the difference of apoptosis neuronal of cerebrum and cerebellum of newborn baby of Rattus norvegicus that are exposed to the Mozart, Beethoven, and Chopin music, and that is not exposed to music during pregnancy. Laboratory experimental research, posttestonly control group design. Subjects were female pregnant Rattus norvegicus, grouped into 4 random groups: 1 control group and 3 treatments groups; with 6 samples each. Subjects were super ovulated, and 65 dB intensity of music is played for an hour at 20.00-21.00 on the subjects on 10th day of pregnancy. On 20th day of pregnancy, the mothers was dissected using SC technique. 2 heaviest newborn babies of Rattus norvegicus were taken. Statistical test concluded there was significant differences of apoptosis neuronal of cerebellum of newborn babies of Rattus norvegicus among the exposure to Mozart, Beethoven, and Chopin music, and without the exposure to music with value of p=0,033 in cerebellum. In conclution, the exposure of Mozart’s music during pregnancy perform expression of BDNF cerebellum in the offspring-rat was higher than exposed Beethoven’s music, Chopin and not exposed to music.


2019 ◽  
Vol 26 (3) ◽  
pp. 112
Author(s):  
Anwar Fauzi ◽  
Widjiati Widjiati ◽  
Hermanto T Joewono

Objectives: To analyze the influence of 50 percent food  restriction during pregnancy to the dendritic density of cerebellum and cerebellum of newborn Rattus norvegicus.Materials and Methods: Laboratory experimental study with single blind randomized post-test only control group design using animal model; pregnant Rattus norvegicus as treatment models. Subjects were divided into two groups: control group and treatment group which was exposed to 50% food restriction (FR 50%). At day 21, both group sacrificed and the cerebrum and cerebelum of the offsprings were prepared and stained with silver impregnation. We used parametric independent t-test in analyzing dendritic density.Results: In the cerebrum there was a significant difference in dendritic density between control (4.98+2.17) and treatment (2.69+0.76) groups with p=0.001 (p<0.05). In the cerebellum there was ALSO a significant difference in dendritic density between control (7.37+2.23) and treatment groups (3.01+0.64) with p=0.000 (p<0.05).Conclusions: The dendritic density of cerebrum and cerebellum of newborn Rattus norvegicusexposed to 50 percent of food restriction during pregnancy  were lower than control. 


2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
MENTARI AMENDA SAPUTRI ◽  
HERIN SETIANINGSIH

<p class="Default">Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Gaya hidup masyarakat terutama dalam mengkonsumsi diet yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar LDL yang dapat menyebabkan  penyakit kardiovaskular. Rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>)<em> </em>yang banyak dibudidayakan di Indonesia mengandung flavonoid dan triterpenoid yang diduga dapat menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) <em> </em>terhadap kadar LDL pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni laboratorik dengan rancangan penelitian <em>Post Test Control Group Design. </em>Sampel yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang dibagi ke dalam tiga kelompok: kelompok yang diberi diet standar selama 28 hari (K1), kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari (K2), dan kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari dan pada hari ke-15 sampai hari ke-28 diberi ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) dengan dosis 140mg/200grBB/hari (K3). Hasil analisis statistik <em>One Way Anova </em>menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar LDL yang signifikan antara ketiga kelompok pada penelitian ini (p&lt;0,001). Kadar LDL pada K2 (=16,00±3,29) meningkat secara bermakna dibandingkan dengan K1 (=10,62±1,77). Sedangkan kadar LDL pada K3 (=6,88±2,42) menurun secara bermakna dibandingkan dengan K2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) berpengaruh terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Kata kunci</strong> : diet tinggi lemak, LDL, <em>Kappaphycus alvarezii</em></p>


Author(s):  
Agustina Mar'atus Sholichah ◽  
Hermanto Tri Joewono ◽  
Widjiati Widjiati

Background: Intelligence management can produce superior human resources with integrated brain. Mozart music stimulus during pregnancy has been shown to increase the number of neuron of the fetal brain. The study of pop and religious music needs to be improve because they are more popular in Indonesia. Objective: To analyze the differences of number of Neuron in the Cerebrum Rattus norvegicusoffspring that exposed to Mozart, Indonesian pop music and Indonesian religious music during pregnancy. Methods: An experimental study with a post-test only control group design. Groups divide into treatment music groups: Mozart, pop and religious. Treatment in a soundproof room for 1 hour, starting the 10th-day of pregnancy, intensity of 65 dB with a distance of 25 cm from the cage. The number of neuron was counted from HE brain preparations of the head Rattus norvegicusoffspring and analyzed using appropriate statistics test. Results: There were significant differences in the number of neuron of Rattus norvegicusoffspring in cerebrum between groups with p = 0,000 (mean Mozart music group 28.14 ± 3.02, Indonesian pop music 19.71 ± 1.80, Indonesian religious music 24.14 ± 2.91) and Mozart gave a higher number of neuron than Indonesia religious music and Indonesian pop music. Conclusion: Mozart music gave a higher number of neuron in the Cerebrum than Indonesian religious music and Indonesian pop music. Keywords: neuron; cerebrum; Mozart music; Indonesian music ABSTRAK Latar belakang: Pengelolaan kecerdasan otak yang terintegrasi akan menghasilkan SDM yang unggul. Stimulus musik Mozart selama kehamilan terbukti meningkatkan jumlah sel neuron di otak janin. Musik pop dan religi perlu dilakukan penelitian karena lebih populer di Indonesia. Tujuan: Menganalisis perbedaan jumlah sel neuron di Cerebrum Rattus norvegicusbaru lahir antara yang mendapat paparan musik Mozart, musik pop Indonesia dan musik religi Indonesia selama kebuntingan. Metode: Studi eksperimental dengan desain post test only control group. Kelompok perlakuan dibagi menjadi kelompok musik Mozart, musik pop Indonesia dan musik religi Indonesia. Perlakuan di ruang kedap suara selama 1 jam pada malam hari mulai hari ke-10 kebuntingan, intensitas 65 dB dengan jarak 25 cm antara kandang dan speaker. Jumlah sel neuron dihitung dari preparat pewarnaan Hematoxylin-Eosin otak anak Rattus norvegicusdan dianalisis dengan statistik yang sesuai. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah sel neuron cerebrum Rattus norvegicus baru lahir antar kelompok dengan nilai p=0,000 (rerata kelompok musik Mozart 28,14±3,02, musik pop Indonesia 19,71±1,80 dan musik religi Indonesia 24,14±2,91) dan musik Mozart memiliki jumlah sel neuron lebih tinggi daripada musik religi Indonesia dan musik pop Indonesia. Kesimpulan: Kelompok musik Mozart memiliki jumlah sel neuron di cerebrum yang lebih tinggi dibandingkan kelompok musik Indonesia. Kata kunci: neuron; cerebrum; musik Mozart; musik Indonesia


2017 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Reni Deviandra ◽  
Fathiyah Safitri ◽  
Djaka Handaja

Efek Pemberian Seduhan Seledri (Apium graveolens L.)Terhadap Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih Jantan Strain Wistar (Rattus norvegicus) Hiperurisemia. Latar Belakang: Salah satu jenis tanaman yang diduga dapat menurunkan kadar asam urat adalah seledri. Seledri mengandung flavonoid dan 3-n butylphtalide (3nB) dapat menurunkan kadar asam urat dengan menghambat kerja enzim xantin oksidase. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh seduhan seledri (Apium graveolens L.) terhadap penurunan kadar asam urat pada tikus putih jantan hiperurisemia. Metode Penelitian: Menggunakan eksperimental murni, dengan rancangan Randomized Post Test Control Group Design. Sampel penelitian dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I: Kontrol positif (Saripati hati ayam mentah 3 ml/150grBB selama 21 hari + pakan normal selama 7 hari), II, III dan IV: diberikan Saripati hati ayam mentah 3 ml/150grBB selama 21 hari + seduhan seledri dengan dosis 50, 100, 150mg/ekor/hari selama 7 hari, V: Kontrol negatif (Pakan normal selama 28 hari). Pengukuran kadar asam urat dengan menggunakan metode kolometrik enzimatik. Hasil: Hasil pengukuran asam urat kelompok dengan pemberian seduhan seledri dosis 150 mg/ekor/hari menunjukkan kadar asam urat paling rendah (4,679±0,687) dibanding dengan kelompok kontrol positif menunjukkan kadar asam urat paling tinggi (11,563±1,541). Kesimpulan: Ada hubungan antara dosis seduhan seledri (Apium graveolens L.) terhadap kadar asam urat pada tikus putih jantan (Rattus Norvegicus) hiperurisemia.Kata Kunci: Seledri, Hiperurisemia, Kadar Asam Urat, Saripati Hati Ayam,


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 34
Author(s):  
I Made Suka Adnyana ◽  
Iswinarno Doso Saputro

Tujuan: untuk mengetahui dosis efektif enoxaparin dalam mencegah terjadinya trombosis pada anastomosis mikrovaskular. Metode: penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan the randomized post test only control group design. Terdapat 33 tikus jantan Rattus norvegicus Wistar strain yang dikelompokkan menjadi tiga perlakuan yaitu perlakuan A (enoxaparin 0,75 mg/kg), B (enoxaparin 1  mg/kg), dan C (kontrol). Tuck model anastomosis dilakukan pada arteri femoralis, kemudian luas trombus yang terjadi pada pembuluh darah dibandingkan dengan diameter lumen pembuluh darah diukur dengan graticule lens dan dinyatakan dalam persen. Hasil: trombus terbentuk pada semua subyek penelitian baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol. Rerata persentase luas trombus pada kelompok enoxaparin 0,75 mg/kg adalah 24,3%, enoxaparin 1 mg/kg sebesar 19,8% dan kelompok NaCl 0,9% sebesar 79,4%. Terdapat perbedaan antara perlakuan pemberian enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan 1 mg/kg dengan kontrol, namun tidak ada perbedaan bermakna rerata persentase luas trombus diantara kelompok enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan dosis 1 mg/kg (p=0,624). Perlu dilakukan penelitian secara klinis guna melihat efektivitas enoxaparin dalam meningkatkan patensi anastomosis pada free flap maupun replantasi. Simpulan: pemberian enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan enoxaparin dosis 1 mg/kg secara subkutan efektif mengurangi persentase luas trombus pada anastomosis arteri femoralis tikus. Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna dalam mengurangi persentase luas trombus pada anastomosis arteri femoralis tikus setelah diberikan dosis enoxaparin 0,75 mg/kg dan 1 mg/kg secara subkutan.


Media Farmasi ◽  
2018 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 118
Author(s):  
Amran Nur ◽  
Dedi Ma’ruf ◽  
Ira Widya Sari ◽  
Natsir Djide ◽  
Peter Kabo

Uji efek analgetik dan antiinflamasi ekstrak etanol 70% daun beruwas laut (Sacevola taccada. Gartn.) Roxb) terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan. Penelitian ini bertujuan menentukan efek analgetik dan antiinflamasi esktrak etanol 70% daun beruwas laut (Sacevola taccada. Gartn.) Roxb) terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan. Penelitian ini adalah  penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. Sampel dibagi dalam 6 kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok ekstrak. Pada kelompok ekstrak, menggunakan 3 dosis ekstrak yang berbeda yaitu ekstrak dosis 12,5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, dan 37,5 mg/kgBB. Penentuan analgetik dengan metode Writhing test yang diinduksi dengan asam asetat 1% sedangkan antiinflamasi dengan pembentukan edema buatan dengan penginduksi karagen 1%. Efek analgetik dan antiinflamasi diperoleh pada ekstrak etanol 70% daun beruwas laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb) dengan dosis 12,5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, dan 37,5 mg/kgBB yang ditandai dengan jumlah geliatan dan radang pada kaki yang berbeda dengan kelompok kontrol. Hasil analisis statistik menggunakan metode SPSS (Statistical Product and Service Solution) menunjukkan bahwa efek analgetik dan antiinflamasi diperlihatkan oleh Ekstrak etanol 70% daun beruwas laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb). dosis 12,5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, dan 37,5 mg/kgBB tidak berbeda nyata dengan asam mefenamat dan natrium diklofenak.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Fajar Sudiono ◽  
Lunardhi Susanto ◽  
Wachjudi Kurnia

<h1>ABSTRAK</h1><p><strong>Latar Belakang:</strong>Sindroma ovarium polikistik (SOPK) adalah suatu kelainan endokrin yang mempunyai spektrum gambaran yang luas dan paling sering timbul pada wanita usia reproduktif. Faktor yang mendasari terjadinya SOPK adalah androgen yang berlebih, resistensi insulin, dan gangguan dinamika gonadotropin. Androgen yang berlebih menyebabkan ketidak seimbangan LH dan FSH. Terapi oksigen hiperbarik menurut teori dapat meningkatkan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi okssigen hiperbarik 2,4 ATA 3x30 menit selama 5 sesi terhadap kadar testosterone pada tikus model Sindroma Ovarium Polikistik dengan resistensi insulin.</p><p><strong>Metode</strong>:Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental sejati dengan <em>post test only control group design. </em>Besar sampel yang digunakan sebanyak 12 ekor yang terbagi menjadi 2 kelompok. Variabel bebas pada penelitian adalah terapi oksigen hiperbarik, variabel terikatnya yaitu kadar testosteron pada sampel darah tikus putih dan variabel controlnya suhu ruang dan pakan standart serta variabel kendalinya injeksi androgen, jenis dan spesifikasi hewan coba, ukuran kandang dan perawatan hewan. Analisis data penelitian ini diolah menggunakan uji Uji <em>Mann Whitney U.</em></p><p><strong>Hasil:</strong>Hasil data menggunakan Uji <em>Mann Whitney U</em> menunjukkan tidak ada perbedaan antara Kadar testosteron kelompok hewan coba yang diberi injeksi androgen dengan kelompok hewan coba yang diberi injeksi androgen dan terapi oksigen hiperbarik.</p><p><strong>Kesimpulan:</strong>Pemberian terapi oksigen hiperbarik tidak berpengaruh terhadap Kadar testosterone pada kelompok tikus putih <em>(Rattus Norvegicus)</em> model Sindrom ovarium polikistik dengan resistensi insulin.</p><p> </p><strong>Kata kunci: </strong><em>Terapi oksigen hiperbarik, Kadar testoteron, Sindroma ovarium polikistik, Resistensi insulin</em>


2015 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Yeni Aryani ◽  
Masrul Masrul ◽  
Lisma Evareny

AbstrakNyeri saat persalinan merupakan proses yang fisiologis. Sebanyak 12% - 67% wanita merasa khawatir dengan nyeri yang akan dialami saat persalinan. Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri persalinan adalah dengan masase. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh masase pada punggung terhadap intensitas nyeri kala I fase laten persalinan normal melaui peningkatan kadar endorfin. Ini merupakan suatu penelitian experimental dengan post test only control group design yang dibagi atas kelompok perlakuan yang melakukan masase pada punggung dan kelompok kontrol yang tidak masase. Intensitas nyeri dinilai dengan kuisioner dan kadar endorfin diukur dengan human beta endorfin Elisa Kit. Data dianalisis menggunakan uji t-test independent dan korelasi Spearmen. Hasil penelitian ini ditemukan ibu bersalin yang dimasase memiliki intensitas nyeri lebih rendah 29.62 point dari pada yang tidak dimasase nilai p=0.001, ada pengaruh masase terhadap intensitas nyeri kala I persalinan normal. Ibu bersalin yang dimasase memiliki endorfin lebih tinggi dari pada yang tidak dimasase sebesar 142.82 pcg/mlnilai p=0.001 ada pengaruh masase terhadap kadar endorfin ibu bersalin normal. Ada korelasi kadar endorfin dengan penurunan intensitas nyeri dengan nilai r= 0,795 dan nilai p=0.001. Kesimpulan penelitian ini adalah masase pada punggung berpengaruh terhadap intensitas nyeri dan kadar endorfin ibu bersalin kala I fase laten persalinan normal serta kadar endorfin berkorelasi dengan intensitas nyeri kala I fase laten persalinan normal.Kata kunci: masase pada punggung, intensitas nyeri, kadar endorfin.AbstractPain in delivery is a physiological process. About 12% - 67% of women feel the pain during delivery. One of the ways to reduce pain during delivery process is to massage mother’s back. The objective of this research was to determine the effect of massage on the back to the pain intensity in normal delivery based on the level of endorphin. This study was an experimental study with post test only control group design by massaging mother’s back in normal delivery process of primiparous phase I for 30 minutes. Data collection was done for three months. The subject were choosen randomly block with 52 respondents. Data processing was done based on the Independent t-test and Spearmen Correlation. The results of this study shows that mothers who have massage on the back before delivery process, feel lower pain intensity in 29.62 points than those who do not have massage. The result of statistical test was p =0.001, so, the massage reduces the pain intensity. Mothers who have massage, get their endorphin increased as much as 142.82 PCG/ml compared to mothers who did not have massage. There was a correlation between the increase of endorphin level with the reduction of pain intensity. The result of statistical test shows that there is a strong correlation between the endorphin level with pain intensity with a value,r=0.795andp=0.001. It can be conluded that massage on the back can reduce pain intensity in normal delivery and increase the leve lof endorphin. Furthemore, there is a strong correlation between the increase of endorphin level with pain intensity in normal delivery. It is recommended that massage on the back can be done regularly in every normal delivery. Keywords: massage on the back, pain intensity, level of endorphin


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Vivi Diah Permatasari

Banyak fakor yang dapat menyebabkan kerusakan sel beta pankreas salah satu nya yaitu zat diabetogenik, zat diabetogenik yang dapat bersifat toksik adalah senyawa aloksan. Tanaman kelor memiliki kandungan antioksidan antara lain seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat dan karotenoid yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kerusakan sel-sel yang dapat diakibat radikal bebas. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) sebagai upaya preventif terhadap kerusakan histopatologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan yang diinduksi aloksan. menggunakan metode eksperimental murni post test with control group design. Sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor tikus jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Hasil penelitian uji Kruskal-Wallis terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan terhadap kerusakan histopatologi pankreas (p


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document