scholarly journals NILAI EKONOMI SUMBERDAYA PERIKANAN DI SULAWESI UTARA (Studi Kasus Ikan Cakalang, Katsuwonus pelamis)

2013 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 74
Author(s):  
Keren W. Lumi ◽  
Eddy Mantjoro ◽  
Max Wagiu

NILAI EKONOMI SUMBERDAYA PERIKANAN DI SULAWESI UTARA (Studi Kasus Ikan Cakalang, Katsuwonus pelamis)1 Economic Value of Fisheries Resources in North Sulawesi (Case Study of Skipjack Tuna, Katsuwonus Pelamis) Keren W Lumi2, Eddy Mantjoro3, Max Wagiu3   ABSTRACT   Skipjack tuna or by local term called ikan Cakalang were recognized as a mayor fish resource landed in several producing area of North Sulawesi Province. This fish species have a great contributions to the local and regional economy as it were used as raw material for various fish processing industry such as frozen fish, simple smoked fish, katsuobushi, and skipjack canning plants. Skipjack fish has several trade name depend on the market area. In North Sulawesi market area is called cakalang while skipjack tuna known as the International  trade name. Economic values of skipjack  tuna can be trace back  through micro and macro economics as well as from fisheries resources economics point of view. Based on this frame of mind than the present study is focus on the analysis of economic values of skipjack in term of its contribution on  the local economy activities such as work absorbtion, fishing industry, fish processing industry, auxiliary industry and marketing institutions created to handle this fish resources. The research performed during the period of April up  to September 2012. Bitung city was selected as the area of research based on  the facts that this location have long been the mayor skipjack tuna fishing base as well as the center of fish processing industries  which using skipjack tuna as their raw material. The result of study indicated that skipjack fish resources have a great economic value in term of creating investments in various aspects of economy in North Sulawesi province particularly its contribution in the economy of Bitung city administration area.   Keywords : Fisheries resources economics, skipjack tuna, economic value   ABSTRAK Skipjack tuna atau yang disebut ikan cakalang dikenal  sebagai  sumberdaya  ikan terbanyak didaratkan pada beberapa daerah produksi di Provinsi Sulawesi Utara. Spesies ikan ini memberikan kontribusi besar sekali baik bagi perekono-mian skala lokal maupun karena berfungsi sebagai bahan baku bagi berbagai  industri pengolahan seperti ikan cakalang asap, Ikan kayu (katsuobushi), dan  pabrik pengolahan ikan kaleng. Spesies skipjack memiliki sejumlah nama  dagang tergantung daerah pemasaran. Di pasaran wilayah Sulawesi Utara di kenal dengan nama dagang ikan Cakalang sedangkan istilah skipjack tuna di pakai sebagai nama dagang internasional. Nilai ekonomi Ikan Cakalang dapat  ditelusuri melalui sudut pandang ekonomi mikro dan makro serta ilmu ekonomi sumberdaya perikanan. Bertolak dari kerangka berpikir tersebut  maka  penelitian   1 Bagian dari skripsi 2 Mahasiswa Program Studi Agrobisnis Perikanan FPIK-UNSRAT 3 Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi kali ini diarahkan pada upaya analisis nilai ekonomi sumberdaya ikan Cakalang  dalam bentuk seberapa besar kontribusinya terhadap kegiatan perekonomian  lokal seperti penyerapan tenaga kerja, dorongan investasi di sektor penang-kapan, pengolahan, industri penunjang dan terbentuknya lembaga pemasaran  yang menangani sumberdaya ikan ini. Penelitian telah dilaksanakan pada selang waktu antara bulan Mei hingga September 2012. Kota Bitung telah dipilih  seba-gai lokasi penelitian berdasarkan fakta bahwa daerah ini telah lama menjadi  basis armada penangkapan ikan cakalang dan juga sebagai pusat industri  pengolahan yang memanfaatkan ikan cakalang sebagai bahan baku utamanya. Hasil studi menunjukan bahwa sumberdaya ikan cakalang memang telah  memberikan kontribusi ekonomi sangat besar dalam bentuk mendorong investasi pada berbagai aspek ekonomi di Sulawesi Utara terutama kontribusi terhadap  perekonomian wilayah administrasi Kota Bitung   Kata kunci : ekonomi sumberdaya perikanan, ikan cakalang, nilai ekonomi

2012 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 103
Author(s):  
Hens Onibala

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian mutu sensorik dan tingkat kesegaran awal dari ikan cakalang (Katsuwonus pelamis. L) yang digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan ikan asap di Manado. Ikan cakalang yang digunakan sebagai bahan baku memiliki nilai organoleptik rata–rata 7,79 dan nilai–K 37,08%. Hal ini berarti bahwa bahan baku ikan cakalang yang digunakan pada industri pe­ngolahan ikan asap tersebut pada umumnya menggunakan bahan baku ikan yang masuk dalam tingkatan mutu III. Kata kunci: cakalang, Katsuwonus pelamis. L, ikan asap, nilai–K, organoleptik.This objective of this research is to identifying the initial organoleptic quality and freshness level of skipjack tuna, Katsuwonus pelamis. L, used as raw materials for smoked fish in Manado, North Sulawesi. Results found that skipjack tuna used as raw materials for smoked fish has an average organoleptic value of 7.79 and K-value of 37.08%. It means that the raw materials of the skipjack used in the smoked fish processing industry come from the fish of class III quality. Keywords: skipjack tuna, Katsuwonus pelamis. L, smoked fish, K-value, organoleptic.


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 64 ◽  
Author(s):  
Steven Tumonda ◽  
Hanny Welly Mewengkang ◽  
Semuel Marthen Timbowo

Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis L.) has a high economic value, both as an export commodity and for local consumption. In Indonesia, especially in North Sulawesi the total catch of skipjack tuna is high. The purpose of this research was to determine the quality of the skipjack tuna sold in two traditional markets, namely (A) Pasar Pinasungkulan Karombasan and (B) Pasar Bersehati, Manado. The moisture content of skipjack tuna sold in the market (B) does not meet the SNI quality requirement (max 60% moisture content of smoked fish). The pH value of the skipjack tuna  in market A and B still meets the quality requirements during storage in room temperature. Based on the results of moisture content and pH value, it can be concluded that the skipjack tuna purchased from Market A was still good for consumption up to 2 days storage in room temperature whereas fish from market B was not safe for consumption. Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) mempunyai nilai ekonomis tinggi, baik sebagai komoditi ekspor maupun konsumsi  lokal. Di Indonesia khususnya perairan Sulawesi utara produksi ikan cakalang termasuk tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu dari ikan cakalang asap yang dijual di dua pasar tradisional, yaitu (A) Pasar Pinasungkulan Karombasan dan (B) Pasar Bersehati, Manado. Kadar air ikan cakalang asap yang dijual di pasar (B) tidak memenuhi syarat mutu SNI, yaitu 60% kadar air untuk ikan asap. Nilai pH ikan cakalang asap yang dijual di pasar A dan B selama penyimpanan suhu ruang masih memenuhi syarat mutu ikan ikan asap. Dari hasil penentuan kadar air dan nilai pH serta data yang diperoleh pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ikan cakalang asap yang dibeli dari Pasar A masih layak dikonsumsi sampai pada 2 hari penyimpanan dalam suhu ruang, dibandingkan dengan ikan yang dibeli dari pasar B.Kata Kunci: Kajian Mutu, Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L), Ikan Asap.


2017 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 313 ◽  
Author(s):  
Budi Nugraha ◽  
Enjah Rahmat

Tulisan ini menyajikan tentang status perikanan huhate di Bitung meliputi deskripsi unit penangkapan, daerah penangkapan, komposisi hasil tangkapan, catch per unit of effort, dan ukuran ikan pertama kali tertangkap. Data dikumpulkan selama tahun 2004 sampai dengan 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa huhate yang terdapat di Bitung dioperasikan dengan kapal penangkapan yang terbuat dari kayu berukuran 50 sampai dengan 80 GT. Daerah penangkapan di sekitar lokasi rumpon di Laut Sulawesi dan Laut Maluku. Hasil tangkapan yang diperoleh terdiri atas cakalang (Katsuwonus pelamis), madidihang (Thunnus albacares), baby tuna (Thunnus spp.), dan tongkol (Auxis spp.) serta hasil tangkapan sampingan yaitu lemadang (Coryphaena hippurus) dan sunglir (Elagatis bipinnulatus). Hasil analisis catch per unit of effort diperoleh bahwa nilai catch per unit of effort baby tuna (Thunnus spp.) mengalami kenaikan pada bulan Agustus 2004, dan cakalang (Katsuwonus pelamis) mengalami kenaikan pada bulan September 2004. Hasil analisis terhadap ukuran pertama kali cakalang (Katsuwonus pelamis) tertangkap oleh huhate 49,3 FLcm. Ukuran ini lebih panjang dibandingkan ukuran pertama kali cakalang (Katsuwonus pelamis) matang gonad. Sedangkan hasil analisis terhadap ukuran pertama kali madidihang (Thunnus albacares) tertangkap oleh huhate 51,6 FLcm. Ukuran ini lebih pendek dibandingkan ukuran pertama kali madidihang (Thunnus albacares) matang gonad. This paper presents the status of pole and line fishery in Bitung of North Sulawesi, consisting of description of fishing gear, fishing ground, catch composition, catch per unit of effort, and length at first capture. Data were collected during the period of 2004 until 2005. Results show that the pole and line in Bitung operated by wooden vessels of 50 until 80 GT. The fishing grounds were the waters around FADs location in Sulawesi Sea and Maluku Sea. Catch composition consists of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis), yellow fin tuna (Thunnus albacares), baby tuna (Thunnus spp.), and frigate tuna (Auxis spp.), while the bycatch consisted of dolphinfish (Coryphaena hippurus) and rainbow runner (Elagatis bipinnulatus). Catch per unit of effort analysis shows that catch per unit of effort value of baby tuna (Thunnus spp.) increased on August 2004, whereas catch per unit of effort value of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) increased on September 2004. The length at first capture of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) was 49,3 FLcm. The catch size was bigger than the length at first maturity for skipjack tuna (Katsuwonus pelamis). The length at first capture of yellowfin tuna (Thunnus albacares) was 51,6 FLcm. This catch size was smaller than the length at first maturity for yellowfin tuna (Thunnus albacares).


2017 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 227
Author(s):  
Siti Mardlijah

Penelitian ini telah dilakukan terhadap isi lambung ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) hasil tangkapan pole and line dan ikan madidihang (Thunnus albacares) hasil tangkapan hand line yang didaratkan di Bitung, Sulawesi Utara pada bulan Mei, Juli, dan September 2005. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis makanan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dan ikan madidihang (Thunnus albacares). Contoh ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) berjumlah 69 ekor dan contoh ikan madidihang (Thunnus albacares) berjumlah 63 ekor. Pengambilan contoh dilakukan di perusahaan perikanan dan tempat pengasapan atau fufu cakalang. Pengamatan dilakukan secara visual dan gravimetrik kemudian dianalisis dengan metode indeks of preponderance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi makanan ke-2 jenis ikan pelagis besar tersebut berubah-ubah dan memiliki kemiripan terhadap 1 jenis makanan yaitu ikan malalugis (Decapterus macarellus), yang merupakan makanan utama ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dan ikan madidihang (Thunnus albacares). Stomach content analysis of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) which was caught by pole and line and yellow fin tuna (Thunnus albacares) caught by hand line, landed in Bitung, North Sulawesi i May, July, and September 2005 were conducted. The objective of the experiment is to know dietary composition of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) and yellow fin tuna (Thunnus albacares). The number of specimen observed 69 of skipjack tunas (Katsuwonus pelamis) and 63 of yellow fin tunas (Thunnus albacares). Sampling site were located in fishery company and at a small scale fish smoked industry. Stomach content analysis of the two fishes were observed visually measured and gravimetrically. The stomach content analysis was analysed based on indeks of preponderance) method. Result shows, the stomach content of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) and yellow fin tuna (Thunnus albacares) related changes and similar among one species are scad mackerel fishes (Decapterus macarellus). Therefore, scad mackerel fishes (Decapterus macarellus) is the dominant food for both skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) and yellow fin tuna (Thunnus albacares).


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 211
Author(s):  
I Gusti Ayu Febiana Putri Wardeni ◽  
Pande Gde Sasmita Julyantoro ◽  
Rani Ekawaty

Skipjack Tuna (Katsuwonus Pelamis) is one of the big pelagic fish in fishery resources that has high economic value and plays an important role in export activity in Indonesia. Catch activities for consumption needs for people could threatened of Skipjack Tuna availability. The growth pattern of Skipjack Tuna is needed to used as references for the appropriate management plan to protect Skipjack Tuna. The research was conducted from February to April 2017 at PPI Kedonganan, Kuta District, Badung, Bali. The fish were collected by simple random sampling method. This study showed that gillnet and handline were used as fishing gears. The length frequency distributions were in the long-range of 315-337 mm means the catch fish is still young. The growth pattern of Skipjack Tuna was negative allometric means length growth was faster than weight growth. The growth parameters of Skipjack Tuna were obtained by the asymptotic length (Linf) of 875.2 mm, growth coefficient (K) of 0.09, and theoretical age (t0) of -0.78. Skipjack Tuna have small body size with condition factors were ranged from 0.8783-1.7269. It can be concluded that these methods can be used to determine the appropriate management efforts.


2021 ◽  
Vol 17 (8) ◽  
Author(s):  
Clarissa Maia de Aquino ◽  
Gracienhe Gomes dos Santos ◽  
Maur´ício Laterça Martins ◽  
Vildes Maria Scussel

The skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) is commonly found in the tropical waters of the oceans. It is a fishing resource of high economic value and available for national and international markets. Therefore, it is important to know the fish parasites for a correct sanitary inspection, as the pathogenesis in humans can occur through spoliative, toxic or mechanical action. This study aimed to identify the zoonotic parasitic fauna that infects the beautiful-striped using morphological methods. A total of 06 samples were analyzed. The fish were necropsied for parasitological evaluation of the musculature and internal organs. The samples were visually inspected and the structures with morphology combining with parasitic shapes were analyzed both in stereoscopic and microscope. The parasites found were fixed in 70% alcohol for later identification. All samples showed the presence of zoonotic parasites for humans. Two genera of zoonotic parasites have been found for humans that have beautiful tuna as their hosts, namely Anisakis sp. (Nematoda) and Trypanorhyncha (Eucestoda). A 100% of the infections occurred in the muscles and 66.6% in the liver. The results reinforced the importance of inspection by responsible organisms on the importance of evisceration as quickly as possible to avoid migration of larvae to the muscle.


Author(s):  
Irham . ◽  
Amirul Karman ◽  
Kusdi Hi Iksan

ABSTRACTTernate Island lies in a strategic location as it is situated in the middle of  the main fishing ground for skipjack (Katsuwonus pelamis) fishing using pole and line (huhate) and fish aggregating devices (FADs). As typical pelagic fish, skipjack that is gathered near the water surface is the younger fish, likewise the ones which are caught around FADs. Therefore, this fishing method has caused serious problem due to the domination of young fish and increasing bycatch and discard. The objective of this research is to analyze the size structure of the fork length, appropriate size for catching, catch composition, bycatch and discard level. Pole and line catch samples were collected in 3 months fromMay to July 2018. The results show that in average, skipjack tuna caught in the study location was undersize. The total catch is predominantly targeted fish which has a higher economic value compared to bycatch and discarded fish. Even though bycatch in the pole and line fisheries are low, reduction efforts are still required. which can be done by sorting bycatch and unwanted fish then discard it into the sea when the fish is still alive.Keywords: biology, pole and line, sustainability status, Ternate City ABSTRAKPosisi Pulau Ternate sangat strategis karena berada di tengah perairan yang menjadi daerah operasi penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan alat tangkap huhate (pole and line) yang dibantu dengan penggunaan rumpon. Sebagaimana ikan pelagis lainnya,  ikan-ikan cakalang yang berkumpul di lapisan permukaan air cenderung tergolong ikan-ikan muda. Oleh karena itu, cakalang yang tertangkap di sekitar rumpon juga cenderung ikan-ikan yang masih muda. Fenomena ini menyebabkan munculnya sebuah masalah besar, yaitu dominasi ikan-ikan muda, selain itu juga sering tertangkap ikan yang bukan target tangkap yang terdiri dari bycatch dan discards. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis struktur ukuran panjang cagak dan ukuran cakalang layak tangkap, komposisi hasil tangkapan, persentase bycatch dan discards. Sampel hasil tangkapan huhate dikumpulkan selama 3 bulan (Mei sampai Juli 2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan cakalang di lokasi penelitian didominasi ukuran belum layak tangkap. Total hasil tangkapan didominasi ikan target, sementara itu bycatch yang tertangkap memiliki nilai ekonomis yang baik dan tidak ditemukan discards. Walaupun bycatch pada perikanan huhate rendah namun usaha-usaha untuk meminimumkan tetap perlu dilakukan. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah menyortir hasil tangkapan, ada apabila ada ikan yang akan dibuang ke laut, dilakukan dalam keadaan masih hidup.Kata Kunci: Biologi, huhate (pole and line), status keberlanjutan, Kota Ternate


Author(s):  
Ernawati Ernawati ◽  
Muhammad Rafiy ◽  
Surianti Surianti

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ketersediaan bahan baku dan skala pemasaran industri pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2017 dan 2018 dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang didistribusikan kepada 21 responden pelaku usaha. Data sekunder diperoleh melalui publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Konawe Selatan. Data diolah melalui analisis deskriptif dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan industri pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Konawe Selatan karena bahan baku bersumber dari potensi lokal, namun kelemahannya adalah bahan baku tersebut masih fluktuatif. Kendala bahan baku dialami khususnya oleh industri fermentasi, pengasapan, dan pengeringan ikan. Selain faktor musiman, ketersediaan bahan baku juga terkendala karena bahan baku sebagian besar berasal dari nelayan tradisional dengan struktur armada perikanan yang didominasi oleh nelayan skala kecil. Dengan demikian, pengembangan industri hasil perikanan mensyaratkan perbaikan di sektor hulu melalui sinergitas kebijakan penanganan keterbatasan bahan baku dari berbagai lembaga terkait. Sementara itu, temuan penelitian menunjukkan bahwa 24% unit usaha telah menembus pasar nasional. Ketersediaan bahan baku juga terkendala karena 28% telah menembus pasar regional, sisanya 48% hanya mampu memasarkan produknya di wilayah lokal. Kelompok industri yang hanya menjangkau skala lokal, yaitu industri pelumatan, pengasapan, dan pemindangan, serta beberapa usaha makanan olahan hasil perikanan. Bagi industri yang mengalami jangkauan pasar yang rendah akibat minimnya ketersediaan bahan baku, maka dapat menggunakan bahan baku pengganti namun tetap mempertahankan kualitas produk sesuai dengan selera pasar.Title: Fish Processing Industry in South Konawe Regency,  South East SulawesiThis study aimed to examine the availability of raw materials and the marketing scale of fish processing industry in South Konawe Regency. This research was conducted in 2017 and 2018 using primary and secondary data. Primary data were collected through questionnaires from 21 respondents. Secondary data were collected from Statistics Indonesia, Fisheries and Marine Affairs Office, and Industry and Trade Affairs of South Konawe Regency. Data were analyzed with descriptive analysis and SWOT analysis. The results found that raw material from local sources is the major force of fish processing industry. However, the fluctuating condition of its availability becomes the weakness. Fermentation, smoked fish, and dried fish processing industries suffer from this raw material problems. In addition, the availability of raw materials also largely depends on fishing results from small-scale traditional fishers. Therefore, the development of the fish industries need some specific improvement in the upstream section through the synergy on policies regarding raw material management from related institutions. Meanwhile, the research finding showed that 24% of business units have penetrated national market 28% have penetrated regional market, while the remaining 48% have only penetrated local market. The local industries were pulverized, smoked fish, fish brine, and some other fish processing industries. Those who could only reach small market area due to limited availability of raw materials are able to use substitute materials in a similar quality of market preferences.


d'CARTESIAN ◽  
2014 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Marline S Paendong ◽  
John Socrates Kekenusa ◽  
Winsy Ch.D Weku

Analisis Penentuan Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) di Perairan Sangihe Sulawesi Utara Abstract Study on fishing season for skipjack tuna Katsuwonus pelamis, was described in the Sangihe waters North Sulawesi. The data was used based upon the catch and fishing trip monthly by purse seine in fish landing places at Sangihe over the periods 2008 to 2013. The analysis for fishing season using The Average Percentage Methods. The result showed that the skipjack tuna can be caught throughout the year. The fishing season for skipjack tuna occurred during April to October, while November to March are not fishing season. Keywords : Skipjack tuna, purse seine, fishing season, The AveragePercentage Methods.   Abstrak Studi musim penangkapan ikan untuk tuna cakalang Katsuwonus pelamis, digambarkan di perairan Sangihe Sulawesi Utara. Data yang digunakan berdasarkan hasil tangkapan dan memancing bulanan dengan pukat cincin di tempat-tempat pendaratan ikan di Sangihe selama masa 2008 sampai 2013. Analisis untuk musim penangkapan ikan menggunakan Metode Persentase rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuna cakalang dapat ditangkap sepanjang tahun. Musim penangkapan ikan untuk tuna cakalang terjadi selama April sampai Oktober, sementara bulan November - Maret bukan musim memancing. Kata kunci: tuna cakalang, pukat cincin, musim penangkapan ikan, Metode AveragePercentage.


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 40 ◽  
Author(s):  
Desta Ekasari ◽  
I Ketut Suwetja ◽  
Lita ADY Montolalu

The skipjack tuna (Katsuwonus pelamis-L) or the locally known as Cakalang and the mackerel tuna (Euthynnus affinis) or tongkol as it known locally are the types of fishes that have high economic value. The aim of this research is to observe the decrease in freshness quality of the skipjack tuna and the mackerel tuna that have been stored for 14 days in a cool box with the temperature of 0–5ºC, with the supporting data based on The TVB-N analysis, organoleptic analysis and Miogobin value analysis. The results using the three testing procedures which are consists of TVB-N value, organoleptic value and Mioglobin value, indicated that the meat of the mackarel tuna have more faster rate of degradation than the skipjack tuna. Data from the result of TVB-N anova calculation proved that the type of fish have no influence on the TVB-N value, while the storage duration are very influential the TVB-N value. In data of organoleptic value the general impression of skipjack tuna and the mackerel tuna obtained from the anova calculated imply that the type of fish influence the appearance and texture but not with the eyes gills and odour . While the treatment of storage time are impacted greatly on the appearance, texture as well as gills and odour. Keyword: TVB-N, Organoleptic, Mioglobin.   Ikan cakalang(Katsuwonus pelamis-L) dan ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tujuan penelitian ini yakni untuk melihat kemunduran mutu kesegaran ikan cakalang dan ikan tongkol yang disimpan selama 14 hari dengan suhu 0–5ºC di cool box. Metode yang digunakan yaitu analisa TVB-N, analisa organoleptik dan analisa nilai Miogobin sebagai pendukung. Hasil analisa dengan tiga metode uji yaitu nilai TVB-N, nilai organoleptik dan nilai mioglobin, semuanya mengatakan bahwa daging ikan tongkol lebih cepat terdegradasi dibandingkan dengan ikan cakalang. Data hasil perhitungan anova TVB-N menyatakan bahwa jenis ikan tidak mempengaruhi kadar TVB-N sedangkan waktu lama penyimpanan sangat mempengaruhi tingkat kadar TVBN. Pada data nilai organoleptik kesan umum ikan cakalang dan ikan tongkol pada hasil perhitungan anova didapatkan jenis ikan mempengaruhi kenampakan dan tekstur tetapi tidak untuk mata, insang dan bau Sedangkan untuk perlakuan lama penyimpanan sangat mempengaruhi pada kenampakan, tekstur, insang, mata dan bau. Kata Kunci: TVB-N, Organoleptik, Mioglobin.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document