scholarly journals Hubungan Pengetahuan dan Penggunaan Layanan Delivery Makanan Online Konsumsi Makanan Cepat Saji pada Mahasiswa Gizi Universitas Respati Yogyakarta

2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199
Author(s):  
Rosalia Sonya Jahang ◽  
Siti Wahyuningsih ◽  
Merita Eka Rahmuniyati

Pola konsumsi masyarakat seperti pola menu gizi seimbang yang sudah dikenal mulai tergeser dengan pola konsumsi fast food. Makanan cepat saji (fast food) adalah makanan yang proses pemasakan tidak membutuhkan waktu yang lama. Perilaku konsumsi seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Usia remaja termasuk dalam usia yang masih sangat mudah terpengaruh oleh keadaan sekitarnya. Fast food ini cenderung banyak dikonsumsi oleh kaum millenial termasuk mahasiswa. Mahasiswa yang  biasanya bertempat tinggal di kost dalam memenuhi kebutuhan makan akan memilih bahan pangan yang mudah diolah, praktis dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam pengolahannya. Fast food dapat diperoleh melalui layanan delivery makanan online. Penggunaan layanan delivery makanan online karena mudah dalam penggunaan, tersedianya promo potongan harga makanan, dan tidak membuang waktu pergi ke restoran atau rumah makan. Namun, konsumsi fast food dalam jangka waktu yang lama akan memicu kegemukan, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, gangguan jantung dan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan penggunaan layanan delivery makanan online dengan konsumsi makanan cepat saji pada mahasiswa Program Studi Gizi Program Sarjana Universitas Respati Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional, dengan jumlah sampel 86 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Data penelitian diperoleh secara online berupa pertanyaan dalam bentuk kuesioner dengan google forms. Berdasarkan analisa data menggunakan uji Fisher Exact menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan dengan konsumsi makanan cepat saji (p=1,000) dan tidak ada hubungan penggunaan layanan delivery makanan online dengan konsumsi makanan cepat saji (p=0,683). Sebanyak 69,8% responden memiliki pengetahuan baik, 83,7% responden menggunakan layanan delivery makanan onlinedan sejumlah 87,2% responden mengkonsumsi makanan cepat saji dalam kategori sering.   

MEDISAINS ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Srimiyati Srimiyati

Latar Belakang: Komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus salah satunya kaki diabetik.  Masalah kaki diabetik memerlukan waktu dan biaya cukup banyak. Pencegahan kaki diabetik dapat dilakukan dengan perawatan kaki. Penderita diabetes yang memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan kaki diabetik menjadi dasar dan memotivasi untuk mengendalikan komplikasi penyakitnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pencegahan kaki diabetik bagi penderita diabetesMetode: Penelitian ini adalah descriptive correlational, menggunakan pendekatan cross sectional study.  Populasinya seluruh penderita diabetes melitus yang berobat jalan. Sampel berjumlah 53 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpul data menggunakan kuesioner terdiri dari 20 item untuk menggali pengetahuan pencegahan kaki diabetik dan 15 item perawatan kaki. Penelitian dilakukan di RSI Siti Khatijah PalembangHasil: penelitian menunjukkan sebagian besar responden perempuan  (58,5%), usia > 55 tahun (83,0%), pendidikan menengah kebawah (67,9%), menderita diabetes mellitus > 5 tahun (58,5%), responden yang memiliki pengetahuan pencegahan kaki diabetik dengan kriteria tinggi  sebanyak 36 (67,9%), melakukan perawatan kaki diabetik (60,4%). Hasil uji statistik chi squere menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki (p= 0,024; OR= 4.767). .Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki pada pasien diabetes. Pasien diabetes yang memiliki pengetahuan baik mengenai perwatan kaki berpeluang 4.767 kali lebih besar dalam melakukan perawatan kaki dari pada yang memiliki pengetahuan kurang.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Yanita Listianasari ◽  
Irma Nuraeni ◽  
Naning Hadiningsih

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik sindrom yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus rawat inap di RSUD Dr. Soekarjo Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan observasional dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Sampel penelitian ini adalah 35 pasien rawat inap penderita diabetes melitus yang telah diberikan diet dari rumah sakit dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian menunjukkan rata-rata sebagian besar responden memiliki persepsi yang positif (54,3%), motivasi diri yang baik (68,6%), kepercayaan diri yang baik (57,1%), dukungan keluarga yang positif (54,3%), dukungan petugas kesehatan yang baik (65,7%). Diperoleh bahwa sebagian besar responden mengonsumsi makanan dengan jenis yang tepat (62,9%), jumlah kalori tidak tepat (94,3%), dan mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit (51,4%).


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 25-32
Author(s):  
Romadhani Tri Purnomo ◽  
Puput Risti Kusumaningrum ◽  
Fitriana Noor Khayati ◽  
H Harjana

Diabetes Melitus adalah penyakit kronis terjadi ketika pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup. Indonesia merupakan peringkat ke-7 terbanyak penderita DM di dunia. Pasien ketika didiagnosa DM  mengalami stres psikologis, cemas karena tidak lagi seperti orang normal sehingga menyebabkan depresi. Cara untuk menurunkan depresi adalah dengan melakukan aktifitas fisik seperti senam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam diabetik terhadap penurunan skor depresi di Persadia RSI Klaten. Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperiment pre post test dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien DM Tipe II yang bergabung dengan Persadia RS Islam Klaten. Tehnik sampling adalah purposive sampling sejumlah 30 responden. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner PHQ. Analisis data bivariat menggunakan Wilcoxon test. Hasil penelitian karakteristik responden didominasi perempuan sebanyak 23 (76,7%). Usia responden rata-rata 49 tahun. Suku bangsa didominasi suku jawa sebanyak 28 (93,3%). Pekerjaan responden sebagian besar Buruh 12 (40,0%). Rata-rata Skor depresi sebelum dilakukan intervensi senam diabetik adalah 7,400 dan setelah dilakukan intervensi senam diabetik menurun menjadi  2,166. Hasil Uji Wilcoxon  menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan senam diabetes terhadap penurunan skor depresi pada pasien diabetes militus tipe II di Persadia RSI Klaten nilai (p=0.000, Z=-4,813). Kesimpulan senam diabetik dapat menurunkan skor depresi sebesar 4.750 pada pasien DM Tipe II di Persadia RSI Klaten.


2019 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 110-117
Author(s):  
Youvita Indamaika Simbolon ◽  
Triyanti Triyanti ◽  
Ratu Ayu Dewi Sartika

Latar belakang: Tingkat kepatuhan diet di Indonesia rata-rata masih rendah. Diet dalam menjaga makanan seringkali menjadi kendala karena masih tergoda dengan segala makanan yang dapat memperburuk kesehatan. Metode: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional. Sampel yang diteliti adalah seluruh penderita diabetes melitus tipe 2 dengan rentang usia 25-65 tahun yang sedang rawat jalan, sampel diambil dengan metode non-random sampling dengan teknik purposive sampling sebanyak 130 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, form food recall 1x24 jam dan semi-quantitative food frequency questionnaire (SFFQ). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 13,8% responden yang patuh diet. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2 dengan jenis kelamin (p=0,008) dan lama menderita (p=0,044). Hasil uji regresi logistik menunjukkan lama menderita merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan: Penderita diabetes melitus diharapkan untuk memperhatikan pola makan yang dianjurkan dan melaksanakannya dengan baik, mampu secara aktif untuk meningkatkan pengetahuannya terkait penyakit diabetes melitus dan faktor-faktor terkait lainnya dan tetap mempertahankan pola makan yang sudah dijalankan bagi yang sudah lama menderita diabetes melitus tipe 2.


2018 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 106
Author(s):  
Rahmiwati Rahmiwati

<p><em>Urinary system disorders are asymptomatic complications (not realized by patients) which are mostly found in people with diabetes mellitus (DM). There are several factors (age, sex, duration of suffering, smoking, history of hypertension, physical activity, and exercise regulation) that contribute to the onset of urinary system disorders in people with DM, especially type II DM. This study aims to obtain factors related to the occurrence of complications of urinary system disorders in patients with type II DM. This research is categorical analytical research with cross sectional method. Samples were 66 people taken by purposive sampling. Data was collected using a questionnaire. Data was analyzed by univariate and bivariate using the Chi-Square test. This study found more than half (56.1%) of type II DM patients who had a urinary system disorder. The results of this study found there were several factors associated with the occurrence of complications of urinary system disorders in DM patients including age, duration of DM, smoking history, physical activity, regularity of exercise, while those not related were gender and history of hypertension.</em></p><p><em> </em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><em> : DM tipe II, Urinary system disorders</em></p><p><strong> </strong></p><p><strong>Abstrak</strong></p><p><em>Gangguan sistem kemih merupakan komplikasi asimptomatis (tidak disadari oleh pasien) yang terbanyak ditemukan pada penderita diabetes melitus (DM). Ada beberapa faktor (umur, jenis kelamin, lama menderita, merokok, riwayat hipertensi, aktifitas fisik, dan keeteraturan olahraga) yang memberikan kontribusi terhadap timbulnya gangguan sistem kemih pada penderita DM, khususnya DM tipe II. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor yang berhubungan dengan terjadinya komplikasi gangguan sistem kemih pada penderita DM tipe II. Penelitian ini merupakan penelitian </em><em>analitikf kategorik </em><em>dengan metode cross sectional.</em><em> Sampel berjumlah 66 orang yang diambil secara purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data di analisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini mendapatkan </em><em>lebih dari setengah (56,1 %) pasien DM tipe II yang mengalami gangguan sistem kemih. Hasil penelitian ini mendapatkan ada beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya komplikasi gangguan sistem kemih pada penderita DM diantaranya usia, lama menderita DM, riwayat merokok, aktifitas fisik, keteraturan olahraga, sedangkan yang tidak berhubungan adalah jenis kelamin dan riwayat hipertensi. </em></p><p><em> </em></p><p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : DM tipe II, Gangguan Sistem Kemih</em></p><p><strong> </strong></p>


2021 ◽  
Vol 8 (03) ◽  
pp. 152-159
Author(s):  
Ela Susilawati ◽  
Refi Prananing Putri Hesi ◽  
Resna A Soerawidjaja

Efikasi diri merupakan salah satu faktor pendorong dalam melakukan perilaku kepatuhan pengelolaan penyakit diabetes melitus dalam melakukan perawatan kaki untuk mencegah terjadinya komplikasi amputasi. Sementara itu, pada masa pandemi perhatian penderita diabetes melitus berfokus pada pecegahan covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sample yaitu 39 penderita diabetes melitus yang dipilih sesuai dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Foot Care Confidence Scale (FCCS) dan Notthingham Assesment of Functional Foot Care (NAFF). Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian efikasi diri responden menunjukkan baik 56,4%, dan kepatuhan perawatan kaki 76,9% dengan uji bivariat P-value 0,026. Efikasi diri memiliki hubungan terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dewy Haryanti Parman ◽  
Hadriana Parman Nyompa

Data dari RSU DR. Wahidin Sudirohusodo selama setahun, pasien yang menderita Diabetes Melitus sebanyak 709 orang, yang terdiri dari laki-laki 346 orang, perempuan 363 orang, dan dari data klasifikasi DM, yang luka dibetik sebanyak 71 orang, yang terjadi karena salah satu penyebabnya ketidakpatuhan menjalankan dietnya, banyaknya kasus komplikasi pada DM, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan klien menjalani diet. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran hubungan tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan klien menjalani diet di ruang poliklinik Endokrin RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian analitik dengan menggunakan metode cross sectional, Populasi adalah semua pasien DM yang datang berobat ke Poliklinik Endokrin. Sampel penelitian menggunakan tehnik Purposive Sampling, Instrumen (alat pengumpul data) yang digunakan adalah kuisioner, analisa yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji kai-kuadrat. Hasil dari uhi X2 dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil nilai X2 lebih besar dari nilai X2 tabel 0,05, sehingga ada hubungan tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan klien menjalani diet, dan nilai P lebih kecil dari intervalnya makin bermakna suatu penelitian. Dan dari nilai odds ratio (7,250) 7,250 kali lebih besar untuk patuh menjalani diet. Kesimpulan: menggambarkan bahwa responden yang berpengetahuan cukup sama besar dengan yang berpengetahuan kurang dan kepatuhan terhadap diet lebih besar dibandingkan dengan yang tidak patuh serta ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang diet Diabetes Melitus dengan kepatuhan klien menjalani diet di Ruang Poliklinik Endokrin RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Diabetes mellitus, Diet.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Rachel Dhea Aprila ◽  
An An ◽  
Widi Raharjo

Latar belakang: Demensia vaskuler (VaD/vascular dementia) menempati peringkat kedua penyebab utama demensia atau dikenal dengan istilah pikun. Demensia berkembang sekitar 15-30% dalam kurun waktu 3 bulan setelah serangan stroke. Diabetes melitus tipe 2 merupakan faktor risiko independen stroke nonhemoragik yang dapat dimodifikasi. Sekitar 90% kasus lebih sering terjadi pada individu dengan diabetes melitus tipe 2. Indonesia menempati urutan ke-6 dengan angka penderita diabetes sebanyak 10,3 juta jiwa di tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran demensia vaskular pada pasien stroke nonhemoragik dengan diabetes melitus tipe 2 di Poli Saraf RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak. Metode: Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh dari wawancara dan kuesioner penelitian MoCA-INA, HIS, ADL dan IADL. Hasil: Pasien stroke nonhemoragik lebih banyak laki-laki (57,9%), kelompok umur 55-64 tahun (47,4%), ibu rumah tangga (IRT) (34,2%), tingkat pendidikan SMA (50%). Dijumpai gangguan kognitif ringan sebesar 47,4%, ADL tingkat ketergantungan ringan sebesar 57,9%, IADL tingkat mandiri sebesar 42,1% dan 94,7% terdiagnosis VaD. Kesimpulan: Demensia vaskular banyak dijumpai pada pasien stroke nonhemoragik dengan diabetes melitus 2.


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Ristina R. Sijabat ◽  
Shane H.R. Ticoalu ◽  
George N. Tanudjaja

Abstract: Fast food contains high fat and sodium but limited or low nutrients such as calcium, riboflavin, vitamins, magnesium, vitamin C, folate, and fiber; therefore it is classified as poor-vegetable food. Excessive consumption of Kentucky fried chicken (KFC), a kind of fast food, can lead to obesity and further to various degenerative diseases such as coronary heart diseases, diabetes mellitus, and hypertension. This study was aimed to obtain the electro-cardiography profile of people who used to consume KFC. This was a descriptive study using a cross sectional study. There were 21 subjects in this study. The ECG examination showed that of the 21 subjects, 11 had abnormal ECG result. Conclusion: In this study, half of the subjects showed abnormal ECG.Keywords: fast food, KFC, ECG Abstrak: Makanan cepat saji (fast food) mempunyai kandungan lemak dan natrium yang cukup tinggi tetapi nilai zat gizinya terbatas atau rendah misalnya: kalsium, riboflavin, vitamin A, magnesium, vitamin C, folat, dan serat; oleh karena itu makanan cepat saji tergolong miskin sayur. Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, antara lain Kentucky fried chicken (KFC) secara berlebihan dapat menimbulkan masalah kegemukan yang berkelanjutan akan menimbulkan berbagai macam penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes melitus, dan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran elektrokardiografi (EKG) pada individu dengan kebiasaan mengonsumsi KFC. Jenis penelitian ini ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Hasil pemeriksaan EKG memperlihatkan dari 21 subyek penelitian didapatkan 11 orang dengan hasil EKG tidak normal. Simpulan: Separuh dari subyek penelitian memperlihatkan gambaran EKG yang abnormal.Kata kunci: makanan cepat saji, KFC, EKG


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document