scholarly journals PERBEDAAN HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KANKER SERVIKS FATALISM PADA WANITA USIA REPRODUKSI DAN PASCA REPRODUKSI

2016 ◽  
Vol 8 (02) ◽  
Author(s):  
Sri Wahyuni

ABSTRAKLatar Belakang:  Kanker serviks adalah kanker ke dua terbanyak  pada wanita  di  dunia. Memprihatinkan  lagi penderita  datang  sudah  dalam stadium lanjut. Hal ini disebabkan  karena persepsi fatalism yang   tinggi dan  tingginya  fatalism  tersebut  karena  pengetahuan   tentang  kanker serviks yang kurang. Beberapa penelitian menyebutkan persepsi fatalism terbanyak dijumpai pada wanita tua. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan hubungan pengetahuan tentang kanker serviks dengan kanker serviks fatalism antara wanita usia reproduksi dan pasca reproduksi. Metode :      Jenis  penelitian  observasional  dengan  rancangan  cross sectional. Subyek penelitian adalah wanita usia usia reproduksi dan pasca reproduksi  di Kabupaten Klaten. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 207 wanita. Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage stratified random sampling. Analisis data dengan summary mean, standar deviasi, distribusi frekwensi,  Independent t Test, Pearson Correlation dan regresi linier. Hasil:  Hasil  analisis  didapatkan  bahwa  terdapat hubungan  bermakna antara pengetahuan  kanker  serviks dengan  kanker  serviks  fatalism  pada usia pasca reproduksi dengan  nilai  r -0,68  dan  p value 0,000.  Secara  keseluruhan  terdapat hubungan  yang bermakna antara pengetahuan  tentang  kanker serviks dengan kanker  serviks   fatalism dengan nilai r = - 0,371 dan p value 0,000. Pendidikan terutama pendidikan rendah mempengaruhi kanker serviks fatalism. Kesimpulan :  1. Pengetahuan kanker  serviks  semakin  rendah  akan meningkatkan  kanker serviks fatalism, 2.Tidak bermakna hubungan tingkat pengetahuan dengan kanker serviks fatalism berdasarkan strata usia.Kata kunci: Pengetahuan, Usia, Kanker serviks fatalism.THE RELATIONSHIP DIFFERENCE BETWEEN KNOWLEDGE ABOUT CERVICAL CANCER AND CERVICAL CANCER FATALISM AMONG REPRODUCTION AND PASCA REPRODUCTION AGE WOMANABSTRACTBackground:  Cervical  cancer  is  the  second  most  common  cancer  in women worldwide. Unfortunately, most patients are detected in having this cancer when it is in an advanced stadium. This is due to a perception on high  level  of  fatalism  and  the  perception  is  caused  by  the  lack  of knowledge  about cervical  cancer.  Some studies  have reported  that the perception on fatalism is most found in elderly women. Objective: To study the relationship difference between knowledge about cervical cancer and cervical cancer fatalism among reproduction and pasca reproduction age woman. Method: This was a descriptive and analytic study with a cross-sectional study design  using quantitative  and qualitative  methods.  Subjects  were age  reproductive and post reproductive age women in Klaten District.  Samples  were  207  women selected with a technique of multistage stratified random sampling. Data were analyzed  with summary  mean,  standard  deviation,  frequency  and distribution, Independent t Test, and Pearson Correlation and linear regression. Results:  The  findings  revealed  that  there  was  a  relationship  in post reproductive age with the value of r = - 0,68 and p value 0,000. There are a relationship in generality with value of r = - 0,371 and p value 0,000. Howeever, education was related to cervical cancer fatalism. Conclusion :1. The lower  level  of knowledge  about  cervical  cancer  would increase  cervical  cancer  fatalism. 2. The relationship of knowledge about cervical cancer fatalism in post reproductive age women more significant than in reproductive age women.Keywords: Knowledge, cervical cancer fatalism, reproductive and post reproductive age women.


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 500
Author(s):  
Desmariyenti Desmariyenti ◽  
Nelfi Sarlis ◽  
Rima Fitriani

<p><em>Good weaning time is done at the age of the child reaches 2 years. Weaning at less</em><em> </em><em>than 2 years of age can cause problems in children such as incidence of infectious diseases, especially increased diarrhea, nutritional effects that lead to malnutrition in children and cause the relationship of children and mothers is reduced </em><em>closeness </em><em>because bounding attachment process is disrupted. This study aims to determine the relationship between knowledge  and  attitude  of  the  mother  with  the  decision  of  weaning  time  in</em><em> </em><em>Tangkerang Timur Work Area Puskesmas Tenayan Raya. This research was conducted in </em><em>Mei</em><em>-</em><em>J</em><em>uni 2017 and this research using research type is quantitative data with research design  using  cross  sectional.  Sampling  technique  using  Stratified  random  sampling, population in this study amounted to 368 people and samples 18</em><em>4</em><em> p</em><em>e</em><em>ople in East Tangkerang Village. The analysis used is univariate and bivariate. The result of this research is can be concluded that there is significant relation between knowledge with time weaning (p-value 0,000 &lt;0,05), there is significant relation between attitude with time weaning (p-value 0,000 &lt;0,05). Mothers exclusively breastfeed to their babies until 6 months of age and and continue with breastfeeding until 24 months of age.</em><em></em></p><p> </p><p>Waktu penyapihan yang baik dilakukan pada usia anak mencapai 2 tahun. Penyapihan yang dilakukan pada usia kurang dari 2 tahun dapat menyebabkan masalah pada anak seperti insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat, pengaruh gizi yang mengakibatkan malnutrisi  pada  anak  dan  menyebabkan  hubungan  anak  dan  ibu  berkurang  keeratannya karena proses bounding attachment terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan keputusan waktu penyapihan di Keluraan Tangkerang Timur Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni tahum 2017 dan penelitian ini menggunakan jenis penelitian adalah data kuantitatif dengan  desain penelitian menggunakan  cross sectional. Teknik sampling menggunakan Stratified random sampling, Populasi dalam penelitian ini berjumlah 368 orang dan sampel 184 orang di Kelurahan Tangkerang Timur. Analisa yang diunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan waktu penyapihan (p-value 0,000&lt; 0,05), ada   hubungan   bermakna   antara   sikap   dengan   waktu   penyapihan   (p-value   0,000   &lt;0,05). Diharapkan ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia 6 bulan dan dan dilanjutkan dengan MPASI sampai usia 24 bulan.</p>



2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 552-561
Author(s):  
Umi Romayati Keswara ◽  
Wahid Tri Wahyudi ◽  
Ade Gunawati Sandi

ABSTRACT: THE RELATIONSHIP OF COVID-19 KNOWLEDGE WITH TRANSMISSION PREVENTION BEHAVIOR IN PANDEMIC TIMES IN STUDENTS OF SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK EAST LAMPUNG IN 2021. Introduction: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a new form of Coronavirus that causes an infectious disease. The number of persons infected with this virus is continuing to rise, and it can affect everyone from children to the elderly. Because there is currently no known remedy for this sickness, the government can only promote it by imposing a large-scale social restriction (PSBB) policing scheme. The impact of public awareness of Covid-19 and knowledge of health protocols on the PSBB's successful implementation cannot be separated. According to the results of a pre-survey done at SMPN 1 Sekampung Udik, East Lampung, which included an interview with one of the teachers, there were five teachers who tested positive for COVID-19 and There were still a lot of students who didn't follow the school's health regulations.Objective: To find out the relationship between knowledge of Covid-19 and transmission prevention behavior in students at SMPN 1 Sekampung Udik, East Lampung.Methods: This type of quantitative research was carried out at SMPN 1 Sekampung Udik, East Lampung, using an analytical observational research design using a cross sectional method. The participants in this study were all 651 students from SMPN 1 Sekampung Udik in East Lampung. With stratified random sampling and then accidental sampling, a minimum sample of 249 respondents was produced. Data was gathered through the use of a Google Forms questionnaire that was distributed to responders. The data was analyzed in two ways: univariate (frequency distribution) and bivariate (chi square).Results: Based on the results of statistical tests, it is known that 135 (54.2%) respondents with poor knowledge and 130 (52.2%) negative behavior. The p-value is 0.022, with an Odd Ratio of 1.862.Conclusion: There is a relationship between knowledge of covid-19 and behavior to prevent transmission during the pandemic for students of SMPN 1 Sekampung Udik, East Lampung in 2021. It is recommended for schools to further increase counseling about preventing transmission of covid-19 to students so as to minimize the incidence of covid-19. Keywords: knowledge, behavior, Covid-19INTISARI: HUBUNGAN PENGETAHUAN COVID-19 DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DI MASA PANDEMI PADA SISWA SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK LAMPUNG TIMUR TAHUN 2021 Pendahuluan: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) ialah penyakit menular yang disebabkan oleh virus jenis baru. Peningkatan kasus oleh virus ini terus meningkat, berbagai masyarakat dari anak-anak sampai dengan lansia pun dapat terjangkit virus ini. Sampai dengan saat ini belum diketahui obat dari penyakit ini sehingga pemerintah hanya dapat melakukan upaya promotif dengan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Berjalannya PSBB dengan baik tidak lepas dari pengaruh pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 dan pengetahuan tentang protokol kesehatan. Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan di SMPN 1 Sekampung Udik Lampung Timur dengan mewawancarai salah satu guru didapatkan ada 5 guru yang sudah dinyatakan positif terjangkit COVID-19 dan masih banyak para siswa yang tidak mematuhi protokol kesehatan di sekolah.Tujuan: Diketahui hubungan antara pengetahuan Covid-19 dengan perilaku pencegahan penularan pada siswa di SMPN 1 Sekampung Udik Lampung Timur.Metode: Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian ini analytical observational dengan pendekatan cross sectional, telah dilakukan di SMPN 1 Sekampung Udik Lampung Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 1 Sekampung Udik Lampung Timur yang berjumlah 651 siswa. Sampel minimum yang didapatkan berjumlah 249 responden dengan teknik stratified random sampling lalu accidental sampling. Pengambilan data menggunakan kuisioner google form yang dibagikan kepada responden. Analisa data secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat (chi square).Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui 135 (54,2%) responden dengan pengetahuan tidak baik dan 130 (52,2%) perilaku negatif. Didapatkan p-value 0,022, dengan Odd Ratio 1,862.Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan covid-19 dengan perilaku pencegahan penularan di masa pandemi pada siswa SMPN 1 Sekampung Udik Lampung Timur Tahun 2021. Bagi pihak sekolah disarankan untuk lebih meningkatkan penyuluhan tentang pencegahan penularan covid-19 terhadap siswa sehingga dapat meminimalisir angka kejadian covid-19. Kata Kunci : pengetahuan, perilaku, Covid-19 



2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-202
Author(s):  
Irmawati Irmawati ◽  
Lidia Fitri ◽  
Afritayeni Afritayeni

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengalami peningkatan pada remaja berusia 15-19 tahun, dimana remaja laki-laki (4,5%) dan remaja perempuan (0,7%) pernah melakukan seks pranikah. Hasil penelitian Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014, pada usia 10-19 tahun dengan populasi 43,5 juta didapatkan hasil 52% menemukan konten pornografi melalui iklan/ situs yang tidak mencurigakan dan 14% mengakses situs porno secara sukarela. Berdasarkan survei awal di SMP A Pekanbaru terhadap 10 orang pelajar didapatkan hasil 7 dari 10 mereka sudah berpacaran, sering berpegangan tangan dan berpelukan dengan lawan jenis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keterpaparan media massa dan peran orangtua terhadap perilaku seksual pada remaja di SMP A Pekanbaru tahun 2017. Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling sebanyak 158 responden. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan antara keterpaparan media massa dan perilaku seksual dengan  p value 0,000 < 0,05 dan tidak adanya hubungan antara peran orangtua dan perilaku seksual dengan p value 0,759 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden terpapar media massa (82,3%) dan mayoritas orangtua berperan (91,1%) serta sebagian besar responden beresiko terhadap perilaku seksual (27,8%). Sebaiknya pihak sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan bekerjasama dengan BKKBN untuk membuat suatu program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).



2021 ◽  
pp. 026010602098234
Author(s):  
Gizachew Worku Dagnew ◽  
Melash Belachew Asresie

Background: Overweight/obesity has become a global health problem for both developed and developing regions. Nowadays, overweight/obesity among childrearing-age women has become rapidly increasing in both urban and rural areas. Aim: This study aimed to assess the variation of overweight/obesity among urban and rural reproductive-age women in Ethiopia. Methods: For this study, the 2016 Ethiopia Demographic and Health Survey data were used. The survey was a community-based cross-sectional study, which used a two-stage stratified cluster sampling technique to select the participants. A total of 13,451 reproductive-age women were included in the analysis. Both descriptive and analytical analysis was performed. A p-value of less than 0.05 was used as the measure of statistical significance. Results: The prevalence of overweight/obesity among urban reproductive-age women was statistically higher ( p = 21.5%; 95% confidence interval (CI): 18.2–25.1) than the rural women ( p = 3.5%; 95% CI: 2.9%–4.2%). Women who attend secondary or above education, women in the age groups 25–34 and ≥ 35 years, and high wealth index (rich) had higher odds of overweight/obesity in both urban and rural women. Moreover, women who were married, who had a large family size, and who have a history of alcohol intake had higher odds of overweight/obesity among urban women. Conclusions: Overweight/obesity among reproductive-age women is a public health problem in Ethiopia, especially for women who are living in urban settings. Therefore, it is important to establish targeted overweight reduction programs with particular emphasis on urban, older aged, educated, and married women. Additionally, encouraging the limitation of the number of family size and alcohol intake can reduce women’s overweight/obesity.



2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 36-42
Author(s):  
Yeviza Puspitasari

Hyperbilirubinemia is one of the clinical phenomena most often found in neonates occurring in the first week of life, which is also one of the factors causing infant death is influenced by the immature liver function of the baby to process erythrocytes (red blood cells), resulting in the accumulation of bilirubin. The purpose of this study was to determine the relationship of birth weight of infants with the incidence of hyperbilirubinemia in RSUD dr. Ibnu Soetowo Baturaja Ogan Komering Ulu Regency in 2019. This study uses analytic methods with a cross-sectional approach. The study population was all infants aged 0-7 days in the neonatal room at RSUD dr. Ibnu Soetowo Baturaja Ogan Komering Ulu Regency in 2019, with a random sampling. Data analysis uses univariate analysis and bivariate analysis using distribution tables and Chi-Square statistical tests, with a 95% confidence level. In the univariate analysis, of 203 respondents found 26.5% had hyperbilirubinemia and those without hyperbilirubinemia 72.5%, 24.6% of infants with LBW and non-LBW infants 75.4%. Bivariate analysis showed that there was an LBW relationship with the incidence of hyperbilirubinemia (p-value 0,000).



Author(s):  
Atik Rohmawati Mulyaningsih ◽  
Tantut Susanto ◽  
Latifa Aini Susumaningrum

Playing online games is a favorite activity for adolescents to fill their free time. This habit affects the occurrence of addiction if done for a long time. In addition, the long duration of play leads to sedentary lifestyle behaviors, which contribute to overweight among adolescents. The purpose of this study was to identify the relationship between online gaming addiction and being overweight among adolescents in Jember district. The cross-sectional study design was conducted among 162 overweight students from 16 senior high schools in Jember with stratified random sampling. The development of the Indonesian online game addiction questionnaire is used to assess online game addiction, weight scales, and stature meters are used to measure body mass index (overweight). The Spearman Rank test was performed to answer the objective of this study. The results of this study indicate that body mass index in 162 adolescents is overweight (Median=1,44; Standard Deviation=0,26) which indicates obesity. Adolescents who were identified as having addiction in the study were (27,2%) and mild addictions were (72,8%). There was a significant relationship between online game addiction and overweight (r=0.212 ; p-value = 0.007). The sedentary lifestyle of online game addiction contributes to the occurrence of overweight among adolescents. Therefore, regular physical activity patterns need to be applied to reduce sedentary lifestyle and overweight problems among adolescents.ABSTRAKBermain game online menjadi kegiatan favorit bagi remaja untuk mengisi waktu luang. Kebiasaan ini berdampak pada terjadinya kecanduan jika dilakukan dalam waktu yang lama. Selain itu, durasi bermain yang cukup lama mengarah pada perilaku gaya hidup yang menetap, yang berkontribusi pada terjadinya kelebihan berat badan di kalangan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara kecanduan game online dan kelebihan berat badan di kalangan remaja di Kabupaten Jember. Desain penelitian cross sectional dilakukan di antara 162 siswa yang kelebihan berat badan dari 16 SMA di Jember dengan stratified random sampling. Kuesioner The development of Indonesian online game addiction questionnaire digunakan untuk menilai kecanduan game online, timbangan berat badan dan stature meter digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh (kegemukan). Analisis uji menggunakan uji spearman rank untuk menjawab tujuan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks massa tubuh pada 162 remaja adalah (M = 1,44; SD = 0,26) didapatkan median >1 untuk Z score antropometri yang mengindikasikan kegemukan. Remaja yang diidentifikasi mengalami kecanduan pada penelitian adalah (27,2%) dan kecanduan ringan adalah (72,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kecanduan game online dan kegemukan (r = 0,212; p value = 0,007). Gaya hidup menetap dari kecanduan game online berkontribusi terhadap terjadinya kegemukan di kalangan remaja. Oleh karena itu, perlu diterapkan pola aktivitas fisik secara teratur untuk mengurangi gaya hidup yang menetap dan masalah kelebihan berat badan di kalangan remaja. [Penel Gizi Makan 2020, 43(1):11-20]



2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Nur Masruroh ◽  
Nur Aini Fitri

Dismenore merupakan nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh adanya kejang pada otot rahim. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya dismenore, diantaranya yaitu asupan nutrisi yang terdiri dari Fe (zat Besi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) pada remaja putri .  Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 112 yang diambil menggunakan teknik propostionate stratified random sampling. Data kejadian dismenore diperoleh dari kuesioner numeric rating scale dan data asupan zat gizi diperoleh dari form semi quantitative food frequency questionaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja putri memiliki asupan Fe (zat Besi) kurang (50%). Sedangkan kejadian dismenorea yang dialami hampir setengahnya termasuk dalam kategori nyeri ringan (45,5%). Hasil analisis menggunakan uji rank sprearman menunjukkan bahwa ada hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) dengan nilai p-value = 0,014. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi asupan Fe (zat Besi), maka semakin rendah kejadian dismenorea yang dirasakan. Diharapkan remaja putri dapat mencegah dan mengurangi nyeri dengan mengkonsumsi makanan sumber Fe (zat Besi).



2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 101-110
Author(s):  
Yusri Kartika ◽  
Sudarto Ronoatmodjo

Abstract Background: Prevalence of obesity in adult females in Indonesia is 32,9% in 2013. Hormonal contraceptives (pills, injections and implants) are widely used by reproductive-age women in Indonesia, and the prevalence is 45%. Objective: The aim of this study is to identify whether reproductive-age women who use hormonal contraceptives are at risk of developing obesity compared to WUS who do not use hormonal contraceptives. Method: The design of this study is a cross sectional study using secondary data (5th Indonesia Family Life Survey, and the sample is reproductive-age women (15-49 years old) consisting of 6045 respondents. The variables of this study are obesity, hormonal contraceptive use, age, education, occupation, and duration of contraceptive use. Data were analysed by using Cox Regression. Result: The results of bivariate analysis showed that hormonal contaceptive use, age, education, occupation, and duration of contraceptive use were associated with obesity among reproductive-age womenand statistically significant (P-Value <0,05). Multivariate analysis showed that hormonal contraceptive use did not increase the risk of obesity among reproductive-age women in Indonesia (PR 0.939; CI 95% 0.869 - 1.013). Conclusion: The use of hormonal contraception did not increase the risk of obesity among reproductive-age women. Key words: Hormonal Contraception; Obesity; Reproductive Age-Women Abstrak Latar belakang : Prevalensi obesitas pada perempuan dewasa di Indonesia sebesar 32,9 persen pada tahun 2013. Kontrasepsi hormonal (pil, suntikan dan implan) merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh wanita usia subur (WUS) di Indonesia, dengan prevalensi sebesar 45%. Tujuan : untuk mengetahui apakah wanita usia subur (WUS) yang menggunakan kontrasepsi hormonal berisiko mengalami obesitas dibandingkan WUS yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal.  Metode : Desain penelitian ini adalah studi cross- sectional dengan menggunakan data sekunder IFLS 5 tahun 2014. Sampel adalah WUS (15-49 tahun) sebanyak 6.045 responden. Variabel dalam penilitian ini adalah obesitas pada WUS, penggunaan kontrasepsi hormonal, umur, pendidikan, pekerjaan, serta lama penggunaan kontrasepsi. Analisis data yang digunakan adalah Cox Regression. Hasil : Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel penggunaan kontrasepsi hormonal, umur, pendidikan dan status pekerjaan, serta  lama penggunaan kontrasepsi berhubungan dengan obesitas pada WUS (p-value <0,05). Analisis multivariat menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal tidak meningkatkan risiko obesitas secara bermakna pada WUS di Indonesia (PR 0,939; CI 95% 0,869 – 1,013). Kesimpulan: Penggunaan kontrasepsi hormonal tidak meningkatkan risiko WUS untuk mengalami obesitas.   Kata kunci: Kontrasepsi Hormonal; Obesitas; Wanita Usia Subur



Author(s):  
Ana Zakiyah ◽  
Duwi Basuki ◽  
Windu Santoso

Discharge planning is one of the activities in the provision of nursing care on patients in the hospital, it will have a shortening impact on patient care in the hospital and reduce the patient's recurrence rate, but the implementation is not appropriate. so far, implementation of Discharge planning is still to be done after the patient finished having treatment by making a summary of the recording of patients return. Various characteristic factors of nurses can influence the implementation of discharge planning in hospital. The research purpose was to know the relationship of factors that influence discharge planning with the implementation of discharge planning. The research design used was cross-sectional, the instrument used was the questionnaire about the characteristics of the nurses and the implementation of discharge planning. The population of research was nurses who served in the inpatient room RSI Sakinah Mojokerto number of 80 nurses and obtained the number of 67 samples with proportional random sampling technique. The result of analysis with pearson correlation for age, education, length of work and chi-square for marital status showed that the characteristics of nurses related to discharge planning implementation were educational factor with p-value 0,023. The higher the nurse education caused more critical, logical and systematic in thinking so as to improve the quality of its work and the greater the desire to utilize the knowledge and skills it possesses keywords        : discharge planning, nurses, education



2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 92-100
Author(s):  
Ana Mariza ◽  
Desi Risna Purnamasari

ABSTRACT :RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER'S PARITY AND EVENTS IN THE PLASENTA PREVIA MIDWIFERY HOSPITAL DR. H ABDUL MOELOEK LAMPUNG PROVINCE Introduction: According to WHO in 2010 as many as 356,000 women died due to childbirth problems, maternal mortality was caused by several factors, including bleeding, one of the causes was placenta previa. The frequency of placenta previa increases in high parity, old age, uterine defects such as cesarean section, curettage, myomectomy and so on. Purpose :this study was to determine the relationship between maternal parity and the incidence of placenta previa in the obstetrics room of Dr. H Abdul Moeloek, Lampung Province.Method : This research was conducted using an analytic design with a cross sectional approach. The population in this study were all mothers giving birth at RSUD Dr. H Abdul Moeloek in 2015, which numbered 1435 people. Samples taken using systematic random sampling of 313 people. The analysis used was univariate analysis, namely by presentation and bivariate by chi squere.Result : The results obtained from the study of the frequency of mothers who experienced placenta previa were 49 (15.7%) people, the distribution of the frequency of parity at risk in labor was 193 (61.7%) people, There was a relationship between maternal parity and the incidence of placenta previa based on statistical tests obtained P value = 0.008 with the result of the OR value = 2.786.Conclusion : Suggestions from researchers are that the hospital is expected to further improve human resources by holding training or seminars for midwifery room employees, installing placenta previa protocols in the obstetrics room so that they can improve supervision of both the delivery process with placenta previa or the factors that cause placenta previa. Keyword : Parity, Plasenta Previa  INTISARI : HUBUNGAN ANTARA PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUANG KEBIDANAN RSUD DR. H ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Latar Belakang :Menurut WHO pada tahun 2010 sebanyak 356.000 perempuan meninggal akibat masalah persalinan, kematian ibu disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah faktor perdarahan, salah satu penyebabnya adalah plasenta previa. Frekuensi plasenta previa meningkat pada paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, kuretase,miomektomi dan sebagainya.Tujuan: tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di ruang kebidanan RSUD Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung.Metode penelitian :Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di RSUD Dr. H Abdul Moeloek pada tahun 2015, yang berjumlah 1435 orang. Sample yang di ambil menggunakan systematic random sampling sejumlah 313 orang. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat yaitu secara presentasi dan bivariat secara chi squere.Hasil : Didapatkan hasil penelitian frekuensi ibu yang mengalami plasenta previa sebanyak 49  (15.7 %) orang, Distribusi frekuensi paritas beresiko pada ibu bersalin sebanyak 193 (61.7 %) orang, Terdapat hubungan antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa berdasarkan uji statistik didapat P Value = 0,008dengan hasil nilai OR =2.786. Kesimpulan : diharapkan rumah sakit lebih meningkatkan SDM dengan diadakannya pelatihan ataupun seminar bagi pegawai ruang kebidanan, memasang protab-protab plasenta previa di ruang kebidanan sehingga dapat meningkatkan pengawasan baik proses persalinan dengan plasenta previa atau faktor-faktor penyebab terjadinya plasenta previa. Kata Kunci     : Paritas, Plasenta Previa



Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document