scholarly journals PENGARUH SENAM DIABETIK TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUMBIO JAYA

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 46-53
Author(s):  
Riamah Riamah

Data dari Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat prevalensi global penderita DM tipe II pada tahun 2013 berjumlah 382 juta kasus, pada tahun 2013 penyakit diabetes mellitus berjumlah 387 juta kasus dan pada tahun tahun 2035 jumlah insiden DM DM tipe II akan mengalami peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia penderita DM 40-59 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam diabetik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM Tipe II di wilayah kerja Puskesmas Rumbio Jaya. Jenis penelitian ini adalah pre eksperimet dengan rancangan one group pretest postest. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus Tipe II di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang Kota berjumlah 195 orang dengan dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa lembar checklist Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian terdapat pengaruh pemberian senam diabetik terhadap penurunan kadar gula darah di wilayah Kerja Puskesmas Rumbio Jaya tahun 2019 dengan p value 0,000. Diharapkan bagi responden untuk selalu menjaga pola makan agar kadar gula darah tetap dalam batas normal dan bagi penderita DM Tipe II agar rutin melakukan senam diabetik untuk menurunkan kadar gula darah.

2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 141-147
Author(s):  
Erni Tri Indarti ◽  
Hendri Palupi

Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Senam Kaki Lebih Efektif Meningkatkan Sirkulasi Darah Ke Kaki Dibanding Penurunan Kadar Glukosa Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso. Penelitian ini merupakan  jenis penelitian Pra – Experiment dengan One Pre-Post Test Design. Penelitian ini dilakukan tanggal 20 Juli – 20 Agustus 2018 di Wilayah kerja Puskesmas Rejoso. Sampel dalam penelitian ini penderita Diabetes Mellitus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 30 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Video Senam Kaki, Stetoskop Merk Onemed, Spygnomanometer Merk Onemed, Glukotest Merk EasyTooth. Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan Nilai ABPI dan Gula darah responden sebelum dan sesudah dilakukan intevensi dengan uji Wilcoxon.  Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan p-value  nilai ABPI 0,000 ≤ α(0,05) dan p-value gula darah 0,006 ≤ α(0,05), sehingga Ha diterima dan ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan nilai ABPI dan gula darah pada penderita diabetes mellitus, hal ini berarti ada pengaruh senam kaki terhadap Sirkulasi Darah Ke Kaki pada penderita diabetes mellitus dengan rata-rata penurunan nilai ABPI 0,124 dan rata-rata penurunan gula darah sebesar 11,37. Kata Kunci : Senam Kaki, Diabetes Mellitus, Gula Darah, Sirkulasi Darah ke kaki


2017 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Budiman Budiman ◽  
Rosmariana Sihombing ◽  
Paramita Pradina

Kasus kematian akibat penyakit tidak menular terbanyak disebabkan oleh penyakit jantung (American Heart Association, 2010). Menurut data rekam medik RSUD ’45 Kuningan pada tahun 2014 menunjukan bahwa kasus penyakit jantung dengan CFR tertinggi terjadi pada penyakit Infark miokardakut sebanyak 15 %,gagal jantung 13 % dan gangguan hantaran dan aritmia 11%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “hubungan dislipidemia, hipertensi dan diabetes melitus dengan kejadian infark miokard akut pada pasien rawat inap di RSUD 45 Kuningan”. Rancangan penelitian menggunakan case control. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling diambil dari data rekam medik pasien rawat inap penyakit infark miokard akut dan penyakit dalam secara berpasangan dengan teknik purposive sampling pada kontrol. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah rekam medik status pasien di RSUD ’45 Kuningan dengan menggunakan data sekunder. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara dislipidemia (p value = 0.0001), hipertensi (p value = 0.003) dan diabetes melitus (p value = 0.0001) dengan kejadian infark miokard akut. Diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai cara–cara yang tepat untuk mengurangi penyebaran penyakit tidak menular khususnya penyakit jantung ini.Kata Kunci: Infark miokrad akut, dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Arif Rahman Hakim ◽  
Nova Muhani

Hubungan Dislipidemia, Hipertensi, Riwayat Diabetes Melitus Terhadap Kejadian Sindroma Koroner Akut Pada Pasien Poli Jantung di RSUD Ahmad Yani Metro Lampung 2019. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit degeneratif dengan permasalahan yang serius karena prevalensinya yang terus meningkat. fase akut dari jantung koroner atau disebut dengan sindrom koroner akut. Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, secara global dan yang diakibatkan sindrom koroner akut sebesar 7,4 juta. Terjadinya penyakit ini berhubungan dengan faktor risiko seperti umur, jenis kelamin, keturunan, merokok, hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, dan obesitas.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan Dislipidemia, Hipertensi Dengan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian SKA pada pasien yang berkunjung ke poli jantung. Jenis penelitian ini analitik dengan rancangan cross- sectional. Jumlah sampel 100 orang yang memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan 100 responden, penderita SKA sebanyak 65%, hipertensi 65%, dyslipidemia 62%. riwayat diabetes mellitus 34%, tidak ada hubungan hipertensi dan riwayat diabetes melitus terhadap SKA (P Value 0,161 dan 0,393) ada hubungan dislipidemia dengan SKA P Value 0,000, OR 7,948.


1930 ◽  
Vol 8 (01) ◽  
pp. 161-166
Author(s):  
Juli Widiyanto ◽  
Isnaniar ◽  
Trisiwi Kusuma Ningrum

Penyakit infeksi tidak menular dewasa ini menjadi ancaman tersendiri dalam kehidupan masyarakat, diabetes mellitus adalah salah satunya, Pertumbuhan diabetes melitus di Indonesia sebesar 15,2% atau dari 8.426.000 orang pada tahun 2.000 dan diperkirakan menjadi 21.257.000 orang di tahun 2030. Penelitian metaanalisis oleh Miller dkk, 5 menemukan pasien diabetes yang mengkonsumsi diet indeks glikemik rendah mengalami penurunan kadar HbA1c 0,43% (CI 0,72-0,13) dan penurunan kadar protein terglikosilasi 7,4%. Penelitian metaanalisis menunjukkan diet dengan tinggi serat mempengaruhi kadar glukosa darah. Didapatkan penurunan kadar glukosa post prandial + 21%. Penelitian Andrew et.al (2012) membuktikan bahwa konsumsi buah dan sayuran yang bervariasi dapat mengurangi factor risiko kejadian diabetes tipe2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara varietas konsumsi buah dengan status glikemik pada penderita diabetes melitus tipeII di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo dan Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru. Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan case control study. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan uji Person Chi Squer. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat berhubungan yang bermakna antara varietas konsumsi buah juga berhubungan dengan status glikemik, hal tersebut dibuktikan dengan nilai p-value < 0,05 yaitu 0,017. Dengan OR: 3,6 dan CI95%: 1,22 – 10,61. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varietas konsumsi buah pada penderita diabetes mellitus tipe dua berhubungan erat dengan status glikemik pada penderita diabetes mellitus. Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubugan yang bermakna antara varietas konsumsi buah dengan status glikemik.


2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 176-186
Author(s):  
Asep Badrujamaludin ◽  
M Budi Santoso ◽  
Deipa Nastrya

The association of physical activity in people with type 2 diabetes and peripheral neuropathyBackground: Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by hyperglycemia due to the pancreas not producing enough insulin or the insulin produced cannot be used properly. According to data from International Diabetic Federation in 2019, Indonesia ranks 7th in the world with 10.7 million people with diabetes mellitus. There are pillars of diabetes mellitus management one of which is physical activity. Diabetic neuropathy is one of the complications of type 2 DM that can occur if the diabetes is not managed properly.Purpose:  To determine the association of physical activity in people with type 2 diabetes and peripheral neuropathyMethod: Quantitative research and correlation analytic with cross-sectional design. Sampling took by a purposive sampling of 103 respondents at  Cigugur Public Health Center, Collecting data using questionnaires, and nalyzed univariate (frequency distribution) and bivariate using Chi-Square test.Results: Finding most of the respondents had low physical activity (71.8%), and most of them had diabetic neuropathy (76.7%) with a p-value = 0,000Conclusion: There is a relationship between physical activity and peripheral neuropathy, suggestion for people with diabetes mellitus to do regular physical activity to control blood sugar levels and prevent complications of diabetic neuropathy and aerobic physical exercises such as walking, relaxed cycling, jogging, and swimming.Keywords: Physical activity; Patient; Type 2 diabetes; Peripheral neuropathyPendahuluan: Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau insulin yang diproduksi tidak dapat digunakan dengan baik. Menurut data dari Internasional Diabetic Ferderation pada tahun 2019, Indonesia menempati urutan ke 7 di dunia dengan jumlah penderita diabetes melitus sebanyak 10,7 juta penderita. Terdapat pilar penatalaksanaan diabetes mellitus salah satunya adalah aktivitas fisik. Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi dari DM tipe 2 yang dapat terjadi jika DM tersebut tidak dikelola dengan baikTujuan: Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian neuropati diabetik pada penderita DM tipe 2Metode: Penelitian analitik korelasi dengan desain cross sectional. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 103 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Sebagian besar dari responden memiliki aktivitas fisik ringan (71,8%), dan sebagian besar mengalami neuropati diabetik (76,7%) dengan p-value = 0.000.Simpulan: Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian neuropati diabetik pada penderita DM tipe 2. Saran bagi penderita diabetes mellitus untuk melakukan aktivitas fisik teratur untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah terjadinya komplikasi neuropati diabetik serta latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Erna Suwanti ◽  
Sulistyo Andarmoyo ◽  
Lina Ema Purwanti

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi dan perawatan jangka panjang bahkan menyertai seumur hidup penderita. Berbagai komplikasi dapat terjadi bila kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik. Dari komplikasi yang terjadi akan berdampak pada kualitas hidup penderita. Dukungan keluarga sangat diperlukan  bagi kelangsungan hidup penderita Diabetes Melitus, sehingga dengan dukungan keluarga yang baik diharapkan penderita Diabetes Melitus mempunyai kualitas hidup yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli rawat jalan Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan  purposive sampling.  Sampel yang digunakan sejumlah 86 responden yang merupakan pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang berkunjung di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Instrumen penelitian menggunakan 3 kuisioner, yakni kuisioner demografi responden, kuisioner dukungsn keluarga dan kuisioner DQOL (Diabetes Quality Of Life). Analisis hipotesis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun dengan p value = 0.000 (<0,05) dan nilai keeratan hubungan cukup kuat (0,463). Kesimpulan dari penelitian ini adalah dukungan keluarga dalam bentuk dukungan penghargaan, emosional, instrumental, dan informasi sangat penting dalam membantu meningkatkan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Khris Witdiati ◽  
Sulistyo Andarmoyo ◽  
Lina Ema Purwanti

Diabetes Melitus merupakan penyakit dengan jumlah rawat jalan terbanyak dibandingkan dengan penyakit degeneratif lainnya. Kepatuhan merupakan sesuatu yang paling penting untuk dapat mengembangkan kebiasaan yang dapat membantu penderita Diabetes Melitus dalam menjalankan diet. Hal ini dapat berdampak pada kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepatuhan diet dengan kadar gula darah pada penderita Diabetes Melitus. Penelitian ini menggunakan desain korelasi untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Melitus di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian pasien Diabetes Melitus di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun sejumlah 54 responden. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan analisis data menggunakan metode Chi Square. Hasil dari penelitian dari kepatuhan diet sebagian besar berada pada kategori kepatuhan rendah (60%). Dan kadar gula darah berada pada kategori kadar gula darah ≥200 mg/dl (26%).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet dengan kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun. Hasil uji statistik chi square diperoleh p value 0,012 dengan menggunakan taraf signifikasi α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan diet dapat mempengaruhi kadar gula darah pasien Diabetes Melitus. Diharapkan pasien dapat menjalankan diet dengan baik sehingga kadar gula darah terkontrol dan dapat menurunkan risiko komplikasi.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 170-180
Author(s):  
Suwanto Suwanto ◽  
Yusran Hasymi ◽  
Hasan Husin

Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kasus diabetes melitus yang terbanyak adalah diabetes melitus tipe-2. Tujuan penelitian inia dalah untuk mengetahui pengaruh hypnotherapy terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe-2 di Klinik Miftahussyifa Kota Bengkulu. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen design dengan non equivalent control group design. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang diambil sebanyak 62 responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan alat single stick. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan terapi standar berupa terapi bio energy dan hypnotherapy, sementara kelompok control hanya diberikan perlakuan terapi standar berupa terapi bio energi. Dari hasil penelitian, analisa univariat didapatkan hasil rata-rata kadar glukosa darah sebelum perlakuan sebesar 234,67 mg/dl dan setelah perlakuan sebesar 194,67 mg/dl. Analisis bivariat berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai p value 0.002 (p value < 0.05). Artinya ada pengaruh hypnotherapy terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe-2 di Klinik Miftahussyifa Kota Bengkulu. Penelitian ini merekomendasikan kepada profesi keperawatan untuk dapat menerapkan hypnotherapy sebagai terapi alternatif atau terapi komplementer non farmakologis yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe-2. 


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Rosyidah Azhari

Abstrak   Latar Belakang: Indonesia menduduki peringkat keempat pasien DM terbanyak di dunia dengan jumlah pasien mencapai angka 76 juta orang pada rentan usia sekitar 20-79 tahun. Diabetes Melitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi seperti hipoglekemia, ketoasidosis diabetik, koma hiperosmolar nonketotik, retinopati diabetik, neuropati, dan nefropati.  Adapun upaya pencengahan diabetes melitus antara lain: dukungan keluarga dan perilaku self-management. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku self-management pada pasien Diabetes melitus  Tipe II di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional, sampel berjumlah 81 responden yang diambil dengan teknik sampel purposive sampling. Hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (53,1%) menunjukkan dukungan keluarga baik, dan (53,1%) menunjukkan dilakukannya perilaku self-management. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku self-management  pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi dengan p-value = 0,019. Kesimpulan: Diharapkan kepada pihak puskesmas Simpang IV Sipin  dapat memberikan informasi mengenai manajemen gula darah, diet, latihan fisik dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam mengenai pentingnya dukungan keluarga dan perilaku self-management.   Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe II, Dukungan Keluarga, Self-Management


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document