scholarly journals Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Oral Hygiene Dengan Kejadian Moniliasis Pada Neonatus di Poli Tumbuh Kembang RSUD Sidoarjo

EMBRIO ◽  
2013 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 39-45
Author(s):  
Ira Puspita Sari ◽  
Damarati Azaria

Di dapatkan bayi berusia 0 – 28 hari yang kontrol di poli tumbuh kembang RSUD Sidoarjo mengalami moniliasis. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya moniliasis adalah pengetahuan ibu tentang perawatan bayi terutama oral hygiene. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Oral Hygiene dengan Kejadian Moniliasis pada Bayi di Poli Tumbuh Kembang RSUD Sidoarjo. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi dan berkunjung di Poli Tumbuh Kembang RSUD Sidoarjo pada bulan Juni 2013 sebanyak 64 responden dengan menggunakan Purposive sampling didapatkan sampel sebesar 30 responden. Penelitian ini menggunakan alat ukur kuisioner. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Continuity correction (χ2) untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang oral hygiene dengan kejadian moniliasis pada neonatus didapatkan χ2 : 13,040 p : 0,001 dan tingkat kemaknaan α : 0,05 maka P <α sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang oral hygiene dengan kejadian moniliasis pada neonatus. Hal ini dibuktikan oleh 12 responden (40%)yang mempunyai pengetahuan baik tentang oral hygiene. Dan angka kejadian moniliasis pada bayi hanya sebagian kecil yaitu terjadi pada 8 responden (26,7%). Saran dari peneliti diharapkan para ibu harus lebih memperhatikan perilaku kesehatan yang diberikan kepada bayinya dengan menambah pengetahuan tentang personal hygiene terutama oral hygiene serta berani mengaplikasikan pada bayinya.

2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 6-9
Author(s):  
Irmayani

Diare adalah pengeluaran kotoran (tinja) dengan frekuensi yang meningkat (tiga kali dalam 24 jam) disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lembek atau cair, dengan atau tanpa darah/lendir dalam tinja.(Wijoyo, yosef 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan jajan dengan terjadinya penyakit diare pada anak di SD Inpres Amaro Kabupaten barru. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian Analitik Correlative dengan desain Cross Sectional Study, populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang ada di SD Inpres Amaro Kabupaten Barru sebanyak 109 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan 51 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. analisa data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji Chi- Square Test dengan interval kemaknaan α 0,05. Dari hasil analisis bivariat pada kebiasaan jajan didapat nilai ρ = 0,004 dan personal hygiene didapat nilai ρ = 0,008. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kebiasaan jajan dengan terjadinya penyakit diare pada anak di SD Inpres Amaro Kabupaten Barru


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Nabilla Rifda ◽  
Wahyu Hidayat ◽  
Tenny Setiani Dewi

Pendahuluan: Kehamilan adalah suatu kondisi yang dapat mempengaruhi perubahan fisiologis, perubahan pola makan, dan perubahan psikologis. Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi status kebersihan mulut dan selaput lidah. Sebagian besar wanita hamil ditemukan menderita beberapa penyakit mulut yang diketahui terkait dengan kehamilan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara oral hygiene dengan coated tongue pada ibu hamil di Puskesmas Garuda Bandung. Metode: Jenis penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 69 orang yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh dengan menghitung Oral Hygiene Index Simplified dan Coated Tongue Index, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman menggunakan aplikasi MegaStat. Hasil: Hubungan antara oral hygiene dan coated tongue pada kelompok ibu hamil di Puskesmas Garuda Bandung, mempunyai nilai korelasinya (rs) sebesar 0,259 menunjukkan Nilai signifikan secara statistik dengan p-value sebesar 0,00158567 (p<0,005). Simpulan: Terdapat hubungan antara oral hygiene dan coated tongue pada kelompok ibu hamil, yang berarti ketika kebersihan rongga mulut buruk, area selaput putih (coated tongue) pada dorsal lidah semakin besar.Kata kunci: Oral hygiene, coated tongue, kehamilan


2016 ◽  
Vol 7 (01) ◽  
pp. 99-112
Author(s):  
Chairil

Diarrhea is one of the diseases that get priority eradication program because of the high morbidity and caused many deaths. In an effort to decrease the morbidity due to diarrhea important to know the factors that become menyebab incidence of the disease include the state of the environment, disease vector, personal hygiene, snack habits, and health services. The research was done at Village West Sidomulyo Tuah Karya and Sidomulyo subdistrict Puskesmas Handsome that during the period of the last 4-6 months of diarrhea always get into the top 10 diseases. The research objective was to determine the relationship between risk factors with the incidence of diarrhea. The study was a cross sectional study, using a questionnaire. Sampling was done by randomsampling, some 96 respondents. Results of research for the environmental health situation no association with diarrhea because of the test results chi-square statistic with continuity correction values obtained p = (1.00)> α = (0.05), disease-carrying vector no association with diarrhea because of test results chi-square statistic with continuity correction values obtained p = (1.00)> α = (0.05), there is no relationship between personal hygiene with diarrhea, because of the results of statistical chi-square test with continuity correction values obtained p = (0.69)> α = (0.05), there was no relationship between snacks at roadside with diarrhea, because of the results of statistical chi-square test with continuity correction values obtained p = (1.00)> α = (0, 05) there is no relationship between counseling with diarrhea, because of the results of statistical chi-square test with continuity correction values obtained p = (0.42)> α = (0.05), the variables being researched nothing to do with diarrhea , but it diskritif there, it is to note could be a risk for diarrhea will occur, it is necessary to promotive and preventive efforts. 


e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Novany Lumempouw ◽  
Christy N. Mintjelungan ◽  
Kustina Zuliari

Abstract: During the developmental stage, children begin to do a variety of activities including tooth brushing. Generally, children use their right hands dominantly to do their activities (right-handed), however, there are also children who use their left hands (left-handed) dominantly. This study was aimed to assess the oral hygiene status based on tooth brushing with a combination technique among left-handed and right-handed children. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Population study consisted of left-handed and right-handed children at Kalawat, North Minahasa, North Sulawesi province. Respondents were 60 children consisted of 30 left-handed children and 30 right-handed children obtained by using the purposive sampling method. Data were obtained by using checking form of oral hygiene status. The results showed that oral hygiene status of most left-handed and right-handed children was in good category. The average of OHI-S score of the left-handed children before tooth brushing was 0.7 and after tooth brushing was 0.3, whereas, of the right-handed children, the average of OHI-S score before tooth brushing was 0.6 and after tooth brushing was 0.2. Conclusion: Oral hygiene status of right-handed children who brushed their teeth with a combination technique was better than of the left-handed children. Keywords: oral hygiene status, left-handed children, right-handed children, tooth brushing, combination techniqueAbstrak: Seiring berjalannya tahap perkembangan, anak-anak mulai melakukan aktivitas termasuk menyikat gigi. Umumnya anak dominan melakukan aktivitas menggunakan tangan kanan (non-kidal) tetapi ada juga yang dominan melakukan aktivitas menggunakan tangan kiri (kidal). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan status kebersihan gigi dan mulut nerdasrkan cara menyikat gigi dengan teknik kombinasi pada anak kidal dan non-kidal. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ialah anak kidal dan non-kidal di Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Jumlah responden sebanyak 60 orang anak terdiri dari 30 anak kidal dan 30 anak non-kidal diambil dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan formulir pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut. Hasil penelitian menunjukkan status kebersihan gigi dan mulut pada anak kidal dan anak non-kidal sebagian besar memiliki kategori baik. Rerata skor OHI-S anak kidal sebelum menyikat gigi yaitu 0,7 dan sesudah menyikat gigi 0,3 sedangkan pada anak non-kidal rerata skor OHI-S sebelum menyikat gigi 0,6 dan sesudah menyikat gigi 0,2. Simpulan: Status kebersihan gigi dan mulut berdasarkan cara menyikat gigi menggunakan teknik kombinasi pada anak non-kidal lebih baik dibandingkan pada anak kidal.Kata kunci: status kebersihan gigi dan mulut, anak kidal, anak non-kidal, menyikat gigi teknik kombinasi.


Author(s):  
Bina Aquari, Yuhemy Zurizah Bina Aquari, Yuhemy Zurizah

ABSTRAK Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang ditandai dengan adanya hambatan keterampilan dalam masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat intelegensi yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan peran orang tua dengan kemandirian anak retardasi mental di SLB Tunagrahita Karya Ibu Palembang Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai anak retardasi mental Kelas 1-3 di SLB Tunagrahita Karya Ibu Palembang sebanyak 78 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak retardasi mental sedang Kelas 1-3 di SLB Tunagrahita Karya Ibu Palembang sebanyak 26 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian dari peran orang tua menunjukkan bahwa ada hubungan peran orang tua dengan kemandirian anak retardasi mental di SLB Tunagrahita Karya Ibu Palembang. (p value 0,003 < α 0,05). Diharpkan orang tua dapat meningkatkan bimbingan dan pendidikan pada anak retardasi mental untuk membentuk kemandirian yang lebih baik dengan cara selalu membimbing dan melatih anak dalam penggunaan bahasa, bersosialisai dan cara merawat diri sendiri.   ABSTRACT Mental Retardation is a condition of mental development which stops or at uncomplete state, mainly signed by skill hindrance during development, phase it so takes effect on the level of intellegence ; cognitive skill, language skill, motoric skill and social skill. The purpose of this study was to determine the association between the parents’ role and the independence of the children mental retardation at State School for Children with Special needs Karya Ibu in Palembang. This study used a descriptive correlation method with cross sectional approach. The population in this study was the parents who had a child mental retardation in1-3 Grades at State School for Children with Special needs Karya Ibu in Palembang as many as 78 respondents. The samples in this study were the mothers who had a child with medium mental retardation in 1-3 in Grades State School for Children with Special needs Karya Ibu in Palembang as many as 26 respondents. The sampling technique used was purposive sampling. The study of the role of parents showed there is a connection the role of parents with mental retardation in the child's independence SLB Karya Ibu in Palembang Affairs. (p value 0,003 < α 0,05). It is expected for the parents to improve the guidance and education to the children mental retardation to establish a better independence to guide and train the children in using language, socializing and making personal-hygiene.  


2018 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 177
Author(s):  
Talitha Ulayya ◽  
Aryu Candra Kusumastuti ◽  
Deny Yudi Fitranti

Latar Belakang : Protein, zat besi dan seng adalah pembentuk antibodi yang berpengaruh pada sistem imunitas anak terhadap serangan infeksi. Kejadian infeksi kecacingan pada balita di Indonesia Tahun 2006 sekitar 21%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan asupan protein, zat besi, dan seng dengan kejadian infeksi kecacingan pada balita.Metode : Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan subjek balita berusia 2-5 tahun (n= 50), diambil dengan teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan meliputi riwayat asupan protein,zat besi,dan seng diambil menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ). Data personal hygiene dan sanitasi lingkungan dikumpukan dengan pengisian kuesioner. Data kejadian infeksi kecacingan diperoleh dengan pengisian kuesioner tanda gejala dan uji laboratorium dengan metode kato-katz. Data dianalisis menggunakan Uji Fisher’s Exact.Hasil : Terdapat satu subjek terinfeksi cacing Enterobius vermicularis. Berdasarkan gejala,sebanyak 6% subjek diketahui positif infeksi kecacingan. Berdasarkan tanda, 2% subjek diketahui positif infeksi kecacingan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa 46% subjek memiliki personal hygiene tidak baik, dan 62% subjek memiliki sanitasi lingkungan tidak baik. Asupan protein, zat besi, dan seng tidak menjadi faktor yang mempengaruhi infeksi kecacingan.Simpulan : Tidak ditemukan hubungan antara asupan protein,zat besi,dan seng dengan kejadian infeksi kecacingan pada balita.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 83-86
Author(s):  
Millatul Malihah ◽  
Raden Ganang Ibnusantosa ◽  
Titik Respati ◽  
Hilmi Sulaiman Rathomi ◽  
Wawang S. Sukarya

Sekolah berbasis agama dan boarding semakin banyak di Indonesia dan pengetahuan tentang personal hygiene terutama saat menstruasi penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan reproduksi yang dapat terjadi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi antara siswi pesantren dan sekolah negeri. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Banin Kabupaten Cirebon dan SMP Negeri 1 Talun Kabupaten Cirebon pada bulan Mei 2018. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi dari sekolah terkait yang sudah mengalami menstruasi. Responden pada penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling sebanyak 95 orang dari tiap-tiap sekolah. Analisis data dilakukan dengan software Epi Info dengan uji Fisher-exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik didapatkan pada 96% siswa SMP Negeri, sementara pada siswi Pondok pesantren sebanyak 86%. Dari hasil uji statistik didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan siswi pondok pesantren dan siswi SMP Negeri (p<0,05). Terdapat perbedaan yang bermakna mengenai tingkat pengetahuan yang baik pada siswi SMP Negeri dibanding dengan siswi pesantren. Perlu promosi/edukasi kesehatan kepada siswi pesantren agar tingkat pengetahuan mereka tentang personal hygiene saat menstruasi dapat setara dengan siswi SMP Negeri. COMPARISON OF KNOWLEDGE ABOUT MENSTRUAL HYGIENE BETWEEN  FEMALE STUDENTS IN BOARDING SCHOOL AND REGULAR JUNIOR HIGH SCHOOL IN KABUPATEN CIREBONReligious and boarding schools are becoming increasingly common in Indonesia, and knowledge of personal hygiene especially during menstruation is important to prevent reproductive health problems that may occur. The purpose of this study was to know the difference on the level of knowledge about personal hygiene during menstruation between students at private boarding school and government schools. This research is an observational analytic study with cross sectional approach. The research had been conducted at Pondok Pesantren Tarbiyatul Banin, Cirebon district and Junior High School 1 Talun, Cirebon District on May 2018. The population of this study were all female students from related schools who have had experienced of menarche. Respondents in this study were selected by purposive sampling technique 95 people from each school. Data analysis was done with Epi Info software and analyzed by Fisher-exact test. The results showed that good knowledge level was obtained in 86% of private boarding school students, while in government   school students was 96%. There was a significant difference on the level of good knowledge about personal hygiene during menstruation between government junior junior high school students compared to private boarding school students (p<0,05). It is needed to encourage  promotion of health education especially on the knowledge of personal hygiene during menstruation.


2020 ◽  
Author(s):  
Morenike Oluwatoyin Folayan ◽  
Mary O. Obiyan ◽  
Atinuke O. Olaleye

Abstract Background: Oral hygiene practices can be linked to personal hygiene practices, including access to water and other sanitation facilities. The objective of the study was to determine if there is an association between oral hygiene practices and water and sanitation hygiene (WASH) practices among street-involved young people (SIYP). Methods: A cross-sectional study involving SIYP age 10-24 years in two states in Nigeria recruited through respondent-driven sampling was conducted in December 2018. Interviewer-administered questionnaires were used to collect data on water access, sanitation, personal and oral hygiene. The instruments used for collecting the data were standardized tools for measuring the phenomena studied. The association between knowledge and practice of oral hygiene; oral hygiene and water, sanitation and hygiene (WASH), and indicators of good oral hygiene were determined using binary logistic regression guided by two models. Results: A total of 845 study participants were recruited. The proportion of SIYP with good knowledge of oral hygiene was low (31.2%), and fewer had good oral hygiene practice (8.9%). There were significant associations between knowledge and practice of tooth cleaning, use of fluoride-containing toothpaste, dental flossing, consumption of sugar between meals, and frequency of dental check-ups (p<0.001 respectively). Respondents with good water collection and storage (AOR: 2.01; 95% CI: 1.24-3.24; P=0.005) and those residing in Lagos (AOR: 2.85; 95% CI: 1.61-5.06; P=0.001) had a higher likelihood of having good oral hygiene. Conclusion: Good oral hygiene practices of SIYP in Nigeria is associated with access to water collection and storage. WASH programs can have an impact on health through improved oral hygiene practices.


Author(s):  
Yeni Riza ◽  
Nurul Indah Qariati ◽  
Asrinawaty Asrinawaty

Jumlah Wanita Usia Subur (WUS) di Kelurahan Tanjung Pagar yang berkisar umur 15-49 tahun yang sudah menikah tergolong banyak dan sering memanfaatkan sungai untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK) walaupun air sungai sudah tidak layak pakai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Personal Hygiene dan Penggunaan Kontrasepsi dengan kejadian keputihan pada Wanita Usia Subur (WUS) di Kelurahan Tanjung Pagar Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur (WUS) di Kelurahan Tanjung Pagar dengan sampel 97 orang. Data analisis dengan uji chi-square. Teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukan 57,7% mengalami keputihan tidak normal, 76,3% memiliki Personal Hygiene yang kurang baik dan 80,4% memakai kontrasepsi hormonal. Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara Personal Hygiene dengan kejadian keputihan (p=0,000), dan tidak ada antara hubungan penggunaan kontrasepsi dengan kejadian keputihan (p=0,808). Untuk puskesmas dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang keputihan melalui penyuluhan kepada warga sekitar mengenai Personal Hygiene khususnya cara menjaga kebersihan organ kewanitaan dengan baik. 


Author(s):  
Nurhaeda Nurhaeda ◽  
Resky Wahyuni ◽  
A Wardihan Sinrang ◽  
Wema Nontji

Di Negara berkembang termasuk Indonesia kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak dan diperkirakan setiap tahun dijumpai 500.000  penderita baru di seluruh dunia khususnya dinegara berkembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia nikah, penggunaan kontrasepsi hormonal, dan personal hygiene dengan kejadian displasia serviks melalui pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di Puskesmas Bara-baraya Makassar. Desain penelitian ini berupa cross sectional. Sampel adalah Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal sebanyak 62 orang yang diambil secara purposive sampling. Data dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang usia nikah dini 53 orang (85,5%), pengunaan kontrasepsi hormonal yang berisiko 46 orang (74,2) dan personal hygiene kurang  59 orang (95,2%) sementara usia nikah yang ideal 9 orang (14,5%), pengguna kontrasepsi yang tidak berisiko 16 orang (25,8%), dan personal Hygiene baik hanya 3 orang (4,8%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square ada hubungan usia nikah dengan kejadian displasia serviks (p=0,002). Namun didapatkan tidak ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian displasia serviks (p=0,1000). juga tidak ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian displasia serviks (p=0,1000). Pernikahan pada usia dini < 20 tahun dengan penggunaan kontrasepsi hormonal > 4 tahun dan personal hygiene yang kurang dapat memicu terjadianya displasia serviks. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document