scholarly journals Status kebersihan gigi dan mulut berdasarkan cara menyikat gigi dengan teknik kombinasi pada anak kidal dan non-kidal

e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Novany Lumempouw ◽  
Christy N. Mintjelungan ◽  
Kustina Zuliari

Abstract: During the developmental stage, children begin to do a variety of activities including tooth brushing. Generally, children use their right hands dominantly to do their activities (right-handed), however, there are also children who use their left hands (left-handed) dominantly. This study was aimed to assess the oral hygiene status based on tooth brushing with a combination technique among left-handed and right-handed children. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Population study consisted of left-handed and right-handed children at Kalawat, North Minahasa, North Sulawesi province. Respondents were 60 children consisted of 30 left-handed children and 30 right-handed children obtained by using the purposive sampling method. Data were obtained by using checking form of oral hygiene status. The results showed that oral hygiene status of most left-handed and right-handed children was in good category. The average of OHI-S score of the left-handed children before tooth brushing was 0.7 and after tooth brushing was 0.3, whereas, of the right-handed children, the average of OHI-S score before tooth brushing was 0.6 and after tooth brushing was 0.2. Conclusion: Oral hygiene status of right-handed children who brushed their teeth with a combination technique was better than of the left-handed children. Keywords: oral hygiene status, left-handed children, right-handed children, tooth brushing, combination techniqueAbstrak: Seiring berjalannya tahap perkembangan, anak-anak mulai melakukan aktivitas termasuk menyikat gigi. Umumnya anak dominan melakukan aktivitas menggunakan tangan kanan (non-kidal) tetapi ada juga yang dominan melakukan aktivitas menggunakan tangan kiri (kidal). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan status kebersihan gigi dan mulut nerdasrkan cara menyikat gigi dengan teknik kombinasi pada anak kidal dan non-kidal. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ialah anak kidal dan non-kidal di Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Jumlah responden sebanyak 60 orang anak terdiri dari 30 anak kidal dan 30 anak non-kidal diambil dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan formulir pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut. Hasil penelitian menunjukkan status kebersihan gigi dan mulut pada anak kidal dan anak non-kidal sebagian besar memiliki kategori baik. Rerata skor OHI-S anak kidal sebelum menyikat gigi yaitu 0,7 dan sesudah menyikat gigi 0,3 sedangkan pada anak non-kidal rerata skor OHI-S sebelum menyikat gigi 0,6 dan sesudah menyikat gigi 0,2. Simpulan: Status kebersihan gigi dan mulut berdasarkan cara menyikat gigi menggunakan teknik kombinasi pada anak non-kidal lebih baik dibandingkan pada anak kidal.Kata kunci: status kebersihan gigi dan mulut, anak kidal, anak non-kidal, menyikat gigi teknik kombinasi.

e-GIGI ◽  
2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Princess Keloay ◽  
Christy N. Mintjelungan ◽  
Damajanty H. C. Pangemanan

Abstract: In Indonesia, children dental and mouth health is on the apprehensive level. The caries prevalence in children of 5 to 9 years old is 92.6% and the proportion of brushing their teeth properly is only 1.4%. The control and prevention of plaque forming can be done in a simple, effective, and practical way through brushing the teeth thoroughly and regularly. This study was aimed to obtain the tooth brushing technique and plaque index among students at SD GMIM Siloam Tonsealama (elementary school). This was a descriptive study with a cross sectional design. Study population consisted of elementary students og grade 3 to 5. We used total sampling method. There were 42 students as subjects. Data were obtained by observing their tooth brushing techniques. The results showed that all students used combination technique of tooth brushing. Most students had plaque index of moderate category. The mean plaque index of the subjects was 2.67. In conclusion, students at GMIM in Tonsealama used combination technique of tooth brushing, and their plaque index was categorized as moderate.Keywords: plaque index, brushing teeth technique Abstrak: Kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia masih sangat memrihatinkan. Prevalensi karies pada anak usia 5-9 tahun dilaporkan mencapai 92,6%, dan proporsi waktu menyikat gigi dengan benar sebesar 1,4%. Usaha untuk mengontrol dan mencegah pemben-tukan plak dapat dilakukan secara sederhana, efektif, dan praktis yaitu dengan cara menggosok gigi secara teliti dan teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran teknik menyikat gigi dan indeks plak siswa SD GMIM Siloam Tonsealama. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian terdiri dari siswa sekolah dasar kelas 3 sampai dengan 5. Pengambilan sampel menggunakan total sampling. Terdapat seba-nyak 42 siswa sebagai subyek penelitian. Pengumpulan data menggunakan formulir pemeriksaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik menyikat kombinasi digunakan oleh seluruh subyek. Indeks plak paling banyak pada kategori sedang. Rerata nilai indeks plak yaitu 2,67. Simpulan penelitian ini ialah teknik menyikat gigi yang digunakan oleh siswa SD GMIM di Tonsealama ialah teknik kombinasi dengan indeks plak tergolong kategori sedangKata kunci: indeks plak, teknik menyikat gigi


e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Fitri K. Wulandari ◽  
Damajanty H.C. Pangemanan ◽  
Christy N. Mintjelungan

Abstract: Oral health plays an important role in the body health status. This study was aimed to determine the behavior about dental and oral health care among the people at Paniki, Sitaro. This was a descriptive study with a cross sectional design. Population consisted of people living at Paniki, Sitaro aged 18-60 years. There were 92 respondents obtained by using purposive sampling method. Data were collected by using questionnaire and examination of simplified oral hygiene index (OHI-S). The results showed that 60.8% of respondents had good behavior of dental and oral health care, and 75% of respondents had OHI-S evaluation as poor category. Conclusion: In general, people of Paniki, Sitaro had good behavior about dental and oral health care but their dental and oral hygiene was in poor category.Keywords: behavior of dental and oral hygiene maintenance Abstrak: Kesehatan gigi dan mulut berperan penting bagi kesehatan tubuh umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pemeliharaan dan status kebersihan gigi dan mulut masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang, dilakukan terhadap masyarakat usia 18-60 tahun di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro. Jumlah responden 92 orang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data didapat melalui pengisian kuisioner dan pemeriksaan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro sebanyak 60,8% tergolong baik. Penilaian OHI-S dari masyarakat Paniki sebanyak 75% tergolong buruk. Simpulan: Pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro tergolong baik tetapi status kebersihan gigi dan mulut tergolong buruk.Kata kunci: Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 90
Author(s):  
Iskandar Arfan ◽  
Wulandari Wulandari

Abstract: Epidemiological Study Events Of Traffic Accidents In Pontianak City. The number of traffic accidents in Pontianak City in 2014 is 477 cases, 2015 by 454 cases, in 2016 as many as 542 cases. Important research is done to know the main cause faktors of the accident so that policy makers can pursue the right and maximum intervention. The purpose of this research is to know the epidemiology of traffic accident incident on the motorcycle and cars in Pontianak City. The research used descriptive cross sectional design. Research sample 94 people who have experienced Traffic Accident the last 3 months recorded in data Polresta Pontianak with sampling technique using purposive sampling. The results showed that most of the frequency distribution of epidemiological variables in traffic accidents were as follows: age 26-45 years (45.7%), male gender (70.2%), no driver license (82%). Drivers are driven by high-speed driving habits (67%), vehicle drivers are not routinely caring for vehicles (44.7%), environmental faktors are mostly drivers in dark road conditions (17%). It is expected to raise public awareness about safety driving measures and increase the strength of traffic police and volunteers at crowded traffic points to control traffic especially over the weekend as well as strict regulation of drivers’ faktors, especially the ownership of driving licenses, vehicle maintenance, and improvement of road environmental facilitiesAbstrak: Studi Epidemiologi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Pontianak.  Angka kecelakaan lalu lintas di Kota pontianak terus menerus terjadi peningkatan setiap tahun. tahun 2014 sebanyak 477 kasus, tahun 2015 sebanyak 454 kasus dan tahun 2016 sebanyak 542 kasus, penelitian penting dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab utama kecelakaan sehingga pengambil kebijakan dapat mengupayakan intervensi yang tepat dan maksimal. Tujuan penelitian  untuk mengetahui epidemiologi kejadian kecelakaan lalu lintas pada pengendara motor dan mobil di Kota Pontianak. Penelitian menggunakan desain cross sectional deskriptif. Sampel penelitian 94 orang yang pernah mengalami kecelakaan lalu lintas 3 bulan terakhir yang tercatat di data Polresta Kota Pontianak dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar distribusi frekuensi variabel epidemiologi pada kasus kecelakaan lalu lintas adalah sebagai berikut: usia 26-45 tahun (45.7%), jenis kelamin laki-laki (70.2%), tidak memiliki SIM (82%). Berdasarkan faktor pengemudi sebagian besar memiliki kebiasaan berkendara dengan kecepatan tinggi (67%), faktor kendaraan sebagian besar pengemudi tidak rutin merawat kendaraan (44.7%), faktor lingkungan sebagian besar pengemudi dalam kondisi jalan gelap (17%). Diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang langkah-langkah keselamatan berkendara dan meningkatkan kekuatan polisi lalu lintas dan sukarelawan di titik-titik lalu lintas yang padat untuk mengontrol lalu lintas terutama selama akhir pekan serta pengaturan ketat dari faktor pengemudi khususnya kepemilikan surat ijin mengemudi, perawatan kendaraan, dan perbaikan fasilitas lingkungan jalan. 


e-GIGI ◽  
2016 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
I Putu G.E. Putrawan ◽  
Pieter L. Suling ◽  
Christy N. Mintjelungan

Abstract: Human immunodeficiency virus (HIV) is a virus that attacks the immunity system. Poor oral hygiene could be a major risk of opportunistic infections because HIV weaken the immune system capability to fight and cure any kind of infections. This study was aimed to obtain the dental health status of patients with HIV/AIDS at Yayasan Batamang Plus Manado by using Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). The OHI-S index according to Green and Vermilion is an evaluation by adding the total score of Debris Index (DI) and Calculus Index (CI). This was a descriptive study with a cross-sectional design. Samples were obtained by using purposive sampling technique. There were 30 people as respondents in this study. The result showed that the average of OHI-S score was 2.2 which was categorized as fair according to WHO. Conclusion: The oral hygiene status of patients with HIV/AIDS at Yayasan Batamang Plus Manado was categorized as fair.Keywords: human immunodeficiency virus, oral hygiene. Abstrak: Human immunodeficiency virus (HIV) ialah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Buruknya status kebersihan gigi dan mulut dapat mengakibatkan rentannya infeksi oportunistik pada rongga mulut karena virus HIV melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado yang dinilai dengan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Indeks OHI-S menurut Green dan Vermillion merupakan penjumlahan Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI). Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kebersihan gigi dan mulut pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado sebesar 2,2, yang menurut kategori WHO termasuk kategori sedang. Kata kunci: human immunodeficiency virus, kebersihan gigi dan mulut


e-GIGI ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Gary S. J. Nayoan ◽  
Damajanty H. C. Pangemanan ◽  
Christy N. Mintjelungan

Abstract: Oral hygiene is a part of the general health that is needed to be considered by the community. Some causes of a person neglecting his/her teeth and mouth cleanliness are level of education, level of knowledge, and the person's income. Generally, fishermen do not have enough time to take care of their oral hygiene. This study aimed to determine the status of oral hygiene of fishermen living in Bahu Malalayang Manado, North Sulawesi. This was a descriptive study using a cross sectional design. There were 63 fishermen, but only 38 fulfilled the inclusion and exclusion criteria. The results showed that based on the knowledge, most of the dental and oral hygiene status (62.52%) belonged to the medium category of OHI-S. Oral hygiene status Based on the characteristics of age, most of the age group of 36-45 years (61.29%) had the medium category of OHI-S. Distribution of oral hygiene status by education was most dominant subjects with secondary school education level that is equal to 81,82%. Distribution of oral hygiene status by income is most prevalent subject to income <UMP included in category status OHI-S was in the amount of 60.00 %.Keywords: status of oral hygiene, fishermanAbstrak: Kebersihan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan secara umum yang perlu diperhatikan oleh masyarakat. Beberapa faktor penyebab seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya yaitu diantaranya tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, dan penghasilan. Kegiatan perikanan para nelayan yang sehari semalam berada dilaut menyebabkan perhatian terhadap kebersihan gigi dan mulut menjadi kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut pada nelayan di kelurahan Bahu kecamatan Malalayang kota Manado Sulawesi Utara. Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan pendekatan potong lintang, dilakukan pada nelayan yang berada di kelurahan Bahu kecamatan Malalayang kota Manado Sulawesi Utara yang berjumlah 63 orang, namun sampel yang didapat berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu berjumlah 38 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengetahuan paling banyak ditemukan pada kategori OHI-S sedang (65,52%). Status kebersihan gigi dan mulut berdasarkan karakteristik usia lebih banyak ditemukan pada kategori usia 36-45 tahun yang memiliki status OHI-S sedang (61,29%). Distribusi berdasarkan pendidikan paling banyak ditemukan tingkat pendidikan SMA dengan status OHI-S sedang (81,82%). Distribusi berdasarkan penghasilan paling banyak ditemukan penghasilan lebih kecil dari UMP yang termasuk dalam kategori status OHI-S (60,00%).Kata kunci: status kebersihan gigi dan mulut, nelayan


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
. Sumardiani ◽  
Glady I. Rambert ◽  
Arthur E. Mongan

Abstract: Creatinine is the end result of the metabolism of muscle creatine phosphate which was synthesized in the kidney. Serum creatinine level can normally decrease during pregnancy due to hyperfiltation of the renal glomeruli. Estimation of glomerular filtration rate (GFR) with CKD-EPI formula is beneficially used in populations with GFR >60 ml/min/1.73m2 especially in pregnant women. The creatinine levels of normal pregnant women are lower than of non-pregnant women and pregnant women with pre-eclampsia. This study was aimed to obtain the serum creatinine level and estimated GFR (eGFR) in normal pregnant women. This was a descriptive observational study with a cross sectional design. Samples were obtained by using non-probability sampling of purposive sampling method. Blood samples of 30 normal pregnant women were obtained at three Public Health Centers (Minanga, Sario, and Bahu Manado) from October to November 2017. The laboratory examinations revealed that all samples (100%) showed decreased serum creatinine levels with a mean of 0.53 mg/dL and increased eGRF >90 ml/min/1.73m2. Conclusion: During pregnancy, there was an increase in eGFR and a decrease in serum creatinine level in all trimesters.Keywords: normal pregnant women, serum creatinine, eGFR Abstrak: Kreatinin merupakan hasil akhir metabolisme dari kreatin fosfat otot, yang awalnya disintesis di ginjal. Pemeriksaan kreatinin sering digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal. Kadar kreatinin serum normalnya dapat menurun selama kehamilan karena terjadi hiperfiltasi glomerulus ginjal. Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (eLFG) dengan formula CKD-EPI lebih baik digunakan pada populasi dengan laju filtrasi glomerulus >60 ml/min/1,73m2 khususnya wanita hamil. Kadar kreatinin wanita hamil normal lebih rendah daripada wanita tidak hamil dan wanita hamil dengan pre-eklampsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gamabaran kreatinin serum dan eLFG pada wanita hamil normal. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Sampel diambil dengan cara non-probability sampling jenis purposive sampling. Sampel penelitian ialah sampel darah dari 30 wanita hamil normal yang memeriksakan diri di Puskesmas Minanga, Sario, dan Bahu selama bulan Oktober-November 2017. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan 30 orang (100%) wanita hamil normal mengalami penurunan kreatinin dengan rerata 0,53 mg/dL dan peningkatan laju filtrasi glomerulus dengan nilai eLFG >90 ml/min/1,73m2. Simpulan: Selama kehamilan terjadi peningkatan eLFG dan penurunan kreatinin serum pada semua trimester.Kata kunci: wanita hamil normal, kreatinin serum, eLFG


2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Prisilia M. Pinontoan ◽  
Sylvia R. Marunduh ◽  
Herlina I. S. Wungouw

Abstract: The aim of this study was to find out the profile of muscle strength on elderly at BPLU Senja Cerah Paniki Bawah. This was a descriptive study with cross sectional design. There were 26 respondents who met the inclusion criteria, consisted of 10 elderly men and 16 elderly women. Respondents were selected by using purposive sampling method. The measurements of the muscle strength were done by using 1 RM method while doing elbow flexion, elbow extension, shoulder flexion, shoulder extension, shoulder abduction, knee flexion, knee extension and dorsoflexion. Data were analyzed manually and computerized then presented in tabular form. The result shows that the average muscle strength in elderly men were greater than women and the average muscle strength of respondents that were included in the age group 60-79 years old were greater than those in 80-99 years.Keywords: muscle strength, elderly.1 RMAbstrak: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran kekuatan otot pada Lansia di BPLU Senja Cerah Paniki Bawah. Penelitian ini merupakan peneliltian deskriptif dengan rancangan potong lintang. Responden yang memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 26 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Sampel dipilih menggunakan cara purposive sampling. Kekuatan otot pada lansia diukur dengan menggunakan metode 1 RM yang diukur pada gerakan fleksi siku, ekstensi siku, fleksi bahu, ekstensi bahu, abduksi bahu, fleksi lutut, ekstensi lutut serta dorsofleksi. Data yang sudah didapatkan kemudian dikumpul dan diolah secara manual dan komputerisasi serta disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan rerata kekuatan otot responden laki-laki lebih besar dibanding perempuan dan rerata kekuatan responden yang termasuk dalam kelompok umur 60-79 tahun lebih besar dibanding kelompok umur 80-99 tahun.Kata kunci: kekuatan otot, lansia, 1 RM.


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Ireine S. Waworuntu ◽  
John . Porotu'o ◽  
Olivia A. Waworuntu

Abstract: Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). In Indonesia, there are about 430.000 new cases, of which 61.000 cases ended in death. This disease has many clinical varieties, therefore, a gold standard for the right and exact diagnosis is needed. The examination of sputum by using Ziehl-Neelsen staining must be more improved for public health service. This study aimed to determine the profile of Mycobacterium tuberculosis (acid-fast bacteria) among patients with coughing ≥2 weeks at Ranotana, Wenang and Sario Primary Health Cares (PHCs) by using Ziehl-Neelsen staining. This was a descriptive study with a cross sectional design. Samples were obtained by using total sampling method during the period of September 2015 - December 2015. The results showed that there were 38 cases of coughing ≥2 weeks as follows: 15 cases at Wenang PHC, 13 cases at Ranotana PHC, and 10 cases at Sario PHC. The examination of acid-fast bacteria from the 38 cases of three PHCs showed that 1 case (2.7%) had acid-fast bacteria (++). Conclusion: In this study, there was only one case (2,7%) with positive Mycobacterium tuberculosis. Keywords: cough more than two weeks, tuberculosis, BTA Abstrak: Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Indonesia memiliki sekitar 430.000 kasus baru dimana 61.000 kasus berakhir dengan kematian. Penyakit ini memiliki gejala klinis yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan standar baku untuk menegakkan diagnosis lebih cepat dan akurat. Pemeriksaan sputum dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen harus lebih ditingkatkan pada pelayanan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran Mycobacterium tuberculosis (basil tahan asam, BTA) dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen pada pasien batuk ≥2 minggu di Puskesmas Wenang, Puskesmas Ranotana, dan Puskesmas Sario Kota Manado. Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan cara total sampling pada kurun waktu September 2015 - Desember 2015. Hasil penelitian mendapatkan 38 kasus batuk ≥2 minggu yaitu 15 kasus di Puskesmas Wenang, 13 kasus di Puskesmas Ranotana dan 10 kasus di Puskesmas Sario. Pada pemeriksaan (BTA) di Puskesmas Wenang, Puskesmas Ranotana dan Puskesmas Sario didapatkan BTA (++) 2,7% sedangkan BTA (-) 97,3%.Simpulan: Pada penelitian ini didapatkan 1 kasus (2,7%) Mycobacterium tuberculosis positif


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Addina Aimana Sabila ◽  
Ade Ismail A.K ◽  
Rochman Mujayanto

Background: Nosocomial infections can develop in the oral cavity due to poor oral hygiene. Oral Candidiasis is one of the most frequent nosocomial infection in oral cavity. The objective of this study is to describe the oral hygiene and oral candidiasis in hospitalized patients. Method: This analitical observational study used cross sectional design. Subject of the study were 74 adult patients aged 20-65 who are hospitalized at the Sultan Agung Islamic Hospital Semarang. Oral hygiene assessed from the presence of debris and calculus on the tooth surface using Simplified Oral Hygiene Index (OHIS) that were grouped in three categories (good, moderate, bad). Oral candidiasis diagnosed through clinical examination and swab procedure of suspicious lesions, and identified the presence of its spores and hyphae under a microscope observation. Kendal Tau test is used to analyze the correlation between oral hygiene with oral candidiasis. Results: Results showed patients with oral candidiasis in the poor and moderate oral hygiene were 29.7% and 1.4%, whereas patients without oral candidiasis in the poor and moderate oral hygiene were 60.8% and 8.1%. Kendall Tau correlation test results p value of 0.235 (p> 0.05). Conclusion: Conclusion of this study showed there is no association between oral hygiene with oral candidiasis.


e-GIGI ◽  
2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Lilies Rizkika ◽  
Christy N. Mintjelungan ◽  
Kustina Zuliari ◽  
Johanna Khoman

Abstract: Gingival recession is the displacement of marginal gingiva to the apical direction of the cementoenamel junction due to the loss of alveolar bone attachment tissue resulting in exposure of the root surface of the tooth. Wrong technique of tooth brushing is one of the causes of gingival recession. This study was aimed to determine the correlation between tooth brushing techniques and gingival recession among the coastal coast community at the Megamas area of Manado. This was an analytical study with a cross sectional design. Sampleswere obtained by using total sampling method. Tooth brushing techniques were observed by looking at the way the respondents brushed their teeth. We provided check lists in accordance with the techniques they used. Data of gingival recession were obtained by examination of the oral cavity and then we calculated the severity of gingival recession. There were 43 respondents involved in this study. The result of the Kolmogorov-Smirnov obtained a p-value of 0.000. In conclusion, Yjere was a relationship between tooth brushing technique and the severity of gingival recession.Keywords: gingival recession, tooth brushing technique Abstrak: Resesi gingiva adalah perubahan posisi tepi gingiva ke arah apikal dari cemento enamel junction karena hilangnya jaringan perlekatan tulang alveolar sehingga mengakibatkan terbukanya permukaan akar gigi. Kesalahan teknik menyikat gigi merupakan salah satu penyebab resesi gingiva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan teknik menyikat gigi dengan keparahan resesi gingiva pada masyarakat pesisir pantai di Kawasan Megamas Kota Manado. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara melihat gerakan menyikat gigi yang digunakan. Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam check list sesuai dengan teknik yang digunakan. Resesi gingiva yang diperoleh melalui pemeriksaan langsung diklasifikasikan menurut tingkat keparahan resesi gingiva. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 43 orang. Hasil analisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov mendapatkan nilai p=0,000. Simpulan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan teknik menyikat gigi dengan keparahan resesi gingiva.Kata kunci: resesi gingiva, teknik menyikat gigi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document