Potensi Ekstrak Daun Sambung Nyawa (Gynura procumens) Dan Biji Mahoni (Swietenia mahagoni jacq) Serta Kombinasi Kedua Ekstrak Terhadap Berat Testis Mencit (Mus musculus) Hiperglikimia

Author(s):  
Sanima Laia ◽  
Sukarjati

Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia.terhadap sel leydig, diameter tubulus seminiferus dan berat testis. daun sambung nyawa (Gynura procumens) dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc). banyak ditanam sebagai tanaman hias, semak, dan tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Daun sambung nyawa (Gynura procumens) dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc) juga merupakan salah satu jenis tanaman yang berpotensi sebagai antifertilitas. Jenis senyawa bioaktif yang terkandung pada tumbuhan, utamanya senyawa-senyawa yang berasal dari golongan steroid, alkaloid, isoflavanoid, tripernoid, dan xanthon memiliki aktivitas sebagai bahan antifertilitas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemberian ekstrak Daun sambung nyawa (Gynura procumens) dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc) serta kombinasinya kedua ekstrak jumlah sel leydig, diameter tubulus seminiferus dan berat testis. Sampel penelitian ini adalah mencit sebanyak 48 ekor dengan berat badan 25-30 gram, berumur 2-2,5 bulan. Mencit di bagi 12 kelompok, masing-masing kelompok dibagi 4 perlakuan. Metode pembuatan ekstrak  dangan menggunakan maserasi Adapun perlakuan yang diberikan adalah ekstrak Daun sambung nyawa (Gynura procumens) serta kombinasi kedua ekstrak dengan dosis kontrol, 200 mg/kg BB, 250 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc) dengan dosis kontrol, 200 mg/kg BB, 250 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB serta kombinasi kedua ektrak dengan dosis 100:100 mg/kg BB, 125:125 mg/kg BB dan 150:150 mg/kg BB pemberian ekstrak selama 35 hari. Pada hari ke 37 mencit di bedah untuk diambil testis untuk pengamatan penimbangan berat testis.Testis kemudian dibuat preparat histologi dan di hitung sel leydig, diukur diameter tubulus seminiferus. berat testis di timbang dengan menggunakan alat timbang analitik yang memiliki akurasi o,o1 gram, sel leydig diamati di dalam preparat dengan alat mikroskop, diamter tubulus seminiferus dihitung dengan alat mikrometer yang di letakkan di dalam tabung lensa objektif miroskop pembesaran 400x10 merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis uji F, varian (ANOVA) Satu arah dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Different).  Hasil dari penelitian ini menujukkan ada pengaruh ekstrak daun sambung nyawa (Gynura procumens) dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc) serta kombinsa kedua ekstrak terhadap jumlah sel leydig, diameter tubulus dan berat testis, (P<0,05), Perlakuan terbaik yang dapat meningkatkan sel leydig, diameter tubulus seminiferus dan berat testis berat, adalah kombinsa kedua ekstrak  dengan dosis 150:150 mg/kg BB. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sambung nyawa (Gynura procumens) dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc) serta kombinsa kedua ekstrak dapat meningkatkan jumlah sel leydig, diameter tubulus seminiferus dan berat testis. Kedepannya diharapkan penelitian dapat dikembangkan sebagai bahan antifertilitas pada pria.   Kata Kunci: ekstrak daun sambung nyawa, dan biji mahoni, berat testis mencit hiperglikemia.

Author(s):  
Erwin E ◽  
Etriwati E ◽  
Muttaqien M ◽  
Tri Wahyu Pangestiningsih ◽  
Sitarina Widyarini

Penelitian ini bertujuan mengetahui ekspresi insulin pada pankreas mencit (Mus musculus) yang diinduksi streptozotocin berulang dengan pewarnaan imunohistokimia yang berguna sebagai hewan model diabetes melitus. Tiga puluh ekor mencit jantan galur Balb-C, umur 12-14 minggu dengan bobot badan 30-40 g dikelompokkan menjadi 2 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri atas 15 ekor. Kelompok 1 (K1) diberikan pelarut streptozotocin, sedangkan kelompok 2 (K2) diberikan streptozotocin dengan dosis 40 mg/kg bobot badan dalam 50 mM natrium sitrat bufer pH 4,5 secara intraperitoneal sebanyak 0,5 ml selama 5 hari berturut-turut. Hewan percobaan dari masing-masing kelompok dieutanasia sebanyak 2 ekor pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28 setelah perlakuan, selanjutnya mencit diperfusi dan dinekropsi untuk mengambil jaringan pankreas sebagai sampel pemeriksaan imunohistokimia dengan metode streptavidin peroksidase menggunakan antibodi mouse anti-insulin (1:300). Berdasarkan uji statistik menggunakan analisis varian, ekspresi insulin pada sel beta Langerhans pankreas K1 lebih tinggi dibandingkan K2 (P<0,05). Waktu pengamatan dan interaksi antara kelompok dan waktu pengamatan menunjukkan perbedaan yang signifikan (P<0,05). Induksi dosis rendah streptozotocin secara berulang dapat menurunkan jumlah ekspresi sel beta Langerhans pankreas yang imunoreaktif terhadap insulin.


2017 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Annisa Hasanah

Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia. Sekitar 90% pria penderita DMmengalami penurunan kualitas spermatozoa. STZ  merupakan bahan toksik yang merusak sel β pankreas. Kandungan quercetin yang tinggi dalam bawang bombay (Allium cepa Linn.) melindungi spermatozoa dari kerusakan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan posttest only control group design. Besar sampel menggunakan rumus Federer dengan jumlah sampel 32 ekor mencit yang dibagi empat kelompok perlakuan : K0 adalah kelompok kontrol diberi placebo dan jus bawang bombay 1 g/kgBB, K1 adalah kelompok kontrol DM yang diinduksi STZ dosis rendah 50 mg/ kgBB, K2 adalah kelompok induksi STZ dosis rendah dan jus bawang bombay 0,5 g/kgBB, K3 adalah kelompok induksi STZ dosis rendah dan jus bawang bombay 1 g/kgBB. Kualitas spermatozoa yang diperiksa adalah motilitas spermatozoa. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney. Uji normalitas dengan Saphiro-Wilk didapatkan p<0,05 pada semua parameter (data tidak berdistribusi normal). Hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan p<0,05, menunjukkan ada perbedaan signifikan motilitas pada keempat kelompok perlakuan. Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan signifikan motilitas antar kelompok (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian jus bawang bombay dosis 0,5 g/kgBB dan 1 g/kgBB meningkatkan motilitas spermatozoa mencit yang dijadikan DM dengan induksi STZ.Kata Kunci : Jus bawang bombay (Allium cepa Linn.), motilitas spermatozoa, mencit (Mus musculus), streptozotocin (STZ)


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Mhicya Utami R ◽  
Cimi Ilmiawati ◽  
Elmatris Sy

Sakarin dijadikan pemanis alternatif pada penderita Diabetes melitus (DM) karena tidak mempengaruhi kadar glukosa darah. Keamanan sakarin mulai diperdebatkan berdasarkan temuan bahwa sakarin mengakibatkan kerusakan hepar yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas alanine aminotransferase (ALT) serum. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh pemberian sakarin terhadap aktivitas ALT serum mencit diabetes melitus yang diinduksi aloksan. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan post-test only control group sejak bulan Agustus sampai Oktober 2015 di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Penelitian dilakukan terhadap 20 mencit (Mus musculus) putih jantan diabetes melitus yang diinduksi aloksan yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok kontrol diberi akuades dan kelompok perlakuan diberi sakarin dengan dosis masing masing 22,75; 45,5; dan 91 mg/kgBB secara oral selama 28 hari. Nilai aktivitas ALT diukur pada akhir penelitian dengan menggunakan alat chemistry analyzer dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai aktivitas ALT pada semua kelompok percobaan dibandingkan dengan nilai normal ALT. Analisis statistik mendapatkan aktivitas ALT yang tidak berbeda bermakna antara kelompok percobaan (p = 0,264). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian sakarin selama 28 hari tidak memberikan efek yang bermakna pada peningkatan ALT serum mencit diabetes melitus yang diinduksi aloksan.


Author(s):  
Etik Yuliarini Widodo ◽  
Reny I’tishom ◽  
Bambang Purwanto

Background: Hyperglycemia is a common effect of uncontrolled DM. The main impact of DM on male infertility is the result of hyperglycemia which causes an increasing in free radicals which cause oxidative stress in the testes, and then attacks Sertoli cells. Increasing of free radicals will cause disruption and damage to this cell, including apoptosis and atrophy and then caused decreasing in the number of Sertoli cells. Kebar grass contains antioxidants compounds, such as flavonoids and vitamin E. There are synergy effects between vitamin E and flavonoids which reinforce both in working to improve infertility as an antioxidant. Objective: To compared the number of Sertoli cells between groups which receiving extract kebar grass (Biophytum petersianum Klotzsch) and the control group in diabetes mellitus mice (Mus musculus) model. Methods: The research subjects used DM male mice which were divided into 5 groups: 2 control groups (K- and K+) and 3 treatment groups (P1, P2, P3). Day 1 to day 5, all groups were induced by STZ. The 11th day to the 45th day, the control group (K+) is given metformin 2 mg/head /day, the P1, P2 and P3 groups is given kebar grass with dose of 67,5; 135 and 270 mg/kg/day and metformin 2 mg/head/day. The 11th day to the 31th day, the control group (K-) is given CMC-Na 1% suspension. The 46th day is done surgery and sampling testicular tissue. Examination of the number of Sertoli cells is done through examination of the histological picture of testicular tissue that has been given Haematoxylin-Eosin (HE) staining. Results: Statistical tests showed that there was significant differences with a value of p = 0.000 (<0.05) in the number of Sertoli cells. Mean and standard deviation of Sertoli cells in each group were K- = 8.63 ± 0.50; K+ = 9.87 ± 1.52; P1 = 11.40 ± 0.77; P2 = 14.75 ± 1.97 and P3 = 14.97 ± 2.00. Conclusion: Kebar grass extract can maintain the number of Sertoli cells in diabetes mellitus mice models. Keywords: Kebar grass extract; Sertoli cells; diabetes mellitus ABSTRAK Latar belakang: Hiperglikemia adalah efek umum dari DM yang tidak terkontrol. Dampak utama DM terhadap infertilitas pria adalah kondisi hiperglikemik menyebabkan peningkatan radikal bebas dan terjadi stres oksidatif pada testis, kemudian menyerang sel Sertoli. Peningkatan radikal bebas memicu terjadinya gangguan dan kerusakan pada sel-sel tersebut, seperti apoptosis dan atrofi serta terjadi penurunan jumlah sel. Rumput kebar mengandung senyawa yang berperan sebagai antioksidan, seperti flavonoid dan vitamin E. Terdapat efek sinergi antara vitamin E dan flavonoid yang memperkuat kerja keduanya dalam memperbaiki gangguan infertilitas sebagai antioksidan. Tujuan: Membandingkan jumlah sel Sertoli mencit (Mus musculus) model diabetes melitus antara kelompok yang mendapat ekstrak etanol rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch) dan kelompok kontrol. Bahan dan cara: Subyek penelitian menggunakan mencit jantan DM, dibagi 5 kelompok yaitu 2 kelompok tatist (K- dan K+) dan 3 kelompok perlakuan (P1, P2, P3). Hari ke-1 sampai hari ke-5, semua kelompok diinduksi STZ. Hari ke-11 sampai hari ke-45, kelompok tatist (K-) disonde tatisti CMC-Na 1%, kelompok tatist (K+) disonde metformin 2 mg/ekor/hari, kelompok P1, P2 dan P3 disonde rumput kebar dosis 67,5, 135, 270 mg/kg BB/hari dan metformin 2 mg/ekor/hari, Hari ke – 46 dilakukan pembedahan dan pengambilan sampel jaringan testis kanan dan kiri. Pemeriksaan jumlah sel Sertoli dilakukan melalui pengamatan gambaran histologi jaringan testis yang telah diberikan pewarnaan Haematoxylin-Eosin (HE). Hasil: Uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna dengan nilai p = 0.000 (< 0,05) pada jumlah sel Sertoli. Mean dan standar deviasi sel Sertoli pada tiap kelompok adalah K- = 8,63 ± 0,50; K+ = 9,87 ± 1,52; P1 = 11,40 ± 0,77; P2 = 14,75 ± 1,97 and P3 = 14,97 ± 2,00. Kesimpulan: Ekstrak rumput kebar dapat mempertahankan jumlah sel Sertoli pada mencit model diabetes melitus. Kata kunci : ekstrak rumput kebar; sel Sertoli; diabetes melitus


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 017-025
Author(s):  
Dede Christian Kurnia

Diabetes Melitus (DM) atau yang lebih di kenal dengan sebutan kencing manis, merupakan salah satu penyakit yang disebabkan tingginya gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat ketidakcukupan fungsi insulin. penelitian dari Hendra Stevani, dkk tahun 2016 mengenai efektifitas Rebusan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit (Mus musculus). Daun kersen terbukti dapat menurunkan kadar gula darah yang dilakukan pada hewan percobaan berupa mencit, dengan konsentrasi 15%


2019 ◽  
Vol 6 (4) ◽  
pp. 296-303
Author(s):  
Syarifah Nora Andriaty ◽  
Faidil Akbar ◽  
Abdul Wahab

Orthosiphon stamineus yang dikenal dengan nama kumis kucing adalah tanaman herbal yang banyak digunakan dalam berbagai penyakit, termasuk diabetes melitus. Tanaman ini sangat mudah dijumpai di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 diperoleh data prevalensi diabetes melitus meningkat dari 6,9 % menjadi 8,5 %. Membandingkan efektivitas ekstrak etanol 96% daun dengan akar kumis kucing (Orthosiphon stamineus) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit (Mus musculus). Jenis penelitian ini adalah eksperimental, 25 ekor mencit diinduksikan aloksan secara I.P, ekstrak daun dan akar kumis kucing masing-masing diberikan dengan dosis 35 mg dan 50 mg/ 20 gBB /hari secara oral selama 7 hari. Hasil: Ekstrak daun kumis kucing dosis 35 mg dan 50 mg/20 gBB/ hari menurunkan kadar glukosa darah mencit 35,45% dan 41,61%, sedangkan eskstrak akar kumis kucing dosis 35 mg dan 50 mg/20 gBB/ hari sebanyak 25,5% dan 29,19%. Uji t berpasangan didapatkan nilai p = 0.000, artinya terdapat perbedaan penurunan kadar glukosa darah mencit yang signifikan. Kesimpulannya yaitu Ekstrak etanol 96% dari daun kumis kucing dosis 50 mg/20 gBB/ hari memiliki efek antidiabetik yang lebih tinggi daripada ekstrak akar kumis kucing.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Mhicya Utami R ◽  
Cimi Ilmiawati ◽  
Elmatris Sy

Sakarin dijadikan pemanis alternatif pada penderita Diabetes melitus (DM) karena tidak mempengaruhi kadar glukosa darah. Keamanan sakarin mulai diperdebatkan berdasarkan temuan bahwa sakarin mengakibatkan kerusakan hepar yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas alanine aminotransferase (ALT) serum. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh pemberian sakarin terhadap aktivitas ALT serum mencit diabetes melitus yang diinduksi aloksan. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan post-test only control group sejak bulan Agustus sampai Oktober 2015 di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Penelitian dilakukan terhadap 20 mencit (Mus musculus) putih jantan diabetes melitus yang diinduksi aloksan yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok kontrol diberi akuades dan kelompok perlakuan diberi sakarin dengan dosis masing masing 22,75; 45,5; dan 91 mg/kgBB secara oral selama 28 hari. Nilai aktivitas ALT diukur pada akhir penelitian dengan menggunakan alat chemistry analyzer dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai aktivitas ALT pada semua kelompok percobaan dibandingkan dengan nilai normal ALT. Analisis statistik mendapatkan aktivitas ALT yang tidak berbeda bermakna antara kelompok percobaan (p = 0,264). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian sakarin selama 28 hari tidak memberikan efek yang bermakna pada peningkatan ALT serum mencit diabetes melitus yang diinduksi aloksan.


2020 ◽  
Vol 4 ◽  
Author(s):  
Kenti Prahmanti ◽  
Dayu Liandra

Diabetes Melitus merupakan kelainan metabolisme karbohidrat dengan karakteristik hiperglikemia. Diabetes melitus dapat disebabkan oleh kelainan sekresi insulin karena kerusakan sel beta pada pankreas dan juga resistensi insulin. Daun paitan (Tithonia diversifolia, H) mengandung tanin, flavonoid, glikosida, saponin, dan triterpenoid/ steroid. Aktivitas hipoglikemik tanin terjadi melalui peningkatan glikogenesis, sehingga tanaman ini memiliki potensi sebagai antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun paitan (Tithonia diversifolia, H) terhadap kadar gula darah mencit (Mus musculus) jantan. Daun paitan (Tithonia diversifolia, H) Penelitian dilakukan secara in vivo dengan mengukur toleransi glukosa pada hewan uji mencit mencit (Mus musculus). Sampel yang digunakan adalah mencit jantan yang terbagi ke dalam 6 kelompok perlakuan dan 3 kali pengulangan, yaitu KN (kontrol negatif), KP (Aloxan), P1 (aloxan + dosis 250 mg/kgBB/hari), P2 (aloxan + dosis 500 mg/ kgBB/hari), P3 (aloxan + dosis 750 mg/kgBB/hari) dan P4 (aloxan + metformin 500 mg/kgBB.hari). Analisis data menggunakan one way ANOVA, dilanjutkan dengan uji duncan. Hasil penelitian menunjukkan daun paitan (Tithonia diversifolia, H) memberikan pengaruh positif terhadap penurunan kadar gula darah mencit (Mus musculus) jantan. Pada dosis 500 mg/kgBB/hari memberikan aktivitas penurunan kadar gula darah lebih baik dibandingkan dengan obat pembanding (metformin) pada p < 0,05. Daun paitan (Tithonia diversifolia, H) memiliki aktivias antidiabetes pada dosis 500 mg/kgBB/hari.


2015 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 422
Author(s):  
Rr. Upiek Ngesti Wibawaning Astuti ◽  
Imam Fathoni ◽  
Tanti Rahayu ◽  
Ahmad Rizki Prasetyo

<p>Bioactivities evaluation of mahoni’s seed ethanolic extract on the parasitemic level of Plasmodium berghei have conducted in Parasitology laboratory Universitas Gadjah Mada. Peter’s four days test (1970) was used in this research. There were 27 of mice and randomly was devided into 9 groups, 3 mice of each groups. There were 4 groups of controls: control with extract only, control with P. berghei infection only, control with P. berghei infection and chloroquin, and placebo. The other 5 groups of treated mice were mice treated with extract at the dose 5,75; 12.5; 25; 50; and100 mg/kg of body weight. Results showed that saponin and terpenoid were detected as bioactive compound. Mahoni’s seed extract at the dose 50 mg/kg of body weight gave the good effectivness in reducing the parasite up to 60% compare with control + chloroquin. </p><p><strong>Keywords</strong>: Plasmodium berghei, Swietenia mahagoni, parasitemic level, mice</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document