scholarly journals Pengaruh Pemberian Sakarin terhadap Aktivitas Alanine Aminotransferase Serum Mencit Diabetes Melitus yang Diinduksi Aloksan

2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Mhicya Utami R ◽  
Cimi Ilmiawati ◽  
Elmatris Sy

Sakarin dijadikan pemanis alternatif pada penderita Diabetes melitus (DM) karena tidak mempengaruhi kadar glukosa darah. Keamanan sakarin mulai diperdebatkan berdasarkan temuan bahwa sakarin mengakibatkan kerusakan hepar yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas alanine aminotransferase (ALT) serum. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh pemberian sakarin terhadap aktivitas ALT serum mencit diabetes melitus yang diinduksi aloksan. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan post-test only control group sejak bulan Agustus sampai Oktober 2015 di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Penelitian dilakukan terhadap 20 mencit (Mus musculus) putih jantan diabetes melitus yang diinduksi aloksan yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok kontrol diberi akuades dan kelompok perlakuan diberi sakarin dengan dosis masing masing 22,75; 45,5; dan 91 mg/kgBB secara oral selama 28 hari. Nilai aktivitas ALT diukur pada akhir penelitian dengan menggunakan alat chemistry analyzer dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai aktivitas ALT pada semua kelompok percobaan dibandingkan dengan nilai normal ALT. Analisis statistik mendapatkan aktivitas ALT yang tidak berbeda bermakna antara kelompok percobaan (p = 0,264). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian sakarin selama 28 hari tidak memberikan efek yang bermakna pada peningkatan ALT serum mencit diabetes melitus yang diinduksi aloksan.

2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Mhicya Utami R ◽  
Cimi Ilmiawati ◽  
Elmatris Sy

Sakarin dijadikan pemanis alternatif pada penderita Diabetes melitus (DM) karena tidak mempengaruhi kadar glukosa darah. Keamanan sakarin mulai diperdebatkan berdasarkan temuan bahwa sakarin mengakibatkan kerusakan hepar yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas alanine aminotransferase (ALT) serum. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh pemberian sakarin terhadap aktivitas ALT serum mencit diabetes melitus yang diinduksi aloksan. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan post-test only control group sejak bulan Agustus sampai Oktober 2015 di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Penelitian dilakukan terhadap 20 mencit (Mus musculus) putih jantan diabetes melitus yang diinduksi aloksan yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok kontrol diberi akuades dan kelompok perlakuan diberi sakarin dengan dosis masing masing 22,75; 45,5; dan 91 mg/kgBB secara oral selama 28 hari. Nilai aktivitas ALT diukur pada akhir penelitian dengan menggunakan alat chemistry analyzer dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai aktivitas ALT pada semua kelompok percobaan dibandingkan dengan nilai normal ALT. Analisis statistik mendapatkan aktivitas ALT yang tidak berbeda bermakna antara kelompok percobaan (p = 0,264). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian sakarin selama 28 hari tidak memberikan efek yang bermakna pada peningkatan ALT serum mencit diabetes melitus yang diinduksi aloksan.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

<p><em>Buerger Allen Exercise</em> mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>quasy-experiment </em>dengan<em> pre-post test design with control group</em><em>.</em> Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan <em>purposive sampling</em>, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi <em>Buerger Allen exercise</em> sebanyak 12 kali  selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk.Data hasilpengukuran nilai <em>ankle brachial index</em>berupa ratio dan diuji statistik dengan <em>Paired Samples Test</em>. Didapatkan <em>p value</em> 0.001 untuk kelompok perlakuan (<em>p value</em>&lt; 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai <em>ankle brachial index</em> sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Dapat disimpulkan bahwa nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci :penderita diabetes melitus tipe2, <em>Buerger Allen Exercise, Ankle brachial index</em></strong></p><p> </p>


2017 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Annisa Hasanah

Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia. Sekitar 90% pria penderita DMmengalami penurunan kualitas spermatozoa. STZ  merupakan bahan toksik yang merusak sel β pankreas. Kandungan quercetin yang tinggi dalam bawang bombay (Allium cepa Linn.) melindungi spermatozoa dari kerusakan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan posttest only control group design. Besar sampel menggunakan rumus Federer dengan jumlah sampel 32 ekor mencit yang dibagi empat kelompok perlakuan : K0 adalah kelompok kontrol diberi placebo dan jus bawang bombay 1 g/kgBB, K1 adalah kelompok kontrol DM yang diinduksi STZ dosis rendah 50 mg/ kgBB, K2 adalah kelompok induksi STZ dosis rendah dan jus bawang bombay 0,5 g/kgBB, K3 adalah kelompok induksi STZ dosis rendah dan jus bawang bombay 1 g/kgBB. Kualitas spermatozoa yang diperiksa adalah motilitas spermatozoa. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney. Uji normalitas dengan Saphiro-Wilk didapatkan p<0,05 pada semua parameter (data tidak berdistribusi normal). Hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan p<0,05, menunjukkan ada perbedaan signifikan motilitas pada keempat kelompok perlakuan. Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan signifikan motilitas antar kelompok (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian jus bawang bombay dosis 0,5 g/kgBB dan 1 g/kgBB meningkatkan motilitas spermatozoa mencit yang dijadikan DM dengan induksi STZ.Kata Kunci : Jus bawang bombay (Allium cepa Linn.), motilitas spermatozoa, mencit (Mus musculus), streptozotocin (STZ)


2017 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
Author(s):  
Okky Irtanto ◽  
Alex Pangkahila ◽  
IGM Aman

Abstract: Overtraining accelerates aging due to the excessive production of free radicals that can cause oxidative stress. Banana floret extract contains bioactive compounds with antioxidant capacity which can increase the body's defence to deal with the oxidative stress by increasing the level of superoxide dismutase (SOD). This study was aimed to prove that the banana (Musa x paradisiaca) floret extract could prevent the decrease of superoxide dismutase (SOD) levels in overtraining-induced mice (Mus musculus) BALB/c liver. This was a true experimental study with the post-test only control group design. Subjects were 36 male mice (Mus musculus), BALB/c strain, 12 weeks old, weighing 20-22 g, which were divided into two groups with 18 mice each. The control group (P0) was treated with a placebo of 1 ml aquadest and overtrained for 14 days meanwhile the treatment group (P1) was treated with banana (Musa x paradisiaca) floret extract of 400 mg/kgBW/day and overtrained for 14 days. The results showed that after 14-day treatment, the mean SOD level in the liver tissue of the P0 group was 568.82±9.558 U/mg protein whereas in the P1 group was 588.37±10.629 U/mg protein (P < 0.01). The t-independent test showed a t value of -5.804 and a P value of 0.000 which indicated that after treatment, the levels of SOD in liver tissue of both groups were significantly different. Conclusion: Banana (Musa x paradisiaca) floret extract could prevent the decrease of superoxide dismutase (SOD) levels in the liver tissue of overtraining-induced mice (Mus musculus) BALB/c.Keywords: banana floret, SOD, liver, overtrainingAbstrak: Aktivitas fisik berlebih mempercepat penuaan karena meningkatkan produksi radikal bebas yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Ekstrak floret pisang mengandung senyawa bioaktif dengan kapasitas antioksidan yang dapat meningkatkan pertahanan tubuh dalam menghadapi stres oksidatif melalui peningkatan kadar superoksida dismutase (SOD). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak floret pisang raja (Musa x paradisiaca) dapat mencegah penurunan kadar SOD pada hati mencit (Mus musculus) BALB/c dengan aktivitas fisik berlebih. Jenis penelitian ialah eksperimental murni dengan post test only control group design. Subjek penelitian ialah 36 ekor mencit (Mus Musculus) BALB/c, jantan, berumur 12 minggu, berat badan 20-22 gr, yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing berjumlah 18 ekor mencit. Kelompok kontrol (P0) diberikan plasebo berupa aquadest sebanyak 1 ml dengan aktivitas fisik berlebih selama 14 hari, dan kelompok perlakuan (P1) diberikan ekstrak floret pisang raja (Musa x paradisiaca) dosis 400 mg/kgBB mencit per hari dicampur aquadest hingga 1 ml dengan aktivitas fisik berlebih selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar SOD jaringan hati pada kelompok kontrol (P0) sesudah perlakuan (post-test) ialah 568,82±9,558 U/mg protein, sedangkan pada kelompok perlakuan (P1) ialah 588,37± 10,629 U/mg protein. Analisis kemaknaan dengan T-Independent mendapatkan nilai t= -5,804 dan nilai P = 0,000 yang menunjukkan bahwa sesudah perlakuan (post-test), kadar SOD jaringan hati pada kedua kelompok berbeda sangat bermakna. Simpulan: Ekstrak floret pisang raja (Musa x paradisiaca) dapat mencegah penurunan kadar SOD pada hati mencit (Mus musculus) BALB/c dengan aktivitas fisik berlebih.Kata kunci: floret pisang raja, SOD, hati, aktivitas fisik berlebih


2018 ◽  
Vol 54 (2) ◽  
pp. 84 ◽  
Author(s):  
Widayati Agustina ◽  
Widjiati Widjiati ◽  
Alfiah Hayati

This study aimed to determine the effects of red fruit (Pandanus conoideus Lam) oil on MDA levels and spermatozoa quality in mice (Mus musculus) exposed to MSG. The quality includes motility, viability, concentration, and morphology of spermatozoa. This experimental study used randomized post-test only control group design. The subjects of this study were 25 mice (Mus musculus), divided into 5 groups (5 mice per group). K- group received distilled water for 35 days. K+ group received 4 mg/g BW MSG for 21 days. P1, P2, and P3 treatment groups received 4 mg/g BW MSG for 21 days and 0.02; 0.04; 0.08 ml/g BW red fruit oil, respectively, from day 22 to 35. The results showed that mean spermatozoa morphology in K-, K+, P1, P2, P3 groups were as follows: 0.86; 0.56; 0.67; 0.61; and 0.87 (%). The spermatozoa concentrations were sequentially as follows: 21; 10; 15; 32,8,19 (107 cells/ml). The spermatozoa's vitalities were as follows: 0,64; 0,14; 0,24; P2: 0.36; 0.68 (%). MDA levels were respectively: 0.29; 0.60; 0.35; 0.23; and 0.19 (nm). As a conclusion, testicular MDA levels in mice exposed to MSG and given with red fruit oil were lower than those in mice exposed to MSG without receiving red fruit oil. The quality of spermatozoa in mice exposed to MSG and receiving red fruit oil was higher than that of mice exposed to MSG without being given with red fruit oil.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 62-67
Author(s):  
Nandang Jamiat Nugraha ◽  
Rahmat Rahmat

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan. Prevalensi penderita DM di Indonesia 6.9% dan di Jawa Barat sekitar 29,4% dari jumlah penduduknya. Sebagai mother of desease, penyakit DM memiliki komplikasi yang serius seperti retinopati diabetik, neuropati, amputasi, penyakit jantung, gagal jantung, stroke dan peripheral arterial disease. Kondisi tersebut menunjukkan perlunya keseriusan dalam penanganan penyakit DM. Diperlukan dukungan dari kader (sebagai bagian dari support group) bagi peserta prolanis DM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metoda support group dalam meningkatkan persepsi pasien tentang perawatan DM di Kota Bandung. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan quasi experiment dengan pretest and post test non equivalent control group. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persepsi pasien prolanis sebesar 3,08 dan peningkatannya dinyatakan sangat bermakna (p<0,01).  Edukasi yang dilakukan kader (support group) berpengaruh terhadap peningkatan persepsi pasien DM. Metode support group dengan memberdayakan kader dalam memberikan edukasi sangat bermanfaat dan dapat dijadikan kebijakan di pelayanan kesehatan masyarakat.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 61-70
Author(s):  
Ni Made Suarti

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit multisistem kronis yang berhubungan dengan produksi normal insulin, insulin terganggu, atau keduanya. Penyakit ini  membutuhkan perawatan berkelanjutan sehingga membutuhkan pengelolaan diri klien dan dukungan untuk mencegah komplikasi jangka panjang, salah satunya adalah dengan senam diabetes. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan post test only non equivalent control group. Sampel penelitian adalah 38 orang untuk masing-masing kelompok kontrol dan kelompok intervensi, diambil dengan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan penurunan kadar gula darah antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol 3 minggu setelah penelitian (p value 0.000 <0.05 dan minggu ke 6 setelah penelitian (p value 0.000 <0.5) dibandingkan kadar gula darah awal. Senam diabetes  yang teratur penting dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah selain tetap mengkonsumsi obat hypoglikemik oral dan makan sesuai dengan yang telah diprogramkan.


2014 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Hendrik Setia Budi ◽  
Ira Arundina ◽  
Retno Indrawati ◽  
Leonita Widyana Mahardikasari

The sap of ambonese banana (Musa paradisiaca var sapientum) contain flavonoids, saponins, tannins which have beenwidely used by people in Trunyan Bali as traditional medicine on wound healing, and it has been reported as apotential wound healing after tooth extraction. The aim of this research was to determine the level of safety of usingherbal medicine, ambonese banana stem extract on histopatology liver of mice with LDparameters. This experimentalstudy was performed bythe post test only controlled group design. The sample were 28 mice (Mus musculus) randomlydivided into 4 groups. K group as control group was given aquadest. P1, P2, and P3, as treatment groups were givenambonese banana stem extract with dose 0.42g/20gbw, 2.1g/20gbw, 4.2g/20gbw. The extract was given per-oral withsonde on the first day. On day 3, the mice were terminated, and the livers were microscopically histopathological observed. The observed at 3th50 day, there were no deaths in every groups of mice (K, P1, P2, and P3) on the third day observation. Kruskal Wallis test showed there was not significant difference in histopathological appearance on liverof mice (p=0.771). It wasconcluded that the maximumsafety dose that can still be administered is 0.42g/20gbw followingthe LDparameter. Theacute toxicity test of ambonese banana stem extract did not show necrosis on liver but it showedthe highest simple degeneration than all groups which were given 0.42g/20gbw dose.


2019 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 186
Author(s):  
MUHAMMAD REYHAN ARSYA ◽  
PRAWESTY DIAH UTAMI ◽  
IRMAWATI IRMAWATI

<p><strong>Abstract</strong></p><p><strong>Background : </strong>Malaria is a disease caused by the <em>Plasmodium</em> parasite and is transmitted by the <em>Anopheles</em> mosquito and is still a health problem in Indonesia due to high mortality and morbidity. One form of a severe complication of malaria in addition to cerebral malaria is a function failure of the spleen. Today, the management of malaria is increasingly limited due to resistance. Therefore, further development is needed to find new innovations in malaria treatment.</p><p><strong>Purpose : </strong>The purpose of this study was to determine the effect of temulawak rhizome extract (<em>Curcuma xanthorhizza</em> Roxb.) On the level of necrosis in the spleen tissue of male BALB / c mice (<em>Mus musculus</em> L.) inoculated with <em>Plasmodium berghei</em> ANKA.</p><p><strong>Methods :</strong>Experimental research used a post-test only control group design that used five groups of mice. One group of mice was left normal while the other four groups were inoculated with <em>Plasmodium berghei</em> ANKA, positive control groups were given aquades and three treatment groups treated with temulawak extract (<em>Curcuma xanthorrhiza</em> Roxb.) With a dose of 150 mg / KgBB, 100 mg / KgBB, and 50 mg / KgBB for four day. On the fifth day an observation of the level of necrosis in the spleen organ of mice to determine the level of necrosis by histopathological examination using a light microscope.</p><p><strong>Conclusion and Result : </strong>The results of this study indicate that the administration of ginger rhizome extract (<em>Curcuma xanthorriza</em> Roxb.) Has an influence on the level of necrosis of male mice (<em>Mus musculus</em> L.) BALB / c inoculated with <em>Plasmodium berghei</em> ANKA α = 0,002 (ρ&lt;0,05), where the administration of temulawak extract can increase necrosis levels compared to the control group . This is probably due to the lack of temulawak extract dosage and lack of observation in this study.</p><p> </p><p><strong>Keywords </strong>: Malaria, curcuma (<em>Curcuma xanthorrhiza</em> Roxb.), Necrosis level, <em>Plasmodium berghei</em> ANKA</p>


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Niken Yuliwati ◽  
Riezky Faisal Nugroho

Strawberries (Fragaria x ananassa) and Rome beauty apples (Malus sylvestris) contain high antioxidants to reduce oxidative stress and improve the glycemic response with diabetes mellitus (DM) type II. This study aimed to analyze the effect of strawberries, Rome beauty apples, and their combination to decrease fasting blood glucose levels of type II DM patients. This experimental research used a randomized pre-post-test with a control group design. Subjects were 44 patients divided into four groups: K (control, not given the fruit), P1 (strawberries 200 g/day), P2 (apples 300 g/day), and P3 (the combination strawberries 100 g/day, apples 150 g/day) for 14 days in February–March 2019 in Surakarta. The inclusion criteria were DM patients aged 40–55 years who received oral antidiabetic drug therapy. Exclusion criteria were type II DM patients who, based on the doctor's diagnosis, had complications such as gastritis, hypertension, chronic renal failure, heart disease, liver disease, stroke, cancer, patients with consumption of antioxidant supplements. Mean of blood glucose level on K (149.82±39.125), P1 (141.00±38.079), P2 (128.73±31.841), and P3 (177.73±50.176). Analysis paired t test results showed a significant difference between before and after treatment (p=0.045). To find out which group was the most meaningful, the Bonferroni post hoc test. Decrease of fasting blood glucose levels with group K (−10.55, p>0.05), P1 (−30.18, p<0.05), P2 (40.27, p<0.05), and P3 (−32.91, p<0.05). ANOVA test was used to analyze, and the post hoc Bonferroni test with a control comparison was performed, resulting in p=0.028, in P2 and p>0.05 in P1 and P3. In conclusion, strawberries, Rome beauty apples, and their combination significantly decreased fasting blood glucose levels of type II DM patients, with the highest and most significant decrease in Rome beauty apples. POTENSI STROBERI, APEL ROME BEAUTY, DAN KOMBINASI BARU TERHADAP GULA DARAH PUASA SEBAGAI PENUNJANG TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE IIStroberi (Fragaria x ananassa) dan apel Rome beauty (Malus sylvestris) mengandung antioksidan tinggi untuk mengurangi stres oksidatif dan memperbaiki respons glikemik pada diabetes melitus (DM) tipe II. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh buah stroberi, apel Rome beauty, dan kombinasinya terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa pasien DM tipe II. Jenis penelitian eksperimen dengan rancangan randomized pre-post-test dengan control group design. Subjek penelitian 44 pasien yang dibagi empat kelompok, yaitu K (kontrol tidak diberi buah), P1 (stroberi 200 g/hari), P2 (apel Rome beauty 300 g/hari) dan P3 (kombinasi stroberi 100 g/hari dan apel 150 g/hari) selama 14 hari pada bulan Februari–Maret 2020 di Surakarta. Kriteria inklusi adalah pasien DM usia 40–55 tahun yang mendapat terapi obat antidiabetik oral. Kriteria eksklusi adalah pasien DM tipe II yang berdasar atas diagnosis dokter mengalami komplikasi seperti mag, hipertensi, gagal ginjal kronik, penyakit jantung, penyakit hati, strok, kanker, dan pasien dengan konsumsi suplemen antioksidan. Kadar glukosa darah rerata pada K (149,82±39,125), P1 (141,00±38,079), P2 (128,73±31,841), dan P3 (177,73±50,176). Hasil analisis paired t test menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan (p=0,045). Untuk mengetahui kelompok mana yang paling bermakna, dilakukan Uji Post Hoc Bonferroni. Penurunan kadar glukosa darah puasa pada K (−10,55; p>0,05), P1 (−30,18; p<0,05), P2 (−40,27; p<0,05), dan P3 (−32,91; p<0,05). Analisis dilakukan dengan uji ANOVA dan Uji Post Hoc Bonferroni dengan perbandingan kontrol menghasilkan p=0,028 pada P2 serta p>0,05 pada P1 dan P3. Simpulan, pemberian stroberi, apel Rome beauty, dan kombinasinya signifikan menurunkan kadar glukosa darah puasa pasien DM tipe II dengan penurunan tertinggi dan bermakna pada apel Rome beauty.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document