Psychogeography of Kuala Lumpur in Nassury Ibrahim’s Selected Poems
The strong connection between people and place provides fodder for literary producers to create their works. In his anthology of poems Ruang Kota , Nassury Ibrahim draws upon Kuala Lumpur as the place that allows him to delve into the study of self and other people. Using psychogeography as an analytical tool, this article examines how Kuala Lumpur affects the mental states and behaviors of the people living in the heart of the urban city. Nassury’s poems deal with many aspects of life which include poverty, pollution and humanity. Other than his experiences, the poet uses the landscape of the city to express his own perspectives and feelings towards Kuala Lumpur. Based on the analysis, Kuala Lumpur is portrayed as a city that has developed materially but its dwellers benevolence and compassion have lessened greatly. His poems highlight urban poverty and poor urban planning in Kuala Lumpur which have led to poor quality of life in this cosmopolitan city. Keywords: psychogeography, urban poor, Kuala Lumpur Abstrak Hubungan erat antara sebuah masyarakat dengan tempat menjadi sumber inspirasi untuk pengkarya sastera menghasilkan karya. Dalam antologi Ruang Kota , Nassury Ibrahim memberikan tumpuan terhadap Kuala Lumpur sebagai lokasi yang menyerlahkan dirinya sebagai pengkaji kendiri dan masyarakat sekeliling. Dengan menggunakan psikogeografi sebagai lensa kritikan, makalah ini mengkaji kesan pembangunan Kuala Lumpur terhadap keadaan mental dan tingkah laku masyarakat yang tinggal di kota raya ini. Puisi Nassury memaparkan pelbagai aspek dalam kehidupan termasuklah kemiskinan, pencemaran dan kemanusiaan. Selain pengalaman beliau, Nassury telah menggunakan landskap kota tersebut untuk menitipkan perspektif dan perasaannya terhadap Kuala Lumpur. Kuala Lumpur digambarkan sebagai sebuah kota yang telah membangun secara material, akan tetapi sifat kebaikan dan belas kasihan penduduknya telah berkurangan dengan begitu ketara sekali. Puisi Nassury menunjukkan kesempitan hidup dan kualiti kehidupan yang rendah akibat kelemahan perancangan bandar yang memberikan kesan buruk kepada penduduk bandar kosmopolitan ini. Kata kunci: psikogeografi, kemiskinan bandar, Kuala Lumpur