scholarly journals Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Kebidanan Pelamonia Tentang Kesehatan Reproduksi Di Situasi Bencana Tahun 2020

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 37-42
Author(s):  
Ikrawanty Ayu Wulandari ◽  
Siti Chairunnisa Putri
Keyword(s):  

Pelayanan kesehatan reproduksi pada tanggap darurat krisis kesehatan di fokuskan pada beberapa hal yaitu pencegahan dan pengobatan IMS termasuk HIV/AIDS, pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, pelayanan kesehatan korban kekerasan seksual,  serta pelayanan kesehatan repoduksi komprehensif dan terintegritas dalam pelayanan kesehatan dasar. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi Akademi Kebidanan Pelamonia tentang kesehatan reproduksi di situasi bencana. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan metode pendekatan deskriptif, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat pengetahauan mahasiswi Akademi Kebidanan Pelamonia di situasi bencana dengan jumlah populasi sebanyak 143 mahasiswi dan jumlah sampel sebanyak 105 mahasiswi dengan menggunakan teknik Random Sampling. hasil penelitian ini meunjukan bahawa tingkat pengetahuan mahasiswi Akademi Kebidanan Pelamonia tentang kesehatan reproduksi di situasi bencana dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 97 mahasiswi (92,4%) dan yang kurang 8 mahasiswi (7,6%) Dapat di simpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi Akademi Kebidanan Pelamonia tentang kesehatan reproduksi di situasi bencana baik dengan melihat hasil yang telah di dapatkan. Maka di sarankan untuk peneliti selanjutnya boleh meneliti dengan menggunkan judul yang sama tetapi dengan varibel yang berbeda

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 67-74
Author(s):  
Mufarika Mufarika

AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV yang termasuk famili retroviridae. Kualitas hidup ODHA menjadi sangat rentan mengalami penurunan akibat masalah baik fisik, psikologis, maupun sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran kelompok dukungan sebaya dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jenis penelitian yang digunakan  yaitu analitik  dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 responden. Pengambilan sampel menggunakan Simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya  mendapatkan peran kelompok dukungan sebaya kurang yaitu 46 (75%) ODHA. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value (0,000) < ? (0,05), artinya ada hubungan peran kelompok dukungan sebaya dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Poli VCT RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Peran Kelompok Dukungan Sebaya, AIDS


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 158
Author(s):  
Febrianti Maharani

Stigma terkait AIDS adalah segala prasangka, penghinaan dan diskriminasi yang ditujukan kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) serta individu, kelompok atau komunitas yang berhubungan dengan ODHA tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stigma terhadap ODHA di kalangan remaja SMA se Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru tahun 2016. Jenis penelitian analitik dengan desain <em>cross sectional</em>. Populasi seluruh siswa-siswi kelas I dan 2 di SMA Se kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru dengan jumlah 1701, dengan sampel berjumlah 212 orang. dengan <em>systematic random sampling</em>. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data meliputi analisis univariat, bivariat dengan <em>uji chi square</em>, multivariat dengan uji <em>regresi logistic</em> ganda. Hasil penelitian diperoleh proporsi remaja yang memiliki stigma berat terhadap ODHA di SMA se Kecamatan Senapelan Kota Pekabaru berjumlah 148 (69,8%), ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan (POR: 2,180; CI 95% ; 1,119-4,250), Persepsi (POR: 2,071; CI 95%: 1,059-4,049), Interaksi dengan ODHA (POR : 3,841; CI 95%: 1,275-11,569) Status ekonomi keluarga (POR: 2,025; CI 95%: 1,068-3,841) dengan terhadap stigma pada ODHA oleh remaja sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah variabel jenis kelamin. Kesimpulan dalam penelitian ini ada kecenderungan pengetahuan rendah, persepsi negatif, tidak pernah berinteraksi dengan ODHA dan status ekonomi keluarga rendah memiliki stigma berat terhadap ODHA. Saran bagi remaja agar, menambah wawasan tentang HIV/AIDS, aktif dalam organisasi (PIK) Pusat Informasi Konseling Remaja. Bagi sekolah, tenaga kesehatan dan orang tua agar tidak memberikan stigma terhadap ODHA.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Astri Yunita

Pendahuluan: Kejadian HIV/AIDS cenderung semakin meningkat dengan angka kematian yang tinggi, epideminya saat ini telah melanda seluruh negara serta semua lapisan penduduk, masalah sosial akan lebih memperberat kondisi psikis ODHA dalam stress dan depresi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh locus of control dan dukungan sebaya terhadap resiko depresi di KDS Friendship plus Kota Kediri. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 – 24 April 2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simpel random sampling sebanyak 45 subjek penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner, analisis mengunakan regresi linier berganda. Hasil: Pengaruh locus of control p=0.001 (29.8%). Pengaruh dukungan sebaya p=0.001 (52%). Pengaruh locus of control dan dukungan sebaya (p=0.001<0.005), 54% resiko depresi pada ODHA di pengaruhi oleh faktor locus of control dan dukungan sebaya, nilai koefisien regresi (b) locus of control -0.79 dan nilai koefisien regresi (b) dukungan sebaya – 1.07 (LoC b = -0.31;CI 95% = -0.674 s/d -0.42; p = 0.001; dukungan sebaya b = -0.89; CI 95% =-1.26 s/d -0.53, p=0.001). Kesimpulan: Ada pengaruh locus of control dan dukungan sebaya terhadap resiko depresi pada ODHA. Kata kunci: Dukungan Sebaya, Locus of Control, Resiko Depresi


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 932-940
Author(s):  
Sitti Hasnah E. Abon ◽  
Rafael Paun ◽  
Maria M. Dwi Wahyuni ◽  
Soleman Landi

LGBT rentan dengan penularan IMS dan HIV. Kota Kupang tahun 2010 dengan tiga spot sebagai tempat kumpul dengan jumlah yang masih terbatas namun di tahun 2015 terjadi peningkatan tetapi tidak ditunjang dengan kunjungan kelompok LGBT ke layanan VCT. Tercatat  sepanjang tahun 2015 sebanyak 18 orang saja yang mau ke layanan VCT. Pemanfaatan layanan VCT sangat penting karena merupakan pintu masuk untuk pencegahan dan perawatan HIV dan AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor promosi kesehatan tentang hiv/aids, stigma internal diri, dan dukungan sosial dengan pemanfaatan layanan voluntary counselling dan testing (VCT) oleh kelompok LGBT Di Kota Kupang. Jenis penelitian adalah mix method yang memadukan metode kualitatif dan  kuantitatif, dengan desain Cross Sectional. Populasi penelitian adalah kelompok LGBT yang berjumlah  460 orang.  Sampel penelitian sebanyak 210 orang yang di pilih secara random sampling. Analisis yang digunakan univariat, bivariat menggunakan  uji chi square dan multivariate menggunakan uji Regresi Logistik Berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor promosi kesehatan (ᵖ = 0,336 > α 0,005) dan  stigma (ᵖ  0,546 > α 0,005) tidak berhubungan dengan pemanfaatan layanan VCT kelompok LGBT.  Sedangkan faktor dukungan sosial mempunyai hubungan (ᵖ = 0,037  < α 0,005) dengan pemanfaatan layanan VCT oleh kelompok LGBT.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 28-34
Author(s):  
Desi Ernita Amru ◽  
Suci Ridmadhanti

Remaja di Balikpapan sebagian besar sudah melakukan pergaulan bebas. Sebanyak 8,2% pernah berpelukan 22,83% pernah berciuman, sebanyak 7,47% pernah bercumbu dan 11,92% berhubungan seksual. Bahkan ada remaja telah menjadi PSK, mereka berani berkencan  dengan  harga Rp.1.000.000,00. Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran sikap remaja kelas X mengenai perilaku seks pranikah di SMK X Balikpapan. Metode : Jenis Penelitian adalah deskriptif kuantitas. Populasi adalah 128 siswa kelas X dan sampel adalah 97 siswa kelas X dengan menggunakan teknik metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Hasil Hasil Penelitian dari 97 responden didapatkan dengan hasil jenis kelamin laki-laki sebanyak 24% dan perempuan sebanyak 76%, yang berusia 16 tahun 63%, 17 tahun 33% dan 18 tahun 4%, yang bersikap positif 28% dan bersikap negatif 72%, tidak pernah melakukan seks pranikah 62% dan pernah melakukan seks    pranikah    sebanyak    38%,    berpegangan    tangan    40%,    berpelukan 8%,berciuman 9%. Kesimpulan: Sebagian besar remaja di SMK Pertiwi Balikpapan memiliki sikap negatif terhadap perilaku seks pranikah. Saran agar remaja tidak melakukan seks pranikah karena dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat seks pranikah.


2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 139-143
Author(s):  
Reka LagoraMarsofely Lagora Marsofely

Transgender is a group of people that has higher risk of sexuality infection diseasecomparing than other groups that have as high of sexuality disease infection (such as whoreand gay) because they have many sexual partners. The reason of doing such business is thatfor money. As a matter of fact, they have low income, temporary worker and low educated.The data shows that there is a decreasing of transsexual visiting to Voluntary Counseling andTesting clinic (VCT). Today, VCT is the most effective way in the case of preventing andserving HIV/AIDS infection especially to the groups that have a high risk of infection liketransgender. The objective of the research is to know the factors that make transgendervisiting to Voluntary Counseling and Testing in Rejang Lebong regency in 2014. Thisresearch uses quantitative research with cross section approach. There were 100 people ofsamples by using random sampling. The result of the study showed that the factors in whichmade transgender visiting Voluntary Counseling and Testing clinic was attitude variable withp 0.000 score. In this case, it’s important to improve transsexual’s knowledge and skill tochange the attitude so it can give a significant value to prevent the sexuality infection diseasesand HIV AIDS in Rejang Lebong regency.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 41-44
Author(s):  
Winda Lidia Fitria ◽  
Fiya Diniarti ◽  
Venti Kusuma

Kasus HIV / AIDS di Dunia, hampir 7 juta orang yang menderita penyakit mematikan ini dan di Indonesia pada tahun 2016 melaporkan sebanyak 276.428 kasus. Sedangkan untuk remaja dengan batas usia 15-19 tahun di Indonesia ada 2.208 kasus HIV / AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik remaja terhadap HIV / AIDS di SMA 3 Seluma tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA 3 Seluma Kelas X tahun 2017 yang berjumlah 175 orang, dengan sampel 69 orang. Teknik simple proportionate stratified random sampling yang digunakan untuk mengambil sampel untuk mewakili dari kelas X yang terdiri dari 5 kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik remaja terhadap HIV / AIDS di SMA 3 Seluma tahun 2017, sebagian besar responden (68,1%) adalah perempuan, sebagian besar responden (76,8%) berpengetahuan dan sebagian besar responden ( 53,6%) kurang mengetahui tentang HIV / AIDS di SMAN 3 SELUMA 2017. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku atau sikap remaja terhadap pencegahan HIV / AIDS dan sebagai bahan informasi dan umpan balik untuk pelaksanaan program penanggulangan HIV / AIDS terutama di kalangan remaja.


Author(s):  
Sitti Aisyah ◽  
Muhammad Syafar ◽  
Ridwan Amiruddin

Pertambahan jumlah kasus baru HIV & AIDS masih menjadi  hal yang mengkhawatirkan terutama dikalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi melalui media sosial oleh peer educator terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV &  AIDS. Penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan randomized pretest posttest control group. Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang berasal dari siswa-siswi SMAN 4 Parepare sebagai kelompok intervensi dan SMAN 2 Parepare sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Analisis skor pengetahuan dan sikap responden antara pretest dan postest menggunakan uji non parametrik two related sample( wilcoxon) dan uji t sampel berpasangan. Untuk membandingkan pengetahuan dan sikap responden kelompok intervensi dan kontrol menggunakan uji non parametrik two independent sample  (Mann- Whitney) dan uji t sampel tidak berpasangan. Batas kemaknaan (nilai alpha) ditetapkan 5% (0,05).  Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh intervensi melalui media sosial oleh peer educator dalam meningkatkan pengetahuan p = 0,000 (p<0,05) dan sikap positif p = 0,000 (p<0,05) responden mengenai HIV & AIDS. Ada perbedaan pengetahuan dan sikap responden mengenai HIV & AIDS setelah diintervensi melalui media sosial dibandingkan yang tidak diintervensi p = 0,000  (p<0,05 ). Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi melalui media sosial oleh peer educator berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV & AIDS. Kelompok yang diintervensi oleh Peer Educator melalui media sosial memiliki skor pengetahuan dan sikap lebih baik daripada kelompok yang tidak diintervensi.


2020 ◽  
Vol 7 (02) ◽  
pp. 97-103
Author(s):  
La Rangki ◽  
Firtiani Firtiani

Tingginya kasus infeksi HIV/AIDS yang terus bertambah terutama dari kalangan usia muda atau remaja merupakan permasalahan yang serius. Kurangnya pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS dapat memengaruhi tindakan pencegahan terhadap HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap siswa dengan upaya pencegahan HIV/AIDS. Jenis penelitian yang di gunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 dan 2 SMA Negeri 2 Raha. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode stratified random sampling dengan jumlah 87 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden  memiliki pengetahuan baik sejumlah 63 siswa (72,4%) dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang sejumlah 24 siswa (27,6%). Hampir seluruh responden  memilki sikap mendukung  yaitu 86 siswa (98,9%), dan hanya 1 siswa (1,1%) yang tidak mendukung. Dalam upaya pencegahan, hanya 2 siswa (2,3 %) yang tidak melakukan sedangkan hamper seluruh responden yaitu 85 siswa (97,7%) melakukan. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa dengan supaya pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 2 Raha, tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara sikap siswa terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS. Disarankan kepada siswa-siswi agar lebih bisa menyaring informasi yang di dapatkan, sehingga terbentuk pola sikap yang positif dalam pencegahan HIV/AIDS.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 98
Author(s):  
Mellia Fransiska ◽  
M Mursyid

Hasil pemetaan oleh KPAKota Bukittinggi terdapat 67 titik hospot homoseksual dengan populasi kunci sebanyak 456 orang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis mendalam keterkaitan jumlah pasangan seksual dan pemakaian kondom pada komunitas homoseksual dengan kejadian HIV AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case control. Populasi kasus adalah semua homoseksual di Kota Bukittinggi tahun 2017 sebanyak 465 orang dan jumlah sampel kasus 19 orang (homoseksual dengan HIV +) dan sampel kontrol 19 orang (homoseksual HIV -). Teknik pengambilan sampel kasus dengan simple random sampling dan kontrol dengan purposive sampling (berdasarkan kelompok kasus). Data kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Data kuantitatif dianalisis dengan uji chi-square (CI 95%) Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsistensi pemakaian kodom (OR = 16,200; CI 95%) merupakan faktor risiko penularan HIV AIDS pada komunitas homoseksual, dan secara statistik terdapat pemakaian kondom (p= 0,003) dengan penularan HIV AIDS pada komunitas homoseksual. Dapat disimpulkan bahwa responden yang tidak konsisten menggunakan kondom, 16,200 kali berisiko untuk tertular HIV dibandingkan dengan responden yang konsisten menggunakan. Diharapkan kepada pihak terkait dalam pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS untuk dapat membuat sebuah program pecegahan dan penanggulangan HIV AIDS pada komunitas homoseksual mengenai hubugan seks yang aman pada komunitas homoseksual. Diperlukan program spesifik tentang pencegahan penularan HIV AIDS khususnya pada komunitas homoseksual yang dapat dimotoring dan dievaluasi secara berkala.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document