scholarly journals Hubungan Pengetahuan Sikap Dan Dukungan Dengan Tingkat Kecemasan Remaja Putri Menghadapi Menarche

2021 ◽  
Vol 7 (01) ◽  
pp. 43-55
Author(s):  
Andriani Andriani

Background: Menarche in young women can cause anxiety. Many teenagers view menarche as a frightening thing, because menarche will cause discomfort, pain, dizziness and so on, Psychological symptoms to reject the physiological process. Anxiety is an excessive emotional reactivity, a dull depression, or a sensitive context, an emotional response. Purpose: The objective of the study was to understand the relationship of attitude knowledge and family support with the level of anxiety of adolescent girls. Methods: This research is quantitative type with anlitik design with coss sectional approach. The study was conducted in February - April 2018. The sample in this study was female teenager amounting to 25 people. The sampling technique used is simple random sampling. The study was conducted using primary data obtained from the questionnaire, and univariate and bivariate analysis using chi-square statistical test. Results: From the result of research analysis of knowledge relationship with anxiety level got 15 respondents who have high knowledge of 8 people (53,3%) with high level of anxiety and 7 people (46,70%) with low level of anxiety. 13 respondents were positive attitude 6 people (46,2%) with high level of anxiety and 7 people (53,8%) with low level of anxiety. of 14 respondents who received family support and 7 people (46.2%) with high anxiety level and 7 people (53.8%) with low anxiety level. Conclusion: Based on the results of the study found no relationship of knowledge with anxiety level with p value 0.742> ? 0.05, Based on the results of the study found no relation attitude with anxiety level with p value 0,529> ? 0.05, Based on the results obtained did not there is a relationship of family support with anxiety level with p value 0,495> ? 0,05. Latar Belakang: Menarche yaitu haid pertama kali pada remaja putri dapat menimbulkan kecemasan. Banyak remaja memandang menarche adalah hal yang menakutkan, karena menarche akan menimbulkan ketidaknyamanan, sakit, pusing dan sebagainya, Gejala psikologis untuk menolak proses fisiologis tersebut. Kecemasan  merupakan  reaktivitas  emosional  berlebihan, depresi  yang  tumpul,  atau  konteks  sensitif,  respon  emosional. Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk mengetuhui hubungan pengetahuan sikap dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan remaja putri. Metode: Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Februari – April 2018. sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berjumlah 25 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple Random sampling. Penelitian dilakukan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner, dan analisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Dari hasil analisis penelitian hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan didapatkan  15 responden yang berpengetahuan tinggi 8 orang (53,3%) dengan tingkat kecemasan yang tinggi dan 7 orang (46,70%) dengan tingkat kecemasan yang rendah. 13 responden yang sikap positif 6 orang (46,2%) dengan tingkat kecemasan yang tinggi dan 7 orang (53,8%) dengan tingkat kecemasan yang rendah. dari 14 responden yang mendapat dukungan keluarga dan 7 orang (46,2%) dengan tingkat kecemasan yang tinggi dan 7 orang (53,8%) dengan tingkat kecemasan yang rendah. Kesimpulan: Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan tidak ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan dengan p value 0,742 > ? 0,05, Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan tidak ada hubungan sikap dengan tingkat kecemasan dengan p value 0,529 > ? 0,05, Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dengan p value 0,495 > ? 0,05.

2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 110-117
Author(s):  
Wahid Tri Wahyudi ◽  
Risa Herlianita ◽  
Deswiyan Pagis

Family support, adherence and understanding of a low-salt diets among patients with hypertensiveBackground: Hypertension is a disorder of the blood vessels that results in the supply of oxygen and nutrients carried by the blood blocked to the tissues of the body that needs it. Based on data from the Gedong Air Health Center, it is known that from 2015 to 2018 the incidence of hypertension fluctuated, wherein 2016 it amounted to 1962 cases but in 2017 it increased to 2814 cases and in 2018 the incidence of hypertension was 3102 cases.Purposes: Knowing the relationship of family support, adherence, and understanding of a low-salt diet among patients with hypertensiveMethod: A quantitative research designed with analysis by cross-sectional approach and the population was patients with hypertensive with a sample of 139 as respondents by simple random sampling. Collecting data by questionnaires and Analysing data used Univariate and Bivariate (Chi-Square).Results: Finding that the patient has negative family support was 58.7%, the patient was noncompliant to a low-salt diet .57.2%, and few patients have an understanding of a low-salt diet. There is a relationship between the understanding of a low-salt diet (p-value = 0.000), family support (p-value = 0.032) and compliance with a low-salt diet among patients with hypertensive.Conclusion: There is a relationship of understanding of low-salt diets, family support and compliance to a low-salt diet among patients with hypertensive. Suggestions for  health workers in providing health education to families and patients with hypertensive about the importance of low salt diets in the management of hypertensionKeywords: Family support; Compliance; Understanding; Low-salt diet; Hypertensive. Pendahuluan: Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya. Berdasarkan data dari Puskesmas Gedong Air, diketahui bahwa dari tahun 2015 – 2018 kejadian hipertensi mengalami fluktuatif , dimana tahun 2016 sebesar 1962 kasus namun di tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi sebesar 2814 kasus dan di tahun 2018 kejadian hipertensi sebesar 3102 kasus.Tujuan: Diketahui hubungan dukungan keluarga, kepatuhan dan pemahaman  pasien terhadap diet rendah garam  pada pasien dengan hipertensiMetode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan analitik dan pendekatan cross sectional, populasinya seluruh pasien dengan hipertensi dengan sampel sebanyak 139 dengan simple random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner data dianalisa secara univariate dan bivariate (chi square)Hasil: Diketahui dukungan keluarga kategori negatif 58,7%, responden tidak patuh 57,2%, dan sedikit yang memiliki pemahaman diet rendah garam  (p-value=0,000), ada hubungan antara dukungan keluarga (p-value = 0,032), kepatuhan dan pemahaman  pasien terhadap diet rendah garam  pada pasien dengan hipertensiSimpulan: Ada hubungan dukungan keluarga, kepatuhan dan pemahaman  pasien terhadap diet rendah garam  pada pasien dengan hipertensi. Saran bagi petugas kesehatan puskesmas dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan pasien dengan hipertensi tentang pentingnya diet rendah garam.


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 449
Author(s):  
Fadhita Rizkilla ◽  
Riski Novera Yenita

<p><em>This study aims to determine the Relationship of the house physical condition and behavior of family with incident of Acute Respiratory Infection (ARI) in the workplace UPTD Health center Siak district Siak. This type of research is quantitative with cross sectional design. This research was conducted toward community inthe workplace UPTD Health center Siak especially Kampung Rempak Village with a sample of 302 house. The sampling technique in this study using the simple random sampling. The data were analyzed by Chi Square statistic test on house physical condition on the occurrence of ARI value of p value 0,002 ≤ value of α (0,05) and family behavior toward ISPA value p value 0,001 ≤ value α (0,05), hence can be drawn conclusion that there is a significant relationship between independent variable and dependent variable. If p value&gt; α value (0,05,  it can be concluded that there is a significant relationship between the independent variabel and dependent variabel. Whereas if the p value &gt; α value (0,05) it can be concluded that there is no relationship between the independent variabel and dependent variabel. The conclusion of this discussion there is his relationship of the house physical condition and behavior of family with incident of Acute Respiratory Infection (ARI) in the workplace UPTD Health center Siak district Siak.</em></p><p><em><br /></em></p><p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Siak Kabupaten Siak. Jenis penelitian ini adalah <em>kuantitatif </em>dengan desain <em>Cross Sectional</em>. Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Siak khususnya kelurahan Kampung Rempak dengan sampel 302 rumah. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan <em>simple random sampling.</em> Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik <em>Chi Square</em> pada kondisi fisik rumah terhadap kejadian ISPA nilai p value 0,002 ≤ nilai α (0,05) dan perilaku keluarga terhadap kejadian ISPA nilai p value 0,001 ≤ nilai α (0,05), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel independen dan variabel dependen. Jika p value &gt; nilai α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel independen dan dependen. Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan ini adanya hubungan kondisi fisik rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Siak Kabupaten Siak.</p>


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 79-88
Author(s):  
Elly Daziah ◽  
Sri Rahayu

Latar Belakang: Angka prevalensi hipertensi akan terus meningkat secara global dan diprediksikan pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia akan mengalami hipertensi. Hipertensi yang tidak mendapatkan penanganan yang baik akan menyebabkan komplikasi yang merupakan penyebab kematian nomor 5 pada semua kelompok umur. Agar terhindar dari komplikasi maka dibutuhkan dukungan keluarga untuk melakukan perawatan hipertensi.Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku perawatan hipertensi yang dilakukan oleh keluarga di rumah.Metode Penelitian: desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional digunakan dalam penelitian ini. Sampel yang bersedia menjadi responden sejumlah 35 responden dengan teknik simple random sampling. Uji Chi-Square digunakan untuk menganalisa data.Hasil: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan perilaku perawatan hipertensi yang dilakukan oleh keluarga di rumah dengan nilai p-value = 0,003. Sedangkan bentuk dukungan keluarga yang berhubungan dengan perilaku perawatan hipertensi yang dilakukan oleh keluarga di rumah adalah dukungan instrumental (p-value = 0,001), dukungan informasi (p-value = 0,000) dan dukungan emosional (p-value = 0,004). Jadi dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan hipertensi di rumah.Kata kunci: dukungan keluarga, hipertensi, perilaku perawatan AbstractBACKGROUND: Hypertension prevalence rates will continue to increase globally and it is predicted in 2025 as many as 29% of adults worldwide will experience to have hypertension. Hypertension with inadequate treatment will cause complications which is the number fifth cause of death in all ages. In order to avoid complications, family support was required to treat hypertension. OBJECTIVE: To determine the relationship between family support and caring behavior of hypertension by families at homeMETHODS: Correlational research design with cross sectional approach was used. A sample of 35 respondents willing to join by simple random sampling. Chi-Square Test was used to analyze the data. RESULTS: There was a significant relationship between family support and caring behavior of hypertension by families at home with value p-value = 0,003. While the domain of family support which related to the caring behavior of hypertension are instrumental support (p-value = 0,001), informational support (p-value = 0,000) and emotional support (p-value = 0,004). Finally, it can be concluded that family support have to be considered in treating hypertension at home.Keywords:  caring behavior, family support, hypertension


2021 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 6073
Author(s):  
Atni Primanadini ◽  
Cast Torizellia ◽  
Lisa Setia

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia yang disebabkan oleh virus Sars Cov-2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan perilaku gerakan mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker terhadap angka kejadian Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Indrasari yang berjumlah 5444 orang, sampel sebanyak 400 responden dengan tehnik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan ada pengaruh yang antara pengetahuan (p-value= 0,000, OR=0,18) dan perilaku (p-value=0,000, OR=0,29) gerakan 3M terhadap angka kejadian Covid-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku gerakan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak terhadap angka kejadian Covid-19


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 36-42
Author(s):  
Yeviza Puspitasari

Hyperbilirubinemia is one of the clinical phenomena most often found in neonates occurring in the first week of life, which is also one of the factors causing infant death is influenced by the immature liver function of the baby to process erythrocytes (red blood cells), resulting in the accumulation of bilirubin. The purpose of this study was to determine the relationship of birth weight of infants with the incidence of hyperbilirubinemia in RSUD dr. Ibnu Soetowo Baturaja Ogan Komering Ulu Regency in 2019. This study uses analytic methods with a cross-sectional approach. The study population was all infants aged 0-7 days in the neonatal room at RSUD dr. Ibnu Soetowo Baturaja Ogan Komering Ulu Regency in 2019, with a random sampling. Data analysis uses univariate analysis and bivariate analysis using distribution tables and Chi-Square statistical tests, with a 95% confidence level. In the univariate analysis, of 203 respondents found 26.5% had hyperbilirubinemia and those without hyperbilirubinemia 72.5%, 24.6% of infants with LBW and non-LBW infants 75.4%. Bivariate analysis showed that there was an LBW relationship with the incidence of hyperbilirubinemia (p-value 0,000).


2020 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Festy Ladyani Mustofa ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Bonita Megamelina

Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit demam tifoid sangat erat kaitannya dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan rumah. Namun, terdapat faktor determinan lain yang memengaruhi seperti agen, host (usia, jenis kelamin, riwayat demam tifoid, pendidikan), dan lingkungan. Mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada pasien rawat inap di rumah sakit pertamina bintang amin bandar lampung tahun 2018. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan desain studi kasus potong silang. Teknik pengambilan sample berupa simple random sampling. Instrument penelitian berupa rekam medik. Data dianalilis dengan uj Chi-square. Menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia (p=0.025, OR= 2.49), jenis kelamin (p=0.026, OR=2.29), pendidikan (p=0.020, OR=2.28) dan riwayat demam tifoid sebelumnya (p=0.028, OR=3.59). Terdapat hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, pendidikan dan riwayat demam tifoid sebelumnya dengan kejadian demam tifoid dengan p-value 0.05. Faktor yang paling mempengaruhi yaitu riwayat demam tifoid.


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Norhalida Rahmi ◽  
Syamsul Arifin ◽  
Endang Pertiwiwati

ABSTRAKSkabies merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei var hominis (Sarcoptes sp.). Penularan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Salah satu dampak kejadian skabies yaitu personal hygiene yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit skabies pada santri Wustho di Pondok (SMP) Pesantren Al-Falah Putera Banjarbaru. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional.Tteknik sampling menggunakan probality sampling dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh santri wustho kelas 1 yang berasrama sebanyak 341 santri. Sampel yang digunakan ada 184 santri yang berasrama.H asil analisis didapatkan personal hygiene baik terkena skabies 24% dan personal hygiene baik tidak terkena skabies 76%. Personal hygiene buruk terkena skabies 53% dan personal hygiene buruk tidak terkena skabies 47 %. Hasil uji chi- square didapatkan nilai= 0,000 (r) = 12.590. Kesimpulan penelitian ini personal hygiene berhubungan dengan kejadian skabies. Hygiene perseorangan merupakan salah satu usaha yang dapat mencegah kejadian skabies.Kata- kata kunci : personal hygiene, skabies, pesantren.ABSTRACTScabies is a contagious infectious disease caused by infection and sensitization by Sarcoptes scabei var hominis mites (Sarcoptes sp.). transmission can occur directly and indirectly. one of the effects of scabies is poor personal hygiene. To determine the correlation personal hygiene with incidence of scabies in Islamic boarding Wustho students (SMP) Al Falah Putera Banjarbaru. This study was a correlational study with cross-sectional approach, using sampling techniques probality sampling with simple random sampling. The population was all studentswere Islamic boarding wustho in first class as many as 341 students. Total respondent were 184 students in Islamic boarding. Analysis of the Personal hygiene exposed to scabies 24% good, good personal hygiene was not affected by scabies 76%. Personal hygiene badly affected by scabies 53%, poor personal hygiene was not affected by scabies 47%. Result of correlation chisquare test p value = 0.000 and (r) = 12.590. personal hygiene associated with the incidence ofscabies. Personal hygiene was one of effort that can prevent the incidence of scabies.Keywords: personal hygiene, scabies, islamic boarding.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 66
Author(s):  
Yusmawarnita Zai ◽  
Kandrinus Bu’ulolo ◽  
Novy Fajariani ◽  
Yasozatulo Hulu ◽  
Ruslan Efendi Gulo ◽  
...  

Stroke is a condition where a part of the brain is suddenly disturbed which is caused by a lack of blood supply, which causes an inhibition of metabolic processes. As a result of a stroke affects the psychological function of the patient, so the patient feels his level of self-esteem decreases or is low. The role and support of families play an important role in the rehabilitation process to provide health services for stroke patients. The aim is to find out the relationship of family support with the level of self esteem (self-esteem) in stroke patients at the Royal Prima Medan Hospital in 2019. The design used a "cross sectional study" approach with a population of 2,690 people. Samples were stroke patients at RSU Royal Prima medan, as many as 25 respondents using accidental sampling techniques and questionnaires as research instruments. The test used is the chi-square test. The results of the study Based on the chi-square test found p value (<0.05) statistically shows that there is a relationship between family support and the level of self esteem (self-esteem) in stroke patients specifically there is a relationship between informational support (p-value = 0.009), assessment support (p-value = 0.003), Instrumental support is obtained (p-value = 0.009), Emotional support (p-value = 0.004) with the level of self esteem (self-esteem) in stroke patients. This research shows that good family support will positively impact the level of self esteem (self-esteem) in stroke patients.


2015 ◽  
Vol 2 (6) ◽  
pp. 278-282
Author(s):  
Rina Yulviana

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sulit dihentikan, serta memberikan dampak buruk bagi perokok maupun orang-orang disekitarnya. Survei World Health Organizatio (WHO), kematian remaja pada tahun 2030 mencapai 10 juta orang per tahunnya. Sedangkan di Indonesia berdasarkan survey Demografi Universitas Indonesia sebanyak 427.948 orang remaja meninggal rata-rata per tahunnya akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh rokok, Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor uang saku, ayah perokok, dan teman sebaya perokok dengan kebiasaan merokok pada remaja putra di SMA Negeri 6 Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan desain crossectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA Negeri 6 Pekanbaru berjumlah 390 orang dengan besar sampel 131 orang. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Uji statistic menggunakan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh dari 131 responden, 63 orang (48,1%) memiliki kebiasaan merokok, 38 orang (44,2%) memiliki pengetahuan tinggi tentang rokok dengan p value 1,6, 36 orang (59%)  berhubungan  uang saku dengan p value 0,03, 54 orang (56,3%) berhubungan ayah perokok dengan p value 0,04, 45 orang (57,7%) berhubungan teman sebaya perokok dengan p value 0,01. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara uang saku, ayah perokok, dan teman sebaya perokok dengan kebiasaan merokok pada remaja putra kelas X dan XI di SMA Negeri 6 Pekabaru.


2017 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 108 ◽  
Author(s):  
Diny Vellyana ◽  
Arena Lestari ◽  
Asri Rahmawati

<p>All of the nursing intervention in hospital was not certainly be positively accepted by patients. People ability has different, so that can arise the stress condition or anxiety. The prevalence of anxiety in America were more than 28%. The age who get anxiety were 9-17 years, 13% age of 18-54 years, 16% age of 55 and 11.4%  of elderly. Women have risk to anxiety, two times than man. This study was to know the factors that related to anxiety level in Preoperative patient in Mitra Husada Hospital, Pringsewu, in 2016. The method of this study was a correlation with using cross sectional approach. The population were 58 respondents. Technique of sampling was using accidental sampling. Data were analyzed by univariat and bivariat using Chi square. The result showed that there were a relationship of gender, age, and economic status (p-value&lt;0.05) and there were not a relationship of level of education variable (p-value&gt;0.05) with the anxiety level of Preoperative patient in Mitra Husada Hospital, Pringsewu.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document