Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Keluargadengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut

2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 449
Author(s):  
Fadhita Rizkilla ◽  
Riski Novera Yenita

<p><em>This study aims to determine the Relationship of the house physical condition and behavior of family with incident of Acute Respiratory Infection (ARI) in the workplace UPTD Health center Siak district Siak. This type of research is quantitative with cross sectional design. This research was conducted toward community inthe workplace UPTD Health center Siak especially Kampung Rempak Village with a sample of 302 house. The sampling technique in this study using the simple random sampling. The data were analyzed by Chi Square statistic test on house physical condition on the occurrence of ARI value of p value 0,002 ≤ value of α (0,05) and family behavior toward ISPA value p value 0,001 ≤ value α (0,05), hence can be drawn conclusion that there is a significant relationship between independent variable and dependent variable. If p value&gt; α value (0,05,  it can be concluded that there is a significant relationship between the independent variabel and dependent variabel. Whereas if the p value &gt; α value (0,05) it can be concluded that there is no relationship between the independent variabel and dependent variabel. The conclusion of this discussion there is his relationship of the house physical condition and behavior of family with incident of Acute Respiratory Infection (ARI) in the workplace UPTD Health center Siak district Siak.</em></p><p><em><br /></em></p><p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Siak Kabupaten Siak. Jenis penelitian ini adalah <em>kuantitatif </em>dengan desain <em>Cross Sectional</em>. Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Siak khususnya kelurahan Kampung Rempak dengan sampel 302 rumah. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan <em>simple random sampling.</em> Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik <em>Chi Square</em> pada kondisi fisik rumah terhadap kejadian ISPA nilai p value 0,002 ≤ nilai α (0,05) dan perilaku keluarga terhadap kejadian ISPA nilai p value 0,001 ≤ nilai α (0,05), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel independen dan variabel dependen. Jika p value &gt; nilai α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel independen dan dependen. Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan ini adanya hubungan kondisi fisik rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Siak Kabupaten Siak.</p>

Author(s):  
Tirta Anggraini, Sri Susanti Tirta Anggraini, Sri Susanti

ABSTRAK Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinya kehamilan. Kontrasepsi hormonal yaitu suntik, pil dan AKDR. Penggunaan kontrasepsi suntik sering menimbulkan perubahan pada siklus menstruasi. Pola menstruasi tergantung pada lamanya penggunaan kontrasepsi suntik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhea di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2015. Metode penelitian pada penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah populasi sebanyak 400 responden. Tehnik pengambilan sampel  menggunakan simple random sampling. sampel penelitian ini sebanyak 88 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian amenorhea pada akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan ≤ 1 tahun (40,9%) lebih rendah dibandingkan dengan akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan > 1 tahun 78,8 %. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,002 ( p < 0,05 ) maka disimpulkan hasil tersebut terdapat hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhea. Diharapkan tenaga kesehatan meningkatkan konseling pada akseptor KB suntik kmengenai efek samping yang akan terjadi sehingga akseptor dapat mengerti dan paham mengenai kontrasepsi yang akan digunakan.   ABSTRACT Contraception is effort to prevent pregnancy. Contraception hormonal that is inject, pil, implan. The usage of inject contraception often cause generate changes on menstruation cycle. The change pattern of menstruation cycle depends on periode of using inject contraception. The aim of this research is to know the correlation between duration of 3 month injection contraceptive using with amenorhea incidence at Kertapati Public Health Center Palembang in 2015. Research method on this study used analitic survey with cross sectional approach, whit that is four hundred respondents as population. Sampling techniques by using simple random sampling on 88 respondents. Data collection technique used questionaire. Data analysis used in this research was Chi Square test analiysis. The result of the research indicate that the occurence of amenorhea on mothers consumer of inject contraception ≤ 1 year was (40,9%) lower than while > 1 year was counted (78,8%). Statistical test results obtained p value  (0,002) (p ≤ 0,05). Then concluded that the results there is correlation between duration of 3 month injection contraceptive using with amenorhea at Kertapati Public Health Center Palembang in 2015. Suggestion to health provider to gives counseling for the acceptor about side affect so the clien will understand about contraception.  


2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 110-117
Author(s):  
Wahid Tri Wahyudi ◽  
Risa Herlianita ◽  
Deswiyan Pagis

Family support, adherence and understanding of a low-salt diets among patients with hypertensiveBackground: Hypertension is a disorder of the blood vessels that results in the supply of oxygen and nutrients carried by the blood blocked to the tissues of the body that needs it. Based on data from the Gedong Air Health Center, it is known that from 2015 to 2018 the incidence of hypertension fluctuated, wherein 2016 it amounted to 1962 cases but in 2017 it increased to 2814 cases and in 2018 the incidence of hypertension was 3102 cases.Purposes: Knowing the relationship of family support, adherence, and understanding of a low-salt diet among patients with hypertensiveMethod: A quantitative research designed with analysis by cross-sectional approach and the population was patients with hypertensive with a sample of 139 as respondents by simple random sampling. Collecting data by questionnaires and Analysing data used Univariate and Bivariate (Chi-Square).Results: Finding that the patient has negative family support was 58.7%, the patient was noncompliant to a low-salt diet .57.2%, and few patients have an understanding of a low-salt diet. There is a relationship between the understanding of a low-salt diet (p-value = 0.000), family support (p-value = 0.032) and compliance with a low-salt diet among patients with hypertensive.Conclusion: There is a relationship of understanding of low-salt diets, family support and compliance to a low-salt diet among patients with hypertensive. Suggestions for  health workers in providing health education to families and patients with hypertensive about the importance of low salt diets in the management of hypertensionKeywords: Family support; Compliance; Understanding; Low-salt diet; Hypertensive. Pendahuluan: Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya. Berdasarkan data dari Puskesmas Gedong Air, diketahui bahwa dari tahun 2015 – 2018 kejadian hipertensi mengalami fluktuatif , dimana tahun 2016 sebesar 1962 kasus namun di tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi sebesar 2814 kasus dan di tahun 2018 kejadian hipertensi sebesar 3102 kasus.Tujuan: Diketahui hubungan dukungan keluarga, kepatuhan dan pemahaman  pasien terhadap diet rendah garam  pada pasien dengan hipertensiMetode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan analitik dan pendekatan cross sectional, populasinya seluruh pasien dengan hipertensi dengan sampel sebanyak 139 dengan simple random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner data dianalisa secara univariate dan bivariate (chi square)Hasil: Diketahui dukungan keluarga kategori negatif 58,7%, responden tidak patuh 57,2%, dan sedikit yang memiliki pemahaman diet rendah garam  (p-value=0,000), ada hubungan antara dukungan keluarga (p-value = 0,032), kepatuhan dan pemahaman  pasien terhadap diet rendah garam  pada pasien dengan hipertensiSimpulan: Ada hubungan dukungan keluarga, kepatuhan dan pemahaman  pasien terhadap diet rendah garam  pada pasien dengan hipertensi. Saran bagi petugas kesehatan puskesmas dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan pasien dengan hipertensi tentang pentingnya diet rendah garam.


Author(s):  
Lili Andriani Lili Andriani

ABSTRACT Upper respiratory tract infection is an acute inflammation of upper and lower respiratory tract caused by the infection with microorganisme or bacteria, viruses or reketsia without or accompanied by inflamation of the lung parenchyma and the entry of microorganisme. The purpose of this study to dtermine the relationship between economic status and education mother with ISPA accident at 4 Ulu Health Center Palembang Tahun 2011. This study uses survey methods Cross Sectional analitic approach. Sampling is conducted in a random sistem with simple random sampling technique. The population in this study was all mother who brought their babies coming to 4 Ulu Health Center Palembang Tahun 2011 with a sample size of 158 Responden. The result of data analysis shows the majority of respondens who suffer with ISPA accident is 56,2 % and the majority of responden who suffer not with ISPA accident is 43,7 %. The responden with low education is 53 responden ( 59,5 % ). And responden with Low economic status same with low education is 53 responden ( 59, 5 % ). From the Chi-Square statistical test, we find a significant association between economic status with the ISPA accident where ( p value = 0,000 ) and also education with ISPA accident where ( p value = 0,045 ). The reserch is expected for the heath care providers would be able to provide information about the importance of handling and prevention of respiratory infection the in infants.   ABSTRAK Infeksi Saluran Pernafasan Atas adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru dan masuknya mikroorganisme dalam saluran pernafasan yang menimbulkan gejala penyakit yang berlangsung sampai 14 hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status ekonomi dan pendidikan dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas 4 Ulu Palembang Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara random dengan tehnik simple random sampling. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang membawa balita datang berobat ke Puskesmas 4 Ulu Palembang Tahun 2011. Sampelnya berjumlah 158 responden. Hasil analisis data menunjukkan responden yang menderita ISPA sebesar 56,3 % dan yang tidak menderita ISPA sebesar 43,7 %. Responden yang berpendidikan rendah sebesar 53 responden ( 59,5 ) dan responden dengan status ekonomi rendah sebesar 53 responden ( 59,5 ). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-Square didapatkan adanyan hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan kejadian ISPA pada balita dimana ( p value = 0,000 ) dan pendidikan dengan kejadian ISPA pada balita dimana (p value = 0,045 ). Melalui penelitian ini diharapkan para petugas kesehatan dapat memberikan penenyuluhan tentang pentingnya penanganan dan pencegahan ISPA pada balita.  


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 262-269
Author(s):  
Putri Aisyah Mirza ◽  
Delmi Sulastri ◽  
Dessy Arisany

Latar Belakang: Stunting adalah salah satu masalah gizi yang sering dijumpai pada anak. Stunting dapat menimbulkan gangguan pada pertumbuhan fisik serta perkembangan mental dan kecerdasan. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara panjang badan lahir dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak usia 7-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional pada anak usia 7-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang yang dipilih melalui simple random sampling. Data yang digunakan adalah data hasil wawancara kuesioner dan hasil pengukuran panjang badan anak menggunakan infantometer. Analisis data dilakukan dengan uji chi square. Hasil: Penelitian ini menemukan total 78 anak dengan prevalensi stunting sebanyak 22 (28,2%), anak yang memiliki panjang badan lahir kurang sebanyak 28 (35,9%), dan anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 45 (57,7%). Analisis uji statistik menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara panjang badan lahir dengan stunting (p-value = 0,464; 95% CI: 0,19-1,70), dan hubungan yang tidak signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting (p-value = 0,681; 95% CI: 0,51-3,89). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara panjang badan lahir dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting.     Kata kunci:  stunting, panjang badan lahir, ASI eksklusif   Background: Stunting is one of nutritional problems that commonly found in children. Stunting could affect to physical growth and also mental and intelligence development. Objective: To determine the association of birth length and exclusive breastfeeding with stunting in children aged 7-24 months in the working area of Seberang Padang Public Health Center. Methods: This is an observasional study used a cross sectional approach on children aged 7-24 months in the working area of Seberang Padang Public Health Center who were selected by simple random sampling. Data was collected from administered questionnaire and measurement of height using infantometer. Data was analyzed by chi square test. Results: We found total 78 children with prevalence for stunting was 22 (28,2%), children had short birth length was 28 (35,9%), children had not gotten exclusive breastfeeding was 45 (57.7%). Statistical analysis showed no significant relationship between birth length and stunting (p-value = 0,464; 95% CI: 0,19-1,70), and no significant relationship between exclusive breastfeeding and stunting (p-value = 0,681; 95% CI: 0,51-3,89). Conclusion: There was no significant relationship between birth length and given exclusive breastfeeding with stunting. Keyword: stunting, birth length, exclusive breastfeeding


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 56-63
Author(s):  
Devita Febriani Putri ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Jovita Mutiara Saragih

Community knowledge and behavior towards Aedes aegypti larvae presence : Vector of dengue hemorrhagic feverBackground: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by dengue virus which is transmitted through mosquitoes, especially Aedes aegypti and Aedes albopictus. alternative vector control strategies are needed to prevent the spread of DHF. Public understanding of the existence of DHF vectors including Aedes aegypti mosquito larvae and behavior how to handle them has a significant influence in the control of DHF vectors.Purpose: Knowing correlation between community Knowledge and Behavior towards aedes aegypti larvae Presence : Vector of dengue hemorrhagic feverMethod: Quantitative analytic research with cross-sectional approach. A sample of 95 respondents and taken by simple random sampling and carried out at Way Kandis village-Bandar Lampung. Interview respondents with a questionnaire and home observation using the observation sheet.Results: Chi-square analysis shows that there is a significant association between community knowledge and behavior towards aedes aegypti larvae presence: Vector of dengue hemorrhagic fever with a p-value of 0.004 and  p-value of 0.023.Conclusion: There is a significant association between community knowledge and behavior towards aedes aegypti larvae presence: Vector of dengue hemorrhagic fever. The community at Way Kandis village-Bandar Lampung need more educated regarding aedes aegypti larvae follow up by local health authority.Keywords: Community knowledge; Behavior towards; Aedes aegypti larvae; Dengue hemorrhagic feverPendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Strategi pengendalian melalui vektor merupakan alternatif yang diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit DBD. Pemahaman masyarakat tentang keberadaan vektor DBD diantaranya jentik nyamuk Aedes aegypti dan perilaku cara menanganinya memberikan pengaruh signifikan dalam pengendalian vektor DBD.Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku masyarakat dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Way Kandis.Metode: Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Tehnik sampling menggunakan simple random sampling, dengan jumlah sampel 95 responden. Pengambilan sampel dengan wawancara menggunakan kuesioner serta melakukan observasi rumah responden dengan menggunakan lembar observasi.Hasil: Analisis Chi-square menunjukan, terdapat hubungan bermakna tingkat pengetahuan masyarakat Way kandis terhadap keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti dengan p-value sebesar 0,004 dan terdapat hubungan bermakna perilaku masyarakat Way kandis terhadap keberadaan jentik jentik nyamuk Aedes aegypti  dengan p-value sebesar 0,023.Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap keberadaan jentik aedes aegypti. Masyarakat di Desa Way Kandis-Bandar Lampung perlu lebih diedukasi terkait jentik aedes aegypti yang ditindaklanjuti oleh dinas kesehatan setempat.


2021 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 6073
Author(s):  
Atni Primanadini ◽  
Cast Torizellia ◽  
Lisa Setia

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia yang disebabkan oleh virus Sars Cov-2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan perilaku gerakan mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker terhadap angka kejadian Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Indrasari yang berjumlah 5444 orang, sampel sebanyak 400 responden dengan tehnik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan ada pengaruh yang antara pengetahuan (p-value= 0,000, OR=0,18) dan perilaku (p-value=0,000, OR=0,29) gerakan 3M terhadap angka kejadian Covid-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku gerakan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak terhadap angka kejadian Covid-19


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 36-42
Author(s):  
Yeviza Puspitasari

Hyperbilirubinemia is one of the clinical phenomena most often found in neonates occurring in the first week of life, which is also one of the factors causing infant death is influenced by the immature liver function of the baby to process erythrocytes (red blood cells), resulting in the accumulation of bilirubin. The purpose of this study was to determine the relationship of birth weight of infants with the incidence of hyperbilirubinemia in RSUD dr. Ibnu Soetowo Baturaja Ogan Komering Ulu Regency in 2019. This study uses analytic methods with a cross-sectional approach. The study population was all infants aged 0-7 days in the neonatal room at RSUD dr. Ibnu Soetowo Baturaja Ogan Komering Ulu Regency in 2019, with a random sampling. Data analysis uses univariate analysis and bivariate analysis using distribution tables and Chi-Square statistical tests, with a 95% confidence level. In the univariate analysis, of 203 respondents found 26.5% had hyperbilirubinemia and those without hyperbilirubinemia 72.5%, 24.6% of infants with LBW and non-LBW infants 75.4%. Bivariate analysis showed that there was an LBW relationship with the incidence of hyperbilirubinemia (p-value 0,000).


Author(s):  
Wahyuni Herda ◽  
Insan Sosiawan A Tunru ◽  
Yusnita Yusnita

Tuberculosis is a disease of global concern. By 2015 six countries contributing to 60% of the global total are India, Indonesia, China, Nigeria, Pakistan and South Africa. China, India and Indonesia alone accounted for 45% of cases in the world.The World Health Organization (WHO)has recommended the Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) strategy for TB control by involving Drug Supervisors (PMO). It aims to achieve patient recovery, prevent transmission, and avoid drug resistant cases. This study aims to determine the relation between the roles of treatment observers (PMO) with the success of tuberculosis treatment at community health center of Johar Baru Central Jakarta in 2016.This research was conducted by Cross-Sectional non-experimental quantitative method. Population and sample are the patient of adult pulmonary and extrapulmonary tuberculosis at community health center of Johar Baru Central Jakarta in 2016. Samples are selected by using Simple Random Sampling. The data were collected by interview using questionnaire. Data analysis using SPSS with Chi-Square test.There were 45 respondents (80,4%) succeed in TB treatment and respondent with PMO roles category were 40 (71,4%). Result of statistical test using Chi-Square test obtained P value = 1,000 (> 0,05).There is no relation between the roles of treatment observers (PMO) with the success of tuberculosis treatment at community health center of Johar Baru Central Jakarta in 2016.


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Norhalida Rahmi ◽  
Syamsul Arifin ◽  
Endang Pertiwiwati

ABSTRAKSkabies merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei var hominis (Sarcoptes sp.). Penularan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Salah satu dampak kejadian skabies yaitu personal hygiene yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit skabies pada santri Wustho di Pondok (SMP) Pesantren Al-Falah Putera Banjarbaru. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional.Tteknik sampling menggunakan probality sampling dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh santri wustho kelas 1 yang berasrama sebanyak 341 santri. Sampel yang digunakan ada 184 santri yang berasrama.H asil analisis didapatkan personal hygiene baik terkena skabies 24% dan personal hygiene baik tidak terkena skabies 76%. Personal hygiene buruk terkena skabies 53% dan personal hygiene buruk tidak terkena skabies 47 %. Hasil uji chi- square didapatkan nilai= 0,000 (r) = 12.590. Kesimpulan penelitian ini personal hygiene berhubungan dengan kejadian skabies. Hygiene perseorangan merupakan salah satu usaha yang dapat mencegah kejadian skabies.Kata- kata kunci : personal hygiene, skabies, pesantren.ABSTRACTScabies is a contagious infectious disease caused by infection and sensitization by Sarcoptes scabei var hominis mites (Sarcoptes sp.). transmission can occur directly and indirectly. one of the effects of scabies is poor personal hygiene. To determine the correlation personal hygiene with incidence of scabies in Islamic boarding Wustho students (SMP) Al Falah Putera Banjarbaru. This study was a correlational study with cross-sectional approach, using sampling techniques probality sampling with simple random sampling. The population was all studentswere Islamic boarding wustho in first class as many as 341 students. Total respondent were 184 students in Islamic boarding. Analysis of the Personal hygiene exposed to scabies 24% good, good personal hygiene was not affected by scabies 76%. Personal hygiene badly affected by scabies 53%, poor personal hygiene was not affected by scabies 47%. Result of correlation chisquare test p value = 0.000 and (r) = 12.590. personal hygiene associated with the incidence ofscabies. Personal hygiene was one of effort that can prevent the incidence of scabies.Keywords: personal hygiene, scabies, islamic boarding.


Author(s):  
Juliana Widyastuti Wahyuningsih

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang berat selama kehamilan, yang terjadi pada 1‐2% dari semua kehamilan atau 1‐20 pasien per 1000 kehamilan. Hyperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan perempuan, namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi pada bayi baru lahir. Kasus kematian pada hyperemesis gravidarum terjadi sebesar 159 kematian per 1000 kelahiran di Inggris. Selain dampak fisiologis pada kehidupan klien dan janinnya, hyperemesis juga memberikan dampak secara psikologis, sosial, spiritual, dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan antara umur dan gravida dengan kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Banyuasin Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester 1 dan trimester II yang pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banyuasin Tahun 2019 berjumlah 198 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2020. Sampel penelitian diambil secara random sampling dengann teknik Simple random sampling. Analisa data menggunakan uji statistik Chi–Square dengan α (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan kejadian hyperemesis gravidarum dengan P value (0,604) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian hyperemesis gravidarum dengan P value (0,972). Saran bagi rumah sakit dapat dijadikan masukan dalam mengupayakan pengembangan tatalaksana asuhan kebidanan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada kasus-kasus yang berhubungan dengan kejadian hyperemesis gravidarum


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document