<p><em>T</em><em>raditional use zones (TUZ) of Misool </em><em>is located </em><em>within the marine protected area</em><em> of Misool which has high marine biodiversity, especially coral and reef fish. </em><em>Regulating the use of fishing gears in</em><em> TUZ of Misool</em><em>,it is essential to ensure the sustainability of </em><em>marine</em><em> ecosystems and fisheries in the region. The objective of this study isto determine the suitability of fishing gear inthe depth zone of less than 50 m and more than 50 m in Misool TUZ, Raja Ampat. </em><em>The fishing gear suitability was assessed based on bioecological, social, and legal aspects. </em><em>The method used in this research was analytic hierarchy process (AHP) whichderivesthe priorities</em><em>for </em><em>criteria and alternative fishing gear using expert judgment. The results of the analysis showed that fishing gear</em><em>s</em><em> that wasmost appropriate </em><em>to be </em><em>operated in the zone which has thewater depth of less than 50 m was handline. T</em><em>he most </em><em>decisive criteria for thiswasthat the fishing gear was undestructive to coral reef ecosystem and seagrass ecosystem. In addition,</em><em>fishing gears that were suitable in</em><em>the zone with depth </em><em>more</em><em> than 50 m were trolline and handline</em><em>, </em><em>and </em><em>the most </em><em>decisive criteria wasthe availability of fish target and not causing conflict between fishermen. On the other hand gillnet and liftnet had a low compatibility to be used in both zones.</em><em></em></p><p><strong><em>Keywords:</em></strong><strong><em> </em></strong><em>Analytic hierarchy process</em><em>, marine protected area,</em><em>Misool Raja Ampat</em><em>,</em><em>suitability of fishing gear, </em><em>t</em><em>raditional use zones </em></p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p class="Abstrakisi">Zona pemanfaatan tradisional (ZPT) Misool terletak di dalam kawasan lindung laut Misool yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi, terutama ikan dan terumbu karang. Oleh karena itu,pengaturan penggunaan alat tangkap ikan di ZPT Misool sangat penting untuk menjamin keberlanjutan ekosistem laut dan perikanan di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian alat tangkap untuk dioperasikan di zona perairan pada kedalaman kurang dari 50 m dan lebih dari 50 m di ZPT Misool, Raja Ampat. Kesesuaian alat penangkapan ikan dinilai berdasarkan aspek bioekologi, sosial dan legal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode <em>Analytical Hierarchy Process</em> (AHP) dengan pembobotan terhadap kriteria dan alternatif alat tangkap menggunakan penilaian pakar. Hasil analisis menunjukkan bahwa alat tangkap yang paling sesuai digunakan di zona perairan pada kedalaman kurang dari 50 m adalah pancing ulur, dengan kriteria yang paling menentukan adalah tidak merusak ekosistem terumbu karang dan ekosistem padang lamun. Kemudian pada zona perairan pada kedalaman lebih dari 50 m, alat tangkap yang sesuai digunakan adalah pancing tonda dan pancing ulur, dengan kriteria yang paling menentukan adalah ketersediaan target ikan dan tidak menimbulkan konflik antara nelayan. Alat tangkap jarring insang dan bagan perahu memiliki kesesuain yang rendah untuk digunakan dikedua zona.</p><strong>Kata kunci:</strong> <em>Analytical Hierarchy Process,</em>kesesuaian alat tangkap, zona pemanfaatan tradisional, <em>Marine Protected Area</em><em>, </em>Misool Raja Ampat