MASA : Journal of History
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

12
(FIVE YEARS 12)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM IKIP PGRI Pontianak

2685-3736

2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Ika Rahmatika Chalimi

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan model pembelajaran berbasis multikultural melalui analisis studi literatur dan survei lapangan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan (1) Studi literatur yang dilakukan meliputi dua hal yaitu analisis kurikulum dengan mengkaji Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 mengenai kurikulum 2013 untuk mengetahui kebutuhan kurikulum pada mata pelajaran sejarah terkait model pembelajaran dan analisis teoretis dengan mengkaji beberapa literatur mengenai model pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran sejarah yang digunakan dalam mendukung pengembangan model pembelajaran berbasis multikultural. (2) Survei lapangan dilakukan melalui wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Negeri 2, Sekolah Menengah Atas Negeri 8 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Kota Pontianak. Pada intinya guru telah melaksanakan pembelajaran berbasis multikultural, tetapi tidak didasari pada pemahaman pelaksanaan pendidikan multikultural. (3) Dirumuskan sintak model pembelajaran berbasis multikultural.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> analisis kebutuhan; model pembelajaran; multikultural; mata pelajaran sejarah;</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>This research aims to analyze the needs of multicultural based learning through analysis of literature studies and field survey. The research was done with a descriptive qualitative approach. Data collection technique used literature studies and interviews. The data analysis used descriptive analysis. The results of research show: (1) the literature study was done includes two things, curriculum analysis reviewing The Minister of Education and Culture Regulation 2016 about the 2013 curriculum which is done to know the needs of curriculum in historical subjects related to the multicultural based learning model and teorethical analysis reviewing some literature about the model of learning and the characteristics of historical subjects use in support of development multicultural based learning. (2) The field surve y is done by interview history teachers on senior high school 2, senior high school 8 and senior high school 9 of Pontianak. Basically the teachers have done multicultural learning process but they not aware about understanding the implementation of multicultural education (3) The formulation of multicultural based learning syntax.</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> needs analysis; based learning; multicultural; historical subjects;</em>


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Haris Firmansyah

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yakni: (1) Mengetahui apa sajakah Heritage yang terdapat di Kota Pontianak, bagaimana guru memanfaatkan Heritage kota Pontianak sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah, apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam memanfaatkan Heritage kota Pontianak sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah. Penelitian ini dilakukan pada SMA se-kota Pontianak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan yang digunakan yakni kualitatif. Hasil penelitian adalah 1) Heritage Kota Pontianak dapat kita klasikasikasikan menjadi tiga bagian yakni: Islam, Hindia-Belanda dan Cina Identifikasi 2) Dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah beberapa SMA di Kota Pontianak telah memanfaatkan heritage sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarahnya. Namun pemanfaatan heritage tersebut belum digunakan secara maksimal. Dan 3) Factor pendukung utama adalah dukungan dari sekolah Yang kedua adalah sambutan baik dari lokasi heritage yang dikunjungi. Dan faktor penghambat dalam pelaksanaan adalah transportasi, Pendanaan, dan  materi yang didapat terbatas.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>heritage</em>; Pontianak; guru dan siswa;</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>The objectives of this research are: (1) Knowing what Heritage is in Pontianak City, how teachers use Pontianak City Heritage as a source of learning in history learning, what are the supporting and inhibiting factors in utilizing Pontianak City Heritage as a source of learning in history learning. This research was conducted at high schools throughout Pontianak. The research method used in this research is a descriptive study with the approach used that is qualitative. The results of the study are 1) Pontianak City Heritage can we classify it into three parts namely: Islam, Dutch East Indies and Chinese Identification 2) In the implementation of historical learning several high schools in Pontianak have used heritage as a source of learning in learning history. But the use of heritage has not been used to its full potential. And 3) The main supporting factor is support from the school. The second is good reception from the heritage sites visited. And the inhibiting factors in the implementation are transportation, funding, and the material obtained is limited.</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> heritage; Pontianak; teachers and students;</em>


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Susanto T Handoko

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Diskursus tentang Papua yang dikembangkan selalu dikaitkan dengan tiga isu utama yang saling berkelindan yaitu konflik, politik, dan sumber daya alam. Padahal Papua memiliki kekayaan kearifan lokal yang luar biasa. Pendekatan penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi. Penelitian ini juga didukung metode sejarah yang meliputi: penelusuran sumber sejarah, kritik sumber, interpretasi dan eksplanasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearfian lokal Papua dalam bentuk <em>Para-Para Adat,</em>  <em>Tikar Adat,  </em> <em>Bakar Batu</em> dan <em>Bayar Kepala</em>, memberikan nilai budaya kepada tatanan hidup dan relasi sosial. Kearifan lokal yang menjadi modal sosial  untuk membangun dan mengembangkan perdamaian di Papua. Modal sosial ini bila dibangun, dirawat, dikembangkan, dan diimplementasikan dapat menjadi wahana peredam dalam menyelesaikan konflik yang terjadi. Keberagaman di Papua baik suku bangsa, ras, agama, budaya, dan lainnya menjadi sisi positif dalam menggerakkan pembangunan untuk mensejahterakan seluruh penduduk yang tinggal di Papua. Namun demikian pemberdayaan penduduk lokal dalam segala aspek kehidupan adalah hal yang paling urgen. Sehingga terjalin relasi dinamis dan sinergis antara <em>etnic</em> nasionalisme dengan <em>state</em> nasionalisme dan melahirkan serta menumbuhkembangkan <em>civic</em> nasionalisme.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> kearifan lokal; modal sosial; perdamaian; Papua;</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>The discourse about Papua that has been developed has always been linked to three main interrelated issues, namely conflict, politics, and natural resources. Though Papua has a wealth of extraordinary local wisdom. The research approach is a qualitative approach to phenomenological research design. This research is also supported by historical methods which include: tracing historical sources, source criticism, interpretation and explanation, and historiography. The results showed that the local wisdom  were in the form Para-Para Adat,  Tikar Adat,   Bakar Batu and Bayar Kepala, giving cultural values to the order of life and social relations. Local wisdom becomes social capital to build and develop peace in Papua. This social capital if it is built, maintained, developed and implemented can be a vehicle of silencing in resolving conflicts that occur. Diversity in Papua, both ethnic groups, races, religions, cultures, and others, is a positive side in driving development for the welfare of all residents living in Papua. However, empowering local people in all aspects of life is the most urgent thing. So that there is a dynamic and synergic relationship between ethnic nationalism and state nationalism and giving birth and developing civic nationalism.</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> local wisdom; social capital; peace; Papua;</em>


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Mardiana Mardiana

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Latar belakang masalah penelitian ini adalah masuknya etnis Jawa melaui program transmigrasi. Hal ini, mengakibatkan terjadinya perkawinan campuran antar etnis Dayak dengan etnis Jawa dengan perbedaan latar belakang etnis, agama, bahasa, dan budaya   Penelitian ini bertujuan  untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi etnis Dayak dengan etnis Jawa untuk melakukan perkawinan campuran di Desa Tanjung Sari Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi. Metode penelitian ini menggunakan metode <em>case study</em> dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi etnis Dayak dengan etnis Jawa untuk melakukan perkawinan campuran di Desa Tanjung Sari, yaitu faktor ketertarikan fisik dan <em>inklusifitas</em> ( keterbukaan, fleksibilitas, toleransi,  dan kepekaan terhadap pasangan).</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> Etnis Dayak; Etnis Jawa; perkawinan campuran;</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>The background to this research problem is the inclusion of Javanese through the transmigration program. This resulted in a problem that caused mixed marriages between ethnic Dayak and Javanese with different ethnic, religious, linguistic and cultural backgrounds. This study aims to analyze the factors that influence Dayak ethnicity with Javanese ethnicity to conduct mixed marriages in Tanjung Village Sari,  This research method uses the case study method. Data collection techniques through interview, observation, and documentation. The subject of this research were intermarried couples of mixed marriage couples, parent of mixed marriages, community leader, and traditional leaders with purposive sampling technique. The results showed that the factors that influenced Dayak ethnicity with Javanese ethnicity to conduct mixed marriages in Tanjung Sari Village were factors of physical attraction and flexibility (openness, flexibility, tolerance, and sensitivity to partners).</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Dayak Ethnic; Javanese Ethnic; intermarriage;</em>


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
F. Sri Dewi Wulandari

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Dermaga Seng Hie, Fungsi Dermaga Seng Hie, dan Eksistensi Dermaga Seng Hie dimasa sekarang. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Hasil penelitian menujukan Dermaga Seng Hie sebagai Dermaga tertua yang ada di Kota Pontianak dan didirikan oleh seorang keturunan Cina bernama Tan Sheng Hie sekaligus sebagai pengusaha hasil bumi. Dermaga Seng Hie dijadikan sebagi tempat bongkar muat barang terutama barang komoditi masyarakat. Dermaga seng hie sebagai dermaga pertama di kota pontianak sebagai jalur pendistribusian barang-barang tetap digunakan hingga sekarang.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> Dermaga Seng Hie; situs sejarah; Pontianak;</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>This study aims to determine the history of the Seng Hie Pier, the function of the Seng Hie Pier, and the existence of the Seng Hie Pier in the present day. This study uses a qualitative method. The results of the study address the Seng Hie Pier as the oldest Pier in the City of Pontianak and was founded by a Chinese descent named Tan Sheng Hie as well as a crop entrepreneur. Seng Hie's dock is used as a loading and unloading place for goods, especially for community commodity goods. Seng hie dock as the first pier in the city of Pontianak as a path for the distribution of goods is still in use today.</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Dermaga Seng Hie; historical site; Pontianak;</em>


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Hera Yulita ◽  
Agus Sastrawan Noor ◽  
Yuver Kusnoto

<p class="Default" align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p class="Default">Penelitian ini berjudul “Sejarah Syair Gulung di Ketapang”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah sejarah syair gulung di Ketapang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat dan peneliti sejarah lokal yang ada di Kalimantan Barat. Penelitian ini adalah penelitian sejarah maka peneliti menggunakan metode sejarah yang ditulis dengan deskriptif analitis dengan langkah atau tahapan, yaitu : 1). Heuristik, 2). Kritik Sumber, 3). Interpretasi, 4). Historiografi. Dalam memperoleh data-data penelitian ini, peneliti menggunakan metode sumber primer, sekunder dan tradisi lisan atau folklor di dalam heuristik dengan menggunakan metode sejarah lisan.Hasil penelitian syair gulung pada awalnya hanyalah sebuah bentuk karangan atau disebut kengkarangan yang berada di Tanah Kayong, Tanah Tanjungpura yang sekarang bernama Kabupaten Ketapang. Ada juga yang menyebutnya Syair Layang karena isinya hanya selayang pandang. Lambat laun berubah menjadi syair gulung dikarenakan ditulis di atas kertas kemudian digulung dan disimpan di dalam parug burung. Isinya berupa bait-bait kata yang mengandung nasehat dan petunjuk hidup kepada masyarakat Melayu. Terdapat tiga fase syair gulung, yakni fase Kerajaan Tanjungpura yang diwakili oleh Syair Pangeran Syarif, fase kedua fase syair gulung jenaka, fase ketiga fase syair gulung berisi kritik sosial.</p><p class="Default"> </p><p class="Default"><strong>Kata kunci: </strong>sejarah, Syair Gulung, Ketapang</p><p class="Default"> </p><p class="Default" align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p class="Default"><em>The tittle of of this research is “The history of Syair Gulung”. The main problem of this research is how the history of Syair Gulung in Ketapang. The results of this research hopely could giving a contribution for the mass society and the researchers of local history studies in West Kalimantan. The research is a historical research. The methods of the research is descriptive-analitic includes four stages : 1) heuristic 2) verification 3) interpretation 4) historiography. The methodologies of research have been with a primary source, a secondary source, and oral tradition or folklore in heuristic with the oral history methods.The results of this research is in the beginning with namely of Syair Gulung is Kengkarangan, in Kayong Land, Tanjungpura Kingdom in nowdays becoming popular with Ketapang Regency. The several society knowing Syair Gulung with Syair Layang. At this time people knowing with Syair Gulung due to writed in paper and then rolled up and saved in the bird beak. The contents of Syair Gulung is a stanzas with the advice and life wisdom for Malay societies. The Syair Gulung includes three phases, such as The Tanjungpura Kingdom phase with with Syair Pangeran Syarif, The witty phase, and the social critics phase. </em></p><p class="Default"><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> history, Syair Gulung, Ketapang</em>


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Uti Mohammad Wildan ◽  
Sahid Hidayat

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Tujuan Penelitian ini adalah untuk melihat peran pers pada masa Orde Baru di Pontianak tahun 1966-1974. Metode penelitian yang digunakan adalah metod penelitian sejarah dengan langkah-langkah heuristik (Pengumpulan sumber), verifikasi (Kritik sumber), interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pers sebagai bagian dari sistem komunikasi, menempati posisi strategis dalam masyarakat Pontianak. Pers berperan sebagai jembatan komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat, serta masyarakat dengan masyarakat sendiri. Sejarah pertumbuhan pers di Pontianak telah menempatkan kekhususan posisi dan ciri-ciri khas yang melekat pada pers sebagai lembaga kemasyarakatan. Pers mempunyai peranan dalam pengawasan pembangunan nasional sebagai realisasi dari tanggung jawab sosial sebagai alat kontrol sosial. Pemerintahan Orde membutuhkan kestabilan umum dalam menjalankan roda kepemerintahan dan menjaga wibawa negara.Pada awal masa orde baru pers di Pontianak memiliki peranan membantu pemerintah dalam menertipkan gejolak serta peristiwa yang terjadi di Pontianak. Pers terlihat sebagai satu tindakan nyata dalam propaganda pemerintah. Propaganda-propaganda pembangunan- pembangunan yang dilakukan pemerintah mewarnai tajuk berita yang dimuat.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> pers, Orde Baru, Pontianak</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>The aim of this research is to look the role of pers in the new order in Pontianak, from 1966-1974. The methods of this research is a historical research includes four stages; heuristic, verification, interpretation, and historioghraphy. The results of this research show if the pers is an essential part of the communication, have a strategic position in Pontianak society. The pers is a connected from government and society. The history of pers in Pontianak was putted in central position with a special characteristic as an institution of society. The pers have a role as social control. The new order needs the stability of nation to maintain the continuity of governement. Pers is one tools of government propaganda. The propagandas of development we can see in the news printed.</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> press, Orde Baru, Pontianak</em>


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Miftahul Jannah

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Tulisan dalam jurnal ini bertujuan untuk mengetahui proses runtuhnya Khilafah Turki Ustmani tanggal 3 maret 1924 dan dampaknya terhadap kehidupan umat Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah prosedur sejarawan Untuk melukiskan kisah masa lampau berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan pada masa lampau dengan langkah-langkah penulisan sejarah sebagai berikut: (1) heuristik, (2) kritik, (3) interpretasi dan (4) historiografi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Khilafah Turki Ustmani dihancurkan dengan cara menghapus sistem kekhilafahan dan menggantinya dengan sistem republik oleh seorang keturunan yahudi yaitu Mustafa Kemal Attatur. Selama 14 abad kaum muslimin hidup dalam pemerintahan Islam yang mana diterapkan hukum-hukum Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Namun sayangnya hari itu tepatnya 3 maret 1924 secara resmi dengan bantuan Inggris, Mustafa Kemal Attaturk mengubah khilafah dengan sistem Repulik Turki dan sampai hari ini sistem tersebut masih berjalan. Runtuhnya khilafah menyebabkan munculnya persoalan kaum muslimin mulai dari kolonialisme, konflik di Negara dunia ketiga, persoalan ekonomi,politik dan sosial budaya.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> Khilafah Turki Ustmani, 3 maret 1924</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>The writing in this journal aims to find out the process of the collapse of the Ottoman Caliphate on March 3, 1924 and its impact on the lives of Muslims. The method used in this study is the historical method. Historical method is the procedure of historians to describe the story of the past based on traces left in the past by the steps of historical writing as follows: (1) heuristics, (2) criticism, (3) interpretation and (4) historiography.</em></p><p><em>Based on the research conducted, it can be concluded that: the Ottoman Caliphate was destroyed by removing the Caliphate system and replacing it with a republic system by a descendant of the Jews namely Mustafa Kemal Attatur. For 14 centuries the Muslims lived in an Islamic government which applied Islamic laws in all aspects of life. But unfortunately that day to be exact 3 March 1924 officially with the help of Britain, Mustafa Kemal Attaturk changed the Caliphate with the system of the Republic of Turkey and to this day the system is still running. The collapse of the Caliphate caused the emergence of problems of the Muslims ranging from colonialism, conflict in third world countries, economic, political and socio-cultural issues</em><em>.</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> the Caliphate of Turkish Ottoman, March 3, 1924</em>


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Thoriq Thoriq

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pendidikan Islam pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiuddin tahun 1931-1943,  pengaruh Belanda terhadap pendidikan di Sambas pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiuddin tahun 1931-1943, dan sistem pendidikan Madrasah Al-Sultaniyah. Penelitian menggunakan metode sejarah kritis yang terdiri dari empat langkah, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan Islam pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiuddin adalah berlanjutnya pendidikan Madrasah Al-Sultaniyah yang masih berorientasi dalam pendidikan agama dan berkembang menjadi Tarbiyatul Islam. Pendidikan Islam di Sambas mendapat pengaruh Belanda terlihat Sekolah Tabiyatul Islam memasukkan semua pelajaran Holland Inlandsche School (HIS) dalam kurikulumnya. Ilmu pengetahuan modern, terutama bahasa Belanda yang diterapkan di sekolah Tarbiyatul Islam dipandang sebagai alat untuk mengejar kemajuan. Sistem pendidikan formal di Sambas melalui Madrasah Al-Sultaniyah mauoun Tarbiyatul Islam menggabungkan pendidikan Islam dan Pendidikan Belanda.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> pendidikan, Sultan Mulia Ibrahim Tsafiuddin, Sambas</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>The aim of this research is to find out the islamic education in era of Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiuddin in 1931-1943, the influences of Netherland to the education in Sambas while the government of Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiuddin in 1931-1943, and the system of education Madrasah Al-Sultaniyah. The methods of this research is a historical research. The methods of the research is descriptive-analitic includes four stages; heuristic, verification, interpretation, and historiography. The results of this research show if islamic education in era of Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiuddin is the continous of the education Madrasah Al-Sultaniyah with the orientation in education of religion and developing to be Tarbiyatul Islam. Islamic education in Sambas gain the influences from Netherland, we can see from Tarbiyatul Islam included all of studied from Holland Inlandsche School (HIS) in their curriculum. The modern science, especially Dutch language in Tarbiyatul Islam seeing as a tool for gain the significant progress. The formal system of education in Sambas through Madrasah Al-Sultaniyah or Tarbiyatul Islam combining islamic education and Dutch education.</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> education, Sultan Mulia Ibrahim Tsafiuddin, Sambas</em>


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Emusti Rivashinta M ◽  
Fivi Irawani

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Tujuan penelitian untuk melihat hasil belajar siswa dan pengaruh pemanfaatan perpustakaan terdapat hasil belajar dalam pembelalajaran Sejarah dan perspektif global. Variabel bebasnya pemanfaatan perpustakaan dan variabel terikat adalah hasil belajar. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen Postest Only Control Design. Populasi penelitian sebanyak 117 mahasiswa dengan sampel 46 mahasiswa yang diambil melalui cluster random sampling. Teknik analisis data melalui uji t. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan: (1) Rata-rata hasil belajar mahasiswa tanpa memanfaatkan perpustakaan pada mata kuliah sejarah pesrpektif global pada semester IV program studi pendidikan sejarah IKIP PGRI Pontianak adalah 66,08 tergolong cukup; (2) Rata-rata hasil belajar mahasiswa dengan memanfaatkan perpustakaan pada mata kuliah sejarah pesrpektif global pada semester IV program studi pendidikan sejarah IKIP PGRI Pontianak adalah 78, 26 tergolong baik; (3) pemanfaatan perpustakaan berpengaruh terhadap hasil belajar setelah dilakukan uji hipotesis melalui uji t dengan hasil 2,42 ≤ 2,906 pada taraf signifikan 1 %. (4) besaran pengaruh pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar setelah dihitung menggunakan rumus effect size dengan nilai ES = 0,734 yang berarti memliliki pengaruh sedang.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> perpustakaan, sumber belajar, hasil belajar</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>The aim of this research is to look the learning outcomes and influence of the used of library, there is the learning outcomes in history education and global perspective. The independent variable is the used of library and the dependent variable is the learning outcomes. The methods of this research is the experiment with Postest Only Control Design. The population of research is 117 college students and the sample 46 college students with cluster random sampling. Data analysis technic with parametic statistical test. The decision of this research is (1) the average of learning outcomes from college student without used library in perspective global courses at fourth semester in history education IKIP-PGRI Pontianak, is 66,08 classified as sufficient. (2) The average of learning outcomes with used library in perspective global courses at fourth semester in history education IKIP-PGRI Pontianak is 78,26 classified as good ; (3) Based on calculations using parametic statistical test, with the decision of the hypotesis: table 2.42 &lt; 2.906 at a significance level of 1%. (4) Hypothesis of that the influences used library to learning outcomes after calculated with effect size test with ES value = 0.734 it means have a moderate rates.</em><em></em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> library, learning resource, outcomes</em>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document