PROMUSIKA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

61
(FIVE YEARS 17)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Seni Indonesia Yogyakarta

2477-538x, 2338-039x

PROMUSIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Abdul Rozaq Fathin Khusairi ◽  
Rully Aprilia Zandra ◽  
Ninik Harini

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Dau Kabupaten Malang pada pembelajaran seni budaya kelas VII. Diketahui hasil belajar dikelas VII-B berada dibawah KKM (75). Jumlah siswa yang tuntas hanya 35,48% pada materi keterampilan memainkan alat musik recorder. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar memainkan alat musik recorder pada kelas VII-B di SMP Negeri 1 Dau melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, pendekatan yang digunakan kualitatif deskriptif, subjek penelitian berjumlah 31 siswa. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dengan prosedur meliputi 4 tahap yaitu Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi,dan tes. Hasil penelitian  siklus I siswa yang nilainya tuntas di atas KKM sejumlah 54,83%, Pada siklus II siswa yang nilainya tuntas di atas KKM sejumlah 90,3%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa hingga mencapai 90,3%. This research was conducted at Dau 1 Malang Middle School in the learning of art class VII culture. It is known that learning outcomes in class VII-B are under the KKM (75). The total number of students who completed it was only 35.48% in the skill of playing a musical instrument recorder. The study aimed to improve the quality of learning outcomes in playing a musical instrument recorder in class VII-B in SMP Negeri 1 Dau through the application of atype cooperative learning model jigsaw. The research method used was Classroom Action Research, the approach used was descriptive qualitative, the research subjects were 31 students. The study was conducted in 2 cycles with the procedure covering four stages, namely planning, action, observation, reflection.Data collection techniques use observation, interview, documentation, and test techniques. The results of the first cycle of students whose grades were completed above the KKM were 54.83%, in the second cycle students whose grades were completed above the KKM amounted to 90.3%. It can be concluded that the application of thetype cooperative learning model jigsaw can improve student learning outcomes up to 90.3%.Keywords: Musical Instrument Recorder Skill, TypeCooperative Learning Model Jigsaw


PROMUSIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 83-89
Author(s):  
Adityo Legowo

Ada beragam jenis cara analisis musik namun yang selama ini lebih dikenal dan dipelajari di lingkungan penulis, adalah analisis bentuk musik. Ada cara lain dalam bidang analisis, salah satunya adalah analisis schenkerian. Melalui cara analisis tersebut maka akan didapatkan struktur tonal yang terdalam dari sebuah sistem musik tonal. Cara ini sama sekali belum umum di Indonesia untuk saat ini. Maka dari itu penulis ingin mempelajari lebih dalam mengenahi cara analisis schenkerian. Untuk materi pembahasan akan dibatasi pada karya Mauro Giuliani komposisi L’Armonia opus 148. 5 untuk gitar klasik. Adapun pertimbangan mengenahi objek pembahasan tersebut karena era keemasan musik tonal adalah jaman klasik. Karya tersebut dibuat pada waktu jaman klasik dan diciptakan oleh seorang komposer arus utama untuk musik instrumen gitar. Selain itu karya tersebut dimainkan dalam resital tugas akhir yang dilakukan oleh penulis. Sehingga harapan penulis dengan analisis karya Mauro Giuliani dapat melihat gambaran komponis gitar lainya pada era tersebut. Dgn menggunakan metode kualitatif desriptif dengan pendekatan musikologis, khususnya teori musik dapat disimpulkan bahwa bentuk background komposisi L’Armonia karya Mauro Giuliani adalah bentuk kedalaman yang merupakan hasil reduksi dari bentuk-bentuk sebelumnya. Di dalam bentuk ini terdapat interruption yang berfungsi sebagai penyela dan dikembalikan lagi ke kopfton 3 yang disebabkan oleh adanya struktur yang diulang. Bentuk tersebut dapat dilihat pada pembahasan background.There are various types of music analysis, but what has been better known and studied in the writer's environment, is the analysis of musical forms. There are other ways in the field of analysis, one of which is Schenkerian analysis. Through this method of analysis we will get the deepest tonal structure of a tonal music system. This method is not yet common in Indonesia at this time. Therefore the writer wants to learn more about the schenkerian analysis. For discussion material will be limited to the work of Mauro Giuliani the composition of L 'Armonia opus 148. 5 for classical guitar. The consideration of the object of discussion is because the golden era of tonal music is the classical era. The work was made in classical times and was created by a mainstream composer for guitar instrument music. In addition, the work is played in a final project recital carried out by the author. So the hope of the writer with the analysis of the work of Mauro Giuliani can see the picture of other guitar composers in that era. Using qualitative descriptive methods with a musicological approach, especially music theory, it can be concluded that the form of the background of L'AAmonia's composition by Mauro Giuliani is a form of depth that is the result of reduction from previous forms. In this form there is an interruption that functions as an interrupter and is returned again to Kopfton 3 caused by a repeated structure. This form can be seen in the background discussion.Keywords: schenkerian analysis; L'Oronia opus 148. 5.


PROMUSIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Asep Saepudin ◽  
Samuel Gandang Gunanto

Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan hasil perancangan model pembelajaran kendang jaipongan berbasis multimedia yang efektif untuk mempelajari motif-motif tepak kendang jaipongan. Model ini sebagai model pembelajaran kendang jaipongan yang baru dan inovatif dengan memanfaatkan multimedia dalam bentuk audiovisual. Adapun metode yang digunakan adalah observasi, perancangan, pembentukan dan sosialisasi. Model Terstruktur Berbasis Multimedia (MTBM) dalam Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan merupakan cara mempelajari kendang jaipongan berbasis multimedia secara terstruktur melalui empat tahapan yaitu Pengenalan Awal (PA), Pengenalan Dasar (PD), Praktik Pokok (PP) dan Praktik Mahir (PM).  Hasil kesimpulan diperoleh bahwa dengan terwujudnya perancangan (MTBM), maka mempelajari motif-motif tepak kendang jaipongan semakin mudah, efektif dan efisien karena dapat dilakukan di mana dan kapan saja berada tanpa harus berguru langsung ke pengendang aslinya. Hadirnya (MTBM) ini sebagai solusi terbaru cara belajar kendang jaipongan di era digital yang dapat diaplikasikan oleh seluruh pecinta dan pengajar kendang jaipongan baik dosen, mahasiswa, maupun masyarakat umum.


PROMUSIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 69-76
Author(s):  
M. Alfiah Akbar

Pembinaan dan pemeliharaan lingkungan kerja yang nyaman merupakan sasaran yang penting dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia dalam perusahaan. Salah satu upaya untuk menciptakan kenyamanan kerja karyawan adalah dengan mendengarkan musik, karena musik dapat memberikan suasana baru bagi lingkungan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis “Ada peningkatan kenyamanan kerja pada karyawan BCA saat diperdengarkan musik latar” dan mengidentifikasi tingkat kenyamanan kerja karyawan setelah mendengarkan musik serta mengidentifikasi jenis musik latar yang dapat mendukung suasana kenyamanan kerja karyawan BCA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan kuasi eksperimen. Adapun desain kuasi ekperimen yang digunakan adalah Pre-test Post-test Control Group Desain. Subjek penelitian adalah 30 orang karyawan Divisi Keuangan Bank BCA, 15 orang kelompok kontrol (KK) dan 15 orang kelompok eksperimen (KE). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner kenyamanan kerja, Hasil perhitungan menggunakan t-test menunjukkan nilai t sebesar 0,113 (p > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut berarti bahwa tidak terdapat peningkatan kenyamanan kerja yang signifikan pada kelompok kontrol. Selanjutnya melakukan uji nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan menggunakan t-test menunjukkan nilai t sebesar 0,01  (p < 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kenyamanan kerja yang signifikan pada kelompok eksperimen. Fostering and maintaining a comfortable work environment is an important target in relation to the management and development of human resources in the company. One effort to create employee work comfort is to listen to music, because music can provide a new atmosphere for the work environment. The purpose of this study is to test the hypothesis "There is an increase in work comfort for BCA employees when playing background music" and identify the level of work comfort of employees after listening to music and identify the type of background music that can support the comfort atmosphere of BCA employee work. The method used in this research is quantitative with a quasi-experimental approach. The quasi-experimental design used is the Pre-test Post-test Control Group Design. The research subjects were 30 employees of the Bank BCA Finance Division, 15 control groups (KK) and 15 experimental groups (KE). Collecting data in this study using a work comfort questionnaire, the results of calculations using the t-test showed a t value of 0.113 (p> 0.05), then Ho was accepted and Ha was rejected. This means that there is no significant increase in work comfort in the control group. Next test the pretest and posttest values in the experimental group. The results of calculations using the t-test showed a t value of 0.01 (p <0.05), then Ha was accepted and Ho was rejected. Based on the results of the analysis, it can be concluded that there is a significant increase in work comfort in the experimental group.Keywords: Background music, work comfort, moods, emotions


PROMUSIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 22-30
Author(s):  
Oriana Tio Parahita Nainggolan

The terminology of counterpoint comes from the Italian language “punctus contra punctum”. Counterpoint consists of two or more melodic lines. The basic counterpoint consisting of two melodic lines (it is usually called inventions two voices). In the study of counterpoint in Music Education Study Program at Performing Arts Faculty, Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta, the researcher found that students facing the difficulty in making inventions two voices. Regarding solve the problem, the researcher using Sibelius software as a learning media. This research is a classroom action research with the aims to increase the learning result of students in learning counterpoint by using Sibelius software. The result shows that Sibelius software can simplify and accelerate in making two-part inventions. The data obtained from students’ result in making two-part inventions and questionnaires that distribute to students at the end of the semester. In the preliminary stage, the data showed that only 6 (16, 70%) out of 36 students got excellent marks. This percentage increases until the second cycle, there are 21 (58, 33%) out of 36 students got excellent marks. This result showed the increasing of student learning outcomes in study Kontrapung II by using Sibelius software on making two-part inventions.


PROMUSIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 62-68
Author(s):  
I Wayan M. Dhamma Narayanasandhy

Setiap karya musik yang dinyanyikan, biasanya memiliki sebuah lirik yang ikut andil di dalamnya. Kebanyakan, penciptaan sebuah lirik terinspirasi dari sebuah puisi. Banyak sekali jenis-jenis puisi di dunia, salah satunya adalah puisi Sestina. Penelitian ini berjudul "Sestina dalam Sudut Pandang Estetika Monroe C. Berdsley". Puisi sestina adalah salah satu puisi kuno yang tidak memiliki unsur rima tetapi memiliki algoritma repetisi yang disebut circular of sestina. Dalam sebuah karya seni, selalu memiliki suatu estetika yang terkandung di dalamnya. Dengan meninjau lebih dalam tentang estetika, penelitian ini berfokus pada teori estetika yang dikemukakan oleh Monroe C. Berdsley. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis karya sastra sestina dalam sudut pandang teori estetika dari Monroe C. Berdsley. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan sebuah pendekatan yang menjurus pada studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan tentang ketiga unsur Intensity, Complexity, dan Unity yang terdapat dalam suatu karya sastra sestina dengan menggunakan contoh karya puisi "Sestina" yang diciptakan oleh Elizabeth Bishop. The model song is a song that is used as a medium in achieving theme based learning. The problem in the process of creating songs is the difference in students' musical abilities between the background of music education and students in the PG-PAUD Study Program. This study aims to describe the optimization of the learning process of song copyright for early childhood learning. This study uses a qualitative approach. The subjects in this study were level II students in class A, B, C, and D, totaling 59 students. This research was conducted in the even semester of the 2015/2016 academic year, with data collection techniques in the form of interviews, observation, and documentation studies. The results of the study concluded that the way to optimize the creation of "Model Song" for early childhood is through making a synopsis, implementing collaborative discussion methods, appreciation, and documenting songs in the form of CDs and books. With the right method in optimizing the learning process, it can improve the quality of songs created by students.Keywords: Optimization, Model Song, Early Childhood.


PROMUSIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 31-40
Author(s):  
Puput Meinis Narselina

Analisis dalam musik adalah pembelajaran untuk menemukan beberapa elemen – elemen musik yang pada prinsipnya meliputi semua aspek dari musik antara lain; melodi, harmoni, ritme, dinamika, dan bentuk musik. Karya tulis ini merupakan analisis bentuk musikal dan struktur lagu Tanah Airku karya Ibu Soed aransemen Joko Suprayitno untuk format duet vokal dan orkestra. Metode penelitian ini merupakan jenis metode penelitian kualitatif dengan pendekatan musikologis kepada arranger. Metode tersebut meliputi tinjauan historis, analisis bentuk musikal dan struktur aransemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk musikal dan struktur lagu Tanah Airku karya Ibu Soed aransemen Joko Suprayitno untuk duet vokal dan orkestraAnalysis of the music is learning to find some of the elements of music which in principle covers all aspects of music, among others; melody, harmony, rhythm, dynamics, and forms of music. This paper is an analysis of musical form and structure of Tanah Airku song from Ibu Soed arrangement works by Joko Suprayitno for vocal duet and orchestra format . This research method is a type of qualitative research methods with musicological approach to the arranger. The method includes a historical review, analysis of musical form and structure of the arrangement. This study aims to determine the musical form and structure of Tanah Airku song arrangement by Joko Suprayitno for vocal duet and orchestra.Keywords: Joko Suprayitno, Analysis of Arrangement of My Tanah Air Song by Ibu Soed


PROMUSIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 41-50
Author(s):  
Anon Suneko

Penelitian ini ini bertujuan untuk mengungkap beberapa hal dan permasalahan mengenai ragam kendangan jogedan wayang wong menak gaya Yogyakarta mengingat bahwa kemunculannya memiliki latar belakang  yang berhubungan dengan adanya 16 tipe karakter dalam wayang golek menak gaya Yogyakarta. Penelusuran dilakukan melalui  pengamatan yang detail terhadap intonasi, artikulasi, aksentuasi dan sekaran pada masing-masing jenis kendangan wayang golek menak dalam hubungannya identifikasi karakter tokoh beserta koreografinya. Bedhahing Ambarkustub merupakan salah satu pethilan cerita wayang golek menak yang digunakan sebagai sample penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sifat kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memaparkan adanya ragam kendangan jogedan beksa golek menak gaya Yogyakarta melalui penelusuran yang berdasarkan data-data yang otentik sekaligus menguji seberapa jauh garap kendangan jogedan dalam mendukung presentasi pertunjukan seni tari khususnya tari klasik gaya Yogyakarta. Kegiatan observasi akan mengungkap gambaran sistematis terhadap objek yang dipilih yakni wayang wong menak lakon Bedhahing Ambarkustub. Hasil penelusuran ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu karawitan khususnya gending beksan atau karawitan tari. Penulis berharap bahwa melalui penelitian secara mendalam tentang pakem kendangan jogedan menak gaya Yogyakarta ini, maka kelestarian dan perkembangan iringan wayang golek menak dapat berlangsung lebih dinamis This study aims to reveal a number of issues and problems regarding the variety of Yogyakarta-style wayang wong constraints given that its emergence has a background that relates to the existence of 16 types of characters in the puppet show that resemble the Yogyakarta style. The search was carried out through detailed observations of the intonation, articulation, accentuation and current in each type of fearful wayang golek in relation to identifying the character of the character and the choreography. Bedhahing Ambarkustub is one of the great examples of puppet stories used as a sample of this study. The method used in this research is qualitative method. The qualitative nature of this study is to explain the variety of jogedan beksa golek constraints that are Yogyakarta style through search based on authentic data while testing how far the jogedan ride is worked in supporting the presentation of dance performances, especially Yogyakarta style classical dance. Observation activities will reveal a systematic picture of the object chosen, namely the wayang wong, the play of Bedhahing Ambarkustub. These search results are expected to expand the study of karawitan science, especially music beksan or karawitan dance. The author hopes that through in-depth research on the design of the jogedan vehicle to be of the Yogyakarta style, the preservation and development of the great puppet show can take place more dynamically


PROMUSIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 51-61
Author(s):  
Agustina Ratri Probosini ◽  
Albertus Wisnu Aji Nugroh

Lagu model merupakan lagu yang digunakan sebagai media dalam mencapai pembelajaran berdasarkan tema. Yang menjadi kendala dalam proses penciptaan lagu adalah perbedaan kemampuan musikal mahasiswa antara latar belakang pendidikan musik dan mahasiswa di Prodi PG-PAUD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan optimalisasi proses pembelajaran cipta lagu untuk pembelajaran anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II di kelas A, B, C, dan D yang berjumlah 59 orang mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2015/2016, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa cara untuk mengoptimalkan penciptaan “Lagu Model” anak usia dini adalah melalui pembuatan sinopsis, pelaksanaan metode diskusi kolaboratif, apresiasi, serta pendokumentasian lagu dalam bentuk CD dan Buku. Dengan adanya metode yang tepat dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, maka dapat meningkatkan kualitas lagu yang diciptakan oleh mahasiswa. One of the weekly Eucharist Celebrations (Mass) in Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (GHKTY) Pugeran is held using the instrument of gamelan as form enculturation church music. The existence of Gita Rarya as group of karawitan, established by FX. Wiyono, who is responsible for the mass instrument is one of the froms of the process lessons. Therefore, the aim of the research is to describe the liturgical karawitan in GHKTY Pugeran applied by karawitan teens group Gita Rarya and describe the learning process of liturgical karawitan on karawitan teens group Gita Rarya. This research is a qualitative research with didactic approach. To get written data, research library method is used. Meanwhile, the methods of observation, interview, and recording used for obtain oral data. The technique of sample taking from the available population is the technique of purposive sampling. This particular technique is used to aim the advanced depth of the study. The conclusion that can be delivered is that for over 10 years, the karawitan teenagers group Gita Rarya consistently take part in the implementation of Catholic liturgy and the progress in mastering the church instrument is used, especially the  tabuhanimbal technique . Gita Rarya have high taste in musicality and their existences as pengrawit in GHKTY Pugeran is strengthen because they perform their duties with pleasure.


PROMUSIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 77-82
Author(s):  
Zefanya Lintang Nugrahaningsih ◽  
Zefanya Lintang Nugrahaningsih

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi verbal pada anak autistik dengan menggunakan lirik pada lagu anak-anak, karena diharapkan dapat meningkatnya kemampuan bekomunikasi secara verbal bagi anak autistik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan didukung dengan studi pustaka guna memberikan informasi-informasi secara lengkap tentang penelitian ini. Ada 4 tahapan yaitu: Tahapan pra-lapangan, Tahap Pekerjaan lapangan, dan Tahapan Hasil Pengumpulan Data. Subjek penelitian adalah siswa autistik di sekolah Bina Anggita Yogyakarta berjumlah 5 siswa. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pedoman observasi dan sebelumnya peneliti melakukan studi pustaka terlebih dahulu. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran lirik dalam lagu Balonku dan Pelangi-Pelangi dapat meningkatkan bahasa verbal anak autistik. Anak autistik terstimulus untuk menyanyi bersama saat dilibatkan untuk benyanyi bersama-sama. This study aims to improve verbal communication in autistic children by using lyrics on children's songs. Due to the expected increase in verbal skills for autistic children. This research is a qualitative research with case study approach and supported by literature study to provide complete information about this research. There are 4 stages: Preliminary Stage, Field Work Stage, and Data Collection Stages. Research subjects were autistic students in Bina Anggita Yogyakarta school amounted to 5 students. Data collection used in this research is using observation guideline and previous researcher do literature study first. Data analysis in this study using descriptive qualitative. The results of this study indicate that the role of lyrics in the song Balonku and Pelangi-Pelangi can improve the verbal language of autistic children. Autistic children are stimulated to sing together when involved to sing together.Keyword: Lyrics, Verbal, Autistic  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document