Panangkaran Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

68
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Al-Jami'ah Research Centre

2614-3461, 2598-3865

Author(s):  
Liana Aisyah ◽  
Arif Maftuhin

Sunan Kalijaga State Islamic University (UIN Sunan Kalijaga) Yogyakarta declared its commitment to become an inclusive university in 2007 with the establishment of its Centre for Disability Studies and Services (now Centre for Disability Services). As a higher education institution, this commitment should be reflected on its organizational structure as well as its three main missions, i.e. teaching and learning, research and publication, and community service and engagement. This study was aimed at examining and mapping UIN Sunan Kalijaga’s contribution to research and publication in the field of disability studies and inclusive education. A mixed-method approach was employed to collect data. Item pooling was conducted through literature study and structured interviews as well as focus group discussion. This was followed by a systematic content analysis to answer the main research question: in what forms has UIN Sunan Kalijaga contributed to research and publication in this field. A further analysis was conducted to examine the extent of its contribution in terms the number and kinds of research and publications and their impact to the academic world.[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menyatakan komitmennya untuk menjadi universitas inklusif pada tahun 2007 dengan pendirian Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (sekarang Pusat Layanan Disabilitas). Sebagai lembaga pendidikan tinggi, komitmen ini harus tercermin pada struktur organisasinya serta tiga misi utamanya, yaitu pengajaran dan pembelajaran, penelitian dan publikasi, serta layanan dan keterlibatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memetakan kontribusi UIN Sunan Kalijaga untuk penelitian dan publikasi di bidang studi disabilitas dan pendidikan inklusif. Pendekatan metode campuran digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data. Pengumpulan dilakukan melalui studi literatur dan wawancara terstruktur serta diskusi kelompok yang terfokus. Penelitian diikuti oleh analisis konten sistematis untuk menjawab pertanyaan penelitian utama: dalam bentuk apa UIN Sunan Kalijaga berkontribusi untuk penelitian dan publikasi dalam bidang ini. Analisis lebih lanjut dilakukan untuk memeriksa sejauh mana kontribusinya dalam hal jumlah dan jenis penelitian dan publikasi serta dampaknya terhadap dunia akademik.]


Author(s):  
Muhammad As Shadiqqy

The Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) is one of the stock indexes that calculates an average price index for types of business activities to meet sharia criteria. Macroeconomic conditions often lead to market sentiment and turmoil at ISSI. This study aims to analyze the effect of the industrial production index, sharia-compliant Indonesian bank certificates, inflation and the Rupiah Exchange Rate on the Sharia Stock Index, focuses on period of 2012 to 2018.This study based on secondary data which consist of monthly data content and the data of macroeconomic variable. The collected data was analyzed using stationarity test, granger test, co-integration test and VAR test. The variables tested in this study were IPI, SBIS, inflation and the exchange rate against ISSI variables. It is found in this study that SBIS, inflation and the exchange rate has a one-way causality relationship with ISSI. The variable that has the biggest shock effect is inflation with an effect of 2.82 percent in the second period and increased to 18.9 percent in the 10th period.[Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah salah satu indeks saham yang menghitung indeks harga rata-rata untuk jenis kegiatan bisnis yang berguna untuk memenuhi kriteria syariah. Kondisi ekonomi makro sering menyebabkan sentimen pasar dan kekacauan di ISSI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh indeks produksi industri, sertifikat bank Indonesia yang syariah, inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Saham Syariah, berfokus pada periode 2012 hingga 2018.Penelitian ini didasarkan pada data sekunder yang terdiri dari konten data bulanan dan data variabel ekonomi makro. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji stasioneritas, uji granger, uji co-integrasi dan uji VAR. Variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah IPI, SBIS, inflasi dan nilai tukar terhadap variabel ISSI. Penelitian ini menemukan bahwa SBIS, inflasi dan nilai tukar memiliki hubungan kausalitas satu arah dengan ISSI. Variabel yang memiliki efek guncangan terbesar adalah inflasi dengan efek 2,82 persen pada periode kedua dan meningkat menjadi 18,9 persen pada periode ke-10.]


Author(s):  
Bernicha Rivada

This research was conducted in Guwosari village, Kembang Putihan and Kentolan Lor hamlets. The purpose of this study is to determine the effectiveness of organizational communication training on the management of the organization of Karang Taruna Kembang Putihan and Kentolan Lor Hamlet, Guwosari Village, Pajangan, Bantul. The subjects of this study were 21 young people in Kembang Putihan and Kentolar Lor Hamlets, Guwosari Village, Bantul. By using the effectiveness test of training from Simamora (2006). The results of this study have not changed behavior in young people who have attended training.[Penelitian ini dilakukan di Desa Guwosari, Kembang Putihan, dan Kentolan Lor di Bantul Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas dari pelatihan komunikasi organisasi dan dampaknya pada pengelolaan organisasi Karang Taruna di Desa Guwosari, Kembang Putihan, dan Dusun Kentolan Lor. Subjek penelitian ini adalah 21 pemuda di tiga desa tersebut. Tingkat efektivitasnya diukur menggunakan uji efektivitas pelatihan dari Simamora (2006). Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan yang terjadi pada kebiasaan komunikasi dari organisasi pemuda dari tiga desa tersebut yang dihasilkan dari pelatihan komunikasi organisasi yang mereka hadiri.]


Author(s):  
Rosidin Rosidin

Indonesia is known for its variety of tradition. The ritual of Merti Bumi Tunggularum is among the important traditions which has not been explored in studies. This study explores the origin of Merti Bumi tradition, especially related to the community values of religious harmony. This study employs a qualitative-descriptive approach. The results of this study highlight that: (1) The tradition of Merti Bumi Tunggularum is referred to the respected figure of Kyai Tunggul Wulung, in which his death is commemorated through the ritual of annual Haul held in the community in the month of Sapar 21st. This annual haul has been developed into various traditions, including the Carnival of the Merti Bumi and some other related ceremonies. (2) The ritual of Merti Bumi reflects community’s value of religious harmony as it involves tolerance, equality and mutual cooperation among people from various religious backgrounds in the society.[Indonesia dikenal dengan keragaman tradisinya. Ritual Merti Bumi Tunggularum adalah salah satu tradisi berharga yang belum dieksplorasi dalam studi ilmiah. Penelitian ini menelusuri awal mula tradisi Merti Bumi, terutama yang beekenaan dengan nilai-nilai kerukunan umat beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Hasil dari penelitian ini mengemukakan bahwa: (1) Tradisi Merti Bumi Tunggularum merunut pada tokoh Kyai Tunggul Wulung yang sangat dihormati, yang kematiannya diperingati melalui ritual Haul tahunan yang diadakan pada bulan Sapar ke 21. Peringatan ini telah dikembangkan menjadi berbagai tradisi, termasuk upacara Merti Bumi dan upacara lainnya yang berkaitan. (2) Ritual Merti Bumi mencerminkan nilai kerukunan beragama masyarakat karena memegang teguh toleransi, kesetaraan, dan gotong royong timbal balik pada semua lapisan masyarakat dengan berbagai latar belakang agama yang berbeda-beda.]


Author(s):  
Risma Inayah ◽  
Very Julianto ◽  
Anis Khansa Qonita ◽  
Triska Adinda Dewi Sri

Indonesia is a country that is geologically located at the confluence of three tectonic plates of the world, has more than 128 active volcanoes, and around 150 rivers. This results in Indonesia being prone to experiencing disasters. The village Kiluan Negeri in Tanggamus (Lampung) is among the areas known for its high disaster risk in Indonesia. This study aims to determine the impact of campaign and education on disaster preparedness on students’ knowledge in dealing with the tsunami disaster in Kiluan Negeri. This research employs a quasi-experimental method, with one group pre-test and post-test design. The research involved subjects from the group of 35 students from junior high school in Kiluan Negeri, SATAP VII-IX SMP. The respondents were recruted through quota sampling, in which all junior high school students present were selected as research subjects. For this research, disaster preparedness training/socialization was carried out three times. Based on the results of the study, it can be concluded that the hypothesis proposed in this study was confirmed, as it is found that there is a significant impact of the training/socialization of disaster preparedness to the knowledge and awareness among students of Kiluan Negeri (0,000 <0.005). This can be seen from the data that the average of awareness/ knowledge before the socialization was only 37.5 and increased to the level of 42.1 after the process. In addition, based on subject categorization, prior to being given disaster preparedness socialization, students who had a high level of knowledge were only 77.2%, then after being given a disaster preparedness socialization, it increased to 92%. It can be concluded, therefore, that students who have high knowledge after the disaster preparedness socialization is 92%.[Indonesia adalah negara yang secara geologis terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, memiliki lebih dari 128 gunung berapi aktif, dan sekitar 150 sungai. Hal ini membuat Indonesia rawan mengalami bencana. Desa Kiluan Negeri di Tanggamus (Lampung) adalah salah satu daerah yang dikenal memiliki risiko bencana tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pelatihan dan pendidikan pada pengetahuan siswa mengenai kesiapsiagaan bencana untuk menangani bencana tsunami di Kiluan Negeri. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dengan desain satu kelompok pre-test dan post-test. Penelitian ini melibatkan 35 kelompok  siswa dari SMP di Kiluan Negeri, SATAP VII-IX SMP. Hasil dari responden diolah melalui kuota sampling, di mana semua siswa SMP yang hadir dipilih sebagai subjek penelitian. Untuk penelitian ini, pelatihan/sosialisasi kesiapsiagaan bencana dilakukan tiga kali. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dikonfirmasi, karena ditemukan bahwa ada dampak yang signifikan dari pelatihan/sosialisasi kesiapsiagaan bencana terhadap pengetahuan dan kesadaran siswa Kiluan Negeri (0,000 <0,005). Ini dapat dilihat dari data bahwa rata-rata kesadaran/pengetahuan sebelum sosialisasi hanya 37,5 dan meningkat ke level 42,1 setelah proses. Selain itu, berdasarkan kategorisasi subjek, sebelum diberikan sosialisasi kesiapsiagaan bencana, tingkat pengetahuan siswa memiliki prosentase hanya 77,2%, kemudian setelah diberikan sosialisasi kesiapsiagaan bencana, meningkat menjadi 92%. Dapat disimpulkan, bahwa siswa yang memiliki pengetahuan tinggi setelah sosialisasi kesiapan bencana adalah 92%.]


Author(s):  
Evi Margiyanti

Groda Cave is one of the caves in the Gunung Sewu Karst Area which is used by bats as a roosting place when resting during the day. This study aims to identify insectivorous bats (microchiroptera) in Groda Cave, Karst Gunung Sewu Region, Gunungkidul, Yogyakarta. This research was conducted in July 2016 in Groda Cave, Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta. Morphometric identification is based on body size and body characteristics. The method used is observation. The results of this study are the insect-eating bats found in the Groda Cave area based on morphometry, there are 3 types, namely Rhinolopus canuti, Rhinolopus affinis, and Rhinolopus pusillus.[Gua Groda terletak di Kawasan Karst Gunung Sewu di Gunung Kidul Yogyakarta yang dihinggapi kelelawar saat beristirahat di siang hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelelawar pemakan serangga (microchiroptera) di Gua Groda. Makalah ini berdasarkan data yang dikumpulkan pada Juli 2016 di Gunungkidul, Yogyakarta. Identifikasi morfometrik didasarkan pada ukuran tubuh dan karakteristik tubuh. Metode yang digunakan adalah observasi. Hasil penelitian ini menyoroti keberadaan kelelawar pemakan serangga yang ditemukan di Gua Groda. Berdasarkan morfometri, ada 3 jenis kelelawar di gua Groda, yaitu Rhinolopus canuti, Rhinolopus affinis, dan Rhinolopus pusillus.]


Author(s):  
Isfaroh Isfaroh

This study explores the ideas and thoughts of Kuntowijoyo, especially as they relate to the social construction of his thought on humanism, which is developed through three phases; externalised reality, objectified reality, and internalised reality. The data was collected through library studies, involving reviews of primary and secondary sources. The collected data was analysed using deductive and inductive approach, verstehen method to explore Kuntowijoyo’s ideas of humanism, as well as sociological approach to examine the social construction of his thought of humanism, which is considered theocentric. The finding shows that the thought of Kuntowijoyo oh humanism is socially constructed through dialectical triad, namely: externalised reality, objectified reality, and internalised reality. Such dialectical triad work simultaneously in the development of Kuntowijoyo thought on humanism.[Kaijan ini mencoba menelusuri gagasan dan pemikiran Kuntowijoyo, khususnya berkenaan dengan konstruksi sosial yang membentuk pemikirannya tentang humanisme, yang berkembang melalui tiga fase; realitas eksternal, realitas objektif, dan realitas internal. Data penelitian ini bersumber dati kajian pustaka, termasuk telaah pada sumber primer dan sumber sekunder. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa menggunakan pendekatan deduktif dan induktif, metode verstehen untuk menelusuri konstruksi sosial dari pemikiran Kuntowijoyo mengenai humanisme, yang dianggap sebagai teosentris. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Kuntowijoyo mengenai humanisme terbentuk secara sosial melalui dialektika triadik, yaitu: realitas eksternal, realitas objektif, dan realitas internal. Dialektika triadik itu secara simultan dapat menggambarkan proses perkembangan pemikiran Kuntowijoyo tentang humanisme.]


Author(s):  
Amrides Amrides

The role of Mosques for Muslim communities has transformed, not only do they serve as a place for worship but also as a center for such social activities as education/learning, da’wah, meetings, and some other community activities. Such roles of the mosque can be seen at Jogokaryan Mosque in Yogyakarta. Since its first development in 1966-1967, the Jogokaryan Mosque has been known as among the prominnet mosques for its religious and social activities. Moreover, Jogokaryan Mosque is better known now as the pioneer for the transformation of Mosques’ role as the center for productive economic activities. The breakthrough efforts initiated by the management of Jogokaryan Mosque play a significant role in the impressive development in the society. This study employs takes the form of qualitative method, using a case study approach. It aims to examine the breakthrough efforts initiated by the management of Jogokaryan Mosque in regard to its administration and other related policies which support the development of the mosque. It is found that that there are two forms of initiatives done by the managemnet of Jogokaryan Mosque, known as formal and substantive rationality. The concept of “irrationality of the rational”, a logical consequence of formal rationality, also emerged as an effort done by the management of  Jogokaryan mosque to make those who are considered irrational as rational.[Peran masjid bagi umat muslim telah bertransformasi, tidak hanya sebagai tempat beribadah semata, namun juga sebagai pusat bagi beberapa aktifitas sosial seperti pembelajaran/pendidikan, dakwah, pertemuan, dan aktifitas komunitas lainnya. Peran masjid seperti itu dapat ditemukan di Masjid Jogokaryan Yogyakarta. Sejak awal perkembangannya pada 1966-1967, Masjid Jogokaryan telah dikenal sebagai masjid yang terkemuka karena tidak hanya aktifitas keagamaan namun juga aktifitas sosialnya. Bahkan, Masjid Jogokaryan lebih terkenal sebagai pionir transformasi peran masjid-masjid sebagai pusat aktifitas ekonomi produktif. Upaya terobosan yang diprakarsai oleh manajemen pengelolaan Masjid Jogokayan berperan penting dan mengesankan dalam perkembangan masyarakat sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri upaya terobosan yang diprakarsai oleh manajemen tamir Masjid Jogokaryan dalam hal administrasi dan aturan terkait lainnya yang mendorong adanya pengembangan masjid. Dalam penelitian ditemukan bahwa ada bentuk inisiasi yang dilakukan oleh takmir Masjid Jogokaryan yaitu, apa yang disebut dengan rasionalitas formal dan rasionalitas substantif. Konsep “irasionalitas dari yang rasional”, adalah bentuk konsekuensi logis dari rasionalitas formal yang merupakan bentuk upaya yang dilakukan oleh manajemen takmir Masjid Jogokaryan untuk menyebut sesuatu yang tidak rasional sebagai termasuk yang rasional juga.]


Author(s):  
Ahmad Fadoli Rohman

Same-sex marriage is not recognised within Indonesian laws and constitution. The Indonesian Marriage Law, Law No.1/1974, does not give any loophole for same sex couples in Indonesian to officially legalised their marriage. However, there are ways and efforts done by same sex couple in Indonesia to get around  this prohibition. Among the most common ways done by these couples to have their marriage approved by the authority is through falsification of ID and other related documents. The marriage of Ayu and Fadholi (not real name) which was initially passed by the local marriage bureau (KUA) in Ajung, Jembar in 2017, shows that falsification of documents for marriage remains occur among same sex couples in Indonesia. This study examines: 1) What are underlying factors behind the cases of same sex marriage in Indonesia? 2) What strategies commonly done by same sex couples in Indonesia to get around restrictions for their marriage? 3)To what extent Indonesian regulations as well as Islamic law respond to cases of same sex marriage in the community? The data is collected through series interview involving religious judges and other prominent sources. The finding of this study shows that: (1) Sociologically, same-sex marriage done by couples in Indonesia is part of their efforts to get rid of stigma and labelling in the society. (2) The most common strategy undertaken by same-sex couples to have their marriage legally recognised is through falsification of their identity and other required documents for marriage. (3) The Indonesian regulations, including Indonesian marriage law, do not recognised same sex marriage, as well as Islamic law which regards same sex marriage as haram, against the Qur’an and the Hadith.[Pernikahan sesama jenis tidak diakui dalam hukum konstitusi Indonesia. UU Perkawinan Indonesia, UU No.1/ 1974, tidak memberikan ce;ah bagi pasangan sesama jenis di Indonesia untuk secara resmi melakukan pernikahan. Namun, ada cara dan upaya yang dilakukan pasangan sesama jenis di Indonesia untuk mengakali larangan ini. Di antara cara paling lumrah yang dilakukan oleh pasan ini agar pernikahan mereka disetujui oleh otoritas setempat adalah melalui pemalsuan KTP dan dokumen terkait lainnya. Perkawinan Ayu dan Fadholi (bukan nama sebenarnya) yang awalnya disahkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) di Ajung, Jembar pada tahun 2017, menunjukan bahwa pemalsuan dokumen demi pernikahan tetap terjadi di antara pasangan dengan jenis kelamin yang sama di Indonesia. Penelitian ini meneliti: (1) Apakah faktor yang mendasari pernikahan sesama jenis di Indonesia? (2) Strategi apa yang umumnya dilakukan oleh pasangan sesama jenis di Indonesia untuk mengakali larangan pernikahan mereka? (3) Sejauh mana peraturan Indonesia yang hukum Islam menanggapi kasus pernikahan sesama jenis yang terjadi di masyarakat. Data dari penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara yang melibatkan ahli hakim agama dan sumber terkait lainnya. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Secara sosiologis, pernikahan sesama jenis yang dilakukan di Indonesia adalah bagian dari upaya mereka untuk menghilangkan stigma dan label dari masyarakat. (2) Strategi yang lumrah dilakukan oleh pasangan sesama jenis agar pernikahan diakui secara hukum adalah dengan pemalsuan identitas dan dokumen lain yang diperlukan untuk pernikahan. (3) Hukum di Indonesia, terutama hukum perkawinan tidak mengakui pernikahan sesama jenis, begitu pun dengan Hukum Islam yang menetapkan pernikahan sesama jenis sebagai haram karena bertentangan dengan al-Quran dan Hadist.]


Author(s):  
Khefti Al Mawalia ◽  
Marfuah Sri Sanityastuti

This research discusses the adaptation of speech code among Madurese students in Yogyakarta. Speech code adaptation involves intercultural communication; perception, verbal communication, and non-verbal communication. A qualitative method is employed in this study, using ethnographic approach as well as participant observation and in-depth interview. Speech code adaptation  among Madurese students in Yogyakarta could be seen from their intonation, accent, expression, and gesture. Different background of these students has contributed to their different perception and the way they construct the foundation for the process of adaptation with native citizen in Yogyakarta. It is found in this study that students from Madura who live in Yogyakarta adapt their speech code in such manners as; assimilation, separation, integration, and cultural hybridity. Assimilation is used among them to equate the two cultures in a way to maintain their Madurese culture and their attachment to the new culture in Yogyakarta. Separation is the way used by Madurese students to subsist in their own culture, to minimize the interaction, and to their way to cluster themselves in their own culture. Integration is one option among them to keep their own culture in regards to speech code, while it enables them to interact with Yogyakarta people. Cultural hybridity is a way that Madurese students carry out negotiation and adaptation process to gain positive perception within the host culture of Yogyakarta.[Penelitian ini membahas adaptasi logat di kalangan mahasiswa Madura di Yogyakarta. Adaptasi logat melibatkan komunikasi antar budaya yaitu persepsi, komunikasi verbal, dan komunikasi non-verbal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi serta observasi partisipan dan wawancara yang intensif. Adaptasi logat di kalangan mahasiswa Madura di Yogyakarta dapat dilihat dari intonasi, akses, ekspresi dan gerak tubuh yang mereka gunakan. Latar belakang para mahasiswa yang berbeda turut membentuk persepsi mereka dan cara mereka dalam proses adaptasi dengan penduduk asli Yogyakarta. Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa yang berasal dari Madura di Yogyakarta mengadaptasi logat bicara dengan cara asimilasi, separasi, integrasi, dan hibrid budaya. Asimilasi dilakukan untuk menyamaratakan budaya yang berbeda dengan mempertahankan budaya Madura dan keterikatan mereka dengan budaya baru di Yogyakarta. Separasi adalah cara yang digunakan mahasiswa Madura ini untuk hidup dengan budaya mereka sendiri dan meminimalkan interaksi dengan cara mengelompokkan diri dengan teman sebudaya mereka sendiri. Integrasi adalah salah satu pilihan mereka untuk menjaga budaya mereka sendiri dalam hal logat dan memungkinkan mereka supaya dapat berinteraksi dengan masyarakat Yogyakarta. Hibrid budaya adalah cara mahasiswa Madura ini melakukan proses negoisasi dan adaptasi untuk memperoleh persepsi positif dalam kehidupan budaya tuan rumah yakni Yogyakarta.]


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document