Jurnal Penelitian Humaniora
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

129
(FIVE YEARS 39)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Negeri Yogyakarta

2528-6722, 1412-4009

2021 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
Author(s):  
Aria Ningsih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk busy book dan nilai edukasi yang dikembangkan dalam busy book untuk permainan dan pembelajaran anak usia dini. Penelitian ini menggunakan  metode kualitatif untuk mendeskripsikan dan menganalisis, fenonmena, peristiwa, aktivitas, sikap, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok dalam pembelajaran anak usia dini dengan media busy book. Analisis data deskriptif  menyajikan bentuk, warna, dan nilai edukasi yang dapat dibelajarkan untuk anak usia dini. Hasil penelitian  menunjukan bahwa bentuk visual busy book memiliki keunikan pada tema, bentuk, warna, struktur yang dapat dilepas, ditempel, dibuka, ditutup layaknya seperti buku album.  Permainan busy book untuk mengembangkan pemahaman logika anak tentang  bentuk, warna, keseimbangan, dan komposisi yang harmonis dan tepat. Sebagai media pembelajaran baru busy book layak, menarik, dan  dan tepat untuk permaian dan pembelajaran karakter bagi anak. Ekspresi anak dalam bermain dan belajar dengan busy book menunjukan keasyikan, keseriusan, dan kesenangan tersendiri yang perlu ditafsir dan dimaknai sebagai sebuah proses edukasi yang baik bagi anak. Materi permainan busy book sebagai media pembelajaran estetis dan etis untuk mengetahui perkembangan ekspresi estetik anak.


2021 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
Author(s):  
Heni Alghaniy Maulidina

Poetry is one type of literary work that has characteristics and characteristics makes it different from other literary works. Currently there are many poems written using the experience of discrimination as an object due to various conditions appearing in society. Besides that, there are also many female poets who writing poetry using a feminist approach. The purpose of this study is to identify the types of figurative language and images related to Maya Angelou in black feminism in her poetry. It also analyzes the influence of Maya Angelou's black feminist thought reflected in her poetry through figurative words and images. In this qualitative study, the authors use a descriptive method through several steps, preparation, data collection, and data analysis. The focus of this research is the analysis of figurative language, types of images, and black feminism in Maya Angelo's poems. The figurative language and imagination used in the poems are diverse, such as metaphor, personification, paradox, symbol, irony, irony, visual imagery, and auditory imagery.  In this analysis it can be concluded that black feminism movement are courageous, brave and outspoken.


2021 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
Author(s):  
Ambarul Mahasiswa Setiawati ◽  
Dara Mela Ayu ◽  
Sinta Wulandari ◽  
Vita Agustiawati Putri

Abstrak Penelitian ini membahas mengenai penggunaan gaya bahasa dan makna yang terdapat pada lirik di salah satu lagu Nadin Amizah yang berjudul “Bertaut" yang dirilis pada tahun 2020. Peneliti menggunakan pendekatan secara kualitatif dengan hasil diskusi berupa penjelasan deskriptif. Peneliti memilih lagu tersebut sebagai bahan penelitian karena gaya kebahasaan yang unik serta belum adanya penelitian sebelumnya yang menggunakan lagu “Bertaut” sebagai objek penelitiannya. Data dari penelitian ini diperoleh dari lirik lagu yang terdapat pada lagu “Bertaut” dengan berpaku pada teori Keraf (2006) mengenai gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Peneliti menemukan beberapa jenis majas berdasarkan pengkategoriannya dalam majas retoris dan majas kiasan. Penelitian ini menggunakan teknik baca-catat dengan membaca keseluruhan lirik dari lagu tersebut dan kemudian dilanjutkan dengan mencatat semua hasil analisis yang berupa majas yang ditemukan dalam lirik lagu tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis majas retoris lebih banyak muncul dibandingkan majas kiasan.Kata kunci : Gaya bahasa, lirik lagu, stilistika AbstractThis study discusses the use of language style and the meaning of song lyrics in general of Nadin Amizah's song entitled "Bertaut" which was released in 2020. Researchers used a qualitative approach with the results of discussion in the form of descriptive explanations. The researcher chose the song as research material because of its unique linguistic style and the absence of previous research using the song "Bertaut" as the object of research. The data from this study were obtained from the lyrics contained in the song "Bertaut" based on the theory of Keraf (2006) regarding language style language style based on direct and indirect meaning The researchers found several types of figures of speech based on their categorization in rhetorical and figurative figures. This study used a read-marker technique by reading the entire lyrics of the song and marking all the analysis results in the form of figures of speech from the song. The results show that the rhetorical types appeared more frequently than the figurative ones.Keywords: Language style, song lyrics, stylistics


2021 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
Author(s):  
Angga Sukma Permana

Pameran seni rupa menggunakan berbagai macam metode. Metode yang digunakan dalam pameran seni rupa Kulon Progo Annual Exibhition tahun 2020 mengadaptasi metode pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Metode ini menyesuaikan dengan situasi dan kondisi komunitas seni rupa di Kabupaten Kulon Progo di masa pandemi. Dengan metode ini proses transfer pengetahuan dapat berlangsung di antara anggota komunitas seni rupa di Kulon Progo dengan memberikan peluang terjadinya komunikasi di antara seniman yang memiliki pengalaman dan pengetahuan tertentu kepada para seniman yang sedang belajar. Proses kuratorial menggunakan konsep momong-among-ngemong, dimana transfer pengetahuan berlangsung secara informal dan intensif dalam sebuah konuitas. 


2021 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 89-97
Author(s):  
Kusen Alipah Hadi ◽  
GR Lono Lastoro Simatupang ◽  
St Sunardi

Pengadaan Pasa Harau Art and Culture Festival di Nagari Harau, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatera Barat bertujuan untuk memberikan kontribusi pada tata kelola seni dan peluangnya mengambil bagian dalam proses demokratisasi di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dimana para peneliti ikut terlibat langsung dalam upaya menumbuhkan kembali dan melestarikan nilai-nilai budaya yang ada di Nagari Harau. Pasa Harau Art and Culture Festival merupakan suatu tindakan yang dipilih untuk diimplementasikan dalam penelitian ini, dimana pelaksanaan kegiatannya sudah disesuaikan dengan sistem/struktur organisasi yang baru. Struktur organisasi ini menyatu dengan Pemerintah Nagari Harau, institusi adat, dan bersifat fleksibel terdiri dari unsur-unsur Rapat Nagari, Dewan Festival, Direktur, Kurator, dan keuangan. Refleksi yang merupakan salah satu rangkaian dalam siklus penelitian tindakan mencatat dua hal penting yaitu 1) diperlukan suatu upaya yang lebih gigih untuk mendapatkan kepercayaan dan juga akses dari masyarakat setempat dalam upaya pelestarian nilai budaya di Nagari Harau dan 2) perlu adanya antisipasi terkait munculnya pelaku bisnis pariwisata yang hanya peduli pada keuntungan atau ajakan kolaborasi penuh resiko oleh birokrasi dalam pelaksanaan kegiatan Pasa Harau Art and Culture Festival.ART AND CITIZENSHIPThe Pasa Harau Art and Culture Festival in Nagari Harau, Limapuluhkota Regency, West Sumatra was conducted with the purpose to preserve the art values upheld in the community. It was also considered as an opportunity to take parts in the democratization process in Indonesia.  This research implemented an action research approach where the researchers directly involved in the efforts to nurture and preserve the cultural values existed in Nagari Harau. Pasa Harau Art and Culture Festival was chosen to be implemented in this study in which the implementation of its activities has been adjusted to the new organizational system/structure. This organizational structure was integrated with the Nagari Harau Government, local culture institutions, and was executed flexibly, consisting of the elements of the Nagari Meeting, Festival Council, Director, Curator, and finance. In the Reflection cycle, which was a part of this action research cycles, two important points were noted: 1) a more persistent effort was needed to gain trust and access from the local community in the effort to preserve cultural values in Nagari Harau and 2) anticipation was needed regarding the emergence of business people who only cared for profits and risky collaboration with political parties/ bureaucracy in the implementation of the Pasa Harau Art and Culture Festival


2021 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 59-66
Author(s):  
Dedy Sartono

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kiprah dan kontribusi Pendidikan Luar Sekolah dalam pembangunan manusia khususnya melalui Paguyuban Seni di Kelurahan Gedungkiwo, Yogyakarta di masa kini serta bagaimana Pendidikan Luar Sekolah berperan dalam meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia di wilayah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Semua data primer diperoleh langsung dari informan di Kelurahan Gedongkiwo dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Informan dalam penelitian ini dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu informan dasar, informan kunci dan informan tambahan. Kepala desa terpilih sebagai informan dasar, ketua sanggar sebagai informan kunci dan pemangku kepentingan serta penari sebagai informan tambahan. Data primer juga dikumpulkan dari peserta didik sebagai informan tambahan melalui teknik snowball sampling. Sementara itu, data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur. Semua kumpulan data dianalisis menggunakan teori estetika, teori hegemoni dan relasi kekuasaan. Hasil penelitian menunjukkan kinerja Paguyuban seni di Kelurahan Gedongkiwo di era global berimplikasi pada karakter kepribadian anak, peningkatan semangat dan solidaritas dalam masyarakat serta penguatan kesadaran dalam pelestarian budaya.IMPLICATIONS OF NON-FORMAL EDUCATION TOWARDS CHILDREN’S DEVELOPMEMT THROUGH THE JEMBLUNG ARTS COMMUNITY IN THE GLOBAL ERAThe purpose of this research was to reveal the progress and contribution of non-formal Education in human development, especially through the Arts Association in Gedungkiwo Village, Yogyakarta in the present day and how non-formal Education played its role in increasing the achievement of the Human Development Index in the region. This research was conducted using qualitative research method. All primary data were obtained directly from respondents in Gedongkiwo Village by using observation and interview techniques. Respondents in this study could be categorized into three, namely basic respondents, key respondents and additional respondents. The village head was selected as the basic respondent, the head of the studio as the key respondent and stakeholders and dancers as additional respondent. Primary data were also collected from students as additional respondents through the snowball sampling technique. In addition, secondary data were collected through literature studies. All data sets were analyzed using aesthetic theory, hegemony theory and power relations. The results showed that the performance of the arts association in Gedongkiwo Village in the global era had implications for children’s personality traits, increased enthusiasm and solidarity in society as well as strengthening awareness in cultural preservation 


2021 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 67-77
Author(s):  
Nyoman Weda Astawan

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan 1) karakteristik batik siger Lampung karya Andanan batik di Desa Negeri Sakti Pesawaran Lampung, 2) motif Lampung yang diterapkan sebagai kombinasi pada batik Andanan Lampung, dan 3) proses pembuatan batik Andanan Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan meliputi angket, alat tulis, handphone, kamera dan komputer. Keabsahan data diperoleh dengan menggunakan krite-ria credibility, transferability, dependenbility, dan comfirmability. Prosedur penelitian meliputi menghimpun data, mereduksi data, mengklarifikasi data, menarik kesimpulan dan menyusun laporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) karakteristik batik Andanan Lampung adalah motif Siger sebagai motif utama dalam setiap desainnya; 2) motif yang sering dikombinasi pada batik ini adalah motif daun kopi, daun sirih, motif giometris, dan non giometris, motif manusia, sembagi, motif kapal atau perahu dan pohon hayat; 3) proses pembuatan batik menggunakan canting dengan teknik batik tulis. Pada Batik Andanan Lampung, motif yang diterapkan pada kain tidak penuh dibatik dan hal ini merupakan ciri khas dari batik ini.SIGER: ONE OF SPECIAL BATIK MOTIFS BELONGED TO ANDANAN BATIK LAMPUNGThe purpose of this study was to describe 1) the characteristics of the Siger Lampung Batik by Andanan Batik in Negeri Sakti Pesawaran Lampung Village, 2) the Lampung batik motifs which were applied as a combination in the Andanan Lampung batik, and 3) the process of making Andanan Lampung Batik. The research method used was descriptive. Data were collected using interview techniques, observation and documentation. The instruments used included questionnaires, writing instruments, cellphones, cameras and computers. The validity of the data was obtained using the criteria of credibility, transferability, dependability, and comfirmability. Research procedures involved collecting data, reducing data, clarifying data, drawing conclusions and writing reports. The results revealed that 1) the characteristic of Lampung Andanan Batik was the Siger motifs as the main patterns in each design; 2) the motifs which were often combined in this batik included coffee leaf, betel leaf, giometric and non-geometric patterns, human patterns, sembagi, canoe or boat patterns and hayat trees; 3) the process of making batik used canting and applied written batik technique. In Lampung Andanan Batik, a batik cloth was not fully applied with batik motifs and this was especially became the distinctive feature of Batik Andanan Lampung.


2021 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 78-88
Author(s):  
Hani Latifah

Karya-karya sastra umumnya memiliki tanda atau simbol yang merepresentasikan makna tertentu yang perlu dipecahkan. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan telaah kode-kode yang terdapat dalam cerpen “Tak Ada yang Gila di Kota Ini” karya Eka Kurniawan dengan menggunakan analisis semiotik yang dikemukakan oleh Roland Barthes yang mencakup beberapa sistem kode yaitu kode aksi, kode teka-teki, kode budaya, kode konotatif, dan kode simbolik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan mengaplikasikan teknik baca dan catat. Data berupa, kata, frasa, klausa, dan atau kalimat. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelima kode digunakan dalam cerpen diatas. Ada delapan bagian yang merepresentasikan kode aksi. Sementara itu, kode teka-teki digunakan untuk menggambarkan salah satu tokoh. Kode budaya digunakan untuk menggambarkan nilai-nilai yang dianut dan dipercayai para tokoh dalam cerpen. Dan dua kode terakhir yaitu kode konotatif dan simbolik, merupakan dua kode yang saling melengkapi satu sama lain, dimana kode konotatif menyiratkan suatu makna tertentu yang kemudian di di dalam novel tersebut direpresentasikan dalam bentuk symbol-simbol. A SEMIOTIC ANALYSIS OF THE SHORT STORY ENTITLED “NOTHING IS CRAZY IN THIS CITY”Literary works generally decode signs or symbols that represent certain meanings which need to be interpretated. This study reported the analysis of codes contained in the short story entitled “Nothing is Crazy in This City” written by Eka Kurniawan using a semiotic analysis proposed by Roland Barthes which comprised several code systems, namely code of action, code of puzzle, code of culture, connotative code, and symbolic code. The method used in this research was descriptive qualitative research method. The data were obtained by applying reading and note-taking techniques. Data were in the form of words, phrases, clauses, and or sentences. The analysis results showed that the five codes were all used in the short story. Within the story code of actions could be found in eight sections. Meanwhile, a puzzle code was used to describe one of the characters. Cultural codes were used to describe the values upheld and believed by the characters. Lastly, the connotative and symbolic codes were the two codes that complemented each other. The connotative codes implied certain meanings which were then represented in the form of symbols within the short story.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 8-20
Author(s):  
Andriyana Fatmawati

Penulisan ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai kearifan lokal Jawa dalam teks serat Mangunharja. Teks Serat Mangunharja merupakan salah satu naskah peninggalan jaman dahulu yang ditulis dengan tulisan tangan dan berwujud macapat yang menggambarkan perjalanan sesorang untuk mengadakan penelitian terhadap keadaan sungai-sungai di daerah Surakarta yang kemungkinan dapat dibendung untuk pengairan sawah dan ladang serta mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Data diambil dari teks Serat Mangunharja yang dibaca secara heuristik dan hermeneutik. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif, khususnya dengan membaca data, mengklasifikasi data, menafsirkan data, dan mendeskripsikan data. Validitas data menggunakan validitas semantik, sedangkan reliabilitas data menggunakan reliabilitas intrarater dan interrater. Hasil kajian menunjukkan bahwa teks Serat Mangunharja memuat nilai-nilai kearifan lokal Jawa. Kearifan lokal Jawa yang ditemukan dalam Serat Mangunharja setidaknya ada enam hal, yaitu (1) pendidikan moral, (2) sifat kesatria, (3) pendidikan anak, (4) sikap masyarakat, (5) pengendalian diri, (6) kepemimpinan.JAVANESE LOCAL WISDOM IN SERAT MANGUNHARJAThis article aims at describing values of Javanese local wisdom in Serat Mangunharja (Mangunharja script) text. It is one of the past manuscripts in the form of macapat (Javanese poetry) containing local wisdom and depicting someone’s journey in conducting a research on the condition of rivers around Surakarta which were possible to be dammed for irrigation. Data were obtained from Serat Mangunharja text through heuristic and hermeneutical method. The data were analyzed using descriptive analysis technique. The validity and reliability of the data were maintained using semantic validity, intrarater and interrater reliability.The result of study showed that Serat Mangunharja encompassed values of Javanese local wisdom. They comprised at least six points, namely (1) moral education, (2) the nature of knights, (3) child education, (4) public attitudes, (5) self-control, and (6) leadership.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 45-49
Author(s):  
Birul Walidaini

Artikel ini mendeskripsikan tentang peran modal budaya dalam pemetaan kualitan pendidikan. Artikel ini didasari dari review buku “Cultural Capital Rvaluing the Arts, Remaking Urban Spaces” yang ditulis Louse C. Johnson. Dalam buku “Cultural Capital Rvaluing the Arts, Remaking Urban Spaces” yang ditulis Louse C. Johnson dapat dilihat bagaimana modal budaya berperan penting dalam membangun sebuah kota dan memberikan identitas didalamnya. Buku “Cultural Capital Rvaluing the Arts, Remaking Urban Spaces” yang ditulis Louse C. Johnson  memberikan contoh kota yang kembali dibangun dengan menerapkan konsep modal budaya. Hasil yang didapat dari buku “Cultural Capital Rvaluing the Arts, Remaking Urban Spaces” yang ditulis Louse C. Johnson adalah deskripsi tentang konsep modal budaya dari Bordieu dan deskripsi tentang pembangunan berkelanjutan di perkotaan. Kemudian dilanjutkan dengan mendeskripsikan pengaruh modal sosial terhadap sistem pendidikan dan sistem sekolah. hasil artikel ini adalah modal budaya memberikan pengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan, dan konsep- konsep modal budaya dapat diterapkan dalam menjalankan sistem pendidikan dan sistem sekolah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document