Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

8
(FIVE YEARS 8)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Garut

2580-538x, 2461-0836

Author(s):  
Astri Dwi Andriani ◽  
Detiana Husnul Chotimal

AbstrakPenelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk meneliti program pemerintah yaitu Program Kampung KB khususnya Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R). Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pendekatan komunikasi Peer group dalam Interaksi Remaja pada Program Kampung KB di RW 03 Desa Sukatani Kecamatan Pacet. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data yang di analisis adalah hasil wawancara dengan ketua kampung KB, ketua PIK R dan pembina PIK R, pengamat langsung di RW 03 Desa Sukatani dan kegiatan remaja. Serta telaah dokumen di kantor DPPKBP3A dan pengecekan atau pembanding data tokoh pemuda, penanggungjawab kegiatan dan tokoh masyarakat. Diharapkan melalui penelitian ini dapat melahirkan  suatu  model  pendekatan komunikasi peer group dalam komunitas remaja yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pencapaian keberhasilan Program Kampung di wilayah lainnya di Indonesia. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pendekatan pola komunikasi peer group dalam program Kampung KB di RW 03 Desa Sukatani Kecamatan Pacet cukup signifikan memberikan dampak yang progresif terhadap penguatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi, resiko aktivitas seks pra nikah, dan pernikahan dini. Pendekatan komunikasi peer group cukup efektif dalam menularkan pengetahuan tersebut kepada remaja lainnya yang berada di luar RW 03 Desa Sukatani Kecamatan Pacet. Namun pengetahuan ini relatif tidak memberikan perubahan yang signifikan terhadap sikap dan perilaku remaja dalam pergaulan seks bebas dan penurunan tingkat pernikahan dini karena adanya faktor lain yang mempengaruhi diantaranya mudahnya remaja mengakses tayangan pornografi dan pornoaksi melalui media sosial, serta kebutuhan ekonomi keluarga yang memilih remaja untuk menikah di usia dini.Kata-kata kunci: Interaksi; peer group; pendekatan komunikasi; program kampung KB; remaja. AbstractThis research is a qualitative research to examine government programs, namely the KB Village Program, especially the Youth Counseling Information Center (PIK R). The purpose of this study was to find out how the Peer group communication approach in Youth Interaction in the KB Village Program in RW 03 Sukatani Village, Pacet District. This research uses a qualitative approach with a case study method. The data analyzed were the results of interviews with the head of the KB village, the head of PIK R and the coach of PIK R, direct observers at RW 03 Sukatani Village and youth activities. As well as reviewing documents at the DPPKBP3A office and checking or comparing data on youth leaders, people in charge of activities and community leaders. It is hoped that this research can produce a peer group communication approach model in the youth community that can be applied to increase the achievement of the success of the Kampung Program in other regions in Indonesia. The results of this study are the peer group communication pattern approach in the KB Kampung program in RW 03 Sukatani Village, Pacet District, which has a significant progressive impact on strengthening adolescent knowledge about reproductive health, the risks of premarital sexual activity, and early marriage. The peer group communication approach is quite effective in transmitting this knowledge to other adolescents who are outside RW 03 Sukatani Village, Pacet District. However, this knowledge relatively does not provide a significant change in the attitudes and behavior of adolescents in promiscuity and a decrease in the rate of early marriage due to other factors that influence, including the ease with which teenagers access pornography and porn action through social media, as well as the economic needs of families who choose teenagers to marry. at an early age.Keyword: Interaction; peer group; communication approach; family planning village program; adolescents


Author(s):  
Nadya Berliana Putri ◽  
Nada Arina Romli

AbstrakTwitter merupakan salah satu platform media sosial terkemuka di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, penggunaannya sangat luas mulai dari update status, hiburan sampai berbisnis. Tak heran, berbagai kalangan sangat senang menggunakan media sosial ini. Namun, terdapat dampak dari penggunaan yang terus menerus. Maka dari itu, penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis dampak adiksi internet pada media sosial  Twitter di Indonesia dengan pendekatan teori komunikasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi Media Baru oleh Daniel Harries dan Teori Komunikasi Interpersonal oleh Young Yun Kim dan William Gudykunst. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif dimana teknik pengumpulan data menggunakan kajian pustaka yang memfokuskan pada data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Twitter memanfaatkan proses pembelajaran berbasis bakat alami kita yaitu pemicu, perilaku, dan penghargaan. Kita memiliki ide atau memikirkan sesuatu yang lucu (pemicu), tweet (perilaku), dan menerima likes dan retweet (hadiah). Proses belajar ini menyebabkan aliran dopamin di pusat-pusat otak. Semakin banyak kita melakukan ini, semakin perilaku ini semakin diperkuat bahkan karena kuatnya kebanyakan orang memilih untuk tidak tidur (atau susah tidur) karena euforia yang dirasakan.Kata-kata kunci: Adiksi internet; perilaku; media sosial; teori komunikasi; twitter.AbstractTwitter is one of the leading social media platforms throughout the world. In Indonesia, its use is very wide ranging from status updates, entertainment, to business. Not surprisingly, various groups are very happy to use social media. However, there is an impact of continuous use. Therefore, the writing of this article aims to analyze the impact of internet addiction on Twitter's social media in Indonesia with a communication theory approach. Theories used in this research are New Media Communication Theory by Daniel Harries and Interpersonal Communication Theory by Young Yun Kim and William Gudykunst. The method used in this study is a qualitative approach where data collection techniques use literature review that focuses on secondary data. The results of this study indicate that Twitter makes use of our natural talent-based learning process, namely triggers, behaviors, and rewards. We have ideas or think of something funny (triggers), tweet (behavior), and receive likes and retweets (gifts). This learning process causes the flow of dopamine in the centers of the brain. The more we do this, the more amplified this behavior is, even because most people choose not to sleep (or have trouble sleeping) because of the euphoria they feel. Keywords:  Internet addiction; behavior; social media; communication theory; twitter.


Author(s):  
Kadiva Dwilia Rosadiputri ◽  
Maylanny Christin

Abstrak Komunikasi persuasif merupakan bagian yang berperan penting dalam jalannya sebuah komunitas. Komunitas tidak akan bertahan jika anggota didalamnya tidak mempertahankan loyalitas yang menjadi bentuk kontribusi anggota kepada komunitas. Untuk mempertahankan loyalitas anggota komunitas, dibutuhkan upaya dalam melibatkan hubungan antara berbagai unsur komunikasi persuasif. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai komunikasi persuasif dalam mempertahankan relawan komunitas sosial Sebung Bandung. Komunitas yang sudah berjalan selama 3 tahun ini, memiliki metode komunikasi persuasif dalam upaya mempertahankan relawan, yang secara rutin menggerakan aksi berbagi sebungkus nasi kepada tuna wisma dan kaum duafa. Lima teknik dalam metode komunikasi persuasif yang dilakukan pengurus Sebung Bandung terhadap relawannya yaitu rational persuasion, consultation tactics, ingratiation tactics, personal appeals tactics, dan exchange tactics. Penelitian ini menerapkan teknik pengumpulan data dengan observasi partisipatif, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan tujuh narasumber yaitu satu informan kunci, lima informan utama, dan satu informan ahli. Hasil penelitian menunjukan kelima teknik komunikasi persuasif diterapkan kepada seluruh rangkaian kegiatan mingguan Sebung yaitu briefing, turun ke jalan, sharing session, dan acara bebas, yang membentuk sense of community pada relawan komunitas, sehingga timbul keinginan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan Sebung Bandung. Pada akhirnya terbentuklah loyalitas relawan yang ditunjukan oleh keinginan relawan untuk bertahan dalam komunitas Sebung Bandung.Kata-kata kunci: Komunikasi; Komunitas; Loyalitas; Persuasif; Relawan Abstract Persuasive communication is a part that plays an important role in the course of a community. The community will not survive if the members do not maintain loyalty which is a form of member contribution to the community. To maintain the loyalty of community members, efforts are needed in engaging relationships among various elements of persuasive communication. This study aims to discuss persuasive communication in maintaining social community volunteers in Sebung Bandung. The community, which has been running for 3 years, has persuasive communication methods in its efforts to retain volunteers; it routinely mobilizes the sharing of a packet of rice to the homeless and the poor. The five techniques in the persuasive communication methods carried out by Sebung Bandung's management of volunteers are rational persuasion, consultation tactics, ingratiation tactics, personal appeals tactics, and exchange tactics. This study applies data collection techniques namely participatory observation, semi-structured interviews, and documentation. Interviews were conducted with seven sources, namely one key informant, five key informants, and one expert informant. The results showed that the five persuasive communication techniques were applied to the entire series of Sebung's weekly activities, namely briefings, going to the streets, sharing sessions, and free events, which formed a sense of community in community volunteers, thus arising a desire to participate in every Sebung Bandung activity. In the end, volunteer loyalty was formed, which was shown by volunteers' desire to stay in the Sebung Bandung community.Keywords: Communication; Community; Loyalty; Persuasive; Volunteer


Author(s):  
Fitri Syakinah

AbstrakRumah merupakan kebutuhan primer setelah pangan dan sandang. Setiap orang dalam strata sosial ekonomi akan berusaha memenuhi kebutuhan akan rumah. Bagi kebanyakan masyarakat berpengahasilan rendah, pemenuhan kebutuhan dasar ini sangat sulit untuk terpenuhi, yang apabila tidak ada solusi untuk mengatasinya akan menimbulkan masalah kesejahteraan sosial. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah beserta bank bekerja sama mengeluarkan skema pembiayaan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu program ini diharapkan mampu mengejar kebutuhan perumahan yang terus naik dan sekaligus bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, dalam studi ini peneliti berniat menganalisis efektivitas program perumahan bersubsidi terhadap kesejahteraan sosial masyarakat di  kabupaten Garut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen perumahan bersubsidi di kabupaten Garut. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 200. Sementara variabel dalam penelitian ini yang terlibat ada dua. Pertama, program perumahan bersubsidi diperlakukan sebagai variabel laten eksogen. Kedua, kesejahteraan sosial bertindak sebagai variabel laten endogen. Kemudian penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksplanatori. Metode PLS-SEM dengan bantuan perangkat lunak XLSTAT 2014 digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. Hasil menunjukkan bahwa program perumahan bersubsidi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan sosial dengan kontribusi sebesar 60,63%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi program perumahan bersubsidi bagi pemerintah, bank, dan stakeholder dalam rangka menyelesaikan masalah kesejahteraan sosial masyarakat.Kata-kata kunci: Kesejahteraan Sosial; Kredit Pemilikan Rumah; Perumahan Bersubsidi; Sosialisasi. AbstractHouses are the primary needs after food and clothing. Everyone in the socioeconomic strata will try to meet the house needs. For most low-income people, the meeting of this basic needs is very difficult to suffice. It will cause social welfare problems if there are no solutions to overcome housing needs in the low-income people. To overcome the social welfare problems, the government and banks work together to issue affordable financing schemes for low-income people. This program is expected to be able to catch up with the increasing housing needs and at the same time be able to increase economic growth. In this study, therefore, the researcher intends to analyze the effectiveness of the subsidized housing program on the social welfare of the people in Kabupaten Garut. The population in this study is all consumers of subsidized housing in Kabupaten Garut. Data collection technique was carried out through purposive sampling with a total of 200 respondents. While the variables in this study involved two variables. First, the subsidized housing program is treated as an exogenous latent variable. Second, social welfare acts as an endogenous latent variable. Then this research uses a descriptive explanatory method. The PLS-SEM method using XLSTAT 2014 software is used to answer the research hypothesis. The results show that the subsidized housing program has a significant effect on improving social welfare with a contribution of 60.63%. The results of this study are expected to be an evaluation of the subsidized housing program for the government, banks, and stakeholders in order to resolve the problem of social welfare.Keywords: Communication tool; new language; community; variety of languages; shemale.


Author(s):  
Muhammad Rezky Ananda

AbstrakBanyaknya sosial media yang bermunculan dan juga pembelajaran sekolah yang semakin berkembang mengharuskan mengikuti kemajuan teknologi yang ada, memunculkan kesempatan untuk mengoptimalkan kehadiran media baru sebagai media komunikasi, sehingga kemudian memunculkan pertanyaan. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan tentang bagaimana para guru sebagai pengguna media baru untuk mengefektifkan cara berkomunikasi di dalam kegiatan pembelajaran selama masa Pandemi Covid-19. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sebagai fasilitator informasi mampu membangun komunikasi daring yang efektif. Komunikasi efektif yang dimaksud adalah komunikasi yang senantiasa terjalin antara guru dan siswa sehingga nantinya dapat menimbulkan perubahan sikap atau karakter ke arah yang lebih baik bagi siswa. Ketepatan informasi menjadi kunci dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Hal ini terjadi jika persamaan pengertian, sikap dan bahasa. Pesan atau informasi dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimasud oleh komunikator (guru). Pesan yang disampaikan dapat disetujui oleh komunikan siswa.Kata-kata kunci: Covid-19; efektivitas; komunikasi; media baru; pemanfaatan.  AbstractThe large number of social media that have sprung up and also school learning that is increasingly developing requires following existing technological advances, giving rise to opportunities to optimize the presence of new media as a medium of communication, thus raising questions. The purpose of this study is to explain how teachers, as users of new media, make effective communication methods in learning activities during the Covid-19 Pandemic. This research method is descriptive research. Data collection techniques through observation, interviews. The results showed that teachers as information facilitators were able to build effective online communication. Effective communication is meant by communication that is always established between teachers and students so that later it can lead to changes in attitudes or characters for the better for students. Accuracy of information is the key to creating effective communication. This happens if the same understanding, attitude and language. Messages or information can be received and understood and understood as intended by the communicator (teacher). The message conveyed can be approved by the communicant student.Keywords: Covid-19; effectiveness; communication; new media; utilization.


Author(s):  
Achiruddin Hasibuan ◽  
Mailin Mailin

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pola komunikasi Islam penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa,) untuk menjelaskan peran penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa, untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat dan yang mendukung dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa, dan untuk menjelaskan upaya penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan, atau melukiskan secara sistematis terkait bahaya dan pencegahan Narkoba di kota Medan. Teknik pengumpulan akan dilakukan dengan triangulasi (gabungan). Informan penelitian ditentukan melalui metode purposive sumpling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi ang dilakukan BNN dalam pencegahan penyebaran Narkoba di Kota Medan adalah dilakukan dengan cara berkerjasama dengan berbagai pihak, melakukan sosialisasi baik langsung maupun melalui media massa. BNN juga menggunakan bentuk komunikasi penyuluhan dalam kegiatan sosialisasi dan desiminasi yang mengajak kerjasama seluruh dan berbagai elemen dari lapisan masyarakat, sehingga upaya mewujudkan Indonesia bebas Narkoba dapat terlaksana.Kata-kata kunci: BNN; komunikasi; narkoba; pola; tindakan preventif AbstractThe objectives of this study were to find out how Islamic extension agents' communication patterns in the prevention and eradication of the dangers of drug abuse among Langsa City adolescents, to determine the role of instructors in the prevention and eradication of the dangers of drug abuse among the youth of Langsa City, to determine the factors- inhibiting and supporting factors in the prevention and eradication of the dangers of drug abuse among youth in Langsa City, and to determine the efforts of instructors in the prevention and eradication of the dangers of drug abuse among youth in Langsa City. His research is a field research, using descriptive qualitative research methods. Descriptive method is carried out with the aim to describe, describe, or describe systematically related to the danger and prevention of drugs in the city of Medan. The collection technique will be carried out by triangulation (combined). The research informants were determined through the purposive sumpling method. Data collection techniques through interviews, observation, and documentation. The results showed that the pattern of communication carried out by the National Narcotics Agency in preventing the spread of narcotics in Medan was carried out by collaborating with various parties, disseminating both directly and through mass media. BNN also uses a form of extension communication in dissemination and dissemination activities that invites all and various elements of society to work together so that efforts to realize a drug-free Indonesia can be carried out.Keywords: BNN; communication; drugs; pattern; preventive action


Author(s):  
Fitrin Rawati Suganda ◽  
Erik Kartiko

Abstrak Sentra penyamakan kulit yang terletak di Sukaregang Kabupaten Garut didominasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dari 282 unit usaha tersebut, hanya 53 unit usaha dengan kategori kinerja yang baik, dengan indikator utama jumlah produksi yang dihasilkan setiap periodenya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja UKM penyamakan kulit di Sukaregang Kabupaten Garut. Jumlah responden sebanyak 53 orang, dengan jumlah variabel awal adalah 30 variabel. Pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling. Sedangkan metode analisis data menggunakan Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Analisis Faktor Ekploratori. Berdasarkan uji kelayakan instrumen penelitian, hasilnya data valid dan reliabel. Berdasakan hasil Analisis Faktor dari 30 variabel awal, sebanyak 26 variabel yang memenuhi untuk proses analisis faktor selanjutnya, kemudian dari 26 variabel yang dianalisis tersebut terbentuk menjadi delapan faktor yang mempengaruhi kinerja UKM  penyamakan kulit di Sukaregang Kabupaten Garut. Kedelapan Faktor tersebut diberi nama berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, kedelapan faktor tersebut adalah: Faktor Skala Usaha, Faktor Proses Produksi, Faktor Unsur Produksi, Faktor Kinerja Karyawan, Faktor Eksternal, Faktor Entrepreneurship, Faktor Sumber Daya Manusia, Faktor Rantai Pasokan. Sedangkan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja UKM penyamakan kulit di Sukaregang Kabupaten Garut adalah Faktor Unsur Produksi. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya. Sedangkan secara praktis dapat memberikan informasi dan rekomendasi bagi para pelaku industri penyamakan kulit khususnya yang kinerja usahanya belum begitu bagus agar dapat memperhatikan dan menerapkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja usahanya.Kata-kata kunci: Analisis komunikasi; factor produksi; kinerja usaha; usaha kecil; usaha menengah Abstract The tannery center located in Sukaregang, Garut Regency, is dominated by Small and Medium Enterprises (SMEs). Of the 282 business units, only 53 business units have a good performance category, with the main indicator being the number of products produced in each period. The purpose of this study was to determine and analyze the factors that influence the performance and the most dominant factors that affect the performance of the leather tanning SMEs in Sukaregang, Garut Regency. The number of respondents was 53 people, with the number of first variables, was 30 variables. Sampling with purposive sampling technique. Meanwhile, the data analysis method used a validity test, reliability test, and exploratory factor analysis. Based on the feasibility test of the research instrument, the results are valid and reliable data. Based on the results of the Factor Analysis of the first 30 variables,. 26 variables were fulfilled for the next factor analysis process, then the 26 analyzed variables were formed into eight factors that influenced the performance of the leather tanning SMEs in Sukaregang, Garut Regency. The eight factors are named based on certain considerations, the eight factors are: business Scale Factor, Production Process Factor, Production Element Factors, Employee Performance Factors, External Factors, Entrepreneurship Factors, Human Resources Factors, Supply Chain Factors. While the most dominant factor affecting the performance of the leather tanning SMEs in Sukaregang, Garut Regency is the Production Element Factor. Theoretically, the results of this study are expected to be a reference for further research. While practically it can give information and recommendations for the leather tanneries, especially those whose business performance is not so good, so they can pay attention to and apply factors that can improve their business performance.Keywords: Communication analysis; production factor; business performance; small business; medium-sized businesses


Author(s):  
Cecep Hamzah Pansuri ◽  
Desi Qoriah

AbstrakBahasa yang menjadi ciri khas dan unik dalam lingkungan tertentu, termasuk bahasa yang dipakai oleh kaum Waria atau Banci yang memiliki kekhasan tersendiri yang berbeda dengan bahasa pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahasa unik yang digunakan oleh kaum waria di Cipanas Garut dan juga untuk mengetahui bagaimana bahasa tersebut terbentuk. Jenis penelitian ini adalah deskristif kualitatif. Metode penelitian menggunakan wawancara, observasi, menyimak dan mencatat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Waria di cipanas Garut menggunakan bahasa khas waria sebagai komunikasi dengan sesama waria dan orang terdekat, penggunaan bahasa tersebut dipengaruhi juga oleh komunitas waria di luar daerah juga tren bahasa yang dipakai di media-media visual dan audio visual.Kata-kata kunci: Alat komunikasi; bahasa baru; komunitas; ragam bahasa; waria. AbstractLanguages which are characteristic and unique. including the languageof transgender which has its own uniqueness which is different from general language. The purpose of this study was to identify the unique language used by transgender in Cipanas Garut and also to find out how the language was formed. This type of research is descriptive qualitative. The research method uses interviews, observation, listening and taking notes. The results showed that transgender in cipanas Garut used the “sissy” language as communication with their fellow and their closest people, the use of this language was also influenced by the transgender community outside the region as well as the trend of language used in visual and audio-visual media.Keywords: Communication tool; new language; community; variety of languages; shemale.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document