scholarly journals Ectoparasite infections on Mangrove Crabs (Scylla sp.) in soft shell crab aquaculture in Banda Aceh city, Indonesia

2021 ◽  
Vol 674 (1) ◽  
pp. 012106
Author(s):  
D F Putra ◽  
R Ashari ◽  
N Nurfadillah ◽  
N Othman
Keyword(s):  
2014 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 137
Author(s):  
Freshty Yulia Arthatiani ◽  
Estu Sri Luhur ◽  
Armen Zulham ◽  
Joni Haryadi

Kota Banda Aceh merupakan ibukota Provinsi Aceh yang berada di pulau Sumatera yangsangat potensial untuk pengembangan budidaya kepiting, namun masih menghadapi berbagai kendaladalam optimalisasi potensi yang dimiliki. Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) Cakradonya di Kota BandaAceh merupakan sebuah kelembagaan yang dibentuk pada tahun 2011 dengan tujuan peningkatankesejahteraan masyarakat terutama di sektor kelautan dan perikanan. Tulisan ini bertujuan untuk dapatmendeskripsikan peranan KIMBis dalam mengoptimalisasi peluang pengembangan budidaya kepitingcangkang lunak yang biasa disebut kepiting soka. Penelitian dilaksanakan di Kota Banda Aceh yangmerupakan wilayah Kerja KIMBis Cakradonya dengan analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatifuntuk menjelaskan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh KIMBis dalam mengoptimalkan peluangpengembangan usaha kepiting soka. Hasil penelitian menunjukkan KIMBis Cakradonya berperan dalammensosialisasikan peluang usaha kepiting soka terutama kepada stakeholders sehingga diharapkandapat memberikan dukungan kebijakan bagi pengembangan usaha ini, selain itu KIMBis juga berperandalam memperkenalkan penggunaan teknologi budidaya kepiting soka dan pengolahan limbah hasilbudidaya kepiting yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usaha. Namun optimalisasipeluang pengembangan kepiting soka mengalami berbagai kendala dari sisi teknologi, sumberdayamanusia modal dan juga input produksi. Oleh karena itu kedepannya diharapkan dapat dilaksanakanupaya tindak lanjut untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi baik itu dari sisi pengadaan benihkepiting, maupun aplikasi penerapan teknologi yang efisien serta peningkatan kemampuan pembudidayakepiting soka dalam mengakses permodalan sehingga usaha ini dapat berkembang secara optimal bagipeningkatan kesejahteraan masyarakat.Title: Opportunities to Optimize Soft Shell Crab Cultivation onKIMBis Cakradonya Area in Banda AcehBanda Aceh is the capital of Aceh Province that has great potential in crab cultivation. KlinikIPTEK Mina Bisnis (KIMBis) Cakradonya in Banda Aceh is an institution established in 2011 with the aimof improving the welfare of the community, especially in the marine and fisheries sector. This paper aimsto describe the role of KIMBis to optimize the chances of developing soft shell crab farming on BandaAceh. This research was conducted in Banda Aceh with qualitative descriptive data analysis methods.The results showed that KIMBis Cakradonya has role in disseminating of soft-shelled crabs businessopportunities especially to the stakeholders that are expected to provide policy support. KIMBis alsohad a role in the activities of introducing the use of soft-shelled crab cultivation technology and wastetreatment of cultured crabs to increase business productivity. However, the development of soft-shelledcrabs are still constrained in terms of technology, human resources and capital inputs. Therefore, in thefuture is expected to be implemented in various ways to overcome the problems in the soft shell crabcultivation such as crab seed procurement, as well as the application of efficient application of technologyand the increased capacity in the soft-shelled crab farmers to access capital so that businesses candevelop optimally for improvement public welfare.


2020 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 386-392
Author(s):  
T. Ersti Yulika Sari ◽  
Usman Usman ◽  
Nur Asiah

Mud crabs are mangrove crabs that are cultivated and harvested when molting so that their shells become soft and easy to consume. The purpose of this activity is to increase people's income in Desa Pulau Cawan, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, through soft shell crab cultivation by introducing environmentally friendly cultivation techniques, but it can produce added value in terms of improving the family's economy through soft-shell crab cultivation, one of which is training in making natural feed. This is based on information from farmers who have never received training on feed manufacturing. Through the foster village program, knowledge and technology are given about techniques for making natural feed from lime water and spinach extract as a substitute for vitamalt which is quite expensive. The methods used in the Community activities of the foster Village are lectures, discussions and direct practice with POKDAKAN, starting with the preparation of spinach extract, trash fish, lime water, mixing and drying. The results of the evaluation of the counseling participants showed that 24 participants had never known about making natural feed from lime water and spinach extract as soka crab feed. After participating in this training activity there was an increase of 86.96% in knowledge about how to make natural feed. The partner's assessment of the implementation of this activity is 52.17% strongly agree that this natural feed can be made independently; 52.17% strongly agree that giving lime water and spinach extract to the artificial feed mixture of trash fish has an effect on the acceleration of the molting process in crabs and does not affect the survival of crabs; 60.87% strongly agreed that it could be an alternative livelihood; strongly agree that the molting process in soft-shell crab cultivation is the same as when the crabs are given a vitamolt, which is 20 days.


2017 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Sunaryo Sunaryo ◽  
Ali Djunaedi ◽  
Adi Santoso

Mangrove crabs (Scylla serrata Forsskål, 1775) is one of the biological resources of the sea, that have economically important value and has been widely cultivated by traditional farmers to meet food needs in both the local and export markets. But the resulting quality of soft shell crab is not optimal. Quality is determined by the hardness of crab carapace after moulting.  Approach to problem solving can be done through the research process of the aquatic organisms to their environment adaptation.This research was aimed to acknowledge the influence of the difference in water softening against time duration the hardening rate of the crabs carapace. This research had done in the area of brackishwater pond in the village of Mojo, Ulujami, Pemalang Regency during 8 months. Animal test used a Mangrove crab (S. serrata Forsskål, 1775), the weight size of 80-150 g, individually kept in plastic boxes (30 x 20 x 25 cm), 15 pieces per m2 density. Research was carried out using case study method. The observation parameters of research was aimed at the water softening and calcium content of rearing water media and body fluids of mangrove crabs, and time duration of carapace hardening. The data obtained from the results of the measurement and calculation of the research parameters of each sampling, include: carapace hardening response due to differences in water softening and calcium content in the rearing media as well as  calcium content in the body fluid of the mangrove crab was analyzed using t-test. Observation on the research results showed that the process of soft shell crab production using rearing media of brackishwater and freshwater, each was respectively difference in the containing value of water softening and calcium content (p < 0.01).   The water softening and calcium content of mangrove crabs as well as the calcium content of body fluid of the mangrove crab to response of time duration the carapace hardening on the mangrove crab after moulting as a whole indicated very significant difference (p < 0.01).  But the results of the statistical analysis of calcium content in the body fluid of mangrove crab with the environmental rearing water media on each individual habitat suggested not significant difference (p ≥ 0.01).  The conclusions of these research, i.e. water softening and calcium content of the rearing water of mangrove crab was the determining factor in the quality of the soft shell crab product. On the occasion research was advised to do optimization of water softening in the rearing crab, so resulting highly quality product of soft shell crab.  Keywords : Calcium, Carapace Hardening, The Quality of Soft Shell Crab,Water Softening.   Kepiting bakau (Scylla  serrata  Forsskål, 1775) merupakan salah satu sumber daya hayati laut yang mempunyai nilai ekonomis penting dan banyak dibudidayakan oleh petani tradisional untuk memenuhi kebutuhan pangan baik di pasar lokal maupun ekspor. Namun kualitas kepiting soka yang dihasilkan belum optimal. Kualitas kepiting soka sangat ditentukan oleh tingkat kekerasan kulit kepiting setelah moulting. Pendekatan pemecahan masalah ini dapat dilakukan melalui penelitian proses adaptasi organisme perairan terhadap lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kesadahan terhadap lama waktu kecepatan pengerasan carapace kepiting. Penelitian dilakukan selama 8 bulan di pertambakan Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Hewan uji yang dipergunakan berupa Kepiting Bakau (S. serrata Forsskål, 1775), berat 80 - 150 g, dipelihara pada bok plastik (30 x 20 x 25 cm) secara seluler, padat penebaran 15 ekor per m2. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Parameter penelitian ditujukan pada kesadahan dan kandungan kalsium air media pemeliharaan dan cairan tubuh Kepiting Bakau serta lama waktu pengerasan carapace. Data yang didapatkan dari hasil pengukuran dan perhitungan parameter penelitian pada tiap - tiap pengambilan sampel, meliputi: respon pengerasan carapace akibat perbedaan kesadahan dan kandungan kalsium dalam media air pemeliharaan serta kandungan kalsium dalam tubuh kepiting bakau dianalisis dengan menggunakan uji t tes. Hasil pengamatan di dalam penelitian menunjukkan bahwa proses produksi kepiting soka menggunakan media pemeliharaan air tambak dan tawar, masing – masing mengandung nilai kesadahan dan kandungan kalsium yang berbeda (p<0,01).  Kandungan kesadahan dan kalsium air media pemeliharaan Kepiting Bakau pada media air pemeliharaan yang berbeda menunjukkan perbedaan sangat signifikan terhadap respon waktu pengerasan carapace Kepiting Bakau setelah moulting (p<0,01). Namun hasil analisis statistik kandungan kalsium cairan tubuh kepiting bakau dengan lingkungan media air pemeliharaan pada masing – masing habitat menunjukkan tidak adanya perbedaan yang sangat nyata (p≥0,01). Kesimpulan penelitian ini, yaitu kesadahan dan kandungan kalsium air pemeliharaan merupakan faktor penentu kualitas produk kepiting soka. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mengoptimalkan kesadahan sehingga dihasilkan produk kepiting soka berkualitas tinggi.                                                       Kata Kunci : Kalsium, Kesadahan, Kualitas Kepiting Soka, Pengerasan Carapace


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 122
Author(s):  
Sunaryo Sunaryo ◽  
Ali Djunaedi ◽  
Adi Santoso

Kepiting bakau (Scylla  serrata  Forsskål, 1775) merupakan salah satu sumber daya hayati laut yang dipergunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi kepiting soka. Organisme ini mempunyai nilai ekonomis penting dan banyak dibudidayakan oleh petani tradisional untuk memenuhi kebutuhan pangan baik di pasar lokal maupun ekspor. Dikeluarkannya Keputusan Menteri No 1 Tahun 2015 membuat banyak pembudidaya maupun pengekspor Kepiting Bakau mengalami banyak kerugian karena kepiting soka yang diproduksi kebanyakan tidak memenuhi syarat ukuran yang sesuai dengan ketetapan Pemerintah. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan pendekatan melalui penelitian perubahan morphometri Kepiting Bakau sebelum dan setelah moulting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang/lebar dan berat Kepiting Bakau pada saat sebelum dan setelah moulting yang dipelihara pada lingkungan budidaya di kawasan pertambakan di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Penelitian ini menggunakan Kepiting Bakau (S. serrata Forsskål, 1775), berat 80 - 150 g, dipelihara pada bok plastik (30 x 20 x 25 cm) secara seluler, padat penebaran 15 ekor per m2. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Parameter penelitian ditujukan pada pengukuran morphometri tubuh Kepiting Bakau sebelum dan setelah moulting, yaitu panjang dan lebar carapace serta berat. Parameter morphometrik bagian tubuh kepiting, meliputi: hubungan panjang carapace dan pertambahan panjang carapace, hubungan lebar carapace dan pertambahan lebar carapace, hubungan berat dan pertambahan berat tubuh kepiting bakau dianalisis menggunakan analisis regresi (Sudjana, 1982). Ukuran panjang carapace, lebar carapace dan berat kepiting bakau sebelum moulting satu sama lain menunjukkan adanya pola korelasi linier positif. Pola korelasi yang sama ditunjukkan juga pada hubungan antara ukuran panjang carapace, lebar carapace dan berat Kepiting Bakau sebelum moulting dengan pertambahan panjang carapace, lebar carapace dan berat Kepiting Bakau setelah moulting. Pertumbuhan panjang carapace, lebar carapace dan berat kepiting bakau pada saat moulting masing – masing secara berurutan dicapai sebesar 12,26 % ± SD 5,57 %, 13, 65 % ± SD 3,59 %, 23,46 % ± SD 10,934 %. Dengan diketahuinya parameter tersebut dapat dipergunakan sebagai parameter penentu pemilihan ukuran Kepiting Bakau sebagai bahan baku produksi kepiting soka yang sesuai dengan ketetapan peraturan pemerintah.  Mangrove crabs (Scylla serrata Forsskål, 1775) is one of the biological resources of the sea, that is used as raw material for soft shell crab production. This organism have economically important value and has been widely cultivated by traditional farmers to meet food needs in both the local and export markets. Assigned KepMen No 1 Tahun 2015 made more mangrove crab culturer and exporter were loss in bussines because the producing soft shell crab was not apropriate with the gorverment regulation. Therefore to solve this problem was importantly done the approach through the research about the change of morphometric of mangrove crab before and after moulting.This research was aimed to know the correlation between carapace length, carapace wide and weight of mangrove crab before and after moulting thats reared in the environment culture of brackishwaterpond area in Mojo Village, Ulujami District, Pemalang Regency. This research used mangrove crab (S. serrata Forsskål, 1775), the body weight size of 80-150 g, individually kept in plastic boxes (30 x 20 x 25 cm), 15 pieces per m2 density. Research was carried out using case study method. The research parameters were aimed on the meassuring of the mangrove crab morphometric before and after moulting, such as: carapace  length, carapace wide and body weight.  Morphometric parameters of mangrove crab body, include the rellation of carapace lenght and body weight, carapace wide and body weight, carapace lenght and carapace wide were analyzed with regression metode (Sudjana, 1982). Carapace  length, carapace wide and body weight before moulting one anothers showed a regression of linier positive model. The same correlation model were showed on the correlation between carapace lenght, carapace wide and body weight of mangrove crab before moulting with the addition of carapace  length, carapace wide and body weight of mangrove crab after moulting, each following order, are: 12,26 % ± SD 5,57 %, 13, 65 % ± SD 3,59 %, 23,46 % ± SD 10,934 %. This parameter could be used as defining parameter to choose the size of mangrove crab as raw material for soft shell crab production that appropriate to the goverment regulation. 


2020 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 164-172
Author(s):  
Ibrahim Ibrahim ◽  
Jalaluddin Jalaluddin ◽  
Azwir Azwir ◽  
Nurul Akmal ◽  
Muhammad Ridhwan
Keyword(s):  

Pola penambahan bahan pengawet makanan atau zat aditif yang tidak sesuai takaran kesehtan akan menyebabkan bermacam persolaan untuk kesehatan siswa atau masyarakat antara lain keracunan, alergi, gangguan pernafasan atau terjadi musibah kematian. Upaya kita dalam mengurangi kesan negatif yang disebabkan oleh pemakaian zat tambahan untuk pengawet makanan, perlu dilakukan literasi terhadap masyarakat atau siswa dengan bantuan pihak kampus. Siswa-siswi SMP Negeri 6 Banda Aceh sangat banyak yang menggunakan kue, cemilan atau mie instan sebagai sarapan pagi yang dijual pada kantin sekitar sekolah. Kondisi ini telah berjalan dalam tempo yang lama tetapi tanpa edukasi dari pihak-pihak sekolah, pemerintah atau ormas lain yang peduli terhadap kesehatan warga, begitu juga pemahaman dari masyarakat yang berbisnis dalam sektor ini. Ada beberapa keluhan dari warga atas banyaknya zat aditif dalam makanan atau pengawet yang digunakan oleh pembuat kue dapat merusak kesehatan siswa. Dari hasil survei kami ada sekiatr 80% siswa mengeluh setelah lama mengkonsumsi makanan jajanan sekitar sekolah tetapi mereka tidak mengetahui secara pasti jenis makanan yang mana. Ada kesan positif bahwa iswa paham akan informasi atas pilihan jajanan yang tanpa pengawet atau zat aditif yang mengandungi bahan berbahaya untuk kesehatan. Kata kunci: Makanan jajanan, zat aditif, kesehatan, siswa SMP


2020 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
Author(s):  
Teuku Andi Roza ◽  
Reza Desna Ramy
Keyword(s):  

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh atribut produk dan Word Of Mouth (WOM) terhadap keputusan pembelian pada PT. Masmedia Buana Pustaka Cabang Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan responden yaitu semua konsumen membeli produk melalui pelayanan penjualan buku penerbit PT. Masmedia Buana Pustaka. Pengambilan sampel secara convinience sampling yaitu pengambilan sampel secara mudah dimana penulis dapat menjadikan konsumen yang membeli produk melalui pelayanan penjualan buku yang lebih awal dijumpai secara langsung dijadikan sebagai sampel penelitian. Populasi sasaran dari penelitian ini adalah sebanyak 100 orang konsumen yang melakukan pembelian produk melalui pelayanan penjualan buku penertbit PT. Masmedia Buana Pustaka. Hasil penelitian ini menemukan produk dan harga promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,569 yang menjelaskan bahwa dalam model regresi ini atribut produk dan Word Of Mouth (WOM) dalam menjelaskan keputusan pembelian sebesar 56,9% dan sisanya sebesar 43,1% dijelaskan oleh variabel lain. Hasil persamaan regresi untuk variabel atribut produk dalam penelitian ini sebesar 0,537. Hasil koefisien regresi variabel Word Of Mouth (WOM) sebesar 22,2%. Dan untuk pengujian hipotesis (t hitung > t tabel) maka hasil uji t pada penelitian ini sebesar (2,304 > 1,98472) untuk variabel atribut produk dan sebesar ( 2,075 > 1,98472) untuk variabel Word Of Mouth dengan signifikan 0,00, hasil ini menyatakan bahwa atribut produk dan Word Of Mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan untuk pengujian hipotesis (f hitung > f tabel) maka hasil uji f pada penelitian ini sebesar (3,465 > 3,09) untuk variabel atribut produk dan Word Of Mouth dengan signifikan 0,00, hasil ini menyatakan bahwa atribut produk dan Word Of Mouth (WOM) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Kata kunci : Atribut Produk, Keputusan Pembelian, Word Of Mouth.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Erfinawati Erfinawati
Keyword(s):  

<p>ABSTRAK<br />Penelitian mengangkat masalah bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis surat resmi siswa kelas XI SMAN 7 Banda Aceh dengan model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan keterampilan menulis surat resmi siswa kelas XI SMAN 7 Banda Aceh dengan model pembelajaran kooperatif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 7 Banda Aceh Tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 280 siswa, dan ditetapkan sampel sebesar 30 siswa. Penentuan sampel ditetapkan secara random (random sampling). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Pengolahan data menggunakan teknik statistik sederhana. Laporan hasil penelitian menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa kelas XI SMAN 7 Banda Aceh dalam menulis surat resmi pada siklus I 78.5 dengan katagori baik dan 80.75 pada siklus II dengan katagori baik sekali. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa upaya meningkatkan keterampilan menulis surat resmi siswa kelas XI SMAN 7 Banda Aceh dengan model pembelajaran kooperatif berdasarkan hasil penelitian tergolong baik sekali dan memenuhi indikator keberhasilan yaitu 80. <br />Kata kunci: kemampuan, siswa, menulis, surat resmi.</p>


2020 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 289-298
Author(s):  
Yuslina Yuslina

he purpose of this study was to increase the activities and results of Indonesian language learning in the exposition text material of class X IS 3 SMAN 4 Banda Aceh. The learning model used in this study is the CTL learning model. The subjects of this study were students of class X IS 3 SMAN 4 Banda Aceh. The number of students is 35 students with 16 male students and 19 female students. This research was conducted in the 2019/2020 school year for a period of 3 months, from August 2019 to October 2019 in the odd semester. The research methodology is Classroom Action Research (PTK) consisting of two cy-cles and each cycle consisting of two meetings. Each cycle consists of planning, implementing, observ-ing and reflecting. The data collection technique is to collect test scores that are carried out at the end of each lesson in each cycle using a question instrument (written test). Observation data was carried out by looking at the activeness of students in the learning process. Data were analyzed by means of percentage statistics. The results showed that there was an increase in student learning activities in both cycles, from good enough to good categories and to very good categories. Completeness of student learning outcomes has increased from 48.57% in the pre cycle increased to 68.57% in cycle I and increased to 88.57% in cycle II. The use of the CTL learning model can increase the activities and results of Indone-sian language learning in the exposition text material of class X IS 3 SMAN 4 Banda Aceh Academic Year 2019/2020


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Rizki Andalia ◽  
Mulia Aria Suzanni ◽  
Rini Rini

Lipstick or lip dye is a cosmetic dose that serves to coloring, decorative the lips, as a moisturizing material and protect the lips from exposure the sun to provide optimum results. Lipstick should not contain chemicals such as lead (Pb) because the Pb is a heavy metal that is very dangerous when continuously used on the skin, because it will be absorbed into the blood and attack the body organ causing the onset of disease. According to BPOM that the lead rate on the lipstick does not exceed the permissible limit of 20 mg/kg or 20 ppm.This research aims to know the levels contained in the samples are 4 brands of matte lipstick that are sold in the Aceh market in Banda Aceh City with the method of atomic absorption spectrophotometry (AAS). The results showed that on the 4 brands of lipstick matte contain heavy metal lead (Pb) with a rate still qualified allowed by BPOM  is samples A, B, C, and D, respectively at 0.24 ppm; 0.10 ppm; 2.87 ppm and 1.32 ppm, so that the 4 brands of lipstick matte are still used.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document