Resiliensi dalam Badai: Belis dan Fenomena Kekerasan dalam Rumah Tangga di Kabupaten Alor
Abstract: Belis is a marriage tradition that is still a problem in the household. The men who have paid all the belis from the woman's side and made the women their wives, then they treat their wives when they go to the stage of violence. This study aims to determine the resilience of wives of victims of domestic violence due to belis and its impact on wives of victims of domestic violence. This study uses a qualitative research method with a phenomenological approach. The results of this study identified aspects of resilience, namely emotional regulation, impulse control, optimism, problem cause analysis, empathy, self-efficacy, and achievement. The three participants can overcome the problem of domestic violence they experience and are able to survive in situations such as receiving violence from their husband, and from the experiences they have experienced they can overcome problems in their household.Indonesian Abstract. Belis merupakan tradisi perkawinan yang masih menjadi masalah dalam rumah tangga. Para pria yang telah membayar semua belis dari pihak wanita dan menjadikan wanita sebagai istri mereka, kemudian mereka memperlakukan istri mereka ketika mereka menuju tahap kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan istri korban KDRT akibat belis dan dampaknya terhadap istri korban KDRT. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian mengidentifikasi aspek resiliensi yaitu regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, analisis penyebab masalah, empati, efikasi diri, dan prestasi. Ketiga peserta dapat mengatasi masalah KDRT yang dialaminya dan mampu bertahan dalam situasi seperti menerima kekerasan dari suaminya, dan dari pengalaman yang dialaminya dapat mengatasi permasalahan dalam rumah tangganya.