scholarly journals KONSEP, MODEL ATAU TEORI YANG EFEKTIF SEBAGAI PENDEKATAN EDUKASI DALAM MERUBAH PERILAKU PASIEN DIABETES MELITUS : LITERATUR REVIEW.

2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Anita Rosman ◽  
Saldy Yusuf ◽  
Takdir Tahir

ABSTRAKPenderita Diabetes Melitus (DM) tiap tahunnya mengalami peningkatan, apabila tidak tertangani dengan baik maka akan menimbulkan berbagai macam komplikasi. Komplikasi dan resiko dapat dicegah apabila perilaku terhadap pola hidup dan kebiasan pasien DM dapat berubah. Terdapat beberapa teori perubahan perilaku yang dapat di gunakan dalam melakukan edukasi kesehatan pada pasien DM. Meskipun demikian evaluasi terhadap konsep, model atau teori sebagai media edukasi dalam perubahan perilaku pasien DM belum diketahui. Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengetahui konsep, model atau teori yang efektif digunakan untuk memberikan edukasi kesehatan kepada pasien DM dalam merubah perilaku mereka. Metode yang digunakan dengan cara melakukan pencarian beberapa studi yang diterbitkan melalui database PubMed, Science Direct, Wiley dan Google Scholar. Strategi pencarian menggunakan kombinasi istilah MeSH Terms. Pertanyaan penelitian dirancang dengan menggunakan prinsip PICO. Studi yang dipilih diterbitkan dari tahun 2015-2019. Setelah dilakukan pencarian artikel dengan kata kunci tersebut maka total artikel yang di review dalam tinjauan literatur ini sebanyak delapan artikel. Konsep, model atau teori PRECEDE PROCEED paling banyak digunakan dalam pencarian literatur ini dibandingkan dengan model yang lain dan salah satu penelitian mengatakan bahwa peningkatan yang signifikan sudah terjadi sejak bulan pertama setelah dilakukannya intervensi.Kata Kunci :  diabetes mellitus, theory, model, behaviorABSTRACTPatients with Diabetes Mellitus (DM) have increased every year, if not handled properly it will cause various kinds of complications. Complications and risks can be prevented if behavior towards the lifestyle and habits of DM patients can change. There are several theories of behavior change that can be used in health education for DM patients. However the evaluation of concepts, models or theories as educational media in changing the behavior of DM patients is unknown. The purpose of this literature review is to find out the concepts, models or theories that are effectively used to provide health education to DM patients in changing their behavior. The method used by searching several studies published through the PubMed, Science Direct, Wiley and Google Scholar databases. The search strategy uses a combination of MeSH Terms. Research questions were designed using PICO principles. Selected studies were published from 2015-2019. After searching for articles with these keywords, the total articles reviewed in this literature review were eight articles. The concept, model or theory of PRECEDE PROCEED is the most widely used in this literature search compared to other models and one of the studies says that a significant increase has occurred since the first month after the intervention.Keywords : diabetes mellitus, theory, model, behavior

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 189-198
Author(s):  
Hanifah Sapto Putri

Etlingera elatior atau kecombrang merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai efek farmakologis diantaranya yaitu sebagai antihiperglikemi pada penyakit diabetes mellitus. Tujuan literature review ini yaitu untuk mengetahui efek tanaman kecombrang dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Sumber yang digunakan terdiri dari dua puluh delapan sumber yang berasal dari Google Scholar, Pubmed, NCBI, Elsevier, dan situs-situs lainnya dengan rentang waktu 2010-2020. Artikel tersebut kemudian dianalisis dengan metode systematic literature review yaitu mengumpulkan, mengevaluasi dan mengembangkan penelitian pada fokus topik tertentu. Dari beberapa penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa tanaman kecombrang memiliki manfaat sebagai antihiperglikemi. Di mana senyawa aktif seperti flavonoid, fenolik dan saponin yang ada pada tanaman kecombrang memiliki kemampuan menghambat enzim amilase dan glukosidase, menetralkan radikal bebas, serta sebagai proteksi terhadap kerusakan sel beta pankreas dalam aktivitas antihiperglikemi pada pasien diabetes melitus.


e-CliniC ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Pomantow A. L. Roeroe ◽  
Bisuk P. Sedli ◽  
Octavianus Umboh

Abstract: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by SARS-CoV-2 and has been declared as a pandemic by WHO in March 11, 2020. This disease is an additional problem in people with type 2 diabetes mellitus (T2DM). Several studies have shown that diabetes is a risk factor for COVID-19. This study was aimed to determine the risk factors for the occurrence of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in T2DM patients. This was a literature review study using several journal databases, namely Google Scholar, PubMed, and Science Direct. Literature searching was performed by using the PICOS method and the analysis was carried out qualitatively The results obtained 10 literatures reporting that T2DM would increase the severity and mortality of COVID-19 patients related to elderly age, obesity, chronic systemic inflammation, increased coagulation activity, potential direct damage to the pancreas, changes in expression of ACE2 receptors, dysregulation of the number, activity of immune cells, alveolar dysfunction, and endothelial dysfunction. There was not yet strong evidence regarding discontinuation or continuation of various diabetes drugs in COVID-19 patients, but insulin remains the recommended agent for blood glucose control. In conclusion, T2DM increases the severity and mortality rate of COVID-19 patients Keywords: diabetes mellitus; COVID-19; risk factors Abstrak: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 dan telah ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020. Penyakit ini menjadi masalah tambahan bagi penyandang diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diabetes merupakan salah satu faktor risiko terjadinya COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya COVID-19 pada penyandang DMT2. Jenis penelitian ialah literature review menggunakan laporan penelitian dari beberapa database jurnal, yaitu google scholar, PubMed, dan ClinicalKey. Pencarian artikel menggunakan metode PICOS dan analisis dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian mendapatkan 10 laporan penelitian yang melaporkan bahwa DMT2 meningkatkan tingkat keparahan dan mortalitas pasien COVID-19 akibat adanya mekanisme terkait dengan usia lanjut, obesitas, peradangan sistemik kronis, peningkatan aktivitas koagulasi, potensi kerusakan langsung pankreas, perubahan ekspresi reseptor ACE2, disregulasi jumlah dan aktivitas sel imun, disfungsi alveolar, dan disfungsi endotel. Belum terdapat bukti kuat mengenai penghentian atau pelanjutan berbagai obat diabetes pada pasien COVID-19, tetapi insulin tetap menjadi obat yang disarankan untuk mengontrol glukosa darah. Simpulan penelitian ini ialah DMT2 meningkatkan tingkat keparahan dan mortalitas dari pasien COVID-19.Kata kunci: diabetes melitus tipe 2 (DMT2), COVID-19, faktor risiko


2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Fitri Andi Sabil ◽  
Kusrini S Kadar ◽  
Elly Lilianty Sjattar

ABSTRAK Latar belakang: Diabetes Melitus tipe 2 merupakan diabetes melitus yang paling sering dijumpai dan merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Tingginya angka kejadian Diabetes mellitus ini menjadi dasar bagi masyarakat dan tenaga dalam perawatan yang lebih jauh dengan cara melakukan manajemen perawatan diri ( Self care management ) yang tepat.Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor Yang mendukung Perawatan diabetes mellitus Pasien tipe 2.Metode: Data base yang dalam studi literatur ini adalah Google Scholar, Science Direct dan Pubmed. Didapatkan 58 artikel terkait perawatan diri dan diabetes mellitus tipe 2 yang sempurna dan dari tahun 2009-2017. Dari 58 artikel 10 artikel yang memenuhi syarat review.Hasil : Dari 10 artikel di dapatkan bahwa faktor- faktor yang mendukung self care management adalah health literacy, self efficacy  dan dukungan keluarga. Namun dari beberapa hasil penelitian tersebut health literacy  dan self efficacy merupakan faktor yang lebih mendominasi untuk mendukung Self care management yang tepat.Kata kunci: Literasi kesehatan dan self efficacy merupakan faktor yang mendukung manajemen perawatan diri yang tepat. Namun masih diperlukan beberapa literatur untuk mengetahui lebih jauh tentang kedua faktor tersebut untuk manajemen perawatan diri. Kata Kunci: Diabetes melitus tipe 2, literasi kesehatan, self efficacy , Keluarga, manajemen perawatan diri. 


e-CliniC ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 328
Author(s):  
Made K. Murtiningsih ◽  
Karel Pandelaki ◽  
Bisuk P. Sedli

Abstract: Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is a metabolic disease caused by insulin resistance and beta cell dysfunction. It is ranked as the seventh of top 10 causes of death worldwide, and the highest prevalence of cases is T2DM. The dominant lifestyle that triggers T2DM is diet and physical inactivity. This study was aimed to determine whether lifestyle was a risk factor of T2DM. This was a literature review study using two databases, namely Pubmed and Google Scholar. The keywords used were "lifestyle risk factors and type 2 diabetes mellitus". There were 10 literatures obtained based on inclusion and exclusion criteria. The results showed that lifestyle such as unhealthy eating pattern and less physical activity significantly influence the risk factors of T2DM. In conclusion, lifestyles such as unhealthy foods and less physical activity are at high risk of suffering from T2DM.Keywords: risk factors, lifestyle, type 2 diabetes mellitus (T2DM)  Abstrak: Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit metabolisme yang disebabkan karena resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas. DM berada diperingkat ke tujuh sebagai 10 penyakit penyebab kematian di dunia, denganDMT2 sebagai prevalensi kasus tertinggi. Pola hidup yang dominan menjadi pencetus DMT2 ialah pola makan dan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya hidup sebagai faktor risiko DMT2. Jenis penelitian ialah literature review. Pencarian data menggunakan dua database yaitu Pubmed dan Google Scholar. Dengan kata kunci yaitu “faktor risiko gaya hidup dan diabetes melitus tipe 2”. Setelah diseleksi, didapatkan 10 literatur berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian mendapatkan bahwa gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat dan pola aktivitas fisik kurang secara bermakna berpengaruh terhadap terjadinya faktor risiko DMT2. Simpulan penelitian ini ialah gaya hidup dengan mengonsumsi makanan tidak sehat dan aktivitas fisik yang kurang memiliki risiko tinggi mengalami DMT2.Kata kunci: faktor risiko, gaya hidup, diabetes melitus tipe 2 (DMT2)


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 64
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Sitti Rahmatiah ◽  
Nopan Muhammad Asif

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang diakibatkan peran insulin yang tidak maksimal. Komplikasi yang sering terjadi adalah terjadinya luka kaki yang kerap kali bertambah parah menjadi ulkus kaki diabetic dan kemungkinan terburuk jika tidak dilakukannya perawatan luka yang baik adalah tindakan amputasi. Oleh karenanya penderita sangat perlu memiliki perilaku pencegahan agar luka kaki diabetik tidak terjadi. Perilaku pencegahan akan dilakukan dengan baik apabila didahului oleh tingkat pengetahuan dan sikap yang baik dari penderita Diabetes Melitus itu sendiri. Penelitian ini adalah penelitian pendekatan studi literature. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi literature, artikel ataupun dokumen terkait hubungan Pengetahuan dengan Pencegahan Terjadinya Luka Kaki Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus. Data dikumpulkan dengan menggunakan literature review seperti Google Scholar. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 15 artikel teridentifikasi dan dipublikasikan pada tahun 2010-2019. Terdapat 8 artikel dari 15 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan pengetahuan sangat erat kaitannya dengan perilaku hidup sehat salah satunya dalam hal perawatan kaki. Keseimpulan dari penelitian ini adalah pencegahan luka kaki diabetic didasari dari sebuah pengetahuan yang sangat mempengaruhi perilaku pasien diabetes mellitus. Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya peran yang kuat antara petugas kesehatan beserta penderita diabetes mellitus dalam hal pemberian edukasi guna menceah terjadina luka kaki diabetic.


e-CliniC ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Rivaldy Wahab ◽  
Efata Poli ◽  
Cerelia Sugeng

Abstract: SARS-CoV-2 infection causes various symptoms, including mild, moderate, severe, and critical symptoms. Severe SARS-CoV-2 infection can cause pneumonia, acute respiratory syndrome, kidney failure, and even death. This study was aimed to evaluate patients with COVID-19 pneumonia associated with acute kidney injury (AKI). This was a literature review study using three databases, namely PubMed, ClinicalKey, and Google Scholar. The keywords used were acute kidney injury AND pneumonia AND COVID-19. The results showed 10 selected literatures based on inclusion and exclusion criteria. All literatures stated that males dominated the study samples (52.4-73%). The risk factors of AKI in COVID-19 pneumonia were co-morbidities which were predominantly hypertension, diabetes mellitus, COPD, cardiovascular diseases, and respiratory diseases, as well as nephrotoxic drugs. AKI was the complication of pneumonia COVID-19. The mortality rate was higher among pneumonia COVID-19 patients with AKI compared to pneumonia COVID-19 patients without AKI. In conclusion, AKI is the complication of COVID-19 pneumonia. Nephrotoxic drugs and co-morbidities are the risk factors of AKI in COVID-19 pneumonia.  The mortality rate is higher in patients with AKI compared to those without AKI.Keywords: acute kidney injury, pneumonia COVID-19, coronavirus disease 2019  Abstrak: Infeksi SARS-CoV-2 menimbulkan berbagai gejala baik yang ringan, sedang, berat        hingga kritis. Infeksi SARS-CoV-2 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pneumonia COVID-19 dengan gangguan ginjal akut (GGA). Jenis penelitian ialah literature review dengan pencarian data menggunakan tiga database yaitu PubMed, ClinicalKey, dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan ialah acute kidney injury AND pneumonia AND COVID-19. Hasil penelitian mendapatkan 10 literatur berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pada semua literatur didapatkan jenis kelamin laki-laki yang mendominasi sampel penelitian (52,4-73%). Riwayat penyakit didominasi oleh hipertensi, diabetes melitus, PPOK, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit pernapasan. GGA merupakan komplikasi pada pneumonia COVID-19. Pasien pneumonia COVID-19 dengan gangguan ginjal akut memiliki angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien pneumonia COVID-19 tanpa gangguan ginjal akut di rumah sakit. Faktor risiko gangguan ginjal akut pada pneumonia COVID-19, antara lain: penggunaan obat yang bersifat nefrotoksik, memiliki komorbid (usia tua, diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal kronis, dll). Sinpulan penelitian ini ialah GGA merupakan komplikasi pada pneumonia COVID-19. Penggunaan obat yang bersifat nefrotoksik dan adanya komorbid merupakan faktor risiko terjadinya GGA pada pasien pneumonia COVID-19. Angka kematian lebih tinggi terdapat pada pasien pneumonia COVID-19 dengan GGA dibandingkan dengan yang tanpa GGA.kata kunci: gangguan ginjal akut, pneumonia COVID-19, coronavirus disease 2019


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 56-70
Author(s):  
Izzah Al Mukminah ◽  
Raden Bayu Indradi

Pendahuluan: Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tinggi dan bahkan mengalami fluktuasi dari 422 juta jiwa menjadi 463 juta jiwa dalam 5 tahun. Pada tatalaksana penyakit DM, salah satunya ialah terapi farmakologi menggunakan Obat Antihiperglikemik (OAH). Saat ini selain OAH, masyarakat juga menggunakan herbal untuk mengatasi DM. Senyawa aktif herbal yang telah terbukti berkontribusi dalam pengobatan beragam dan multikomponen, namun tidak semua komponen tersebut diketahui memberikan efek terapeutik pada DM. Maka, tujuan dari tinjauan pustaka ini untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara obat konvensional dan herbal untuk DM. Metode: Pencarian literatur dilakukan pada bulan Mei 2020. Situs yang digunakan adalah Google Scholar, Elsevier dan NCBI.  Kata kunci yang digunakan untuk menemukan sumber jurnal ialah “interaksi obat DM dan herbal”, “interaction of diabetic drugs and herbs”, “herbal untuk diabetes”, dan “herbs for diabetes”. Jurnal yang digunakan sebagai sumber berjumlah 15 jurnal dengan fokus penelitian secara in vivo  dan klinis. Hasil: Multikomponen pada herbal tersebut jika digunakan bersamaan dengan OAH berpotensi untuk menimbulkan interaksi, beberapa studi melaporkan bahwa OAH dan herbal untuk antidiabetes memiliki interaksi sinergis atau antagonis. Berdasarkan pustaka beberapa penelitian interaksi obat dan herbal bisa terjadi, seperti Metformin, Glibenklamid dan Pioglitazon dengan Aloe vera berinteraksi sinergis. Kesimpulan: Potensi interaksi antagonis dan sinergis muncul pada beberapa hasil penelitian interaksi herbal dengan OAH.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 67-74
Author(s):  
Asri Pandiangan ◽  
Kristian Pieri Ginting

Diabetes melitus  atau DM merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya. Prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia>15 tahun sebesar 6,9%, Toleransi Glukosa Terganggu atau TGT sebesar 29,9% dan Gula Darah Puasa Terganggu atau GDPT sebesar 36,6%. Diabetes mellitus merupakan silent killer. Adapun gejala-gejala klasik pada diabetes adalah polifagi, polidipsi dan poliuri. Penanganan pasien diabetes terbagi atas terapi farmakologi dan non farmakologi. Literatur review ini bertujuan mengetahui efek pemberian ekstrak biji jintan hitam terhadap pasien diabetes mellitus tipe 2 sebagai terapi alternatif yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 2001 sampai 2019 dengan 32 sumber pustaka. Berbagai penelitian eksperimental yang dilakukan menunjukkan bahwa kandungan bioaktif pada biji jintan hitam bermanfaat sebagai anti diabetes. Kandungan biji jintan hitam sebagai antioksidan dapat meningkatkan sekresi insulin dengan meningkatkan metabolism energi di mitokondria, meningkatkan jalur intraseluler pada reseptor dan menurunkan glukoneogenesis dengan menekan sintesis enzim glukoneogenik.   Kata kunci: diabetes melitus, thymoquine, anti diabetes   EFFECT OF BLACK SEED EXTRACT FOR DIABETES MELLITUS TYPE 2 AS ALTERNATIVE THERAPY   ABSTRACT Diabetes mellitus or DM  is an group metabolic disease with the hyperglycemia characteristic because of insulin secretion disorder, insulin activity or both of them. The prevalence of diabetes mellitus at the age > 15 years old, is 6.9 percent, 29.9 percent ImpairedGlucoseTolerance or IGT and 36.6 percent ImpairedFastingGlycaemia or IFG.. Diabetes mellitus is a silent killer. As for classic symptoms of diabetes are polyphagia, polydipsia and polyuria. Intervention for patient diabetes divided by pharmacological and non pharmacological intervention. This literature review aims to find out which effect of Black Seed for patient of diabetes mellitus type 2 as alternative therapythat have been done by previous researchers. The method used in this article is the search of articles through the NCBI and Google Scholar databases. The year of publication of library sources is from 2009 to 2018 with 29 library sources.Various experimental research conducted showed part bioactive component useful as antidiabetic. Bioactive component as antioxidant can increase insulin secretion by increasing energy metabolism at mitochondria and increasing intraceluler pathway on insulin receptor and reduce gluconeogenesis by reduce synthesis gluconeogenic enzyme.   Keywords: diabetes mellitus, thymoquinone, anti diabetic


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 21-30
Author(s):  
Cantika Larasati

Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme kronis yang ditandai dengan hiperglikemia dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Pasien dengan diabetes mellitus seringkali memiliki kontrol glikemik yang buruk dan memiliki banyak risiko komplikasi mikrovaskuler. Obat hipoglikemik sintetik tidak dapat sepenuhnya mengontrol kadar glukosa serta seringkali menimbulkan efek samping yang menyebabkan ketidakpatuhan pasien minum obat. Selama berabad-abad, obat-obatan herbal telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit yang sampai saat ini masih digunakan sebagai alternatif pertama untuk menyembuhkan penyakit tertentu di negara berkembang. Aloe vera telah digunakan oleh berbagai budaya karena khasiat obatnya yang luar biasa. Penelitian ini merupakan  literature review yang melibatkan sebanyak 21 sumber pustaka dengan kata kunci yang digunakan yaitu ‘aloe vera dan diabetes’ dengan tahun terbit antara 2009- 2020. Abstrak dan full text jurnal dibaca dan dicermati, kemudian dilakukan analisis terhadap isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan penelitian. Banyak studi menunjukkan ekstrak aloe vera dapat berperan dalam menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes mellitus dan komplikasinya melalui berbagai mekanisme, seperti menurunkan glukoneogenesis dan lipogenesis, serta meningkatkan glikolisis di hati. Selain itu, aloe vera dapat mempengaruhi ekspresi gen berbeda yang terkait dengan metabolisme glukosa dan lipid. serta dikaitkan dengan aktivasi transkripsi PPAR. Kandungan senyawa dan vitamin didalamnya juga berperan sebagai antioksidan. Kandungan senyawa pada gel aloe vera menunjukkan berbagai manfaat antidiabetes, dan kandungan polisakarida di dalamnya dianggap sebagai komponen aktif utama untuk manfaat tersebut.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 309-316
Author(s):  
Nurul Febrian Bintari Putri ◽  
Trina Kurniawati

AbstractDiabetes mellitus is a chronic disease that cannot be cured, but can be prevented by using the 5 pillars of diabetes mellitus management, one of which is controlling blood sugar levels. Patients with diabetes mellitus need support from the family because the family can influence a person's behavior and lifestyle so that it has an impact on the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus. To determine the relationship between family support and blood sugar levels in patients with type 2 diabetes mellitus through a literature review. The data collection technique uses a literature review method of 5 articles sourced from an online database with electronic searches on Google Scholar, Garba Garuda, and ProQuest published in 2017-2021. The critical analysis instrument used is using a strobe. The results of a literature review on the family support variable were 2 articles with supporting categories as many as 128 respondents, 2 articles with less categories as many as 63 respondents, and 1 article with good categories as many as 22 respondents. Variable blood sugar levels 2 articles in the controlled category as many as 98 respondents, 1 article in the poor category as many as 45 respondents, 1 article in the controlled category as many as 17 respondents, and 1 article in the diabetes category as many as 29 respondents. There is a relationship between family support and blood sugar levels in patients with type 2 diabetes mellitus.Keywords: Type 2 diabetes mellitus; family support; blood glucose levels; blood sugar levels AbstrakDiabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah dengan menggunakan 5 pilarpengelolaan diabetes mellitus, salah satunya pengendalian kadar gula darah. Pasien diabetes mellitus perlu adanya dukungan dari keluarga karena keluarga dapat mempengaruhi perilaku dan gaya hidup seseorang sehingga berdampak pada kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 melalui literature review. Teknik pengumpulan data menggunakan metode literature review 5 artikel yang bersumber database online dengan penelusuran elektronik pada Google Scholar, Garba Garuda, dan ProQuest yang dipublish pada tahun 2017-2021. Instrumen telaah kritis yang digunakan yaitu menggunakan Strobe. Hasil literature review pada variable dukungan keluarga 2 artikel dengan kategori mendukung sebanyak 128 responden, 2 artikel dengan kategori kurang sebanyak 63 responden, dan 1 artikel dengan kategori baik sebanyak 22 responden. Variable kadar gula darah 2 artikel dengan kategori terkendali sebanyak 98 responden, 1 artikel dengan kategori buruk sebanyak 45 responden, 1 artikel dengan kategori terkontrol sebanyak 17 responden, dan 1 artikel dengan kategori diabetes sebanyak 29 responden. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2.Kata kunci: Diabetes mellitus tipe 2;dukungan keluarga;kadar glukosa darah;kadar gula darah


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document