scholarly journals Efek Antidiabetik Dari Aloe Vera

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 21-30
Author(s):  
Cantika Larasati

Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme kronis yang ditandai dengan hiperglikemia dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Pasien dengan diabetes mellitus seringkali memiliki kontrol glikemik yang buruk dan memiliki banyak risiko komplikasi mikrovaskuler. Obat hipoglikemik sintetik tidak dapat sepenuhnya mengontrol kadar glukosa serta seringkali menimbulkan efek samping yang menyebabkan ketidakpatuhan pasien minum obat. Selama berabad-abad, obat-obatan herbal telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit yang sampai saat ini masih digunakan sebagai alternatif pertama untuk menyembuhkan penyakit tertentu di negara berkembang. Aloe vera telah digunakan oleh berbagai budaya karena khasiat obatnya yang luar biasa. Penelitian ini merupakan  literature review yang melibatkan sebanyak 21 sumber pustaka dengan kata kunci yang digunakan yaitu ‘aloe vera dan diabetes’ dengan tahun terbit antara 2009- 2020. Abstrak dan full text jurnal dibaca dan dicermati, kemudian dilakukan analisis terhadap isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan penelitian. Banyak studi menunjukkan ekstrak aloe vera dapat berperan dalam menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes mellitus dan komplikasinya melalui berbagai mekanisme, seperti menurunkan glukoneogenesis dan lipogenesis, serta meningkatkan glikolisis di hati. Selain itu, aloe vera dapat mempengaruhi ekspresi gen berbeda yang terkait dengan metabolisme glukosa dan lipid. serta dikaitkan dengan aktivasi transkripsi PPAR. Kandungan senyawa dan vitamin didalamnya juga berperan sebagai antioksidan. Kandungan senyawa pada gel aloe vera menunjukkan berbagai manfaat antidiabetes, dan kandungan polisakarida di dalamnya dianggap sebagai komponen aktif utama untuk manfaat tersebut.

2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Febria Syafyu Sari ◽  
Ridhyalla Afnuhazi

ABSTRAK Diabetes Melitus merupakan penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Lidah buaya berkhasiat untuk menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes dan dapat mengontrol tekanan darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jus lidah buaya (AloeBarbadensis Miller) terhadap penurunan glukosa darah puasa GDP) dan 2 Jam PP (Post Prendial) pada penderita DM (Diabetes Melitus). Desain penelitian merupakan Quasi Eksperimental dengan pendekatan one group pretest – postest design. Sampel terbagi menjadi 14 responden. Data dianalisis dengan paired t-test. Hasil menunjukan rata-rata penurunan glukosa darah puasa pada intervensi (28,42 gr/dl) dan glukosa darah 2 jam pp pada intervensi (40,57 gr/dl). Untuk analisis bivariat terdapat perbedaan antara glukosa puasa dan 2 jam pp dengan glukosa darah puasa GDP) dan 2 Jam PP (Post Prendial) pada penderita DM (Diabetes Melitus). Kesimpulan didapatkanlidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa darah.Berdasarkan hasil penelitian jus lidah buaya dapat menjadi salah satu alternatif keperawatan non farmakologi dalam penyakit diabetes melitus. Kata Kunci : Lidah Buaya ; Diabetes Mellitus THE EFFECT OF VEGETABLE VOCATIONAL JUICE ON FAST BLOOD GLUCOSE LEVELS AND 2 HOURS OF PP (Post Prandial) IN DIABETES MELLITUS  ABSTRACT Diabetes mellitus is the most prominent disease caused by the failure of blood sugar regulation. Aloe vera is efficacious can to  reduce blood sugar levels for diabetics and can control blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of Aloe Barbadensis Miller on the reduction of fasting blood glucose GDP and 2 hours of PP (post prendial) in patients with diabetes mellitus. The research design is Experimental Quasi with one group pretest - postest design approach. The sample is divided into 14 respondents. Data were analyzed by paired t-test. The results showed an average decrease in fasting blood glucose at intervention (28.42 gr / dl) and 2 hours pp blood glucose at intervention (40.57 gr / dl). For bivariate analysis there was a difference between fasting glucose and 2 hours pp with fasting blood glucose GDP) and 2 hours PP (Post Prendial) in patients with diabetes mellitus. The conclusion is that aloe vera can reduce blood glucose levels. Based on the results of research on aloe vera juice can be an alternative non-pharmacological nursing in diabetes mellitus. Keywords: Aloe Vera ; Diabetes Mellitus


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 56-70
Author(s):  
Izzah Al Mukminah ◽  
Raden Bayu Indradi

Pendahuluan: Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tinggi dan bahkan mengalami fluktuasi dari 422 juta jiwa menjadi 463 juta jiwa dalam 5 tahun. Pada tatalaksana penyakit DM, salah satunya ialah terapi farmakologi menggunakan Obat Antihiperglikemik (OAH). Saat ini selain OAH, masyarakat juga menggunakan herbal untuk mengatasi DM. Senyawa aktif herbal yang telah terbukti berkontribusi dalam pengobatan beragam dan multikomponen, namun tidak semua komponen tersebut diketahui memberikan efek terapeutik pada DM. Maka, tujuan dari tinjauan pustaka ini untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara obat konvensional dan herbal untuk DM. Metode: Pencarian literatur dilakukan pada bulan Mei 2020. Situs yang digunakan adalah Google Scholar, Elsevier dan NCBI.  Kata kunci yang digunakan untuk menemukan sumber jurnal ialah “interaksi obat DM dan herbal”, “interaction of diabetic drugs and herbs”, “herbal untuk diabetes”, dan “herbs for diabetes”. Jurnal yang digunakan sebagai sumber berjumlah 15 jurnal dengan fokus penelitian secara in vivo  dan klinis. Hasil: Multikomponen pada herbal tersebut jika digunakan bersamaan dengan OAH berpotensi untuk menimbulkan interaksi, beberapa studi melaporkan bahwa OAH dan herbal untuk antidiabetes memiliki interaksi sinergis atau antagonis. Berdasarkan pustaka beberapa penelitian interaksi obat dan herbal bisa terjadi, seperti Metformin, Glibenklamid dan Pioglitazon dengan Aloe vera berinteraksi sinergis. Kesimpulan: Potensi interaksi antagonis dan sinergis muncul pada beberapa hasil penelitian interaksi herbal dengan OAH.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 114
Author(s):  
Kadek Resa Widiasari ◽  
I Made Kusuma Wijaya ◽  
Putu Adi Suputra

AbstrakDiabetes melitus menggambarkan sekelompok penyakit metabolik yang temuan umumnya adalah kadar glukosa darah yang meningkat. Pada usia 20-79 tahun, terdapat 463 juta atau setara 9,3% orang di dunia menderita diabetes pada tahun 2019. Diabetes melitus tipe 2 ditandai dengan defisiensi insulin relatif yang disebabkan oleh disfungsi sel pankreas dan resistensi insulin. Faktor risiko penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Gejala klasik diabetes seperti poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Empat tes diagnostik untuk diabetes yaitu pengukuran glukosa plasma puasa, glukosa plasma 2 jam setelah TTGO 75 g, HbA1c, dan glukosa darah acak dengan adanya tanda dan gejala klasik diabetes. Tatalaksana dibagi menjadi dua, yaitu farmakologi dan non farmakologi. Tatalaksana non farmakologis terdiri atas edukasi, nutrisi medis, dan latihan fisik. Terapi farmakologis terdiri atas obat oral dan bentuk suntikan dalam bentu obat anti hiperglikemik dan insulin. Terapi farmakologi dan non farmakologi ini berjalan beriringan. Penulisan artikel ini menggunakan metode literature review dan diharapkan dapat dijadikan acuan kedepan dalam melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan pasien diabetes melitus sehingga prevalensi berkurang dan komplikasi dapat dihindari.   AbstractDiabetes mellitus describes a group of metabolic diseases whose common finding is elevated blood glucose levels. At the age of 20-79 years, there were 463 million or 9.3% of people in the world suffer from diabetes in 2019. Type 2 diabetes mellitus is characterized by relative insulin deficiency caused by pancreatic cell dysfunction and insulin resistance. The risk factors that cause it are divided into two, namely modifiable and non-modifiable risk factors. The classic symptoms of diabetes include polyuria, polydipsia, polyphagia and unexplained weight loss. The four diagnostic tests for diabetes are measurement of fasting plasma glucose, plasma glucose 2 hours after OGTT 75 g, HbA1c, and randomized blood glucose in the presence of classic signs and symptoms of diabetes. Treatment is divided into two, namely pharmacological and non-pharmacological. Non-pharmacological management consists of education, medical nutrition, and physical exercise. Pharmacological therapy consists of oral drugs and injections in the form of anti-hyperglycemic drugs and insulin. Pharmacological and non-pharmacological therapy goes hand in hand. The writing of this article uses the literature review method and is expected to be used as a future reference in carrying out prevention and treatment of diabetes mellitus patients so that prevalence is reduced and complications can be avoided.  


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Anita Rosman ◽  
Saldy Yusuf ◽  
Takdir Tahir

ABSTRAKPenderita Diabetes Melitus (DM) tiap tahunnya mengalami peningkatan, apabila tidak tertangani dengan baik maka akan menimbulkan berbagai macam komplikasi. Komplikasi dan resiko dapat dicegah apabila perilaku terhadap pola hidup dan kebiasan pasien DM dapat berubah. Terdapat beberapa teori perubahan perilaku yang dapat di gunakan dalam melakukan edukasi kesehatan pada pasien DM. Meskipun demikian evaluasi terhadap konsep, model atau teori sebagai media edukasi dalam perubahan perilaku pasien DM belum diketahui. Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengetahui konsep, model atau teori yang efektif digunakan untuk memberikan edukasi kesehatan kepada pasien DM dalam merubah perilaku mereka. Metode yang digunakan dengan cara melakukan pencarian beberapa studi yang diterbitkan melalui database PubMed, Science Direct, Wiley dan Google Scholar. Strategi pencarian menggunakan kombinasi istilah MeSH Terms. Pertanyaan penelitian dirancang dengan menggunakan prinsip PICO. Studi yang dipilih diterbitkan dari tahun 2015-2019. Setelah dilakukan pencarian artikel dengan kata kunci tersebut maka total artikel yang di review dalam tinjauan literatur ini sebanyak delapan artikel. Konsep, model atau teori PRECEDE PROCEED paling banyak digunakan dalam pencarian literatur ini dibandingkan dengan model yang lain dan salah satu penelitian mengatakan bahwa peningkatan yang signifikan sudah terjadi sejak bulan pertama setelah dilakukannya intervensi.Kata Kunci :  diabetes mellitus, theory, model, behaviorABSTRACTPatients with Diabetes Mellitus (DM) have increased every year, if not handled properly it will cause various kinds of complications. Complications and risks can be prevented if behavior towards the lifestyle and habits of DM patients can change. There are several theories of behavior change that can be used in health education for DM patients. However the evaluation of concepts, models or theories as educational media in changing the behavior of DM patients is unknown. The purpose of this literature review is to find out the concepts, models or theories that are effectively used to provide health education to DM patients in changing their behavior. The method used by searching several studies published through the PubMed, Science Direct, Wiley and Google Scholar databases. The search strategy uses a combination of MeSH Terms. Research questions were designed using PICO principles. Selected studies were published from 2015-2019. After searching for articles with these keywords, the total articles reviewed in this literature review were eight articles. The concept, model or theory of PRECEDE PROCEED is the most widely used in this literature search compared to other models and one of the studies says that a significant increase has occurred since the first month after the intervention.Keywords : diabetes mellitus, theory, model, behavior


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 189-198
Author(s):  
Hanifah Sapto Putri

Etlingera elatior atau kecombrang merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai efek farmakologis diantaranya yaitu sebagai antihiperglikemi pada penyakit diabetes mellitus. Tujuan literature review ini yaitu untuk mengetahui efek tanaman kecombrang dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Sumber yang digunakan terdiri dari dua puluh delapan sumber yang berasal dari Google Scholar, Pubmed, NCBI, Elsevier, dan situs-situs lainnya dengan rentang waktu 2010-2020. Artikel tersebut kemudian dianalisis dengan metode systematic literature review yaitu mengumpulkan, mengevaluasi dan mengembangkan penelitian pada fokus topik tertentu. Dari beberapa penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa tanaman kecombrang memiliki manfaat sebagai antihiperglikemi. Di mana senyawa aktif seperti flavonoid, fenolik dan saponin yang ada pada tanaman kecombrang memiliki kemampuan menghambat enzim amilase dan glukosidase, menetralkan radikal bebas, serta sebagai proteksi terhadap kerusakan sel beta pankreas dalam aktivitas antihiperglikemi pada pasien diabetes melitus.


2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 798-805
Author(s):  
Hezby Aziz El Qahar

Latar Belakang: tatalaksana dari diabetes melibatkan pengobatan medis, termasuk farmakoterapi atau obat-obatan anti-diabetic sebagai tatalaksana. Diabetes Melitus Tipe 2. Obat-obatan farmakoterapi dalam penggunaanya sering disertai efek samping pada tubuh manusia, oleh karena itu, berbagai macam pengobatan komplementer diteliti untuk menemukan kandungan yang dapat dijdikan antidiabetes, salah satu fitofarmaka yang diyakini memiliki efek antidiabetes adalah lidah buaya (Aloe vera). Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh lidah buaya (Aloe vera) untuk menurunkan kadar glukosa darah pada diabetes melitus tipe 2. Metode: Metode yang digunakan oleh penulis adalah studi literatur dari berbagai jurnal nasional maupun internasional. Metode ini digunakan dengan tujuan menyajikan, menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai topik yang dibahas dengan meringkas materi yang telah diterbitkan serta memberikan informasi fakta atau analisis baru dari tinjauan literatur yang relevan kemudian membandingkan hasil tersebut dalam artikel. Hasil: lidah buaya memiliki kandungan kimia yang berkhasiat hipoglikemik diantaranya kromium, alprogen, acemannan, antraquinon, phytosterol, serta metanol Kesimpulan: Aloe vera terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah pada diabetes mellitus tipe 2


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1088-1096
Author(s):  
Regina Merdekari Rizki Ananda ◽  
Dafid Arifiyanto

AbstractDiabetes Mellitus is a group of metaboloc disoreders with sysptoms of increased blood sugar levels(hyperglycaemia) which results in damages to insulin secretion, insulin secretion,insulin activity, or both wrong behaviour ina diabetic diet will make blood sugar levels unstable and will have an impact in patients health problems. This study aimed to describe compliance in patients with type 2 diabetes mellitus through a literature review. The method used in the literature review wa to search for articles from 2011-2021 through NCBI searchles and the Garuda Portal. The searching results were obtained in the from of full text and pdf,rhen reviewed by using the strobe instrument,extracted then discussed, and concluded. The results of a literature review of 5 articles showed that there was an effect of dietary compliancr in patients with diabetes mellitus with results. Dietary adherence of diabetes patients was 324 respondents (58%) non-adherence and 235 respondents (42%) obedient in dientary compliance in type 2 diabetes mellitus patients. It can be concluded thet non-adherence diabetic patients can experience unstable blood sugar levels. Nurses should be able to increase the understanding of the importance of dietary compliance for patients with diabetes mellitus.Keywords: Compliance, Diet, Diabetes Mellitus. AbstrakDiabetes melitus merupakan sekumpulan hambatan metabolik dengan gejala peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) yang berdampak kerusakan sekresi insulin,aktivitas insulin, atau keduanya. Perilaku yang salah dalam diet diabetes akan menjadikan kadar gula darah tidak stabil dan akan berdampak pada gangguan kesehatan pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus tipe 2 melalui literatur review. Metode yang digunakan dalam literature review adalah mencari artikel tahun 2011-2021 melalui penelusuran Ncbi dan Portal Garuda. Hasil pencarian yang didapatkan berupa fulltext dan pdf, kemudian direview dengan menggunakan Intrumen strobe, diekstraksi kemudian dibahas dan disimpulkan. Hasil penelitian literature review dari 5 artikel menunjukkan bahwa adanya pengaruh terhadap kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus dengan hasil Kepatuhan diet pasien diabetes 324 responden (58%) tidak patuh dan 235 responden (42%) patuh dalam Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Pada penelitian ini didapatkan hasil penderita diabetes tidak patuh menjalani diet sehingga kadar gula darah dalam tubuh tidak stabil. Bagi perawat hendaknya dapat meningkatkan pemahaman tentang kepatuhan guna dapat memperbaiki diet bagi pasien Diabetes mellitus.Kata kunci: Kepatuhan , Diet, dan Diabetes Mellitus.


2021 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 105-112
Author(s):  
Nikma Syalsabiela Fauzia

Corona virus disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2). The clinical scope of Covid-19 varies, from asymptomatic, mild symptoms, to clinical conditions characterized by acute respiratory failure. The most common comorbidities in patients with COVID-19 were hypertension (HTN) (56.2%), followed by diabetes mellitus (DM) (30.1%), and chronic kidney disease (CKD) (17.5%). Several studies suggest that diabetes is one of the main risk factors for COVID-19. Therefore, this literature review aims to determine the risk factors for the occurrence of COVID-19 in patients with diabetes mellitus so that it can be used as a consideration for controlling risk factors and better treatment of COVID-19 patients with comorbidities. The method used in this research is literature review and literature search is carried out through the NCBI, PubMed, and Google Scholar databases. This research involves as many as 24 library sources from 2020-2021. Several studies have shown that diabetes mellitus is a major risk factor for COVID-19. This condition is associated with several macrovascular and microvascular complications that ultimately impact the patient's survival. Diabetes which is a hyperinflammatory condition that can increase susceptibility to COVID-19 with possible mechanisms of chronic inflammation, hypercoagulable state, and activation of the renin-angiotensin-aldosterone system (RAAS) and dysregulation of the sympathetic nervous system. Future research is urgently needed to provide a better understanding of the pathophysiological mechanisms underlying the association between COVID-19 and diabetes, and their clinical management


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Rensi R. Runtuwarow ◽  
Mario E. Katuuk ◽  
Reginus T. Malara

Abstract: Diabetes mellitus (DM) is a serious public health problem. Where this disease is one of the highest diseases of the four non-communicable diseases. In this DM disease if not treated properly will produce in complications with serious illness. Objective. The purpose of this study was to evaluate the relationship between family support and the quality of life of people with type 2 diabetes mellitus. The method. Used literature review to compile this literature review was to search through an electronic database. The article search was carried out using the keywords Family Support, Quality Of Life, Diabetes mellitus type 2, which was traced through Google Scholar and Pubmed. 945 articles were identified and published from 2015-20120. Out of 945 articles, only  4 articles met the requirements to be analyzed. Results. Based on the articles that have been reviewed show that family support is very important in overcoming the quality of life of people with type 2 diabetes and one in four articles found no results and three of the four articles information. Conclusion. Literature review evaluation results can be concluded from two major themes namely family support and quality of life having their respective categories obtained according to the analysis that researchers conducted. 90% of the results of these four articles show a relationship between family support and the quality of life of people with type 2 diabetes. Keywords: Family Support, Quality of Life, Diabetes Mellitus Type 2. AbstrakDiabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Dimana penyakit ini menjadi salah satu penyakit tertinggi dari empat penyakit tidak menular. Pada penyakit DM ini apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya komplikasi dengan penyakit yang serius. Tujuan Penelitian untuk mengevaluasi hubungan dukungan keluarga dan kualitas hidup penderita diabetes mellitus tipe 2. Metode literature review, yang digunakan untuk menyusun tinjauan pustaka ini adalah dengan mencari melalui database elektronik. Pencarian artikel dilakukan dengan menggunakan kata kunci Family Support, Quality Of Life, Diabetes mellitus type 2 yang ditelusuri melalui Google Scholar dan Pubmed. Didapatkan 945 artikel yang diidentifikasi dan dipublikasikan dari tahun 2015-20120. Dari 945 artikel hanya 4 artikel yang memeuhi syarat untuk dianalisis. Hasil berdasarkan artikel-artikel yang telah ditinjau menunjukan bahwa dukungan keluarga sangat berperan penting dalam mengatasi kualitas hidup dari penderita DM tipe 2 dan satu dari empat artikel menemukan hasil tidak ada buhungan dan tiga dari keempat artikel memberikan hasil adanya hubungan. Kesimpulan hasil evaluasi tinjauan pustaka dapatdisimpulkan dari dua tema besar yaitu dukungan keluarga dan kualitas hidup memiliki kategorinya masing-masing yang diperoleh menurut analisis yang peneliti lakukan. 90% hasil dari keempat artikel ini menunjukan adanya hubungan dukungan keluarga dan kualitas hidup penderita DM tipe 2.Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Kualitas Hidup, Diabetes Melitus Tipe 2


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Satriya Pranata ◽  
Herlina Wulandari

ABSTRAK Latar belakang: penderita diabetes melitus terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Laporan menunjukkan bahwa terapi pijat merupakan terapi komplementer yang digemari di indonesia serta memiliki banyak manfaat. Tujuan: menggali lebih dalam mengenai pengaruh terapi pijat terhadap tingkat kadar glukosa darah pada pasien dengan diabetes melitus. Metode: Pencarian artikel dilakukan menggunakan Science Direct, Medline, Google Search dan Pro Quest untuk menemukan artikel sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Artikel yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan penulis dianalisis, ditentukan level dari evidancenya, diekstraksi kemudian disintesis. Hasil: terapi pijat secara signifikan mampu mengontrol kadar glukosa darah pada pasien anak-anak dengan diabetes melitus P value < 0,0001. Faktor yang mempengaruhi pasien menggunakan pengobatan komplementer adalah gender dengan P value = 0.049, pemasukan rumah tangga P= 0.048 dan frekuensi kontrol gula darah P= 0.036. Swedish massage terbukti efektif memberikan efek penurunan kadar glukosa darah pada anak dengan DM nilai P =0.00. sampel menggunakan pengobatan herbal mencapai 100%. Intervensi mind body 94,2%. 100%. Sampel mempercayai bahwa obat herbal dapat menurunkan kadar glukosa darah dan dapat mengatasi gejala DM 35,7%. Terdapat signifikansi kadar glukosa darah dan laktat sebelum dan sesudah pijat dengan nilai P<0.05. Terdapat penurunan level ansietas dan glukosa darah sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pijat dengan nilai P 0.00. Kesimpulan: terapi pijat merupakan terapi komplementer yang digemari. Hasil penelitian belum dapat digeneralisasi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document