scholarly journals Pelatihan Penggunaan Bahasa Kelas (Classroom Language) Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Guru SMK Jakarta Pusat 1 Jakarta

Jurnal SOLMA ◽  
2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Martriwati Martriwati ◽  
RR Sri Setyani ◽  
Heni Novita Sari ◽  
Nita Kaniadewi

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatan wawasan dan keterampilan bahasa Inggris guru-guru SMK Jakarta Pusat 1 khususnya dalam penggunaan bahasa kelas atau Classroom Language. Target luaran yang ingin dicapai dari pelatihan ini adalah supaya kemampuan guru dalam menggunakan classroom language bisa meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas dalam rangka menghadapi rencana jangka panjang sekolah untuk mendirikan kelas dwi bahasa dapat terlaksana sesegera mungkin. Pelatihan ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Jakarta Pusat 1 yang berlokasi di Jl. Abdul Muis Jakarta Pusat dan dilakukan selama 4 hari dimulai dari tanggal 26 Desember hingga 29 Desember 2016. Materi pelatihan berisikan konsep Classroom Language, jenis-jenis Classroom Language dan bagaimana mengucapkan Classroom Language tersebut dengan benar. Semua materi pelatihan disampaikan secara interaktif dimana peserta pelatihan terlibat aktif dalam setiap kegiatan hingga praktek role play penggunaan Classroom Language di  depan peserta lain dalam kelompok. Hasil dari kegiatan pelatihan melalui post test yang diberikan baik secara tulisan maupun praktek menunjukkan ada peningkatan yang signifikan di beberapa kompenen Classroom Language yaitu di kegiatan opening(Greeting) dan Penutup. Pada kegiatan inti, peningkatan yang terjadi tidak begitu signifikan terjadi karena peserta pelatihan fokus pada penyampaian materi dalam bahasa Indonesia sehingga seringkali lupa mengucapkan Classroom Language seperti memberikan perintah (command), permintaan (request) atau menegur siswa ketika situasi itu memungkinkan.

2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Iman Rubiana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mahasiswa PJKR angkatan 2010 Tahun Ajaran 2013/2014 dalam matakuliah Penjas Adaptif dengan menerapkan pembelajaran student center learning dengan mengunakan model role play and simulation. Penelitian ini menggunakan metode clasroom action research Dengan populasi mahasiswa kelas J berjumlah 31 orang. Setelah menerapkan pembelajaran Student Center Learning dengan model role play and simulation diperoleh data dari hasil evaluasi. Dapat disimpulkan bahwa awalnya  dinyatakan belum mencapai KKM karena 12 mahasiswa hanya mencapai nilai di bawah 70. Sedangkan data hasil setelah menggunakan pembelajaran student center learning dengan menggunakan model role play and simulation menunjukan adanya peningkatan pada hasil post test, dengan hasil 31 mahasiswa semuanya mencapai 100% di atas nilai KKM. Kata kunci: Penjas Adaptif, Pembelajaran SCL, Model Role Play & Simulation.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 223
Author(s):  
Musa Ismail

Indonesian language (IN) is one of the obligatory lessons in Senior High  School. The learning of Indonesian language is pointed to the  increasing ability of students. This aim  to increase students’ ability to communicate in Indonesian language well and properly. The communication ability is expected especially in oral and written. Besides, students are hoped to  be  able  to  appreciate  literary works. The objective of this research is to identify and to describe the implementation of role play method in the efforts to increase the activity of Indonesian language  learning  in speaking aspects and to identify and to get  the description whether  the implementation of the method can increase process and result speaking aspect of Indonesian language learning of students class XI IPS 1, Semester 1, SMAN 3 Bengkalis. The method used was classroom action method and the subject was class XII IPS 1, semester 1, SMAN 3 Bengkalis. The collection of data and information were carried out by observation, journal and document study. The result of the research showed that (1) The implementation of of  role play method can increase  the activities of  speaking aspects  in   Indonesian  language learning. On the  1st cycle1, 1st meeting, the percentage of students’ activities was 73% with the good category (3,6), while on the second meeting, it was 82% with the very good category (3,7). On the first meeting of the second cycle, the percentage of students’ activities became 83% with the very good category (4,3), while on the second meeting was 96% with the  very good category (5,0), (2) The implementation of role play method is able to increase the result of speaking aspect in learning Indonesian language. On the first cycle, the students’ reserved effort was 73% while on the second cycle was 77%. Meanwhile, based on attachment 3, the classical completeness on cycle 1 reached 86%, on cycle 2,  it  increased 96%. Based on the result  of  the  research,  the  researcher proposed that it would be better for the Indonesian language  teachers to implement role play method for the materials  that  are  suitable  with . speaking aspects. The reason is that this method is proved to be able to increase the process and result of students  learning. When implementing  this method,  teachers are hoped to give guidance, motivation, and explanation that more focused so that students can learn optimally.Abstrak  Bahasa Indonesia (BI) merupakan salah satu mata pelajaran wajib di SMA. Pembelajaran BI diarahkan  untuk  meningkatkan  kemampuan  peserta  didik.  Hal  ini  bertujuan  untuk meningkatkan  kemampuan  siswa  berkomunikasi  dalam  BI  dengan  baik  dan  benar. Kemampuan  berkomunikasi  yang  diharapkan  terutama  secara  lisan maupun  tulisan.  Selain itu,  siswa  diharapkan  juga  sanggup mengapresiasi  hasil  karya  sastra.  Tujuan  penelitian  ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana penerapan metode bermain peran dalam upaya meningkatkan aktivitas pembelajaran BI aspek berbicara dan untuk mengetahui dan mendeskripsikan  apakah  penerapan metode  bermain  peran  dapat meningkatkan  proses dan  hasil  pembelajaran  BI  aspek  berbicara  siswa  kelas  XI  IPS  1,  Semester  1,  SMAN  3 Bengkalis. Metode  penelitian  ini  adalah  penelitian  tindakan  kelas  dengan  subjek  penelitian siswa  kelas  XII  IPS  1,  semester  1,  SMAN  3  Bengkalis.  Pengumpulan  data  dan  informasi dilakukan melalui observasi/pengamatan,  jurnal, dan telaah dokumen. Hasil penelitian, yaitu  (1)  Penerapan  metode  bermain  peran  dapat  meningkatkan  aktivitas  pembelajaran  Bahasa Indonesia aspek berbicara pada  siswa kelas XI  IPS  1, Semester  1, SMAN  3 Bengkalis T.P. 2013/2014.  Pada  siklus  1  pertemuan  1,  persentase  aktivitas  belajar  siswa  adalah  73  persen dengan kategori  baik  (3,6),  sedangkan pertemuan  2  sebesar 82 persen dengan kategori  baik (3,7). Pada siklus 2 pertemuan 1, persentase aktivitas belajar siswa menjadi 83 persen dengan kategori sangat baik (4,3), sedangkan pertemuan 2 sebesar 96 persen dengan kategori sangat baik  (5,0);  (2)  Penerapan  metode  bermain  peran  dapat  meningkatkan  hasil  pembelajaran Bahasa Indonesia aspek berbicara siswa kelas XI IPS 1, Semester 1, SMAN 3 Bengkalis T.P 2013/2014. Pada siklus 1, daya serap siswa sebesar 73 persen, sedangkan siklus 2 sebesar 77 persen. Sementara itu, berdasarkan Lampiran 3, ketuntasan klasikal pada  siklus  1 mencapai 86  persen,  sedangkan pada siklus 2 meningkat  menjadi  96  persen. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar guru mata pelajaran, khususnya Bahasa Indonesia sebaiknya menerapkan metode bermain  peran untuk materi yang sesuai dengan aspek berbicara. Alasannya, metode ini terbukti mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Ketika menerapkan metode bermain peran untuk aspek  berbicara, guru dituntut memberikan bimbingan, motivasi, dan penjelasan yang  lebih  terfokus agar siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan maksimal.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 227
Author(s):  
Made Wruh Dharwisesa ◽  
I Wayan Widiana ◽  
I Made Tegeh

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran TTW berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV. Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa SD kelas IV. Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan rancangan nonequivalent post test  only control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD, yang berjumlah 5 kelas dengan siswa 131 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri 1 Patas dengan jumlah siswa 44 orang dan siswa kelas IV SD Negeri 3 Patas dengan jumlah siswa 42 orang, yang ditentukan dengan teknik simplerandom sampling. Instrumen pada penelitian ini yaitu lembar observasi dan tes menulis. Data yang diperoleh dianalisis dalam dua tahap, yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TTW berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional, dengan nilai thitung sebesar 35,71 dan ttab sebesar 2,000. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, model pembelajaran TTW berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD.


Author(s):  
Kelvri L. Sinambela ◽  
Debora Chaterin Simanjuntak

This study examines whether the use of Oral Drills and Role-Play method could improve students’ interactive speaking achievement. This study used quantitative research using pre-experimental method with one group pre and posttest design. The study was conducted in SMP Advent II, Setia Budi, Bandung. The participants of this study were 30 students from the first year students at SMP Advent II Setia budi, Bandung as the sample and they were grade VII at SMP Advent II Setia Budi, Bandung. This study used one experimental group as the sample. A pre-test and post-test were done. The experimental group was given treatment (Oral Drill and Role-Play Method). The data gathered was then statistically calculated and analysed. According to the interpretation, if p Value (Sig.) ≤ 􀟙 (0.05) then HA is accepted and H0 is rejected and If p Value (Sig.) ≥ 􀟙 (0.05) then H0 is accepted and HA is rejected. After calculating the data it was known that the p-value = 0.000 lesser than alpha 0.05. Result of the study showed that there is a significant difference in improving students’ interactive speaking achievement after using oral drills and role-play method.   Keywords: Interactive Speaking, Oral Drills, Role-Play Method


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 111
Author(s):  
I Putu Artawan ◽  
Ni Wayan Arini ◽  
Desak Putu Parmiti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik proses mengomunikasikan dalam model time token terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun  pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan  non equivalent post-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2017/2018. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Sekolah yang dijadikan sampel yaitu kelas IV SDN 1 Tukadmungga sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IV SDN 1 Pemaron sebagai kelompok kontrol. Data hasil belajar bahasa Indonesia dikumpulkan dengan metode tes berupa tes objektif dan tes uraian. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskritif dan uji-t. Berdasarkan analissi data dengan uji-t, diperoleh nilai thitung = 2,42 lebih besar dari ttabel  = 2,006dengan taraf signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan saintifik  proses mengomunikasikan dalam model time token terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa. Di samping itu, didapatkan pula bahwa mean kelompok ekperimen adalah 29 dan mean kelompok kontrol adalah 26,29. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan pendekatan saintifik proses mengomunikasikan dalam model time token berpengaruh positif terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas IV SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2017/2018.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Harleli Harleli ◽  
La Dupai La Dupai ◽  
Irma Yunawati Irma Yunawati ◽  
Irma Irma ◽  
Arifaty Dewintha

AbstrakPerilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasarkesadaran individu untuk mencegah permasalahan kesehatan. PHBS di sekolah mengajarkan salah satu upayauntuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu dan mampu mempraktikanPHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperbandingan metode ceramah dan role play terhadap pengetahuan tentang PHBS pada pelajar SDN NumanaKecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metodekuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelajar SDN Numana Kecamatan Wangi-WangiSelatan Kabupaten Wakatobi dengan jumlah pelajar 110 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30responden terbagi masing-masing 15 responden di setiap kelompok ceramah dan kelompok role play denganteknik pengambilan sampel secara nonequivalent control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwaada peningkatan pengetahuan kelompok ceramah (mean pre-test = 24,33 dan mean post-test = 29,80) dankelompok role play (mean pre-test = 20,60 dan mean post-test = 30,40) setelah diberikan intervensi. Hasil ujistatistik menggunakan Mann-Whitney U Test menunjukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat pengetahuanpost-test pada kelompok ceramah dan role play (Pvalue = 0,60 > α = 0,05). Metode role play lebih efektifterhadap pengetahuan tentang PHBS di SDN Numana, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobijika dilihat dari selisih rata-rata masing-masing kelompok.Kata Kunci: PHBS; ceramah; role play; pengetahuan 


2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 408
Author(s):  
Maulidah Maulidah ◽  
Abdan Syakur
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh media audiovisual terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. jenis penelitian eksperimen semu yaitu suatu penelitian dimana peneliti secara sengaja memanipulasi suatu variabel (memunculkan atau tidak memunculkan suatu variabel) kemudian memeriksa efek atau akibat yang ditimbulkannya. Desain penelitian ini menggunakan “One Group Pre test – Post test”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 146 Bontokanang dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 di SDN 146 Inpres Bontokanang, yang berjumlah 27 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 14 orang dan perempuan sebanyak 13 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes. Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media audiovisual dengan materi dongeng pada murid kelas V SDN 146 Inpres Bontokanang adalah rata-rata hasil belajar pre test yang diperoleh adalah sebesar 56,33 dengan persentase ketuntasan yaitu 37,04 % yang berada pada kategori sangat rendah. Adapun rata-rata hasil belajar post test yang diperoleh adalah sebesar 77,59 dengan peresentase ketuntasan yaitu 85,19 % yang berada pada kategori sangat tinggi. Adapun hasil akhir dari t hitung dengan menggunakan software SPSS yaitu, 7,446 dengan db = 27-1 = 26 berada pada taraf signifikansi 5 % dengan t tabel sebesar 2,056. Oleh karena thitung  ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Berdasarkan dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “Media Audiovisual berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia pada murid kelas V SDN 146 Inpres Bontokanang. Kata kunci : Pengaruh Media Audiovisua;, dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia


Author(s):  
Lusia Yeni Lestari ◽  
Juniarta Sinaga

Psychological First Aid (PFA) adalah sebuah respon praktis yang manusiawi dan bersifat mendukung orang yang mengalami paparan stres yang serius dan yang mungkin membutuhkan dukungan. Berdasarkan survey yang dilakukan pada tahun 2017 kepada 15 kota yang ada di dunia, kota Jakarta berada di peringkat 18 teratas kota paling stres di dunia, dengan skor 7,84 dan dengan demikian memiliki risiko mengalami masalah kejiwaan yang cukup tinggi. Gereja Anglikan di Jakarta merupakan lembaga yang memiliki perhatian kepada orang-orang yang memiliki situasi yang sulit. Keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dalam menolong menjadi penghambat dalam memberikan pertolongan kepada anggota gereja atau orang lain disekitar mereka. Pelatihan PFA ini bertujuan memperlengkapi peserta (orang awam) dalam menolong orang lain yang ada di sekitarnya yang mengalami stres psikologis terutama setelah mengalami peristiwa traumatis, bencana alam, darurat kesehatan masyarakat, atau bahkan krisis pribadi. Metode yang dilakukan yaitu ceramah dan bermain peran (role play) kepada 27 orang anggota All Saints Anglican Church. Evaluasi pelatihan ini dilakukan yaitu dengan melakukan pre- dan post-test serta memberikan kasus untuk peserta melakukan permainan peran. Skor rata-rata peserta setelah mengikuti pelatihan adalah 1,73 meningkat hingga 13%. Sekalipun pengetahuan peserta tinggi, namun peserta diharapkan bisa terus meningkatkan ketrampilan memberikan pertolongan pertama secara psikologis kepada orang lain.   


2019 ◽  
Vol 2 (6) ◽  
pp. 757
Author(s):  
Agung Gumelar ◽  
Aditya Dwi Sugara

The qualitative data were analyzed by reducing the data, displaying the data, drawing conclusion and verification. The outcome of the quantitative data is the main score of the test . The validity of the research data was, effect, progression, catalytic, and dialogic validity. The reliability of the research data used three step of triangulation, the first is time triangulation, the second is investigator triangulation, and the last theoretical triangulation, finally we have to used inter-rater reliability. The the pre-test result that the mean score of the grammar in the students’ performance was only 2.0. The vocabulary mean score was 2.5, the perception mean score is 2.7, the fluency mean score was 2.2, and the pronunciation’s mean score was  2.3. Meanwhile, the mean score of the grammar in the students’ performance in the post-test was 3.0. Then, the vocabularies mean score is 3.5, the perception mean score is 3.2. the fluency mean score is 3,0, and the pronunciations mean score is 3.0. Therefore, it is very clear that there were significant improvements on the students’ speaking skill through the use of role play. Therefore, it was very clear that there were significant improvements on the students’ speaking skill through the use of role play. Keywords: improvements, role plays, speaking skill


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Muhammad Safdar Bhatti

English has won the status of International language. The quality of our expression depends on our use of speaking skills. The importance and value of speaking English have been accepted worldwide. In Pakistan, Teaching English was mainly focused upon reading and writing skills. But in today’s world, listening and speaking skills have become much more important than in the past. Recently, the value of role-play in the classroom situation has become mandatory to make the teaching-learning process easy, attractive, and interesting. The implementation of role-play was expected to be an effective way to improve the learners’ speaking skills. So in the present study, the focus is on this matter whether the use of role play can be beneficial in bringing a positive change in the teaching-learning process of speaking skills for elementary level learners. The collective problems of the teachers and students during speaking English were the main focus of the study. 360 students and twenty teachers of Bahawalpur region participated in this study. Pre-test, post-test, and questionnaire were used as a tool to collect the data from the respondents. The findings of the study showed that there was a significant difference between pre-test and post-test results. It was suggested that speech practice with the help of role play should be encouraged at the elementary level.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document