Pelestarian Alam sebagai Perwujudan Mandat Pembangunan: Suatu Kajian Etis-Teologis
Lately, the attention and awareness of humankind to protect and maintain environmental sustainability are increasing. Environmental damage today is a big problem and is global, which is now an increasingly critical problem. The world is experiencing the danger of an ecological crisis. This article is intended to describe the Church's ethical-theological attitude in addressing environ-mental issues today is a very crucial issue to consider. Using research that uses qualitative research using descriptive methods based on the Bible and also using library research by analyzing literature both books and journals that discuss environmental issues. Based on ethical-theological studies, it can be concluded that humans are the managers of nature, and preservation of nature is as an implementation of love for others. By understanding this, it is hoped that the Environment, which has been entrusted to humans, needs to be managed wisely, responsibly and productively as possible for the needs and progress of future generations. Abstrak Akhir-akhir ini perhatian dan kesadaran umat manusia untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidupnya semakin meningkat. Kerusakan lingkungan hidup dewasa ini merupakan isu besar dan bersifat global (mendunia), yang kini menjadi masalah yang semakin genting. Dunia sedang menghadapi bahaya krisis ekologis. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan sikap etis-teologis Gereja dalam menyikapi isu tentang lingkungan hidup dewasa ini menjadi isu yang sangat krusial untuk diperhatikan. Adapun pende-katan penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif berdasarkan Alkitab dan juga menggunakan penelitian kepustakaan dengan cara menganalis literatur baik buku maupun jurnal yang membahas permasalahan lingkungan hidup. Berdasarkan kajian etis-teologis diperoleh kesimpulan bahwa, manusia adalah pengelola alam, dan pelestarian alam adalah sebagai implementasi kasih kepada sesama. Dengan pemahaman ini, diharapkan lingkungan hidup yang telah dipercayakan kepada manusia, perlu dikelola secara bijak, bertanggungjawab dan seproduktif mungkin untuk kepentingan dan kelangsungan generasi mendatang.