scholarly journals EFEKTIFITAS KOMPRES SEREI HANGAT TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI DESA NAUMBAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR

Jurnal Ners ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 29-34
Author(s):  
RIDHA HIDAYAT

Arthritis rematoid seringkali melibatkan organ tubuh lainnya yang disertai nyeri dan kaku pada system otot dan jaringan ikat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kompres serai hangat terhadap skala nyeri arthritis rematoid pada lansia di Desa Naumbai Wilayah Kerja Puskesmas Kampar.Metode penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dalam satu kelompok ( one group pre test-pos test design). Populasi adalah seluruh pasien arthritis rheumatoid di Desa Naumbai dengan jumlah 127 orang. Adapun penentuan sampel menggunakan purposive sampling, jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 33 orang. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan Numerical Rating Scale dan Skala nyeri wajah. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariate dengan menggunakan uji T-Dependent. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan secara bermakna antara skala nyeri responden setelah diberikan kompres serai hangat dengan nilai p-value (0,000) < α (0,05). Diharapkan penderita arthritis rheumatoid dengan nyeri dapat mengaplikasikan kompres serai hangat untuk penurunan skala nyeri.

2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 143
Author(s):  
Natalia Devi Oktarina ◽  
Suwanti Suwanti ◽  
M. Imron Rosyidi

Nyeri dismenore adalah nyeri di daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin yang membuat dinding rahim berkontraksi dan pembuluh darah sekitarnya terjepit (kontriksi) yang menimbulkan iskemi jaringan. Penanganan nyeri dismenore dapat dilakukan dengan nonfarmakologis diantaranya dengan pemberian minuman kunyit asam dan stimulasi kutaneus. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan efektivitas pemberian kunyit asam yang baisa dikonsumsi remaja dengan pemberian stimulasi kutaneusterhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada siswi remaja putri. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperiment dengan rancangan pretest-posttest with control group design. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Besarnya sampel adalah 40 remaja di Desa Candirejo Kabupaten Semarang. Instrumen penelitiannya berupa lembar observasi nyeri Numerical Rating Scale. Analisis data menggunakan uji statistik t-test independent. Hasil penelitian melalui uji statistik t-test independent menunjukkan nilai p-value 0,002  yang artinya ada perbedaan efektivitas pemberian kunyit asam dan stimulasi kutaneus terhadap penurunan intensitas nyeri haid dengan rata-rata penurunan skala nyeri lebih tinggi pada stimulasi kutaneus. Kesimpulannya adalah stimulasi kutaneus lebih efektif menurunkan skala nyeri dismenore pada remaja putri.Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan intervensi stimulasi kutaneus dapat diterapkan dan diaplikasikan sebagai intervensi baru bagi remaja ataupun masyarakat untuk mengatasi dismenore. Kata kunci      : nyeri dismenore, kunyit asam, stimulasi kutaneus


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 880-886
Author(s):  
Awaludin Jahid Abdillah ◽  
Iyus Meni

Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokontriksi pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus,penurunan sirkulasi utero plasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak akupresur, stimulasi kulit dapat memberi efek penurunan nyeri yang efektif. Tehnik akupresur dapat dimanfaatkan sebagai menurunkan rasa nyeri pada saat persalinan. Tujuannya adalah  untuk mengetahui pengaruh  pemberian tehnik akupresur terhadap nyeri persalinan kala I pada ibu primapara. Jenis penelitian ini adalah Pre eksperiment dengan rancangan pre and post test design.  Populasi adalah  ibu bersalin kala I primipara di ruang Widya Rumah Sakit Ciremai Cirebon Tahun 2016, Sampel menggunakan tehnik total sampling dengan jumlah sampel 22 responden. Instrumen penelitian menggunakan  Numerical Rating Scale. Metode pengambilan data dalam  penelitian ini menggunakan observasi, dianalisis dengan Wilcoxon Matchead Pairs p-value ≤0.05.Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji Wilcoxon Matchead Pairs, menunjukan nilai ρ=0.000 (0,000≤0.05), berarti ada pengaruh pemberian tehnik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan. Sehubungan dengan hasil penelitian diharapkan perlunya memberikan pelatihan tentang tehnik akupresur baik bagi rumah sakit, ilmu keperawatan, praktik keperawatan dan ibu bersalin primipara.Kata Kunci : intensitas nyeri, persalinan, tehnik akupresur  ABSTRACTLabor pain can cause stress which causes excessive release of hormones such as catecholamines and steroids. These hormones can cause smooth muscle strain and vasoconstriction of blood vessels. This can lead to decreased uterine contractions, decline in utero placental circulation, reducing blood flow and oxygen to the uterus, as well as the onset of ischemia of the uterus which make implus pain increased. acupressure, skin stimulation can provide effective pain reduction effect. Acupressure technique can be used as a decrease pain during labor . The purpose is to determine the effect on the provision of acupressure techniques to the first stage of labor pain in the mother primapara.This research is a Pre experimental design with pre and post test design maternity respondents in the room when I primiparas Widya Hospital Cirebon Ciremai 2016, use the technique of total smpling with a sample of 22 respondents . research instruments using Numerical Rating Scale. The method of collecting data in this study using observation, Matchead Pairs analyzed by Wilcoxon p-value ≤0.05 .From the results of research using the Matchead Pairs Wilcoxon, research results show the value ρ = 0.000 ( 0,000≤0.05 ), means that there is the effect of acupressure techniques to decrease labor pain.In connection with the research results expected need for providing training in acupressure technique is good for hospitals , nursing science, nursing practice and maternal primiparous.Keywords : pain intensity, labor, acupressure technique


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1259-1265
Author(s):  
Uun Kurniasih

Salah satu ketidaknyamanan yang sering timbul pada kehamilan adalah nyeri punggung. Nyeri punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil sepanjang masa-masa kehamilan hingga periode pasca natal . Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri punggung selama kehamilan adalah dengan melakukan senam hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan senam hamil dan untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap nyeri punggung pada ibu hamil di UPTD Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon Tahun 2018.Penelitan ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan pretest–posttest with control group. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 28 responden, 14 subjek untuk kelompok intervensi dan 14 subjek untuk kelompok  kontrol. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah Numerical Rating Scale (NRS). Analisa data yang digunakan adalah uji Mann – Whitney.Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari pre test dan post test pada kelompok kontrol mayoritas dengan intensitas nyeri sedang yaitu 7 orang (50%) dan nyeri berat yaitu 6 orang (42%), sedangkan pada melompok intervensi mayoritas nyeri ringan yaitu 7 orang (50%) dan nyeri sedang yaitu 7 orang (50%). Berdasarkan analisa statistik didapatkan niai p value adalah  0,001 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya senam hamil efektif menurunkan intensitas nyeri punggung pada ibu hamill di UPTD Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2018Kata Kunci   : Senam, nyeri punggung, ibu hamil  ABSTRACTLow Back pain is one of the discomfort which often occurred during pregnancy. Lowback pain is a condition experienced by many pregnant women troughout pregnancy period to the post  delivery period. One of the solutionto address this issue is by doing exercise for pregnancy women. The studi was conducted to find out the effect of pregnancy exercisseto reduce low back paint issue.This studi aims to determine the scalae of pain before and after pregnancy exercise and to determine the effect of pregnancy exercise againt back pain in pregnancy women in UPTD puskesmas Mundu Cirebon Regency 2018. This research uses quasi experimental research design with Pretest –Posttest with Control Group. Sampling using purposive sampling with the number of samples of 28 respondent, 14 for the intervention group and 14 subjects for the control group. Data collection techniques by observation. While the instrument used is the Numerical Rating Scale (NRS). The data analysis used is Mann –Whitney test. The resukt of this study indicate that resukt of pre-test and post-test in the mayoritycontrol group with moderate pain intensisity of 7 people (50%) and severe pain that is 6 people (42,9%), while in the intervention group the majority of mild pain 7 peiple (50%). Based on statistical analysis in the value of p value is 0,001, then H0 is rejected reduce the intensity of back pain in pregnant women in UPTD Puskesmas Mundu Cirebon  2018.Keywords: Exercise, back pain, pregnancy women


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 319-323
Author(s):  
Hani Septiani ◽  
Sri Wulan Ratna Dewi

COMPARISON OF THE EFFECT OF ENDORPHINE MASSAGE ENGINEERING WITH WARM COMPRESS IN REDUCING DISMENORE SCALE Background dysmenorrhea or menstrual pain is the symptom most often complained of by women of reproductive age. Pain or pain that is cyclic along with menstruation is often felt like cramps in the stomach and can be accompanied by pain radiating to the back, with nausea and vomiting, headaches or diarrhea. Menstrual pain can last from a few hours to a day. Sometimes, these symptoms can last more than 1 day but rarely exceed 72 hours. Accompanying systemic symptoms include nausea, diarrhea, headache and emotional changes. In general, the management of menstrual pain is divided into two categories, namely pharmacologically and non-pharmacologically. non-pharmacological methods are a safer alternative and have no side effects. Non-pharmacological management is safer to use because it does not cause side effects of drugs.Purpose to analyse the comparison of the decrease in dysmenorrhea by applying endorphin massage and warm compress technique. Method This study used quasi experiment in which applied pretest-posttest control group design approach with total samples of 78. Respondent sampling was conducted by using purposive sampling. Menstrual pain variables were measured with Numerical Rating Scale. The analysis process used Mann Whitney and Kruskal Wallis test.Results of the study show that there were a significant differences between endorphin massage and warm compress technique on the 1st, 2nd, and 3rd days of menstruation after being given a treatment for 15 minutes with the p-value of 0.000<α = 0.05.Conclusion Endorphin massage technique is faster in reducing the scale of dysmenorrhea than warm compress. This technique is safe, easy, free of charge, has no side effect, and can be done with the closest person or by yourself.Suggestion The results of the research can become a study material or reference for other researchers in subsequent studies and become a learning resource for readers, especially about endorphin massage as a non-pharmacological therapy to treat dysmenorrhea.  Keywords: endorphin massage, menstrual pain ABSTRAK Latar Belakang dismenore atau  nyeri haid merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan oleh wanita usia reproduktif. Nyeri atau rasa sakit yang siklik bersamaan dengan menstruasi ini sering dirasakan seperti rasa kram pada perut dan dapat disertai dengan rasa sakit yang menjalar ke punggung, dengan rasa mual dan muntah, sakit kepala ataupun diare. Nyeri haid dapat berlangsung dalam beberapa jam sampai 1 hari. Kadang-kadang, gejala tersebut dapat  lebih  dari  1  hari  tapi  jarang  melebihi  72  jam.  Gejala  sistemik  yang menyertai berupa mual, diare, sakit kepala dan perubahan emosional. Secara umum penanganan nyeri haid terbagi dalam dua kategori yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. metode non farmakologi menjadi alternatif yang lebih aman dan tidak ada efek samping. Manajemen nonfarmakologi lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping obat-obatan.Tujuan penelitian ini menganalisis perbandingan penurunan dismenore menggunakan teknik endorphine massage dibandingkan dengan kompres hangat.Metode penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan pendekatan pretest-posttest control grup design dengan jumlah sampel 78. Pengambilan sampel responden pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Variabel nyeri haid atau dismenore diukur dengan menggunakan Numerical Rating Scale(NRS). Analisis yang digunakan yaitu uji Mann Whitney.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara teknik endophine massage dengan teknik kompres hangat pada hari ke 1,2 dan 3 menstruasi setelah diberikan treatmen selama 15 menit dengan hasil nilai p-value 0.000 < α= 0,05.Kesimpulan Teknik endorphine massage lebih cepat menurunkan skala dismenore dibandingkan dengan teknik kompres hangat. Teknik ini aman, mudah, tidak membutuhkan biaya dan tidak memiliki efek samping juga bisa dilakukan dengan orang terdekat ataupun sendiri.Saran Hasil penelitian dapat mejadi salah satu bahan kajian atau referensi untuk peneliti lain dalam penelitian-penelitian selanjutnya serta menjadi baham pembelajaran bagi para pembaca terutama tentang endorphin massage sebagai terapi non farmakologi untuk mengatasi dismenore. Kata kunci : endorphine massage, nyeri haid 


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 164-170
Author(s):  
Dewi Nurlaela Sari ◽  
Aay Rumhaeni

ABSTRAK Sectio caesarea merupakan tindakan alternatif dalam proses persalinan untuk menyelamatkan ibu dan janin. Ibu Bersalin dengan operasi sectio caesarea dilakukan pembedahan pada dinding abdomen dan dinding rahim. Dampak yang paling sering muncul dirasakan oleh postpartum dengan post operasi sectio caesarea adalah  nyeri. Nyeri akan berdampak pada bounding attachment terganggu, mobilisasi terbatas, Activity Daily Living (ADL) terganggu serta berpengaruh  terhadap Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Asuhan yang diberikan terbatas pada terapi farmakologi dibandingkan  non farmakologi. Foot massage adalah salah satu terapi non farmakologi yang dapat membantu menutup gerbang di posterior horns dari sumsum tulang belakang dan memblokir bagian dari nyeri ke sistem saraf pusat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di RS AMC. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pre test post test design. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 27 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS) dan prosedur kerja foot massage. Responden dilakukan foot massage selama 20 menit selama 2 hari. Data di analisis dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah klien post operasi sectio caesarea berada di skala nyeri 6 sebelum dilakukan foot massage dan hampir setengah memiliki skala nyeri 3 sesudah dilakukan foot massage dan didapatkan nilai p value = 0.000, sehingga disimpulkan ada pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea. Diharapkan rumah sakit dapat menjadikan foot massage sebagai salah satu alternatif manajemen non farmakologi dalam penanganan nyeri.   Kata kunci: Foot Massage; Post Partum; Nyeri; Sectio Caesarea      


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 28-34
Author(s):  
Selvia David Richard ◽  
Dyah Ayu Kartika Wulan Sari

Penuaan adalah proses alami yang tidak bisa dihindari dan berjalan terus menerus. Lansia mengalami penurunan dalam sistem muskuloskeletal. Perubahan dalam sistem muskuloskeletal ditandai oleh rasa sakit dan kekakuan pada satu atau lebih sendi. Manajemen nyeri tidak selalu harus menggunakan obat-obatan, tetapi ada beberapa tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakit seperti terapi relaksasi, misalnya TROP (Terapi Relaksasi Otot Progresif). Desain penelitian yang digunakan adalah pre-post test Pre Experiment. Populasi penelitian adalah semua lansia yang mengalami nyeri sendi. Sampel adalah 36 responden, yang dibagi menjadi dua kelompok intervensi. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan Numerical Rating Scale (NRS). Data dianalisis menggunakan uji peringkat bertanda Wilcoxon dengan α = 0,05. Hasil uji peringkat Wilcoxon ditandatangani dilakukan pada kelompok intervensi kompres hangat dan TROP p = 0,000, yang menunjukkan bahwa kedua intervensi mempengaruhi pengurangan nyeri sendi. Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa intervensi TROP lebih efektif dalam mengurangi rasa sakit, hal ini dibuktikan dari nilai TROP Z <kompres hangat nilai Z dan 18 responden pada kelompok intervensi kompres hangat mengalami penurunan skala nyeri rata-rata 1,45 dan pada Kelompok intervensi TROP mengalami penurunan skala nyeri rata-rata 1,61. Kesimpulan dari penelitian ini adalah TROP dan kompres hangat dapat digunakan untuk mengurangi skala nyeri sendi pada orang tua, meskipun secara statistik menunjukkan bahwa intervensi TROP lebih efektif dalam mengurangi nyeri.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Detty Chotimah ◽  
Yulia Herliani ◽  
Endang Astiriyani

Sectio caesarea is a surgical procedure in giving birth with an abdominal incision and uterus that have higher morbidity than normal childbirth. Foot bath treatment is one part of post natal spa can release endorphins in the brain which is a natural pain reliever. The purpose of this research is to determine the effect of foot bath treatment on post SC pain in Melati room RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya. This research was used pre eksperimental with pretest posttest design. The research instrument used Numerical Rating Scale (NRS). Sampling technique was used purposive sampling with 30 respondents. Foot bath treatment is done for 15 minutes. The analyzed was by Wilcoxon Signed Rank Test. The result of this research showed that the scale of pain before getting foot bath treatment is mostly moderate pain as many as 26 peoples (87,7%). The scale of pain after getting foot bath treatment is mostly mild pain as many as 25 peoples (83,3%). The result of the statistical test showed p value 0,000 <0,05 it means there is an effect of foot bath treatment to post SC pain.


Author(s):  
I Gusti Ayu Dewi Indra Lestari ◽  
I Made Dwie Pradnya Susila ◽  
A.A. Ngurah Nara Kusuma

Appendectomy is a surgical procedure for appendicitis. This action can cause the perception of pain so that it has an impact on the healing process and triggers further complications if left untreated. Deep breathing relaxation techniques combined with aromatherapy is one of the treatments done to help overcome post appendectomy pain. This study purposed to determine the effect of deep breath relaxation with lavender aromatherapy on the level of post appendectomy pain in the Janger Room RSD Mangusada. This study is a pre-experimental research with one group pretest and posttest design involving 32 samples selected through purposive sampling technique. Collecting data using a research instrument in the form of the Numerical Rating Scale observation sheet. The results showed that there was an effect of deep breath relaxation with lavender aromatherapy on the level of post appendectomy pain in the Janger Room at RSD Mangusada (p-value = 0,000). This research can be applied in the provision of nursing services as one of the nursing interventions to reduce post appendectomy patient pain.


2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Inggrid Dirgahayu

ABSTRAKSectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada abdomen. Luka insisi memberikan dampak bagi ibu dan dampak yang paling dirasakan adalah nyeri akut. Nyeri merupakan pengalaman pribadi yang di ekspresikan secara berbeda pada masing-masing individu. Salah satu terapi non farmakologi untuk menurunkan nyeri adalah dengan mbnilisasi dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mobilisasdi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien post sectio caesarea di ruang Zaitun III Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Kab. Bandung.Metode penelitian yang digunakan adalah “pre eksperimental design” dengan rancangan “one group pre-post test design”. Jumlah sampel penelitian sebanyak 21 responden dengan teknik “purposive sampling”. Instrumen penelitian dalam mengukur tingkat nyeri menggunakan NRS (Numerik Rating Scale). Respon nyeri diukur sebelum dan sesudah mobilisasi dini yang dilakukan 3 hari berturut-turut. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon.            Hasil penelitian menunjukan nilai median sebelum mobilisasi dini 9,00 dan sesudah mobilisasi dini 5,00. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapat nilai p-value 0,000 < α(0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh mobilisasi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien post sectio caesarea.            Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan rumah sakit menerapkan SOP mobilisasi dini untuk menurunkan nyeri. Kata kunci: mobilisasi dini, intensitas nyeri, post sectio caesarea 


2019 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 11-20
Author(s):  
Denny Saputra ◽  
Asmawati Asmawati ◽  
Septiyanti Septiyanti

Nyeri pasca bedah SC akan menimbulkan reaksi fisik dan psikologi pada ibu postpartum seperti  gangguan mobilisasi, malas beraktifitas, sulit tidur, tidak nafsu makan, tidak mau merawat bayi sehingga diperlukan cara untuk mengontrol nyeri agar dapat beradaptasi dengan nyeri post operasi  sectio  caesarea. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh teknik relaksasi genggam jari yang dilakukan oleh suami terhadap nyeri post operasi Sectio Caesarea (SC). Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pretest-posttest with control group Teknik pengambilan sampel menggunakan consequtive sampling. Jumlah responden 58 orang terdiri dari 29 orang kelompok kontrol dan 29 kelompok intervensi alat ukur yang digunakan menggunakan NRS (numerical rating scale). Hasil  penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nyeri sebelum intervensi kelompok kontrol 5 skala nyeri dan kelompok intervensi 5,5. Setelah intervensi skala nyeri pada kelompok kontrol 4,1 dan kelompok intervensi 3,4. Ada perbedaan nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi genggam jari yang dilakukan oleh suami (p-value = 0,000)


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document