scholarly journals PENGARUH DOSIS PUPUK KCL DAN JENIS MULSA TERHADAP PERTUMBUHAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)

Author(s):  
Suryanto Anto ◽  
Mukhlis Mukhlis
Keyword(s):  

Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah tapanuli selatan, dari bulan Mei sampai pada bulan Agustus tahun 2017.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh dosis pupuk KCl dan jenis mulsa terhadap pertumbuhan.Rancangan yang di gunakan adalah Faktorial 4 x 3 dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Faktor pertama dosis pupuk KCl (K) dengan 4 tarap yaitu : dosis 150 kg/ha, dosis 300 kg/ha, dosis 450 kg/ha  dan dosis 600 kg/ha. Faktor kedua jenis mulsa (M) dengan 3 tarap yaitu : tanpa mulsa, mulsa jerami, mulsa plastik hitam perak. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik menurut uji F pada taraf 5%. Jika F hitung lebih besar dari F tabel 5% berarti berpengaruh berbeda nyata maka dilanjutkan dengan  Duncan’s New  Multiple Range Test  (DNMRT). Interaksi antara dosis pupuk dan jenis mulsa berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 6 MST, indeks luas daun umur 35 HST dan umur 42 HST, laju asimilasi bersih umur 35 HST. Selanjutnya dosis pupuk KCl berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang, jumlah daun umur 4 MST dan umur 6 MST. Jenis mulsa berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 7 MST.Kata Kunci : Pupuk KCL, Jenis Mulsa, Ubi Jalar

Author(s):  
Made Suladra

Kue Yangko merupakan salah satu jenis makanan tradisional khas Yogyakarta dan ubi jalar ungumerupakan sumber antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini berjudul” Pengaruh penambahan ubi jalar ungu (ipomea batatas l.) terhadap sifat organoleptik dan aktivitas antioksidan pada kue yangko”  yang bertujuanmengetahui: (1)konsentrasitepung ubi ungu (Ipomoea batatas L) yang yang masih disukai (2) kandunganseratpangandanaktivitas antioksidan; (3) umur simpan kue Yangko ubi jalarungu (Ipomoea batatas L) yang terpilih. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 (empat) perlakuan yaitu substitusitepung ubi jalarungupadakonsentrasi berturut-turut:0 %; 15%; 30 %; dan50%. Masing-masing perlakuan dianalisis sifat organoleptik dan sifat kimia menggunakan analisis of varian (anava), dan apabila ada perbedaan diantara perlakuan, dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple  Range Test pada taraf signifikansi 5 %. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwapenambahanpada berbagaikonsentrasitepungubijalarungupada kue Yangko dapatmeningkatkan secarasignifikan; kadarair, kadar serat pangan dan aktivitas antioksidan. Substitusi atau penambahanpadakonsentrasi30 % tepung ubi jalar ungu dapat menghasilkan kue Yangko yang masih disukaidanmemiliki;warna ungu tua, rasa ubi jalar ungu, tekstur empuk, kadar air 43,21 %, kadar serat pangan 17,38 % (db),aktivitas antioksidan 93,53 % (db), dan umur simpanselama 4 haripadasuhuruang. 


Pro Food ◽  
2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 363
Author(s):  
Nanda Teja Ningrum Vera ◽  
Agustono Prarudiyanto ◽  
I Wayan Sweca Yasa

ABSTRACT The research aim was to investigate the appropriate ratio of sweet potatoe and red rice bran in the composite flour for producing Chinese steamed buns. The experiment was conducted in  laboratory and arranged with Completely Randomized Design of single factor of the sweet potato and rice bran ratio ( f0 = 100% wheat flour, f1= 85% sweet potatote : 5% rice bran , f2 = 80% sweet potatote:10% rice bran, f3 =75% sweet potatote:15% rice bran, f4 =70% sweet potatote :20% rice bran, and  f5=65% sweet potatote:25% rice bran. The parameter included moisture, ash and fat content, colour and bread loaf volume, flavor, aroma, colors and texture (hedonic and scoring). Data was analysed with analyses of variance and post hoc test with Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) at five percent of level of significancy. The result showed that the ratio of sweet potato and red rice bran in composite flour  affected on the moisture, ash, and fat content, colour, loaf volume, , flavor, aroma,  and texture of the steamed buns. The ratio of 85% sweet potato and 5% rice bran in composite flour produced  the best quality of the steamed buns. The steamed buns had moisture, ash and fat content of  38.62%; 1.24%  and 4.25% respectively and the L value, Hue and loaf volume were 61.42; 64.67 and 7.79% . In term of taste, the buns was slightly like and sweet by the panelist. On the other hand, the flavor of the buns had rice bran flavor, the colour was slightly purple and texture was softer compared to the buns with 100% wheat flour.   Keywords : Chinese steamed buns, sweet potato, rice bran. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi ubi jalar ungu dan tepung bekatul terhadap beberapa sifat fisik dan sensoris bakpao. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan percobaan faktor tunggal yaitu perbandingan ubi jalar ungu dan tepung bekatul dengan 6 perlakuan yaitu f0 (100% terigu), f1 (85%:5%), f2 (80%:10%), f3  (75%:15%), f4 (70%:20%), f5 (65%:25%). Parameter yang diamati meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, warna menggunakan Colorimeter, daya kembang dan sifat sensoris rasa, aroma, tekstur dan warna (metode hedonik), rasa, aroma, tekstur dan warna (metode skoring). Data hasil pengamatan diuji dengan analisis keragaman pada taraf nyata 5% menggunakan software Co-Stat, apabila hasil pengamatan terdapat perbedaan yang nyata maka diuji lanjut menggunakan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua proporsi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (signifikan) terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, warna, daya kembang dan sifat sensoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan proporsi ubi jalar ungu 85% dan tepung bekatul 5% dari total 100% bahan baku tepung yang digunakan memberikan hasil terbaik dari segi mutu kimia (kadar air 38,62% ; kadar abu 1,24% dan kadar lemak 4,25%) mutu fisik (warna : nilai L 64,64,% ; nilai Hue 61,42% dan daya kembang 77,79%) dan mutu sensoris (dapat diterima oleh panelis, berwarna ungu, agak beraroma bekatul, tekstur lembut dan berasa manis). Kata kunci : bakpao, ubi jalar ungu, tepung bekatul.


ZOOTEC ◽  
2013 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Fenny R. Wolayan ◽  
Florencia N. Sompie ◽  
Syul K. Dotulong

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum yang mengandung tepung daun ubi jalar (Ipomoea batatas) terhadap pertambahan berat badan, konsumsi ransum serta konversi ransum ayam broiler telah dilaksanakan di Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi Manado selama lima minggu. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap menggunakan 100 DOC yang dibagi ke dalam 25 unit kandang. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu penggantian sebagian ransum yang terdiri dari ransum yang tidak mengandung tepung daun ubi jalar (R0) dan ransum yang mengandung tepung daun ubi jalar 2% (R1), 4% (R2), 6% (R3) dan 8% (R4). Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Masing-masing perlakuan diulang lima kali. Peubah yang diukur adalah pertambahan berat badan, konsumsi ransum dan konversi ransum ayam broiler. Data diuji dengan sidik ragam, yang selanjutnya dilakukan uji Duncan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan daun ubi jalar dalam ransum sampai dengan 10% menghasilkan Pertambahan berat badan, konsumsi ransum dan konversi ransum setara dengan ransum kontrol.Kata Kunci:Daun ubi jalar, Pertambahan berat badan, Konsumsi ransum, Konversi ransum, Ayambroiler.ABSTRACTTHE EFFECT OF SUPPLEMENTA-TION SWEET POTATO LEAVES MEAL (Ipomea batatas) ON BROILER PERFORMANCE.The research to find out the response of broiler consuming sweet potato leaves meal (Ipomoea batatas) on body weight, consumption ration and convertion ration was conducted at Faculty of Animal Husbandry, Sam Ratulangi University for six weeks. The experiment design was a completely randomized using 100 day old chick. The birds were placed randomly into twenty five cages. The treatments were ration without sweet potato leaves meal (R0) and ration containing sweet potato leaves meal 2% (R1), 4% (R2), 6% (R3) and 8% (R4). The ration and water were given ad libitum. The data analyzed by analysis of variance and Duncan's multiple range test. The parameters were body weight, consumption ration, and convertion ratio. The result indicated that use of sweet potato leaves meal up to 8% had similar body weight, consumtion and convertion ration to those of control. Keywords: Sweet potato leaves, Body weight, Consumtion ration, Convertion ration, Broiler


2022 ◽  
Vol 6 (6) ◽  
Author(s):  
Yuyun Dwi Lestari ◽  
Ansharullah Ansharullah ◽  
Kobajashi T Isamu

ABSTRACTThe aim of the study was to determine the effect yellow sweet potato flour (Ipomoea batatas L) and skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) addition on the nutritional and sensory values of biscuit products. This research was conducted using a completely randomized design (CRD) method with various formulation treatments, namely K0 (100% wheat flour), K1 (75% yellow sweet potato flour: 5% fish meat: 20% wheat flour), K2 (70% yellow sweet potato flour: 10% fish meat: 20% wheat flour), K3 (65% yellow sweet potato flour: 15% fish meat: 20% wheat flour), and K4 (60% yellow sweet potato flour: 20% fish meat: 20% wheat flour). The data were analyzed using analysis of variance, with further testing using Duncan's multiple range test (DMRT) at a 95% confidence level. The results show that the K1 treatment was the most preferred treatment by the panelists with hedonic rating scores of color, aroma, taste, and texture reached 4.34 (like), 4.16 (like), 4.13 (like), and 4.09 (like), respectively. Nutritional value analysis of the selected K1 biscuit products shows that it contained 6.87% water, 2.83% ash, 26.17% fat, 6.58% protein, and 57.83% carbohydrates. The biscuit product with the addition of yellow sweet potato flour and skipjack fish meat met the national standard for fat and protein contents. Keyword: Biscuit, yellow sweet potato flour, skipjack meatABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan penambahan tepung ubi jalar kuning (Ipomoea batatas L) dan daging ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) terhadap nilai gizi dan sensorik produk biskuit. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan berbagai perlakuan formulasi, yaitu K0 (Tepung terigu 100%), K1 (Tepung ubi jalar kuning 75% : daging ikan 5% : tepung terigu 20%), K2 (Tepung ubi jalar kuning 70% : daging ikan 10% : tepung terigu 20%), K3 (Tepung ubi jalar kuning 65% : daging ikan 15% : tepung terigu 20%), K4 (Tepung ubi jalar kuning 60% : daging ikan 20% : tepung terigu 20%). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam (analysis of varian), dengan uji lanjut menggunakan duncan’s multiple range test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakukan K1 merupakan perlakuan yang paling disukai oleh panelis dengan skor penilain hedonik warna 4,34 (suka), aroma 4,16 (suka), rasa 4,13 (suka) dan tekstur 4,09 (suka). Analisis nilai gizi produk biskuit terpilih K1 meliputi kadar air (6,87),abu (2,83), lemak (26,17), protein (6,58) dan karbohidrat (57,83). Berdasarkan standar mutu SNI biskuit, bahwa produk biskuit penambahan tepung ubi jalar kuning dan daging ikan cakalang sudah memenuhi standar mutu SNI untuk kadar lemak dan kadar protein.Kata kunci: Biskuit,ubi jalar kuning, daging ikan cakalang lumat


Planta Medica ◽  
2012 ◽  
Vol 78 (11) ◽  
Author(s):  
D Rosas-Ramírez ◽  
R Pereda-Miranda
Keyword(s):  

2015 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
D. Sartika ◽  
R. Palupi ◽  
A. Fariani
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performa ayam ras petelur fase produksi I yang diberi tepung limbah udang olahan (TLUO). Penelitian ini menggunakan 40 ekor ayam ras petelur tipe medium strain Lohmann umur 5 bulan yang diproduksi oleh PT. Comfeed Multi Breeder. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan. Ransum perlakuan yang digunakan adalah ransum tanpa penggunaan TLUO (R0); penggunaan TLUO 6,6% (R1); penggunaan TLUO 13% (R2); dan penggunaan TLUO 20% (R3) dalam ransum. Parameter yang diamati meliputi konsumsi ransum, berat telur, produksi telur, dan konversi ransum. Data diolah dengan analisis keragaman dan dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) jika terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung limbah udang olahan dalam ransum ayam ras petelur strain Lohmann fase produksi I berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, berat telur, produksi telur, dan konversi ransum.


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 20
Author(s):  
Abdul Rahman Ollong ◽  
Rizki Arizona ◽  
Rusli Badaruddin

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak buah merah (MBM) pada pakan terhadap kualitas fisik daging ayam broiler. Seratus ekor ayam broiler umur sehari (DOC) ditempatkan pada lima kelompok perlakuan pakan yang berbeda, yaitu: P1 (pakan kontrol/tanpa penambahan minyak), P2 (2% MBM), P3 (4% MBM), P4 (6% MBM) dan P5 (6% Minyak kelapa sawit). Setiap kelompok perlakuan terdiri dari empat ulangan masing-masing dengan lima ekor. Ayam broiler dipelihara selama 35 hari. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan analisis variansi pola searah dan diuji lanjut dengan Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variable yang diamati menunjukkan adanya pengaruh nyata (P<0,05) terhadap perlakuan yang diberikan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan minyak buah merah (MBM) dalam pakan mampu memberikan pengaruh terhadap pH Daging, Daya Ikat Air (DIA), susut masak dan keempukan daging ayam broiler.Kata kunci : daging ayam broiler, daya ikat air, keempukan daging, pH daging, susut masakABSTRACT The experiment was conducted to study the effect of red fruit oil (RFO) onphysical quality  of broiler chicken. One hundred day old chicken (DOC) were placed in four groups of different treatments, of from levels of RFO (P1 (diet without addition of RFO), P2 (2% RFO), P3 (4% RFO) and P4 (6% RFO) and P5 (6% Palm oil)). The treatment group consisted of fivereplications with five birds each. Broiler chickens were reared for 35 days. Statistical analysis used Completely Randomized Design (CRD) and followed by Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the pH value, moisture content, water holding capacity, and cooking loss was significant differences. It could be concluded that the addition of red fruit oil in the diet give effect  of broiler chicken meat.Keywords: broiler meat, cooking loss, moisture content, pH value, water holding capacity


2017 ◽  
Author(s):  
Agung Sugiharto ◽  
Dwi Rahmawati ◽  
FNU Prayitno

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan mutu benih di lahan salin yaitu melalui penggunaan metode ratun dengan penambahan bakteri sintetik Synechoccocus sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan mutu benih padi ratun yang tercekam salinitas dengan penambahan bakteri sintetik Synechoccocus sp. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Desember 2015 di Desa Suco, Kecamatan Mumbul Sari Jember dan Laboratorium Teknologi Benih Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah cekaman Salinitas (S) yang terdiri dari 5 taraf, S1 = tanpa cekaman (kontrol), S2 = cekaman salinitas 1000 ppm, S3 = cekaman salinitas 2000 ppm, S4 = cekaman salinitas 3000 ppm, S5 = cekaman salinitas 4000 ppm. Faktor kedua inokulasi bakteri sintetik Synechoccocus sp. (B), yang terdiri dari 2 taraf, B1 = tanpa inokulasi bakteri (kontrol), B2 = Inokulasi sintetik Synechoccocus sp. Data dianalisis menggunakan uji F (ANOVA) dan dilanjutkan dengan perhitungan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan perlakuan salinitas 1000 ppm (S2) menghasilkan jumlah anakan ratun produktif tertinggi yaitu 19,33 anakan. Cl- mempunyai fungsi utama dalam reaksi fotosintesis sehingga cekaman salintas pada perlakuan 1000 ppm (S2) dapat ditoleran oleh tanaman padi varietas Ciherang pada fase vegetatif. Pemberian Bakteri (B) Synechococcus sp. mampu menghasilkan tunas ratun tertinggi pada fase vegetatif yaitu 40,10 cm. Interaksi dari dua perlakuan menunjukan hasil yang nyata pada parameter jumlah gabah bernas yaitu cekaman salinitas 4000 ppm dengan inokulasi bakteri (B2S5) menghasilkan gabah bernas yang paling tinggi sebesar 99,06 butir. Inokulasi tanaman dengan Synechococcus sp. mampu meningkatkan kandungan nitrogen dan kandungan klorofil dalam jaringan tanaman. Interaksi antara cekaman salinitas 1000 ppm dengan inokulasi bakteri (B2S2) menghasilkan produksi per Ha yang paling tinggi yaitu 1,389 ton dan potensi produksi per Ha tertinggi yaitu 1.66 ton/ha.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document