scholarly journals Kelelahan Postpartum Antara Ibu Primipara dan Multipara di Wilayah Kerja Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul: Comparative Study

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
RR Viantika Kusumasari

Pada masa postpartum wanita rentan mengalami kelelahan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah paritas. Ibu primipara mempunyai tuntutan tugas dan tanggung jawab dengan peran baru untuk memenuhi kebutuhan selama periode postpatum sedangkan ibu multipara akan lebih realistis dalam mengantisipasi keterbatasan fisiknya dan dapat lebih mudah beradaptasi dengan peran dan interaksi sosial. Dampak kelelahan postpartum dapat menunda fungsi status sosial wanita dirumah tangga, sosial, pekerjaan maupun tanggung jawab terhadap perawatan bayinya, serta dapat meningkatkan resiko terjadinya depresi postpartum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kelelahan postpartum antara ibu primipara dan multipara di wilayah kerja Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain comparative study. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu consecutive sampling. Jumlah sampel 30 ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul (15 primipara dan 15 multipara). Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kelelahan postpartum yaitu PFS. Analisa data yang digunakan dengan uji independent t-test. Hasil uji independent t-test menunjukkan nilai signifikasi (p=0.145) lebih besar dari 0.05 yang berarti nilai rata-rata tingkat kelelahan kedua kelompok tidak bermakna secara statistik. Kesimpulanya adalah tidak ada perbedaan kelelahan postpartum antara ibu primipara dan multipara di wilayah kerja Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul.

2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 254
Author(s):  
Febby Herayono ◽  
Vaulinne Basyir ◽  
Afriwardi Afriwardi

Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi di Indonesia, karena disebabkan oleh perdarahan, eklamsi dan infeksi. American College of Obstetricans and Gynecologist merekomendasikan senam selama kehamilan agar persalinan lancar dan mengurangi komplikasi saat persalinan. Tujuan penelitian adalah menentukan perbedaan antara jumlah perdarahan saat persalinan pada Ibu primigravida yang melakukan dan tidak melakukan senam hamil selama kehamilan trimester III. Jenis penelitian adalah rancangan comparative study. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Lubuk Buaya dari Oktober 2018 sampai Januari 2019. Jumlah sampel adalah 44 orang di bagi menjadi 2 kelompok, yaitu pertama 22 orang ibu yang melakukan senam hamil dan 22 orang ibu yang tidak melakukan senam hamil. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Analisis data menggunakan system komputerisasi dengan uji independent t-test. Hasil penelitian didapatkan rerata jumlah perdarahan pada ibu yang senam hamil 489,18 cc dan pada ibu yang tidak senam hamil 501,86 cc. Tidak terdapat perbedaan jumlah perdarahan pada ibu yang melakukan dan tidak melakukan senam hamil dengan nilai (p=0,786).


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 254
Author(s):  
Febby Herayono ◽  
Vaulinne Basyir ◽  
Afriwardi Afriwardi

Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi di Indonesia, karena disebabkan oleh perdarahan, eklamsi dan infeksi. American College of Obstetricans and Gynecologist merekomendasikan senam selama kehamilan agar persalinan lancar dan mengurangi komplikasi saat persalinan. Tujuan penelitian adalah menentukan perbedaan antara jumlah perdarahan saat persalinan pada Ibu primigravida yang melakukan dan tidak melakukan senam hamil selama kehamilan trimester III. Jenis penelitian adalah rancangan comparative study. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Lubuk Buaya dari Oktober 2018 sampai Januari 2019. Jumlah sampel adalah 44 orang di bagi menjadi 2 kelompok, yaitu pertama 22 orang ibu yang melakukan senam hamil dan 22 orang ibu yang tidak melakukan senam hamil. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Analisis data menggunakan system komputerisasi dengan uji independent t-test. Hasil penelitian didapatkan rerata jumlah perdarahan pada ibu yang senam hamil 489,18 cc dan pada ibu yang tidak senam hamil 501,86 cc. Tidak terdapat perbedaan jumlah perdarahan pada ibu yang melakukan dan tidak melakukan senam hamil dengan nilai (p=0,786).


Author(s):  
Megha D’souza ◽  
Shefali Pandya

Education is a potent force in developing a child into skilled, effective, productive and law-abiding citizen. It is therefore imperative that the environment for the education of the child is conducive and congenial for his growth and development. The aim of the study was to compare students’ preferences for learning environment on the basis of School Types. The study adopted the descriptive method of the Casual – Comparative type. The sample comprised of 574 standard VIII English medium students from schools. The tools used for the study were Preferred Learning Environment Scale by Fraser (1996) and Hemisphericity Dominance Test by Venkataraman. ANOVA and ‘t’ test was used to compare students’ preference for learning environment on the basis of hemisphericity and gender respectively. The findings are discussed in detail in the paper.


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 237
Author(s):  
Maura Tirta Nabila ◽  
A. Fahmy Arif Tsani ◽  
Ayu Rahadiyanti ◽  
Fillah Fithra Dieny

Latar Belakang: Belum banyak penelitian yang membandingkan pengaruh diet tinggi serat larut air dan diet tinggi serat tidak larut air terhadap tingkat satiety.Tujuan:Menganalisis pengaruh pemberian diet isokalori tinggi serat terhadap tingkat satiety pada kelompok usia dewasa awal status gizi normal.Metode: Penelitian eksperimentaldengan rancangan pre-post group design. Subjek penelitian adalah 16 orang dewasa awal usia 20-23 tahun (10 perempuan dan 6 laki-laki) yang diambil secara consecutive sampling. Semua subjek diberikan 2 jenis diet isokalori dengan rasio serat larut air : serat tidak larut air sebesar 3:2 dan 1:3 dengan masing-masing wash out period selama 1 hari. Energi yang diberikan sebesar 20% dari total kebutuhan masing-masing subjek. Variabel yang diukur adalah tingkat satiety yang terdiri dari tingkat desire to eat, hunger, fullness dan prospective food consumption/PFC menggunakan kuesioner Visual Analogue Scale. Analisis statistik menggunakan paired t-test, wilcoxon, mann-whitney dan independent t-test.Hasil: Diet tinggi serat larut air memiliki efek lebih lama 1 jam dalam menekan hunger dan desire to eat dan memiliki efek lebih lama 30 menit dalam menekan PFC dibandingkan diet tinggi serat tidak larut air, namun kedua diet tersebut sama-sama baik dalam meningkatkan fullness hingga 3 jam setelah intervensi.Kesimpulan: Pemberian diet tinggi serat dapat menekan tingkat desire to eat, hunger, PFC dan meningkatkan fullness. Diet tinggi serat larut air mempunyai efek lebih lama terhadap tingkat satiety dibandingkan diet tinggi serat tidak larut air.


Sari Pediatri ◽  
2018 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 90
Author(s):  
Ivan Haria Chandra ◽  
Rinang Mariko ◽  
Firman Arbi

Latar belakang. Tahapan syok sindrom syok dengue (SSD) menurut WHO terbagi dua, yaitu SSD terkompensasi dan dekompensasi. Pada SSD terjadi gangguan perfusi yang mengakibatkan hipoksia jaringan dan peningkatan produksi laktat. Kadar laktat darah dapat digunakan sebagai marker yang dapat membedakan severitas infeksi dengue.Tujuan. Untuk mengetahui perbedaan laktat serial syok terkompensasi dan syok dekompensasi pada pasien SSD. Metode. Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang dilakukan pada Januari 2016-Januari 2017 di bangsal anak RSUP Dr. M Djamil. Sampel dikumpulkan secara consecutive sampling. Sampel dibagi atas dua kelompok, yaitu SSD terkompensasi dan dekompensasi. Setiap sampel dilakukan pemeriksaan laktat secara serial dengan alat Accutrend lactate meter, yaitu pada jam ke-0(L1), ke-6(L2), ke-12 (L3), dan ke-24 (L4). Kadar Laktat disebut hiperlaktatemia bila didapatkan nilai >2 mmol/L. Data dianalisis dengan t-test independen.Hasil. Sampel 40 orang, setiap kelompok 20 sampel. Kadar laktat tertinggi terdapat pada L1. Peningkatan kadar laktat darah pada kelompok SSD terkompensasi dan dekompensasi berturut turut mencapai 4,7+0,97 mmol/L dan 6+1,64 mmol/L. Perbandingan kedua kelompok didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) pada rerata kadar laktat darah L1. Tidak didapatkan perbedaan bermakna kedua kelompok pada rerata kadar laktat darah L2, L3,L4 (p>0,05).Kesimpulan. Kadar laktat didapatkan hiperlaktemia pada setiap pemeriksaan laktat serial. Rerata kadar laktat pada kelompok SSD dekompensasi lebih tinggi dibandingkan terkompensasi dengan perbedaan yang bermakna dan didapatkan pada awal penerimaan di rumah sakit.


Author(s):  
VASUNDHARA BHOPLE ◽  
DEEPAK BHOSLE

Objective: The objective of this study was to compare the effect of chitosan, lifestyle modification, and combination of chitosan and lifestyle modification on body mass index (BMI) in obese patients. Methods: A prospective, randomized, open-label comparative study conducted for the period of 24 weeks. The study population was enrolled in three groups (chitosan 500 mg BD, lifestyle modification, and chitosan 500 mg BD and lifestyle modification). Data were analyzed using “t”-test and ANOVA. Results: There is a reduction in BMI in all the three groups. However, when we combined chitosan and lifestyle modification, there is pronounced reduction in BMI, which is statistically significant (p<0.0001). Conclusions: Chitosan and lifestyle modification have more pronounced effect on reduction on BMI as compared to monotherapy alone.


2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Vandana N Solanki

The study was intended to examine the effect of mental health on old people. Aim: The aim was to estimate the prevalence of mental health in old people and to determine the association of mental health with types of family and gender. Sample: The sample consists of 120 old people from different old age home and family in Rajkot district area. The sample was selected from randomly. Design: 2*2research design was used the present study. Tools: Mental Health was measured through a questionnaire ‘Mental Health Inventory’was used. Test developed by Bhatt D & Gida G. in (1992).The data was analyzed by the t test. Results: There will be no significant difference between Gender and Types of Area in relation to their mental health. Conclusions: Our study demonstrates a higher prevalence of mental health in old people.


2017 ◽  
Vol 3 (6) ◽  
pp. 693-696
Author(s):  
Muhaji Muhaji ◽  
Bedjo Santoso ◽  
Putrono Putrono

Background: Endotracheal suctioning is one of the common supportive measures in intensive care units (ICU), which may be related to complications such as hypoxia. However, a questionable efficacy is still identified to choose suctioning pressure between 130 mmHg and 140 mmHg that is effective for patients with endotracheal tube.Objective: To compare the effectiveness of 130 mmHg and 140 mmHg suctioning pressure on oxygen saturation in patients with endotracheal tube.Methods: This research used a quasy experimental design with pretest and posttest group. The study was conducted from 31 January to 1 March 2017 in the Hospital of Panti Wilasa Citarum and Hospital of Roemani Muhammadiyah Semarang. There were 30 samples recruited using consecutive sampling, with 15 assigned in the 130 mmHg and 140 mmHg suctioning pressure group. Pulse oximetry was used to measure oxygen saturation. Paired t-test and Independent t-test were used for data analysis.Results: Findings showed that there was a statistically significant effect of 130 and 140 mmHg suctioning pressure on oxygen saturation in patients with ETT with p-value <0.05. There was a significant mean difference of oxygen saturation between 130 mmHg and 140 mmHg suctioning pressure group with p-value 0.004 (<0.05). The mean difference of oxygen saturation between both groups was 13.157.Conclusion: The 140 mmHg suctioning pressure is more effective compared with 130 mmHg suctioning pressure in increasing oxygen saturation in patients with ETT.


2021 ◽  
Vol 888 (1) ◽  
pp. 012022
Author(s):  
N Isnaini ◽  
A A Hakim ◽  
D Amertaningtyas ◽  
H E Sulistyo ◽  
A Irsyammawati ◽  
...  

Abstract This study compared the semen quality traits between Etawah grade (EGB) and Senduro bucks (SB) raised in Singosari National Artificial Insemination Center, Indonesia. A total of 96 ejaculated semen were collected from three EGB and three SB with an average age of three years. The ejaculates were evaluated for semen volume (SV), spermatozoa concentration (SC), total spermatozoa (TS), spermatozoa motility (SM), post-thawing spermatozoa motility (PTSM), the recovery rate of spermatozoa motility (RRSM), and frozen semen production (FSP). Data of SV, SM, PTSM, and RRSM were compared using the Mann-Whitney U test. While the data of SC, TS, and FSP were analyzed using an independent t-test. The results showed that SV, SM, PTSM, and RRSM were not significantly differed (P>0.05) between breeds. Whereas, SC, TS, and FSP of EGB were significantly higher (P<0.05) than SB. Therefore, it can be concluded that Etawah grade bucks can produce higher total spermatozoa and as a result higher frozen semen production for artificial insemination as compared to Senduro bucks.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 43-53
Author(s):  
Admin Ojs ◽  
Ni Made Suarti ◽  
Rohani Rohani

Stroke adalah sindrom klinis akibat gangguan suplai darah ke otak dan mengakibatkan gangguan motorik berupa hemiparese. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh latihan rentang gerak sendi (RPS) terhadap kekuatan otot, luas gerak sendi (LGS) dan kemampuan fungsional pasien stroke di RS Husada Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment pre dan post test design dengan kelompok kontrol. Jumlah sampel penelitian 30 responden. Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji t-test independen dan uji t-test dependen. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan otot meningkat (p=0,000) dan kemampuan fungsional meningkat (p=0,000) secara signifikan setelah diberikan latihan RPS. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan RPS berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot dan kemampuan fungsional. Saran peneliti yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, dan penggunaan latihan ini sebagai intervensi mandiri dalam asuhan keperawatan pasien stroke.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document