Kajian Interaksi Obat Metformin pada Pasien Diabetes Mellitus

2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 55-58
Author(s):  
Havizur Rahman ◽  
Teresia Anggi Octavia

Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif kronis yang apabila tidak ditangani dengan tepat, lama kelamaan bisa timbul berbagai komplikasi, ini cenderung menyebabkan pasien mendapatkan banyak obat dalam satu resep yang dapat menimbulkan interaksi antar obat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persentase terjadinya interaksi obat metformin secara teori serta mengkaji efek yang mungkin timbul dan solusinya. Teknik pengambilan data dengan purpossive sampling, yaitu resep pasien rujuk balik yang menderita diabetes mellitus yang menggunakan metformin. Data yang diperoleh ditemukan bahwa obat yang berinteraksi dengan metformin dengan tingkat keparahan minor ialah sebesar 60%. Kemudian untuk tingkat keparahan moderat ialah sebesar 20%. Sedangkan untuk tingkat keparahan mayor tidak ditemukan. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa terdapat 4 obat yang saling berinteraksi dengan metformin, sedangkan untuk obat yang tidak saling berinteraksi dengan metformin terdapat 9 obat. Jumlah obat yang berinteraksi secara teori sebesar 6,85% dan yang tidak berinteraksi 93,15%. Terdapat interaksi obat metformin dengan beberapa obat yaitu furosemid, lisinopril, acarbose dan ramipril.   Kata kunci: interaksi obat, metformin, diabetes mellitus   STUDY OF METFORMIN INTERACTION IN MELLITUS DIABETES PATIENTS   ABSTRACT Mellitus is a chronic degenerative disease which if not handled properly, over time can arise various complications, this tends to cause patients to get many drugs in one recipe that can cause interactions between drugs. The purpose of this study is to determine percentage of metformin drug interactions in theory and examine the effects that may arise and solutions. Data collection techniques using purposive sampling, which is a recipe for reconciliation patients who suffer from diabetes mellitus using metformin. The data obtained it was found that drugs that interact with metformin with minor severity were 60%. Then for moderate severity is 20%. Whereas the major severity was not found. From the table above it can also be seen that there are 4 drugs that interact with metformin, while for drugs that do not interact with metformin there are 9 drugs. The number of drugs that interacted theoretically was 6.85% and 93.15% did not interact. An interaction of the drug metformin with several drugs namely furosemide, lisinopril, acarbose and ramipril.   Keywords: drug interaction, metformin, diabetes mellitus

MEDISAINS ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Srimiyati Srimiyati

Latar Belakang: Komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus salah satunya kaki diabetik.  Masalah kaki diabetik memerlukan waktu dan biaya cukup banyak. Pencegahan kaki diabetik dapat dilakukan dengan perawatan kaki. Penderita diabetes yang memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan kaki diabetik menjadi dasar dan memotivasi untuk mengendalikan komplikasi penyakitnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pencegahan kaki diabetik bagi penderita diabetesMetode: Penelitian ini adalah descriptive correlational, menggunakan pendekatan cross sectional study.  Populasinya seluruh penderita diabetes melitus yang berobat jalan. Sampel berjumlah 53 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpul data menggunakan kuesioner terdiri dari 20 item untuk menggali pengetahuan pencegahan kaki diabetik dan 15 item perawatan kaki. Penelitian dilakukan di RSI Siti Khatijah PalembangHasil: penelitian menunjukkan sebagian besar responden perempuan  (58,5%), usia > 55 tahun (83,0%), pendidikan menengah kebawah (67,9%), menderita diabetes mellitus > 5 tahun (58,5%), responden yang memiliki pengetahuan pencegahan kaki diabetik dengan kriteria tinggi  sebanyak 36 (67,9%), melakukan perawatan kaki diabetik (60,4%). Hasil uji statistik chi squere menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki (p= 0,024; OR= 4.767). .Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki pada pasien diabetes. Pasien diabetes yang memiliki pengetahuan baik mengenai perwatan kaki berpeluang 4.767 kali lebih besar dalam melakukan perawatan kaki dari pada yang memiliki pengetahuan kurang.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Citra Windani Mambang Sari ◽  
Fitri Nurul Khotimah ◽  
Sri Pratiwi Hartati

Diet is one of the main factors related to various diseases including Diabetes Mellitus (DM). High carbohydrate, fat, protein, and low fiber diets can increase the risk of type 2 DM occurrence, especially in the patient’s family as a risk group. Previous research on students with DM families in Central Java still had a high-calorie food consumption pattern. The diversity of population, culture, and age may affect the results. Therefore, this study aimed to describe the diet in the family of patients with type 2 DM in the working area of Puskemas (Community Health Center) Garuda Bandung.This research used a quantitative descriptive method by purposive sampling technique. The respondents in this study involved 46 people who were the children of type 2 DM patients in the working area of Puskesmas Garuda. Dietary data obtained from the food record sheet for 3 days and was calculated using Nutrisurvey software in kilocalories (kcal) as the unit of measurement then the results were categorized based on Consensus Perkeni 2015. Data analysis was using frequency distribution.The results showed that 39 (84.8%) respondents in the diet category less than body requirements, 37 (80.4%) respondents in the category of sufficient carbohydrate intake, 39 (84.6%) respondents in the category of excess fat intake, 45 (97.8%) respondents in the category of adequate protein intake, and 41 (89.1%) respondents in the category of less fiber.The conclusions from this study that almost all families of patients with type 2 DM in the work area of Puskesmas Garuda were in the diet category less than body requirement but with the excess fat intake and less fiber. Based on these results, the nurses in Puskesmas are expected to optimize the outreach programs by addressing families of DM patients to make the diet as an attempt to prevent the risk in the family of patients with type 2 DM.Key words: Diet, DM patients’ families, food record. Gambaran Diet pada Keluarga Pasien Diabetes Melitus Tipe 2AbstrakDiet adalah salah satu faktor utama yang berhubungan dengan berbagai penyakit termasuk Diabetes Melitus (DM). Diet tinggi karbohidrat, lemak, protein, serta rendah serat dapat meningkatkan risiko kejadian DM tipe 2 terutama pada keluarga pasien sebagai kelompok berisiko. Penelitian sebelumnya pada mahasiswa dengan keluarga DM di Jawa Tengah masih memiliki pola konsumsi makanan yang tinggi kalori. Perbedaan populasi, budaya, serta usia mungkin akan mempengaruhi hasil. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk menggambarkan diet pada keluarga pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskemas Garuda Kota Bandung.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Responden dalam penelitian ini berjumlah 46 orang yang merupakan anak kandung pasien DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Garuda. Data diet diperoleh melalui lembar food record selama 3 hari dihitung mengunakan software Nutrisurvey dengan hasil ukur dalam kilokalori (kcal) yang kemudian hasilnya dikategorikan berdasarkan Konsensus Perkeni 2015. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi.Hasil penelitian menujukkan bahwa sebanyak 39 (84,8%) responden dalam kategori diet kurang dari kebutuhan, sebanyak 37 (80,4%) responden dalam kategori asupan karbohidrat cukup, sebanyak 39 (84,6%) responden dalam kategori asupan lemak berlebih, sebanyak 45 (97,8%) responden dalam kategori asupan protein cukup, dan 41 (89,1%) responden dalam kategori serat kurang.Simpulan dari penelitian ini bahwa hampir seluruh keluarga pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Garuda berada pada kategori diet kurang dari kebutuhan tetapi dengan asupan lemak berlebih dan serat yang kurang. Berdasarkan hasil tersebut, maka perawat puskesmas diharapkan dapat mengoptimalkan program luar gedung dengan menyasar keluarga penderita DM untuk menjadikan diet sebagai upaya untuk mencegah risiko DM pada keluarga pasien DM tipe 2.Kata kunci : Diet, food record, keluarga pasien DM.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 46-53
Author(s):  
Riamah Riamah

Data dari Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat prevalensi global penderita DM tipe II pada tahun 2013 berjumlah 382 juta kasus, pada tahun 2013 penyakit diabetes mellitus berjumlah 387 juta kasus dan pada tahun tahun 2035 jumlah insiden DM DM tipe II akan mengalami peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia penderita DM 40-59 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam diabetik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM Tipe II di wilayah kerja Puskesmas Rumbio Jaya. Jenis penelitian ini adalah pre eksperimet dengan rancangan one group pretest postest. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus Tipe II di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang Kota berjumlah 195 orang dengan dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa lembar checklist Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian terdapat pengaruh pemberian senam diabetik terhadap penurunan kadar gula darah di wilayah Kerja Puskesmas Rumbio Jaya tahun 2019 dengan p value 0,000. Diharapkan bagi responden untuk selalu menjaga pola makan agar kadar gula darah tetap dalam batas normal dan bagi penderita DM Tipe II agar rutin melakukan senam diabetik untuk menurunkan kadar gula darah.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 50
Author(s):  
I Wayan Suardana ◽  
I Wayan Mustika ◽  
Dewa Ayu Sri Utami

ABSTRAKTujuan: menganalisis hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian komplikasi akut pada pasien Diabetes Melitus (DM). Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian correlational. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 85 orang. Instrumen yang digunakan dikembangkan dari instrumen The Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ) untuk menilai perilaku pencegahan pada pasien DM dan instrumen untuk menilai pengetahuan, sikap, dan perilaku. Data dianalisis secara univariate dan bivariat (chi-square test). Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian komplikasi akut pada pasien DM. Pasien DM yang memiliki perilaku pencegahan yang cukup (60-79%) mempunyai 4,73 kali untuk mengalami komplikasi akut pada DM. Diskusi: Tindakan pengendalian DM untuk mencegah komplikasi sangat diperlukan, khususnya dengan menjaga tingkat gula darah sedekat mungkin dengan normal. Kesimpulan: Perilaku pencegahan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi pada penderita DM Type II.Kata Kunci: Perilaku, pencegahan, komplikasi, Diabetes MelitusRelationship Between Preventive Behaviour with Acute Complications Occurrence in Diabetes Mellitus Patients ABSTRACTAim: to analyze the relationship between preventive behavior with the incidence of acute complications in DM patients. Method: The type of research used is correlational research. The sampling technique used was purposive sampling with 85 samples. The Instruments of this research are developed from The Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ) to assess the preventive behaviour in DM patients and instrument to assess knowledge, attitude, and behaviour. Data analysis using univariate and bivariate (chi-square test) analysis. Results: The results of this study indicate that there is a correlation between preventive behavior and the incidence of acute complications in DM patients. DM patients who was categorized in moderate preventive behaviour (60-79%) have 4.73 times experience acute complication in DM. Discusion: preventive behavior to prevent complication is necessary, especially by maintaining the blood glucose as close as possible to normal level. Conclusion: Good preventative behavior could prevent complications in patients with Type II of DM.Keywords: behaviour, prevention, complication, diabetes mellitus


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 75
Author(s):  
I Gusti Agung Dewi Sarihati ◽  
Putu Dita Pratiwi ◽  
I Gusti Agung Ayu Putu Swastini

<p class="normal" align="center"><strong>Description </strong><strong>o</strong><strong>f Blood Glucose Levels </strong><strong>i</strong><strong>n Hypertension Patients </strong><strong>in</strong><strong> Mendoyo Public </strong><strong>H</strong><strong>ealth </strong><strong>C</strong><strong>enter</strong></p><p class="normal" align="center"> </p><p class="normal"><strong> Abstract</strong></p><p class="normal"> </p><p>Hypertension is a degenerative disease that still affects many people in Bali Province. Hypertension occurs due to many factors where it can start from genetics and lifestyle. Hypertension can lead to insulin resistance which is the main cause of increased blood glucose, so that people who suffer from hypertension have the risk of suffering from diabetes mellitus. The purpose of this study is to describe the current blood glucose levels in  patients with hypertension at Puskesmas II Mendoyo. Method this research  uses descriptive quantitative method involving 30 respondents through purposive sampling technique. The research was conducted in March - April 2021. Data collection was carried out by filling out questionnaires and examining blood glukose level with POCT EasyTouch GCU. The results showed that (13.3%) patients with hypertension had blood glucose levels in the non-DM category, (80%) with the uncertain DM category, and (6.7%) in the DM category. The average blood glucose level is 120.7 mg/dl with the lowest level is 84 mg/dl and the highest level up to 273 mg/dl. In conclusion, most patients with hypertension have blood glucose levels during the uncertain DM category.</p><p><strong>Keyword</strong>s: blood glucose levels; hypertension; diabetes melitus</p>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dewy Haryanti Parman ◽  
Hadriana Parman Nyompa

Data dari RSU DR. Wahidin Sudirohusodo selama setahun, pasien yang menderita Diabetes Melitus sebanyak 709 orang, yang terdiri dari laki-laki 346 orang, perempuan 363 orang, dan dari data klasifikasi DM, yang luka dibetik sebanyak 71 orang, yang terjadi karena salah satu penyebabnya ketidakpatuhan menjalankan dietnya, banyaknya kasus komplikasi pada DM, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan klien menjalani diet. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran hubungan tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan klien menjalani diet di ruang poliklinik Endokrin RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian analitik dengan menggunakan metode cross sectional, Populasi adalah semua pasien DM yang datang berobat ke Poliklinik Endokrin. Sampel penelitian menggunakan tehnik Purposive Sampling, Instrumen (alat pengumpul data) yang digunakan adalah kuisioner, analisa yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji kai-kuadrat. Hasil dari uhi X2 dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil nilai X2 lebih besar dari nilai X2 tabel 0,05, sehingga ada hubungan tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan klien menjalani diet, dan nilai P lebih kecil dari intervalnya makin bermakna suatu penelitian. Dan dari nilai odds ratio (7,250) 7,250 kali lebih besar untuk patuh menjalani diet. Kesimpulan: menggambarkan bahwa responden yang berpengetahuan cukup sama besar dengan yang berpengetahuan kurang dan kepatuhan terhadap diet lebih besar dibandingkan dengan yang tidak patuh serta ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang diet Diabetes Melitus dengan kepatuhan klien menjalani diet di Ruang Poliklinik Endokrin RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Diabetes mellitus, Diet.


2020 ◽  
Vol 88 (4) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Ana Carolina Figueiredo Modesto ◽  
Erika Aparecida Silveira ◽  
Ana Paula dos Santos Rodrigues ◽  
Dione Marçal Lima ◽  
Mércia Pandolfo Provin ◽  
...  

The prevalence of obesity is increasing worldwide and is commonly associated with comorbidities. The use of several drugs is often necessary, which leads to Potential Drug Interactions (PDI) that may increase the morbidity and mortality. This study aimed to analyze the prevalence of drug interaction and its association with socio-demographics, health status, and drug use in severely obese individuals. Baseline data from a randomized clinical trial registered at Clinicaltrial.gov (NCT02463435) were used. A total of 150 individuals aged 18–65 years with a body mass index of 35 kg/m2 were included. The outcome variable was the presence of PDI, and the explanatory variables were divided into the following four levels: socio-demographic, lifestyle, health, and medication use. The prevalence of PDI was 50% (n = 75) (95% CI 41–58). The variables associated with drug–drug interactions in the multiple analyses were arterial hypertension (PR 1.83, 95%, CI 1.10–3.04), polypharmacy (PR 3.12, 95%, CI 2.17–4.50), and diabetes mellitus (PR 0.60, 95%, CI 0.45–0.81). The risk factors for the occurrence of drug interaction were the presence of diabetes mellitus, hypertension, and polypharmacy.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 141-147
Author(s):  
Erni Tri Indarti ◽  
Hendri Palupi

Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Senam Kaki Lebih Efektif Meningkatkan Sirkulasi Darah Ke Kaki Dibanding Penurunan Kadar Glukosa Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso. Penelitian ini merupakan  jenis penelitian Pra – Experiment dengan One Pre-Post Test Design. Penelitian ini dilakukan tanggal 20 Juli – 20 Agustus 2018 di Wilayah kerja Puskesmas Rejoso. Sampel dalam penelitian ini penderita Diabetes Mellitus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 30 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Video Senam Kaki, Stetoskop Merk Onemed, Spygnomanometer Merk Onemed, Glukotest Merk EasyTooth. Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan Nilai ABPI dan Gula darah responden sebelum dan sesudah dilakukan intevensi dengan uji Wilcoxon.  Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan p-value  nilai ABPI 0,000 ≤ α(0,05) dan p-value gula darah 0,006 ≤ α(0,05), sehingga Ha diterima dan ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan nilai ABPI dan gula darah pada penderita diabetes mellitus, hal ini berarti ada pengaruh senam kaki terhadap Sirkulasi Darah Ke Kaki pada penderita diabetes mellitus dengan rata-rata penurunan nilai ABPI 0,124 dan rata-rata penurunan gula darah sebesar 11,37. Kata Kunci : Senam Kaki, Diabetes Mellitus, Gula Darah, Sirkulasi Darah ke kaki


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 59-64
Author(s):  
NENGKE PUSPITA SARI ◽  
DENO HARMANTO

Pendahuluan: Diabetes mellitus suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia menimbulkan berbagai komplikasi akut serta kronik1. Salah satunya adalah penyakit arteri perifer (PAP). Pemeriksaan ankle brachial index (ABI) dengan teratur dapat mendeteksi dini adanya PAP. Sebanyak 85% diabetesi merupakan penderita diabetes mellitus tipe22. Relaksasi Otot Progresif adalah metode yang mampu memperlancar aliaran darah. Metode: Jenis penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan pendekatan one group pre-post test. Sebanyak 10 responden terlibat dalam penelitian ini. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data informasi responden dikumpulkan melalui proses wawancara dan observasi. Sedangkan untuk mengetahui kadar gula darah dan ankle bracial Indeks diakukan pengecekan. Data dianalisis dengan metode uji t-dependent dengan α=0,05. Hasil dan Pembahasan: Terdapat perbedaan yang signifikan nilai kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan tindakan (pvalue 0,000). Sedangkan nilai ABI tidak memiliki perbedaan yang signifikan baik sebelum dan setelah tindakan (0,187) Kesimpulan: teknik relaksasi otot progresif efektif dalam menurunkan kadar gula darah, namun tidak dapat meningkatkan nilai ABI namun salah satu intervensi keperawatan mandiri.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document