scholarly journals Comparison of Effectiveness Self-care Returns Two Methods of Focus Group Discussions and Teach-back on Lifestyle of Pregnant Women

2020 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 94-107
Author(s):  
Mitra Jaras1 ◽  
◽  
Mohammad Reza Mansoorian ◽  
Ali Delshad Noghabi ◽  
Hossein Nezami ◽  
...  

Aims: This study aimed to compare the effects of self-care education using focus group discussion and teach-back method on the lifestyle promotion of pregnant women. Methods & Materials: In this randomized field trial, participants were 90 pregnant women referred to the community health centers in Gonabad, Iran with no history of physical and psychological problems that can affect their self-care. They were randomly selected from among the three health centers and divided into three groups of focus group discussion, teach-back, and control. The data collection tools were a demographic form, and Walker’s Health-Promoting Lifestyle Profile (HPLP) questionnaire completed before and one month after the intervention. The collected data were analyzed in SPSS v. 20 software using independent t-test, paired t-test and ANOVA. The P-value <0.05 was set as the significance level. Findings: There was no significant difference between the three groups in terms of educational level (P=0.029), occupation (P=0.090), income (P=0.099), and gestational age (P=0.741), and they were homogeneous. After intervention, all aspects of health-promoting lifestyle (except stress management) in two groups of teach-back (P<0.001) and focus group discussion (P<0.001) were significantly improved compared to the control group (P=0.66). In comparing the two educational methods, focus group discussion had a more significant impact on the lifestyle than the teach-back method. Conclusion: Focus group discussion method is recommended for the self-care education of pregnant women.

2021 ◽  
Vol 1 (12) ◽  
Author(s):  
Vina Monica Robert ◽  
Wening Sari ◽  
Zuhroni Zuhroni

Latar belakang :  PMO adalah komponen DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) yang bertugas untuk memantau pengobatan TBC (Tuberkulosis). Pasien TBC memiliki masalah terkait penyakit TBC dan efek samping obat anti tuberkulosis (ESOAT). Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat pengetahuan dan sikap PMO tentang TBC dan pengobatannya dengan kepatuhan berobat pasien. Ilmu yang benar akan mendorong seorang muslim untuk beriman kepada Allah SWT, sedangkan sikap diturunkan dari pengetahuan. Seorang muslim yang memiliki pengetahuan baik akan memiliki sikap baik pula dan Allah akan meningkatkan derajatya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap PMO sebelum dan sesudah pelatihan tentang efek samping OAT. Metode : Dilakukan pelatihan tentang ESOAT pada 32 orang PMO. Sebelum dan sesudah pelatihan PMO diberikan kuisioner untuk menilai pengetahuan dan sikap. Hasil pre test dan post test dilakukan scoring. Setelah 2 bulan dilakukan FGD (Focus Group Discussion) untuk mengetahui ESOAT pada pasien dan bagaimana PMO mengatasinya. Analisis data dilakukan secara bivariat dan uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dan T Test Paired Sample Correlations dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil : Pengetahuan PMO tentang ESOAT mengalami peningkatan yang bermakna (p = 0,003). Terdapat peningkatan sikap PMO tentang TBC dan ESOAT setelah pelatihan meski tidak bermakna (p = 0,187) karena scoring rerata sikap PMO sebelum pelatihan sudah baik. Hasil FGD menunjukkan bahwa PMO mampu mengenali efek samping OAT ringan dan berat dan mampu mengatasi beberapa efek samping ringan. Menuntut ilmu pengetahuan adalah wajib hukumnya. Pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap yang baik pula baik dalam menunaikan tugasnya sebagai PMO maupun sebagai umat muslim. Kesimpulan : Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap PMO mengenai efek samping OAT setelah pemberian pelatihan tentang tentang efek samping OAT.


2017 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 418
Author(s):  
Elfi Elfi ◽  
Yeni Fitrianingsih

Komunikasi orang tua tentang seksual adalah interaksi antara satu orang tua dan satu remaja di mana orang tua secara sadar berusaha untuk memberikan informasi tentang seksual atau kontrasepsi. Protektor yang mempengaruhi perilaku seksual berisiko pada remaja adalah individu, keluarga, teman sebaya, lingkungan sekolah dan komunitas/lingkungan sekitar. Komunikasi orang tua merupakan salah faktor protektif terhadap perilaku seksual remaja yang berisiko.Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas Focus Group Discussion (FGD) dalam peranan komunikasi orang tua terhadap perilaku seksual remaja di SMAN 3 Kota Cirebon Tahun 2016. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan pendekatan kuantitatif.Sampel terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kelompok perlakuan (FGD) 10 orang dan pada kelompok kontrol 10 orang Instrumen berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian Amran AA tahun 2010. Hasil diketahui bahwa sebagian besar peranan komunikasi orangtua terhadap perilaku seksual remaja adalah tinggi. Terdapat perilaku seksual berisiko tinggi sebanyak 3,7% dan terdapat peningkatan peranan komunikasi orangtua pada kedua kelompok. Hasil uji statistik independent t test didapatkan hasil yang signifikan (p


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 225-230
Author(s):  
Anisah Ardiana ◽  
Alfid Tri Afandi ◽  
Ninna Rohmawati ◽  
Ardiyan Dwi Masahida

Abstract: Stunting refers to a chronic undernutrition that make children look smaller than children in their age. In the program of community service, role of cadre (a health volunteer) is very important to disseminate the information about stunting to community. Increase cadre’s knowledge and encourage them to be more confidence when giving the information to community about stunting and local food that can meet childreen nutrition requirement to prevent stunting in community. This program is the second year program of community service to continue the evaluation from last year program. This program is specilally for cadre in Sumberkalong village. Each meeting was conducted through focus discussion group about prevention of stunting. Then, cadres disseminated the information to community including, pregnant women, newly marriage couple and toddler moms by visiting their home or door-to-door. There were 10 cadres who participate in the communitity service in the phase of year 1 until year 2 thouroughly. Three cadres were active and often asked some questions during meeting sessions. Some others were active if they were encouraged to ask or to give an opinion. Cadres explained that cadres' knowledge increase after joining several meeting session and focus group discussion. The cadres disseminated the information to the community with confidence. Program of community service which using a focus group discussion is considered effective to increased cadres’ knowledge. Focus group discussion can be employed in encouraging cadres in the community service program.Keywords: cadre’s knowledge;  focus group discussion; stunting.Abstrak: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak yang diakibatkan keadaan kurang gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak stunted memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak normal seusianya. Peran kader kesehatan sangat penting dalam mendesiminasikan informasi kesehatan, termasuk informasi terkait pencegahan stunting anak balita di masyarakat, untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dan kemampuan kader kesehatan tentang stunting dan zat gizi lokal yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan gizi untuk mencegah stunting di masyarakat. Kegiatan ini merupakan program pengabdian kepada masyarakan tahun ke-2 yang berfokus pada pemberdayaan kader kesehatan Desa Sumberkalong Kecamata Kalisat Kabupaten Jember. Setiap pertemuan kegiatan dilaksanakn Focus Group Discussion (FGD) bersama para kader kesehatan yang membahas pencegahan stunting. Kemudian, kader kesehatan mendesiminasikan informaasi yang telah diperoleh dari tim pelaksana program pengabdian kepada masyarakat, meliputi ibu-ibu yang memiliki anak usia balita, ibu hamil dan pasangan usia subur dengan melakukan kunjungan ke secara door-to-door ke rumah. Terdapat 10 kader kesehatan berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat tahun ke-1 dan tahun ke-2. Sebanyak 3 kader yang aktif bertanya selama proses pertemuan dengan tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat. Sebagain kader bertanya atau memberikan pendapatnya jika diminta. Seluruh kader menyampaikan bahwa pengetahuan kader meningkat selama mengikuti rangkaian pertemuan dan FGD.Kata kunci: Focus Group Discussion (FGD); pengetahuan kader; stunting.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Rifda Roswita ◽  
Eva Riza

Pemerintah Sumatera Barat secara bertahap telah mendorong pengembangan pertanian organik, baik sebelum maupun sesudah program desa organik diluncurkan oleh Kementerian Pertanian. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) persepsi petani terhadap sistem pertanian organik, (2) pemahaman petani terhadap sistem  pertanian organik (3) dan tingkat penerapan  sistem pertanian organik. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Maret - Juli 2017 pada 3 (tiga) kabupaten di Sumatera Barat, yaitu kabupaten yang melaksanakan program desa organik pada tahun 2016 dan yang mengembangkan organik melalui program sebelum tahun 2016. Pada masing-masing kabupaten dipilih secara acara satu kelompok tani pelaksana program desa organik tahun 2016 (dalam pengkajian ini disebut sebagai desa organik baru) dan satu kelompok tani yang melaksanakan program organik sebelum  tahun 2016 (dalam pengkajian ini disebut sebagai desa organik lama). Kabupaten terpilih adalah Kabupaten Padang Pariaman, Solok dan Limapuluh Kota. Pengambilan sampel dilakukan dengan sistim purpossive sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan Focus Group Discussion dan wawancara perorangan. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik internal petani, persepsi petani terhadap pertanian organik,  pemahaman petani terhadap sistem pertanian organik, dan tingkat penerapan petani terhadap sistem pertanian organik. Data dianalisis secara  deskriptif dan stastistik dengan uji paired samples T-Test uji beda dan Mann Whitney untuk membandingkan antara petani pelaksana program desa organik dan non program desa organik. Hasil penelitian menujukkan  bahwa  (1) persepsi petani terhadap sifat inovasi sistem pertanian organik secara keseluruhan, mendekati skor 4, yaitu biaya lebih murah, lebih tinggi produksinya, lebih menguntungkan, sesuai dengan kebutuhan petani, mudah dilaksanakan, mudah dicobakan, dan mudah diamati hasilnya, (2) pemahamanan  petani terhadap keseluruhan komponen sistem pertanian organik tergolong tinggi yaitu dengan nilai 78,55. Sedangkan dari 5 variabel pemahaman petani paling tinggi adalah penanganan panen dan pasca panen dan  pengelolaan lahan dan kesuburan lahan. Pemahaman petani yang masih perlu ditingkatkn adalah pemahaman petani terhadap masa konversi, dimana sebagian petani belum begitu paham terhadap tujuan, dan lama masa koversi lahan walaupun telah menerapkannya, (3) tingkat penerapan komponen teknologi sistem pertanian organik pada petani desa organik lebih rendah (73,93%) dari pada petani desa organik lama (93,21%).


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 220
Author(s):  
Benny Andreson Situmorang ◽  
Kristina L Silalahi

<p><em> </em>The<em> Indonesian National Competency Test </em><em>(INCT) </em><em>is carried out with the aim of equalizing the quality standards of graduates at each educational institution. For </em><em>INCT </em><em>students is a challenge that must be faced because to apply for a job a health worker must have a registration certificate</em><em> </em><em>(RC)</em><em>. </em><em>The registration certificate</em><em> is obtained if a student is declared a graduate (competent) in the implementation of Competency Test. The purpose of this study is to obtain information on the problems being faced by professional nurses who will face the Indonesian National Competency Test through the implementation of Focus Group Discussion (FGD). This type of research is qualitative research with a quasi-experimental research design with one group pretest-posttest design. Stages of Research Methods will be carried out using the design of the quasi-</em><em>e</em><em>xperiment(quasi-experimental) with the target of all nurses in the final semester of totaling 51 people. Data collection method with guided interview guidance. The data analysis method uses dependent t-test. Where in the paired groups, the same subject was examined before and after the intervention (design before and after) and at the same time. Based on the results of the t-test calculation, the value of Z -4,472 with (p = 0,000) &lt;0.05 so that the decision of the hypothesis Ha is accepted then H0 is rejected. It was concluded that there was an influence between FGD (Focus Group Discussion) on the Implementation of Competency Tests on the anxiety level of Nurse Profession students at FKK UNPRI Medan in 2019. It is expected that students who will face competency tests to prepare themselves more by following guidance both on campus and outside campus so have good preparation in facing the Competency Test</em></p><p><em> <strong><em>Keywords:  </em></strong><em>Focus Group Discussion, implementation, competence, test, anxiety level</em><br /></em></p>


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 19-33
Author(s):  
Rina Agustini ◽  
Aulia Zahro Novitasari ◽  
Dwi Rahmawaty ◽  
Nurhijrianti Akib

Tujuan dari studi ini yaitu melihat gambaran dari kesadaran terhadap kampanye media SALAM Sehat, penilaian konten media SALAM Sehat, evaluasi formatif dan evaluasi proses dalam pelaksanaan kampanye media SALAM Sehat sebagai inisiasi dari Health Promoting University (HPU) di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM). Kampanye ini berfokus pada konsumsi buah dan sayur setiap hari, aktivitas fisik secara rutin, dan menjaga kesehatan mental yang dilakukan dari Bulan Juni – Oktober di mana ‘SALAM’ merupakan singkatan dari SAntap buah dan sayur setiap hari, LAkukan aktivitas fisik secara rutin, and Menjaga kesehatan mental. Metode yang digunakan dalam studi ini yaitu desain post test melalui cross sectional online survey untuk evaluasi kuantitatif dan menggunakan desain studi kasus melalui Focus Group Discussion untuk evaluasi kualitatif. Hasil studi ini yaitu kampanye telah dilakukan melalui penyebaran media online dan pemasangan media cetak yang dalam prosesnya bekerjasama dengan organisasi mahasiswa yang ada di FKKMK serta melibatkan partisipasi civitas akademika lainnya seperti Dekan FKKMK, Wakil Dekan FKKMK, dan Penanggung Jawab HPU UGM. Penyebaran media online berupa poster dan filler melalui akun dan grup organisasi. Pemasangan media cetak berupa Traffic Light Food Labelling di kantin, banner motivasi jalan kaki di kantong parkir, poster motivasi aktivitas fisik di tangga, dan stiker motivasi menggunakan tangga di lift. Sebagian besar responden memiliki kesadaran terhadap Kampanye Media SALAM Sehat. Pesan media SALAM Sehat dinilai telah memenuhi ketentuan elemen pesan. Kampanye ini membutuhkan pengembangan pesan yang konsisten, terintegrasi dengan kebijakan, pengadaan lingkungan, serta kerjasama yang lebih luas. Kampanye ini dinilai inovatif dengan melibatkan kerjasama antarorganisasi mahasiswa, namun terdapat kendala berupa koordinasi internal yang bergantung pada budaya organisasi.


2019 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 225-232
Author(s):  
Octa Reni Setiawati ◽  
Nurseha Nurseha ◽  
Teguh Pribadi

Psychoeducation for anxiety in parent: Impact of family member with thalassemia major undergoing treatment in Lampung-IndonesiaBackground: There were 120 and 158 thalassemia patients hospitalized at Dr. Abdul Moeloek General Hospital in Bandar Lampung City in 2016 and 2018 respectively. Major thalassemia is a genetically hereditary disease which is suffered for a lifetime and non-healable. This condition can cause psychosocial effect on parents of thalassemia patients. The anxiety among the parents is mainly caused by the continuous medication and care for lifetime.Purpose: The objective of this study was to examine the effect of psycho-education (FGD  Audiovisual) towards the anxiety on parents of thalassemia patients.Methods:This was a quantitative study with quasi experiment method. The design was non-equivalent control group. The samples were 60 people.Results: The univariate analysis was conducted on the frequency distribution while the bivariate analysis was through t-test dependent. At last, the multivariate was analyszed with Anova Post-hoc. The result indicated that there were significant relations among Focus Group Discussion (FGD) (p = 0.000), audiovisual (p = 0.001), control group (p = 0.530). The multivariate revealed that the FGD intervention had bigger influence on reducing anxiety among parents of major thalassemia patients than the audiovisual. In order to reduce anxiety among parents of thalassemia patients, the health workers should expose them with FGD (Forum Group Discussion) psycho-education.Keywords:  Psycho-education; Audiovisual; AnxietyPendahuluan: Jumlah penderita di Bandar Lampung yang mendapat perawatan di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek tahun 2016 berjumlah 120 orang dan tahun 2018 berjumlah 158 orang. Thalasemia mayor adalah penyakit genetik yang diderita seumur hidup, tidak bisa sembuh, hal ini akan menimbulkan dampak psikososial bagi orang tua penderita thalasemia karena pengobatan dan perawatan yang terus menerus dan seumur hidup, salah satu dampak psikososial adalah kecemasan maka diperlukan salah satu pelayanan kesehatan yang ada dalam Pyramid of Family Care yaitu Psikoedukasi.Tujuan:  Penelitian untuk mengetahui pengaruh psikoedukasi (FGD, Audiovisual) terhadap kecemasan orangtua pasien thalasemia.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain  eksperimen semu (quasi eksperiment), rancangan penelitian yang digunakan adalah Non equivalent control group desaign. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Analisis data univariate dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan uji t-test dependent dan analisis lanjutan dengan  Anova post-hoc. Hasil: Diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan antara Focus Group Discussion (FGD) (p=0,000), Audiovisual  (p=0,001), Kelompok kontrol (p=0,530). Hasil analisis multivariat menunjukkan intervensi FGD yang lebih besar pengaruhnya dalam  menurunkan kecemasan orang tua pasien thalasemia mayor dibandingkan dengan audiovisual. Untuk menurunkan kecemasan orangtua pasien thalasemia untuk meberikan psikoedukasi dengan intervensi Focus Group Discussion (FGD).


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Desika Nanda Nurvita

Peningkatan Adversity Quotient melalui Strategi Focus Group Discussion pada Mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi focus group discussion dalam meningkatkan adversity quotient pada mahasiswa program studi Bimbingan Konseling Islam (BKI) IAIN Tulungagung. Penelitian menggunakan satu kelompok subjek (one group pretest-posttest designs). Subjek penelitian ini adalah mahasiswa BKI angkatan 2016 kelas A, B,C, dan D, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil pretest menunjukkan terdapat 10 mahasiswa yang memiliki skor adversity quotient rendah, kemudian 10 mahasiswa tersebut diberi treatment dengan intervensi strategi focus group discussion. Instrumen penelitian menggunakan inventori adversity quotient. Data dianalisis dengan menggunakan rumus paired sample t-test  untuk mengetahui peningkatan tingkat adversity quotient pada kelompok eksperimen. Hasil analisis menunjukan bahwa strategi focus group discussion yang digunakan memberikan kenaikan yang signifikan.  Kata Kunci: focus group discussion, adversity quotient, mahasiswa BKI


2021 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 74-81
Author(s):  
Jonaid Mustapha Sadang ◽  
Sittie Inshirah P. Macaronsing ◽  
Sittie Inshirah P. Macaronsing ◽  
Narima M Alawi ◽  
Narima M Alawi ◽  
...  

The COVID-19 crisis has been a challenging and stressful event for individuals with known underlying health problems, not to mention their higher risk of contracting the disease. This phenomenological inquiry was conducted to explore the common self-care practices of the Meranao tribe in the Province of Lanao del Sur, Philippines, concerning their management of hypertension amidst the ongoing pandemic health crisis. This study employed a descriptive-phenomenological approach. Ten known hypertensive adults participated in the study selected using purposive sampling. Data collection employed focus group discussion (FGD) and then analyzed using Colaizzi's approach. Four themes were derived which explained the common practices of the tribe in the self-care management of hypertension amidst the crisis: 1) the use of herbal remedies; 2) compliance with prescribed medications; 3) dietary control; and 4) remaining physically active. Patients’ strict compliance with known scientific self-care practices in managing hypertension forms a multidimensional strategy in controlling, managing, and preventing hypertension and its related complications.Abstrak Studi Fenomenologi tentang Praktik Manajemen Perawatan Diri pada Pasien Hipertensi Saat Pandemi COVID-19. Krisis COVID-19 telah menjadi periode yang menantang dan menegangkan bagi individu dengan riwayat masalah kesehatan, belum lagi risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Studi fenomenologi ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik perawatan diri Suku Meranao di Provinsi Lanao del Sur, Filipina yang berhubungan dengan manajemen hipertensi di tengah krisis kesehatan yang sedang berlangsung. Melalui pendekatan fenomenologi deskriptif, sebanyak 10 orang dewasa penderita hipertensi bersedia untuk menjadi partisipan penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling. Data diperoleh melalui focus group discussion (FGD), dan dianalisis menggunakan pendekatan Collaizi. Empat tema diperoleh untuk menjelaskan praktik mereka dalam manajemen perawatan diri hipertensi di  tengah krisis: 1) penggunaan obat herbal; 2) kepatuhan terhadap obat yang diresepkan; 3) kontrol makanan, dan 4) tetap aktif secara fisik. Kepatuhan ketat pasien pada praktik perawatan diri secara ilmiah dalam manajemen hipertensi memainkan strategi multidimensi dalam kontrol, manajemen, dan pencegahan hipertensi serta komplikasi yang terkait. Kata Kunci: Filipina, hipertensi, praktik manajemen perawatan diri, riset kualitatif, suku Meranao


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document