scholarly journals KAMPANYE MEDIA KAMPUS SEHAT SEBAGAI INISIASI HEALTH PROMOTING UNIVERSITY DI FKKMK UGM

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 19-33
Author(s):  
Rina Agustini ◽  
Aulia Zahro Novitasari ◽  
Dwi Rahmawaty ◽  
Nurhijrianti Akib

Tujuan dari studi ini yaitu melihat gambaran dari kesadaran terhadap kampanye media SALAM Sehat, penilaian konten media SALAM Sehat, evaluasi formatif dan evaluasi proses dalam pelaksanaan kampanye media SALAM Sehat sebagai inisiasi dari Health Promoting University (HPU) di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM). Kampanye ini berfokus pada konsumsi buah dan sayur setiap hari, aktivitas fisik secara rutin, dan menjaga kesehatan mental yang dilakukan dari Bulan Juni – Oktober di mana ‘SALAM’ merupakan singkatan dari SAntap buah dan sayur setiap hari, LAkukan aktivitas fisik secara rutin, and Menjaga kesehatan mental. Metode yang digunakan dalam studi ini yaitu desain post test melalui cross sectional online survey untuk evaluasi kuantitatif dan menggunakan desain studi kasus melalui Focus Group Discussion untuk evaluasi kualitatif. Hasil studi ini yaitu kampanye telah dilakukan melalui penyebaran media online dan pemasangan media cetak yang dalam prosesnya bekerjasama dengan organisasi mahasiswa yang ada di FKKMK serta melibatkan partisipasi civitas akademika lainnya seperti Dekan FKKMK, Wakil Dekan FKKMK, dan Penanggung Jawab HPU UGM. Penyebaran media online berupa poster dan filler melalui akun dan grup organisasi. Pemasangan media cetak berupa Traffic Light Food Labelling di kantin, banner motivasi jalan kaki di kantong parkir, poster motivasi aktivitas fisik di tangga, dan stiker motivasi menggunakan tangga di lift. Sebagian besar responden memiliki kesadaran terhadap Kampanye Media SALAM Sehat. Pesan media SALAM Sehat dinilai telah memenuhi ketentuan elemen pesan. Kampanye ini membutuhkan pengembangan pesan yang konsisten, terintegrasi dengan kebijakan, pengadaan lingkungan, serta kerjasama yang lebih luas. Kampanye ini dinilai inovatif dengan melibatkan kerjasama antarorganisasi mahasiswa, namun terdapat kendala berupa koordinasi internal yang bergantung pada budaya organisasi.

J-Dinamika ◽  
2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Efris Kartika Sari ◽  
Alfrina Hany ◽  
Rustiana Tasya Ariningpraja

Manajemen nyeri yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam lingkup layanan Rumah Sakit. Nyeri yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan masalah tambahan bahkan memperlambat perbaikan kondisi pasien. Perawat merupakan petugas kesehatan yang harus mampu dalam mendukung upaya tersebut. Pengkajian nyeri yang tepat akan menjadi dasar manajemen nyeri yang optimal pada pasien.Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan pengkajian nyeri pada pasien komunikatif maupun dengan gangguan komunikasi, sehingga sehingga perawat dapat melakukan pengkajian nyeri secara tepat, rutin, dan terstruktur. Hal ini diwujudkan dengan melatih perawat dengan berbagai teori tentang pengkajian nyeri, terutama penggunaan skala nyeri dengan berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing dan penerapan penggunaan skala nyeri tersebut.Kegiatan dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Brawijaya, Kota Malang pada November-Desember Tahun 2019. Metode kegiatan yang dilakukan terdiri dari: focus group discussion, pre-test dan post-test, dan pemberian materi.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang pengkajian nyeri. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri pada perawat perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk mendukung upaya manajemen nyeri yang optimal.


J-Dinamika ◽  
2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Efris Kartika Sari ◽  
Alfrina Hany ◽  
Rustiana Tasya Ariningpraja

Manajemen nyeri yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam lingkup layanan Rumah Sakit. Nyeri yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan masalah tambahan bahkan memperlambat perbaikan kondisi pasien. Perawat merupakan petugas kesehatan yang harus mampu dalam mendukung upaya tersebut. Pengkajian nyeri yang tepat akan menjadi dasar manajemen nyeri yang optimal pada pasien.Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan pengkajian nyeri pada pasien komunikatif maupun dengan gangguan komunikasi, sehingga sehingga perawat dapat melakukan pengkajian nyeri secara tepat, rutin, dan terstruktur. Hal ini diwujudkan dengan melatih perawat dengan berbagai teori tentang pengkajian nyeri, terutama penggunaan skala nyeri dengan berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing dan penerapan penggunaan skala nyeri tersebut.Kegiatan dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Brawijaya, Kota Malang pada November-Desember Tahun 2019. Metode kegiatan yang dilakukan terdiri dari: focus group discussion, pre-test dan post-test, dan pemberian materi.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang pengkajian nyeri. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengkajian nyeri pada perawat perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk mendukung upaya manajemen nyeri yang optimal.


Author(s):  
Shireen Bhatti ◽  
Muhammad Asif Shaikh

The goal of this study was to evaluate the competition anxiety and self-esteem among male volleyball players. Cross sectional study design, followed by qualitative investigation, was used in the current study. The participants in this study were 20 male volleyball players from the urban areas of the Province of Sindh Public Boys College. Both volleyball players at college and provincial level participated in the volleyball game. The player was between 16 and 20 years of age. Two questionnaires were used in the current study: (1) the Sports Performance Anxiety Test was used to consider performance anxiety and (2) the self-esteem of Rosenberg was used to describe self-esteem and (3) the focus group discussion. The results of the current study showed fluctuation in self-esteem level and anxiety level among players of different age groups regarding participation in volleyball competition. In Focus group discussion, regarding low self-esteem and higher competition anxiety, participants are of the view that low self-esteem and increase in anxiety undoubtedly have a greater negative effect on the team's psychology. Negative attitudes towards oneself, people's evaluation or opinion, fear of failure, risk of competitive climate, fear of adversary, low level of efforts, nervousness, negative feedback, rejection, criticism, nervousness, coach, team mates and high expectations of the audience are the factors that can contribute to low self-esteem and high anxiety. The study proposed some recommendations for future researchers.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 641-652
Author(s):  
Febie Karmani Putra ◽  
Robiana Modjo ◽  
Fatma Lestari

CoronaVirus Disease 19 (COVID-19) berdampak luas pada semua industri. Penerbangan menjadi industri yang paling berdampak. PT X sebagai Perusahaan Sertifikat Operator Udara tertua di Indonesia harus menjalankan usahanya di masa pandemi ini. Perusahaan ini berupaya menerapkan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 untuk tetap bertahan. Kajian ini memberikan gambaran implementasi dan rekomendasi, strategi manajemen pencegahan dan pengendalian COVID-19 yang efektif. Desain penelitian adalah cross sectional study dengan menggunakan wawancara secara daring dan Focus Group Discussion (FGD). Penelitian dilakukan di Jakarta dengan menggunakan aplikasi online meeting pada bulan Februari 2021. Data akan dianalisis menggunakan metode Mix Ground Theory dan Analisis SWOT. Faktor Penghalang dan Tantangan seperti menjaga protokol kesehatan di daerah lokasi kerja, potensi risiko di daerah yang terbesar, sumber daya yang terbatas, terbatasnya operasionalnya penerbangan, kemudian Faktor Pendorong seperti adanya komitmen keselamatan dan kesehatan kerja serta keberlangsungan bisnis. Untuk Dampak yang dihasilkan, seperti rendahnya permintaan akan kebutuhan industri penerbangan, perubahan lingkungan kerja secara daring ­dan adanya tambahan biaya (additional cost) untuk tes COVID-19 didalam operasional penerbangan. Implementasi protokol kesehatan COVID-19 pada PT X secara umum sudah baik. PT X mengalami dampak yang cukup signifikan di operasional seperti pada umumnya perusahaan penerbangan lainnya.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Armina Analinta

Background: Diarrhea is an endemic disease in Indonesia and often cause death. In 2015 there were eighteen times the outbreak of diarrhea spread in eleven provinces, eighteen districts / cities, with the number one patient. 213 people and 30 deaths (CFR 2.47%). According to Surabaya City Health Office, there were 65.447 cases of diarrhea in 2015, in other words there were 23 cases of diarrhea in 1000 population. Objectives: This study aimed to analyze the relationship between exclusive breastfeeding and diarrhea  in RW XIII and RW XIV Kelurahan Ampel, Subdistrict Semampir, City of Surabaya in  2017. Methods: This was observational analytics study with cross sectional design. The population in this research were all the children under five in the area in RW XIII and RW XIV in Kelurahan Ampel. Sampling technique used was  simple random sampling involving 39 respondents. Primary data were collected by interview with questionnaire, Focus Group Discussion (FGD). Data were analyzed statistically using Fisher’s Exact Test. Results: The result of this this study, there was relationship between exclusive breastfeeding and diarrhea (p=0.000). Conclusion: There was a significant relationship between exclusive breastfeeding and diarrhea.ABSTRAKLatar Belakang: Diare adalah penyakit endemis di Indonesia dan sering menyebabkan kematian. Pada tahun 2015 terjadi delapan belas kali kejadian luar biasa diare yang  tersebar di sebelas provinsi, delapan belas kabupaten/kota, dengan jumlah penderita satu. 213 orang dan kematian 30 orang (CFR 2,47%). Menurut Dinas Kesehatan Kota Surabaya, pada tahun 2015 terdapat 65.447 kasus diare, dengan kata lain terdapat 23 kasus diare pada 1000 penduduk. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan asi eksklusif dengan diare pada balita di RW XIII dan RW XIV Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir,  Kota Surabaya  2017.Metode: Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh balita yang berada di wilayah di RW XIII dan RW XIV di Kelurahan Ampel. Teknik pengambilan data menggunakan simple random sampling didapatkan 39 responden. Data Primer dikumpulkan dengan wawancara dengan kuesioner, Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan uji statistik Fisher’s Exact.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pemberian ASI eksklusif  memiliki hubungan dengan kejadian diare (p=0,000).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare.


2021 ◽  
Vol 1 (12) ◽  
Author(s):  
Vina Monica Robert ◽  
Wening Sari ◽  
Zuhroni Zuhroni

Latar belakang :  PMO adalah komponen DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) yang bertugas untuk memantau pengobatan TBC (Tuberkulosis). Pasien TBC memiliki masalah terkait penyakit TBC dan efek samping obat anti tuberkulosis (ESOAT). Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat pengetahuan dan sikap PMO tentang TBC dan pengobatannya dengan kepatuhan berobat pasien. Ilmu yang benar akan mendorong seorang muslim untuk beriman kepada Allah SWT, sedangkan sikap diturunkan dari pengetahuan. Seorang muslim yang memiliki pengetahuan baik akan memiliki sikap baik pula dan Allah akan meningkatkan derajatya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap PMO sebelum dan sesudah pelatihan tentang efek samping OAT. Metode : Dilakukan pelatihan tentang ESOAT pada 32 orang PMO. Sebelum dan sesudah pelatihan PMO diberikan kuisioner untuk menilai pengetahuan dan sikap. Hasil pre test dan post test dilakukan scoring. Setelah 2 bulan dilakukan FGD (Focus Group Discussion) untuk mengetahui ESOAT pada pasien dan bagaimana PMO mengatasinya. Analisis data dilakukan secara bivariat dan uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dan T Test Paired Sample Correlations dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil : Pengetahuan PMO tentang ESOAT mengalami peningkatan yang bermakna (p = 0,003). Terdapat peningkatan sikap PMO tentang TBC dan ESOAT setelah pelatihan meski tidak bermakna (p = 0,187) karena scoring rerata sikap PMO sebelum pelatihan sudah baik. Hasil FGD menunjukkan bahwa PMO mampu mengenali efek samping OAT ringan dan berat dan mampu mengatasi beberapa efek samping ringan. Menuntut ilmu pengetahuan adalah wajib hukumnya. Pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap yang baik pula baik dalam menunaikan tugasnya sebagai PMO maupun sebagai umat muslim. Kesimpulan : Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap PMO mengenai efek samping OAT setelah pemberian pelatihan tentang tentang efek samping OAT.


Sari Pediatri ◽  
2016 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 117
Author(s):  
Yenny Purnama ◽  
Eddy Fadlyana ◽  
Nanan Sekarwana

Latar belakang. Peran serta dan penerimaan ibu mengenai imunisasi ulangan difteria-tetanus diperlukan untuk menunjang upaya pencegahan penyakit tersebut.Tujuan. Mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap sikap ibu murid SD kelas I mengenai imunisasi ulangan difteria-tetanus.Metode. Subjek penelitian adalah ibu murid SD kelas I di Kotamadya Bandung, menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Rancangan penelitian kuantitatif berupa survei cross-sectional dimulai bulan November sampai Desember 2007. Sampel diambil secara cluster random sampling. Analisis statistik dilakukan untuk melihat pengaruh pengetahuan ibu murid SD kelas 1 terhadap sikap imunisasi ulangan difteria-tetanus dengan menggunakan analisis jalur. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh ibu mengenai penyebab, gejala, pengobatan, penularan, dan pencegahan tentang penyakit difteria-tetanus. Sikap adalah respons ibu terhadap penyakit difteria-tetanus mengenai penyebab, gejala, pengobatan, penularan, dan pencegahannya. Rancangan penelitian kualitatif berupa focus group discussion dengan analisis deskriptif, untuk menilai pengetahuan dan sikap ibu mengenai imunisasi ulangan difteria-tetanus yang tidak tergali dengan penelitian kuantitatif. Sampel diambil sebanyak 5-10 orang dari ibu yang telah ikut dalam penelitian kuantitatif.Hasil. Didapatkan 226 ibu dengan rata-rata usia 35 tahun. Hasil analisis jalur, didapatkan pengetahuan secara signifikan dipengaruhi oleh pendidikan ibu dan jumlah anak. Sikap signifikan dipengaruhi oleh pendidikan ibu dan pengetahuan (95%CI: -t<+1,96>t). Hasil analisis jalur didapatkan pengaruh total pendidikan ibu dan pengetahuan terhadap sikap adalah cukup. Pengaruh total pendidikan ibu dan jumlah anak terhadap pengetahuan adalah kurang. Analisis focus group discussion tergambarkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi lebih bersikap mandiri terhadap pelaksanaan imunisasi ulangan difteria-tetanus.Kesimpulan. Pengetahuan ibu berpengaruh positif terhadap sikap ibu mengenai imunisasi ulangan difteria-tetanus


2016 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Etika Purnama Sari

Balita mudah terkena penyakit ISPA karena tubuh balita masih rentan terhadap penyakit infeksi. Banyak ibu yang tidak tahu tentang pencegahan penyakit ISPA. Metode FGD (focus group discussion) dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan peningkatan pengetahuan ibu melalui FGD. Desain penelitian adalah pra eksperimental one group pra post test design. Variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan ibu. Sampel yang digunakan adalah ibu yang memiliki balita di wilayah RT 3 RW 1 Kelurahan Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran sebanyak 13 orang. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat signifikansi α<0,05, didapatkan nilai p=0,002 yang berarti ada peningkatan pengetahuan ibu melalui FGD. Adanya peningkatan dikarenakan faktor pendidikan, usia, pengalaman serta proses diskusi dalam FGD. Bagi para ibu harus tetap mengakses informasi tentang preventif ISPA dalam berbagai media. Kata kunci: Focus Grup Discussion, Pengetahuan, ISPA ABSTRACT Children with age 12-60 months are susceptible to ISPA due to their body was still susceptible to infectious diseases. Many mother do not know about the prevention of ISPA. FGD (focus group discussion) can be used to increase their knowledge. The aim of this study is to explain the increasing mother’s knowledge through the FGD. The study design was a pre-experimental one-group pre-post test design. The variables studied were the level of mother’s knowledge. The samples used were mothers with babies aged 12-60 months as many as 30 people. Data was collected by questioner. Based on the test results of the Wilcoxon Sign Rank Test with a significance level of α<0,05, p value = p=0,002 which means there is the increasing mother’s knowledge through the FGD. The increasing knowledge due to factors of education, age, experience, and the discussion process in the FGD. For mother must still access information about preventive ISPA in a variety of media. Keywords: Focus Grup Discussion, knowledge, ISPA DOWNLOAD FULL TEXT PDF >>


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 162-169
Author(s):  
Titis Rakhma Imtihani ◽  
Etika Ratna Noer

Latar Belakang : Salah satu penyebab peningkatan obesitas di kalangan remaja perkotaan adalah adanya peningkatan frekuensi konsumsi makanan cepat saji. Hal ini dikarenakan makanan cepat saji bersifat cepat, mudah, dan menarik untuk remaja serta faktor kenyamanan yang mendukung. Remaja yang mengkonsumsi makanan cepat saji akan mengkonsumsi energi, lemak, dan gula secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pengetahuan, uang saku, dan peer group serta promosi dan motivasi dengan frekuensi konsumsi makanan cepat saji pada siswi di SMA Theresiana 1 Semarang. Metode : Studi cross sectional pada 95 siswi kelas X dan XI di SMA Theresiana 1  Semarang. Subjek diambil dengan metode consecutive sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Data frekuensi konsumsi makanan cepat saji, pengetahuan, uang saku, dan peer group diperoleh dari pengisian kuisoner, sedangkan data motivasi dan promosi diperoleh dengan FGD (focus group discussion). Data kebiasaan makan sehari-hari diperoleh melalui FFQ (food frequency questionnaire). Uji normalitas menggunakan Kolmogorof-Smirnov. Data berdistribusi tidak normal pengujian menggunakan korelasi Rank spearman. Hasil : Frekuensi konsumsi makanan cepat saji subjek sebagian besar termasuk jarang (1-2x seminggu) yaitu 83,2%. Terdapat korelasi positif antara frekuensi konsumsi makanan cepat saji dengan uang saku (r = 0,279; p = 0,006). Tidak ditemukan korelasi antara frekuensi konsumsi makanan cepat saji dengan pengetahuan (r = 0,066; p = 0,527), dan frekuensi konsumsi makanan cepat saji dengan peer group (r = -0,005; p = 0,958). Informasi mengenai makanan cepat saji sebagian besar subjek dapatkan melalui iklan televisi. Sebagian besar subjek mengkonsumsi makanan cepat saji karena faktor praktis dan ingin mencoba rasanya. Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara frekuensi konsumsi makanan cepat saji dengan jumlah uang saku (p=0,006).


2019 ◽  
Author(s):  
Abdinasir Abdullahi Jama ◽  
Ayodele O Arowojolu ◽  
IkeOluwapo O Ajay

Abstract Background: Homebirth (home delivery) is a birth that takes place in a residence rather than in a hospital or a birth center. Aims: The aim of the study is to determine factors influencing obstetric home delivery and the outcomes among women of reproductive age in Dusmareb district, Somalia. Methods: The study was used a descriptive cross-sectional study in Dusamreb district of Somalia with both qualitative and quantitative techniques of data collections and random technique was used to select 228 women of reproductive age. Well-structured questionnaires were administered by the interviewer to participants who gave their consent and also two focus group discussion sessions were conducted with discussion guides. Data were analysed using the Statistical Package for Social Sciences version 20.0. Descriptive , and Inferential statistics were used to test association, with the level of significance set at 5%. Results: The findings of this study show that 41% have had at least one child delivery at home. The mean age of the respondents was 32.9 ± 8.1 years; 15(6.6%) had tertiary education and Women with 4 – 6 children were four times more likely to have a home delivery (OR = 3.65, p = 0.002), Women with employment were 59% less likely to have a home delivery (OR = 0.41, p = 0.009); the study also found as outcome of home delivery that 22% of the women reported their baby was not okay and have taken to hospital, while 41(73.2%) reported the child died within 28 days following delivery while 24 (42.8%), women experienced prolonged labour during their last delivery at home.in the focus group discussion the women reported that there is poor communication relationship between the mothers and health staff. Conclusion: the study is highly recommended the government to create employment for the women,also the hospital directors were recommended to monitor the relationship between the care giver and the pregnant mother.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document