scholarly journals INVENTARISASI KARAGAMAN JENIS FLORA MANGROVE DI PULAU MECAN KOTA BATAM

SIMBIOSA ◽  
2016 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 126
Author(s):  
Ramses Ramses

Setiap ekosistem  mangrove mempunyai keanekaragaman vegetasi yang berbeda, begitu juga halnya pada kawasan mangrove di Pulau Mecan. Pengumpulan data vegetasi dilakukan dengan pencacahan jenis-jenis flora mangrove di sepanjang garis transek. Metode Spot Check dilakukan untuk melengkapi informasi flora mangrove diluar jalur garis transek, dilakukan dengan cara mengamati dan memeriksa zona-zona tertentu dalam ekosistem mangrove yang memiliki ciri khusus. Pengukuran parameter fisik-kimia air menunjukan bahwa salinitas (29-30o/oo), pH (6,0-6,5), suhu (29-30OC), DO (6,5mg/l), kecerahan (8m). Hasil inventarisasi flora pada lokasi pengamatan menunjukkan bahwa terdapat 32 jenis flora penyusun hutan mangrove yang teramati. Jenis flora mangrove tersebut terdiri dari 15 jenis mangrove sejati, 3 jenis mangrove pendukung, dan 14 jenis asosiasi mangrove. Inventarisasi terhadap jenis flora mangrove sejati meliputi Rhizophora. mucronata, R. apiculata, Bruguiera gymnorrhiz, B.  cylindrica, Lumnitzera littorea, L. recemos, Ceriops tagal, C. decandra, Avicennia lanata,  A.  alba, Xylocarpus granatum, X. mollucensis dan Nypa fruticans. Mangrove sejati didominan oleh Rizophora mucronata dan R. apiculata. Sedangkan jenis mangrove pendukung terdiri Aegiceras corniculatum, Scyphiphora hydrophyllaceae dan Excoecaria agallocha. Pada kawasan pengamatan juga dijumpai  jenis mangrove asosiasi atau ikutan yaitu Acanthus ilicifolius, Terminalia catappa, Hibiscus tiliaceus, Pemphis acidula, Ximenia americana, Dischidia bengalensis, Dischidia rafflesiana, Sarcolobus banksii, Sesuvium portulacastrum, Acrostichum aureum, Acrosticum aureum, Scaevola taccada, Pandanus tectorius dan Clerodendrum inerme

2018 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Lona Helty Nanlohy ◽  
Azis Maruapey ◽  
Yolanda Malaum

Komposisi jenis merupakan formasi  jenis yang berada pada suatu tempat. Penyebaran vegetasi mangrove membentuk bentuk  khas yaitu membentuk  zonasi sejajar garis pantai. Terdapat zonasi  mangrove tertentu dari mulai arah pantai ke darat. Hal yang menarik adalah bahwa jenis-jenis mangrove yang menempati zona-zona tersebut tidak selalu sama untuk setiap daerah yang diteliti. Hal ini menunjukan adanya banyak faktor yang mengendalikan zonasi vegetasi mangrove.Metode penelitian  yang digunakan adalah penelitian  survey, dengan teknik  sampling sistematik menggunakan metode kombinasi antara metoda jalur dan metoda garis berpetak.Komposisi jenis mengrove di Kampung Gisim Kabupaten Sorong terdiri dari mangrove mayor (mangrove sejati)  sebanyak 5 jenis yaitu Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza,  Bruguiera sexangula,   Ceriops Tagal  dan  Nypa fruticans dan Mangrove  minor  yaitu jenis Xylocarpus granatum. Zonasi pada lokasi penelitian secara umum dibagi menjadi 3 zona, yaitu : zona proximal, zona midle, dan zona distal.  Zona proximal merupakan zona yang berbatasan langsung dengan laut dan merupakan zona dari jenis Rhizophora mucronata  Zona midle adalah zona pertengahan yang terletak diantara darat dan laut, jenis yang berada zona yaitu  jenis  Bruguiera sexangula  Bruguiera gymnorrhiza. Ceriops Tagal dan Xylocarpus granatum dan Zona distal adalah zona yang berada dibelakang zona middle  yaitu jenis  Nypa fruticans.


2018 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Slamet Mardiyanto Rahayu ◽  
Syuhriatin Syuhriatin ◽  
Wiryanto Wiryanto

This research aims to know the diversity of mangrove in Gedangan Village, Purwodadi Subdistrict, Purworejo Regency, Central Java. This research conducted on June-September 2016 with purposive sampling methods with three station. Based on the results of the research are nine mangrove species found are rhizophora mucronata, sonneratia alba, nypa fruticans, hibiscus tiliaceus, ipomoea pescaprae, acanthus ilicifolius, gymnanthera paludosa, wedelia biflora, and scirpus sp. Diversity of tree mangrove are low (H’ station 2=0,95 and H’ station 3= 0,15). Diversity of sapling mangrove are low with H’ in station 1, 2, and 3 are 0,2; 0,68; dan 0,08. And the diversity of mangrove seedling and lower plants are medium with H’ in station 1, 2, and 3 are 1,17; 1,56; and 1,48. Environment condition in all station is relatively good to support the life of mangrove plant. That is temperature  28-30 0C; pH 7-8; DO 4,0-6,5 mg/l; salinity 6-9 ppt; and sandy mud substrate.


2019 ◽  
Vol 7 (6) ◽  
pp. 20-24
Author(s):  
Istiqomah M A ◽  
Hasibuan P. A. Z ◽  
Basyuni M

Objectives: The study aims to examine the anticancer effect of polyisoprenoid of Nypa fruticans, Ceriops tagal, and Rhizophora mucronata leaves in WiDr cells by evaluating the regulation of p21 and Akt 2 gene. Design: Nypa fruticans, Ceriops tagal, and Rhizophora mucronata leaves were dried and extracted with n-hexane, analyzed the increase or decrease in regulation of p21 gene and Akt 2 expression which was determined the Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) method. Interventions: The variable that was intervened in this study was the 3 sample mangrove leaves. Main outcome measure: The main measurement results in this study were to study n-hexane extracts of mangrove leaves able to suppress the expression of p21 and Akt 2 genes so that cancer cell growth is inhibited. Results: n-hexane extract of Ceriops tagal leaves was more effective than Nypa fruticans and Rhizophora mucronata, in which there was up-regulated (p21) of 1.19 and down regulated (Akt 2) of 0.78 on colon cancer cells (WiDr). N-hexane extract of mangrove leaves has cancer chemoprevention activity with up-regulated and down-regulated on WiDr cells, in which the sample was more effective than n-hexane extract of Ceriops tagal leaves. Conclusion: N-hexane extract of mangrove leaves had cancer chemoprevention activity with up-regulated and down-regulated on WiDr cells, in which the sample was more effective than n-hexane extract of Ceriops tagal leaves.    


2018 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Slamet Mardiyanto Rahayu ◽  
Syuhriatin Syuhriatin ◽  
Wiryanto Wiryanto

This research aims to know diversity of mangrove in Gedangan Village, Purwodadi Subdistrict, Purworejo Regency, Central Java. This research conducted on June-September 2016 with purposive sampling methods with three station. Based on the results of the research are nine mangrove species found are: Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Nypa fruticans, Hibiscus tiliaceus, Ipomoea pescaprae, Acanthus ilicifolius, Gymnanthera paludosa, Wedelia biflora, and Scirpus sp. Diversity of tree mangrove are low (H’ station 2=0,95 and H’ station 3= 0,15). Diversity of sapling mangrove are low with H’ in station 1, 2, and 3 are 0,2; 0,68; dan 0,08. And diversity of mangrove seedling and lower plants are medium with H’ in station 1, 2, and 3 are 1,17; 1,56; and 1,48. Environment condition in all station is relatively good to support live of mangrove plant.That is temperature  28-30°C, pH 7-8, DO 4,0-6,5 mg/l, salinity 6-9 ppt, and sandy mud substrat.


2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 119-133
Author(s):  
Rismawaty Rusdi ◽  
Isdrajad Setyobudiandi ◽  
Ario Damar

Perencanaan dan pengelolaan yang baik hanya dapat dipenuhi apabila tersedia informasi yang lengkap dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang ditinjau dari kondisi ekologi dan nilai ekonomi untuk menilai status keberlanjutan dan menentukan rekomendasi pengelolaan ekosistem mangrove. Pengumpulan data ekologi, ekonomi, dan sosial dilakukan dengan metode observasi, wawancara dilakukan dengan metode purposive sampling, dan kajian literatur. Analisis ekologi menggunakan indeks nilai penting, analisis ekonomi menggunakan surplus consumer, replacement cost, contingent value, dan analisis keberlanjutan menggunakan modifikasi perangkat lunak Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH). Jenis mangrove yang berhasil diidentifikasi adalah Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Xylocarpus moluccensis, Aegiceras corniculatum, Lumnitzera racemosa and Avicennia marina. Hasil analisis nilai ekonomi total ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang dengan luas 86,31 ha sebesar Rp5.050.275.373,00 /tahun atau rata-rata sebesar Rp58.513.212,00 /ha/tahun. Status keberlanjutan ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang masih tergolong kurang berkelanjutan. Oleh karena itu, beberapa rekomendasi strategi yang disarankan adalah rehabilitasi vegetasi mangrove; mengendalikan kegiatan pemanfaatan ekosistem mangrove yang bersifat eksploitatif; melibatkan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan ekosistem mangrove; membuat peraturan secara formal terkait pengelolaan ekosistem mangrove.


2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Hardiansyah Hardiansyah ◽  
Noorhidayati Noorhidayati ◽  
Mahrudin Mahrudin

One of the habitats in the wetlands is the Ecosystem of Mangrove which has a diversity of flora and fauna. This study aims to describe the diversity of vegetation in the mangrove forest area of Sungai Rasau Village, Tanah Laut Regency and obtain valid and practical handout teaching materials. The research method used is descriptive method and development research. The main subjects of this study were 2 experts and 5 students as test subjects. Data were analyzed descriptively. The results showed that the tree vegetation of Sonneratia alba, Hibiscus tiliaceus, Heritiera littoralis, Avicennia marina, Excoecaria agallocha, Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Nypa fruticans, Sonneratia caseolaris with a diversity index of 1,848 (medium). Shrubs and herbs, Derris trifociata Acanthus ilicifolius L, Pluchea indica L, Galinsoga parviflora, Cyperus kyllinga, and Fimbristylis dichotoma have moderate diversity index (H'=1.662). The handout developed "Diversity of Mangrove Vegetation in Sungai Rasau Village, Tanah Laut Regency" as Enrichment Material for Wetland Ecology Courses has very valid criteria with very good legibility tests.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 22-34 ◽  
Author(s):  
Novia Citra Paringsih ◽  
Prabang Setyono ◽  
Sunarto Sunarto

Hutan Mangrove terletak di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur telah mengalami penurunan spesies diakibatkan perilaku konsumtif masyarakat dalam memanfaatkan mangrove. Keberadaan mangrove sangat penting untuk menjaga kesetabilansumberdaya laut khususnya perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) pada tiga zonasi, melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar terkait partisipasi dalam konservasi mangrove, dan membuatstrategi konservasi hutan mangrove berbasis Tanam Rawat Monitoring. Metode penelitian deskriptif kuantitatif, pengambilan data mangrove random sampling dan pengambilan data wawancara kepada masyarakat sekitar purposive sampling. Analisis vegetasi menggunakan Indeks Nilai Penting, analisis partisipasi masyarakat menggunakan Pressure State Response. Hasil penelitian zonasi A didominasi Sonneratia alba (99,84%) kategori pohon, Sonneratia alba (89,03%) kategori anakanpohon, Rhizophora mucronata (80,74%) kategori semai, zonasi B didominasi Sonneratia alba (120,57%) kategori pohon, Sonnratia alba (57,55%) kategori anakan pohon, Sonneratia alba, Ceriops tagal, Rhizophora apiculata (32,47%)kategori semai, zonasi C didominasi Lumnitzera racemosa (132,40%) kategori pohon, Xylocarpus granatum (113,03%) kategori anakan pohon, Lumnitzera racemosa (60,28%) kategori semai. Pendekatan partisipatif dan kemitraan kepadamasyarakat sekitar melalui Pokmaswas Kejung Samudera berjalan lancar. Kesimpulannya konservasi berbasis Tanam Rawat Monitoringdi kawasan mangrove Cengkrong lebih efektif untuk diterapkan,  konservasi mangrove tersebut diharapkan dapat menjadi role model masyarakat untuk menjaga hutan mangrove dan sumberdaya laut.


2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Dewi Wahyuni K Baderan ◽  
Chairunnisah Lamangandjo ◽  
Al Ilham Bin Salim

 Ekosistem mangrove memberikan fungsi ekologis dan ekonomis bagi makhluk hidup di dalamnya dan disekitarnya. Salah satu fungsi ekologisnya adalah sebagi tempat memijah, bertelur, dan bersarang berbagai biota air seperti kepiting, udang, molusca dan berbagai jenis ikan. Guguran daun mangrove yang jatuh akan diuraikan oleh mikroorganisme dan berfungsi sebagai sumber makanan dari berbagai spesies fauna diantaranya adalah udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan struktur vegetasi mangrove dengan kepadatan udang di wilayah pesisir Tabulo Selatan Kabupaten Boalemo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menemukan enam jenis mangrove yaitu, Rhizophora apiculata Blume, Rhizophora mucronata, Brugueira gymnorrhiza Lamk, Ceriops tagal, Xylocarpus granatum, dan Sonneratia alba. Indeks nilai penting tertinggi ditempati oleh mangrove Rhizophora dengan rata-rata INP pada tiap stasiun adalah 75,5. Jumlah udang yang ditemukan berjumlah 66 individu yang terdiri dari tiga spesies yang berbeda, yaitu dua spesies dari genus Penaeus (Penaeus monodon dan Penaeus canaliculatus) dan 1 spesies dari genus Metapenaeus (Metapenaeus elegans). Spesies dengan kepadatan tertinggi adalah spesies Penaeus monodon dengan nilai rata-rata pada setiap stasiun sebesar 0,005. Hasil korelasi antara Indeks Nilai Penting mangrove dengan kepadatan udang di wilayah pesisir Tabulo Selatan tergolong dalam kriteria hubungan kuat. Hubungan kuat artinya kedua variabel (mangrove dan udang) saling memberikan kontribusi dalam rantai makanan di ekosistem mangrove. Pada stasiun II untuk tingkat pohon, pancang dan semai menempati urutan nilai korelasi tertinggi dibandingkan dengan pohon, pancang dan semai pada stasiun I dan III dengan nilai (r) masing-masing adalah 0,991, 0,994 dan 0,980. Nilai korelasi terendah ditempati oleh mangrove pada stasiun III untuk tingkat pohon, pancang dan semai dengan nilai (r) masing-masing adalah 0,901, 0,836 dan 0,909. Kata Kunci : Mangrove, Kepadatan Udang, Struktur Vegetasi


Author(s):  
Rahman Rahman ◽  
Yusli Wardiatno ◽  
Fredinan Yulianda ◽  
Iman Rusmana

Mangrove merupakan ekosistem pesisir yang sangat penting bagi manusia karena memiliki fungsi ekonomi, fisik, dan ekologi. Salah satu wilayah pesisir yang merupakan habitat ekosistem mangove adalah pesisir Kabupaten Muna Barat. Adanya pembangunan berdampak pada pengurangan luas dan kerapatan ekosistem mangrove sehingga mempengaruhi struktur dan status kerapatan ekosistem mangrove. Jumlah spesies mangrove yang ada di pesisir Kabupaten Muna Barat adalah sepuluh spesies yang terdiri Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Ceriops tagal, Scyphiphora hydrophyllacea, dan Calophyllum inophyllum. Total kerapatan mangrove adalah 752 pohon/ha yang terdiri dari 879 pohon/ha pada stasiun I, 621 pohon/ha pada stasiun II, 687 pohon/ha pada stasiun III, dan 820 pohon/ha pada stasiun IV dengan status kerapatan termasuk pada kategori rendah.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 15-22
Author(s):  
Rico Febriansyah ◽  
Fitri Agustriani ◽  
Andi Agussalim

Hutan mangrove di Solok Buntu Taman Nasional Sembilang telah mengalami kerusakan akibat aktifitas manusia seperti penebangan hutan untuk aktifitas tambak, kayu bakar, dan pengambilan kayu untuk kontruksi rumah masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis vegetasi dan pemanfaatan mangrove oleh masyarakat di Solok Buntu. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2015. Metode yang digunakan adalah metode transek kuadrat dimana ukuran plot pohon 10 x 10 meter, anakan 5 x 5 meter dan semai 2 x 2 meter. pengambilan data vegetasi mangrove dibagi menjadi dua  cara yaitu transek tegak lurus sungai dan transek sejajar sungai. Hasil yang diperoleh ditemukan 7 jenis mangrove yaitu Avicennia marina, Avicennia alba, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Excoecaria agallocha, Xylocarpus granatum dan Nypa fruticans. Vegetasi mangrove yang terdapat disepanjang Sungai Solok Buntu Taman Nasional Sembilang yaitu Rhizophora apiculata dengan INP tertinggi sebesar 182,98% pada tingkat pohon sedangkan pada tingkat anakan Rhizophora apiculata dan Excoecaria agallocha memiliki INP tertinggi sebesar 300% dan pada tingkat semai Rhizophora apiculata memiliki nilai tertinggi sebesar 200%. Pemanfaatan mangrove oleh masyarakat di Solok Buntu banyak dimanfaatkan sebagai tempat mencari ikan, udang, kepiting. Jenis mangrove yang banyak dimanfaatkan adalah Avicennia sp karena jenis ini banyak tumbuh disekitar tempat tinggal masyarakat sehingga mudah untuk diambil.   Analysis Of Mangrove Vegetation And Utilization By Communities In Solok Buntu National Park, Banyuasin Regency, South Sumatera Province   The mangrove forests in Solok Buntu Sembilang National Park have suffered damage as a result of human activities such as deforestation for aquacultur, firewood and horsing construction. The purpose of this study was to analyze the mangrove vegetation in Solok Buntu and its utilization. The experiment was conducted in December 2015. The method used is the square of the transect method in which a plot size of 10 x 10 meter tree, 5 x 5 meter saplings and seedlings, 2 x 2 meters. Mangrove vegetation data collection is divided into two ways ie perpendicular transects and river transects parallel to the river. There are 7 mangrove species Avicennia marina, Avicennia alba, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Excoecaria agallocha, Xylocarpus granatum and Nypa fruticans found in the location. Mangrove vegetation found along the Sungai Solok Buntu Sembilang National Park is Rhizophora apiculata with the highest INP at  tree level  is 182.98%, while at the seedling level Rhizophora apiculata and Excoecaria agallocha has the highest INP 300% and for seedlings of Rhizophora apiculata had the highest value 200%. Utilization of mangrove communities in Solok Buntu used by the public to catch fishes, shrimps, and crabs. Species of mangrove that often used are Avicennia sp because this species are widely grown in the community area.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document