scholarly journals Perbedaan Tingkat Pengetahuan dan Pola Perilaku Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Setelah Penyuluhan Pola Aktivitas Fisik Pada Pendidik dan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi di Malang

2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Eldina Afniasari Putri ◽  
Rizki Anisa ◽  
Erna Sulistyowati

Pendahuluan: Sedentary life style merupakan salah satu faktor risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2 (DMT-2) yang dapat dikendalikan. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu pada penelitian ini diadakan penyuluhan kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta merubah pola perilaku aktivitas fisik yang lebih sehat dan bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit DMT-2.Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan rancangan one group pre test and post test design. Responden adalah pendidik dan tenaga kependidikan Perguruan Tinggi di Malang yang berusia ³40 tahun dan tidak menderita diabetes melitus. Pengambilan data menggunakan instrumen soal pre test – post test untuk menilai tingkat pengetahuan dan kuesioner GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire) untuk menilai perilaku aktivitas fisik. Sedangkan penyuluhan kesehatan sebagai intervensi. Analisa data kuantitatif menggunakan Wilcoxon test dan Sign test. Pada uji ini nilai p adalah signifikansi, dikatakan bermakna bila p<0,05.Hasil: Terdapat peningkatan rerata nilai pre test (61,75 ± 12,58) ke rerata nilai post test (77,25 ± 12,40) yang memiliki signifikansi (p 0,000). Jumlah responden sebanyak 40 orang yaitu 20 orang laki-laki dan 20 orang perempuan, dimana 19 orang mengalami peningkatan aktivitas fisik dengan signifikansi (p 0,000). Usia dan pekerjaan diketahui tidak memiliki perbedaan dengan tingkat pengetahuan dan perilaku aktivitas fisik. Sedangkan jenis kelamin memiliki perbedaan dengan perilaku aktivitas fisik sebelum penyuluhan, namun tidak memiliki perbedaan setelah diberikan penyuluhan.Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan mengenai DMT-2 dan pentingnya melakukan aktivitas fisik setelah penyuluhan kesehatan sehingga meningkatkan pola perilaku aktivitas fisik sebagai upaya pencegahan DMT-2.

2020 ◽  
Vol 6 (4) ◽  
pp. 182
Author(s):  
Maulidia Ekaputri ◽  
Henrico Citrawijaya ◽  
Kevin Jonathan Adhimulia ◽  
Adrian Reynaldo Sudirman ◽  
Radityo Ali Murti ◽  
...  

Pendahuluan. Pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2) pada umumnya memiliki satu atau lebih komplikasi kronik pada saat terdiagnosis. Deteksi dini dan pencegahan sangat penting untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas terkait DMT2, terutama pada kelompok dengan risiko tinggi seperti anak penderita DMT2. Studi ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang berkaitan dengan status prediabetes pada anak dari penderita diabetes melitus tipe 2.Metode. Studi ini merupakan studi potong lintang yang melibatkan 54 anak dari penderita DMT2. Subjek dikumpulkan secara konsekutif. Status prediabetes ditentukan melalui HbA1C berstandar national glycohemoglobin standardization program (NGSP). Aktivitas fisik ditentukan melalui kuisioner global physical activity questionnaire (GPAQ)-versi Bahasa Indonesia. Tekanan darah dan data antropometrik diukur secara langsung. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan dengan IBM SPSS 23.Hasil. Dilakukan analisis terhadap 54 subjek. Mayoritas subjek adalah perempuan (79,6%) dan rerata umur adalah 38,8 tahun. Proporsi prediabetes mencapai 31,5%. Analisis multiavariat menunjukkan hubungan bermakna antara riwayat paternal DMT2 (adjusted OR 7,520; IK 95%=1,071-52,784), lingkar pinggang berisiko (adjusted OR 5,482; IK 95%=1,019-29,504) terhadap status prediabetes.Simpulan. Riwayat paternal DMT2 dan lingkar pinggang berkaitan dengan status prediabetes pada anak dari penderita DMT2.Kata Kunci: Anak penderita DM tipe 2, HbA1C, intoleransi glukosa, prediabetes The Role of Paternal History of Type 2 Diabetes Mellitus on Prediabetes Status among The Offspring of Type 2 Diabetes Mellitus Patients Introduction. Since patients with type 2 diabetes mellitus (T2DM) often present with one or more chronic complications, at the time of diagnosis, early detection and prevention is essential to reduce T2DM-associated mortality and morbidity, espescially among high risk population such as the offspring of T2DM. This study aimed to investigate several factors associated with prediabetes status among the offsprings of T2DM patients.Methods. A cross-sectional study was conducted involving 54 offsprings of T2DM patients. Subjects were recruited consecutively. We collected demographic data, anthropometric measurement, blood pressure, and HbA1c level. Physical activity were assessed by using Indonesian version of global physical activity questionnaire (GPAQ). Prediabetes status was investigated by standardized national glycohemoglobin standardization program (NGSP) HbA1c. Bivariate statistical and multivariate analysis was performed by using IBM SPSS 23.Results: The majority of subjects were female (79.6%) and the mean age was 38.8 years old. The proportion of prediabetes was 31.5%. Multivariate analysis showed significant association among paternal history of T2DM (adjusted OR 7.520; 95%CI=1.071-52.784), waist circumference at risk (adjusted OR 5.482; 95%CI=1.019-29.504), and prediabetes status.Conclusion: Paternal history of T2DM and waist circumference were associated with prediabetes status among the offspring of T2DM patients.


2011 ◽  
Vol 8 (6) ◽  
pp. 775-784 ◽  
Author(s):  
Tarek Tawfik Amin ◽  
Waseem Suleman ◽  
Ayub Ali ◽  
Amira Gamal ◽  
Adel Al Wehedy

Objectives:To determine patterns of physical activity (PA) along domains of work-transport-leisure among adult Saudis, sociodemographic correlates of PA and perceived personal barriers to leisure-time-related physical inactivity in Al-Hassa, KSA.Methods:A cross-sectional study in which 2176 adult Saudis attending urban and rural Primary Health centers were selected using multistage proportionate sampling method. Participants were personally interviewed to gather information regarding sociodemographics, PA pattern using Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ), and perceived barriers toward recreation-related PA. Analysis was carried out along GPAQ protocol.Results:Median total physical activity was 2304 METs-minutes/week. Fifty-two percent of subjects were sufficiently active meeting the minimum recommendations when considering total PA and 21% of the subjects were sufficiently active in leisure-time-related activity with ≥ 5 days of any combination of walking, moderate or vigorous-intensity activities with a total of at least 600 METs-minutes/ week. Regression analyses showed that females, higher educational and occupational status were negative predictors to total and leisure-related PA. Barriers perceived toward leisure-related PA included weather, traditions, lack of facilities and time.Conclusion:A low PA pattern along the 3 domains of PA may impose a refection toward more sedentary life style in Saudi Arabia.


MEDIKORA ◽  
2021 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 134-142
Author(s):  
Imas Damayanti ◽  
Adi Gustira

The purpose of this study was to increase the physical activity of students in the era of the COVID-19 pandemic, to maintain and improve body fitness. A quantitative approach using the experimental design method then with a one - group pretest - posttest design research design. Then the population in this study were UPI students in semesters 2-3, who had low physical activity. with a sample of 12 female students. This research was conducted during the first month of the first week for the pre-test, then the 2nd and 3rd weeks for treatment and ended with the post test for the 4th week, the data was collected using the accelerometer actgraph instrument and the Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). The results of the mets value for the pretest 1.153 to 1.27 for the post-test score, for the average total stepcount value for the pretest 2. 619 to 3340, while the mets value for the pretest GPAQ was 432.67 and then for the posttest value 529.58. The conclusion is that there is a significant influence from the virtual community for physical activity on the physical activity of students during the Covid-19 pandemic.Pengaruh virtual community for physical activity terhadap aktivitas fisik mahasiswa di era pandemi Covid-19AbstrakPenelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas fisik mahasiswa di era pandemi covid -19, untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh. Pendekatan penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen desain one - group pretest - posttest design. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswi UPI semester 2 sampai dengan 3 yang mempunyai aktivitas fisik rendah. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, minggu pertama untuk pre-test, lalu minggu ke 2 dan 3 untuk perlakuan dan diakhiri dengan post-test untuk pada minggu ke-4. Instrumen pengambilan data yang digunakan diantaranya accelerometer actigraph dan Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). Hasil dari nilai mets untuk pretest 1,153 menjadi dan meningkat menjadi 1,27 pada akhir perlakuan. Nilai stepcount total rata rata pretest 2619 meningkat menjadi 3340, dan nilai mets pada GPAQ pretest 432.67 meningkat menjadi 529.58. Kesimpulan penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari virtual community for phisical activity terhadap aktivitas fisik mahasiswa pada era pandemi Covid-19


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

<p><em>Buerger Allen Exercise</em> mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>quasy-experiment </em>dengan<em> pre-post test design with control group</em><em>.</em> Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan <em>purposive sampling</em>, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi <em>Buerger Allen exercise</em> sebanyak 12 kali  selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk.Data hasilpengukuran nilai <em>ankle brachial index</em>berupa ratio dan diuji statistik dengan <em>Paired Samples Test</em>. Didapatkan <em>p value</em> 0.001 untuk kelompok perlakuan (<em>p value</em>&lt; 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai <em>ankle brachial index</em> sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Dapat disimpulkan bahwa nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci :penderita diabetes melitus tipe2, <em>Buerger Allen Exercise, Ankle brachial index</em></strong></p><p> </p>


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 8-15
Author(s):  
Yitno Yitno ◽  
Asep Wahyu Riawan

Seseorang dengan usia yang sudah tua akan mengalami penurunan fungsi organ tubuh, begitu pula dengan kepekaanya terhadap insulin. Data WHO tahun 2011 didapatkan jumlah penduduk dunia yang menderita Diabetes Militus meningkat setiap tahunnya, hal ini dikarenakan rendahnya pengetahuan dalam mengelola gaya hidup sehat oleh karna itu perlu dilakukan kegiatan untuk mengelola pola hidup lansia untuk menurunkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh jalan kaki ringan 30 menit terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia diabetes melitus tipe 2. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen One-Group Pre-post Test Design. Populasi penelitian ini adalah lansia penderita diabetes melitus tipe 2 di Desa Dukuh yang  dilakukan pada 19 mei 2017, menggunakan tehnik purposive dengan total 24 responden. Pengambilan data dengan perlakuan jalan kaki ringan 30 menit. Kemudian data diolah dengan tehnik Editing, Coding, Scoring dan Tabulating dan diuji dengan statistik Wilcoxon Sign Rank Test.sebelum dilakukan perlakuan jalan kaki ringan 30 menit dari 24 responden Sebagian besar mempunyai kadar gula darah acak dalam kategori diabet yaitu 20 responden (83%), sesudah di lakukan perlakuan jalan kaki ringan 30 menit sebagian besar responden mempunyai kadar gula darah acak dalam kategori diabet yaitu 14 responden (58.3%). hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh latihan jalan kaki ringan  30 menit terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia penderita diabetes melitus tipe 2 yang ditunjukkan dengan nilai p=0,000 dan α = 0,05 yang berarti nilai (p≤0,05).Oleh karena itu peneliti berpendapat bahwa pemberian perlakuan jalan kaki ringan 30 menit  sangat penting  bagi penderita diabetes melitus tipe 2 hal ini terbukti bisa menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 80-87
Author(s):  
Ari Indra Susanti ◽  
Aminarista Aminarista ◽  
Neneng Martini ◽  
Nur Rahmah ◽  
Sri Astuti

Background: Lactating mothers were successful in giving exclusive breastfeeding as much as 42% based on SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) in 2012. This is depend on the support of husbands and families as well as health workers. Thus, the husband or family should remind and motivate mothers as well as monitor the breastfeeding activity every day for 6 months using breastfeeding calendar.Objectives: This study aimed to determine the increase in knowledge and attitudes of mothers in providing exclusive breastfeeding after the exclusive breastfeeding calendar training.Materials and Methods: The research design used a quasi-experimental one group pre-test post-test design. This research was conducted on mothers who had babies (age 0-12 months) in Pasawahan Village and Pasawahan Kidul Village, Pasawahan District, Purwakarta Regency in April to November 2018, with 96 respondents. The sampling technique was conducted by purposive sampling. Data were collected by giving questionnaires to respondents, before and after the breastfeeding calendar training were given. The Wilcoxon test was used for the analysis of the data in this study.Results: The results showed that there were differences in the knowledge of mothers before and after training on breastfeeding calendar (p <0,000) and there were differences in the attitudes of mothers before and after the training on breastfeeding calendar (p <0,000).Conclusions: There was an increase in knowledge and changes in the attitude of mothers towards exclusive breastfeeding after being given the breastfeeding Calendar training. Therefore, suggestions for health workers, especially midwives and nutrition workers, can use the breastfeeding calendar as an educational medium to increase husband and family support in exclusive breastfeeding.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 22-29
Author(s):  
Een Juliasti ◽  
Mury Kuswari ◽  
Idrus Jus’at

Physical activity on students in Jakarta is the lowest if it is compared to various regions in Indonesia. The low physical activity has an impact on the declining of health and fitness so that it affects toward the risk of various non-communicable diseases. The purpose of this research is to know the influence of gymnastics rhythm of Gizi Seimbang’s song to the level of fitness on students in State Elementary School Kebon Jeruk 08 Pagi West Jakarta. The type of research uses design experimental quasi research with design of Pre test - post test group control design. This design involves two groups of subjects, one is given an experimental group and one group is not enforced (control group). The population of this study are children aged 10-12 years old with 60 respondents (30 students of gymnastic group and 30 control group students) with gymnastics 3x/week for 12 times. Data analysis use t-dependent test, wilcoxon test because the data is not normally distributed. The result of the research shows that there is the influence of rhythmic gymnastics of Gizi Seimbang’s song to the significant fitness level (p value = 0.0001). Based on the results of this study, gymnastics rhythm of Gizi Seimbang’s song increases the level of fitness compared with control group on students in State Elementary School Kebon Jeruk 08 Pagi West Jakarta.


2017 ◽  
Vol 40 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Fatkhurohman Fatkhurohman ◽  
Yanesti Nuravianda Lestari ◽  
Dian Titis Torina

The high food waste in a hospital showed the quality of food service was not optimal. The Holistic Hospital of Purwakarta that used small, medium, and lage portion standards in its food service faced some problems regarding high  food  waste. This study aimed to find out the effect of meal’s portion standard changes on the food waste in  Holistic Hospital patients. Pre-experimental study using one group pre-post test design was done on 29 patients using convenient sampling technique.The changing of meal’s portion was done for rice from medium portion (150 g) to small (0.5 or 0.25 portion). Measurement of food waste used weighing method. Data analysis used Wilcoxon test continued with Kendall-Tau correlation test. The results showed that 65.5 percent of patients were aged around 42-68 years old receiving positive diet and 34.5 percent were non-positive diets. At the beginning of diet, the food waste of rice of all patients was high (27.4-64.9% waste of rice) and it was significantly decreased after small portion was given, even though there were still 27.6 percent of patients with > 20 percent waste of rice. There was a significant influence between the change in diet portion of patients toward food  waste of rice (r=0.804; p<0.05). It was concluded that the changes in diet portion of patients were able to reduce the food  waste.ABSTRAK  Tingginya sisa makanan pasien di Rumah Sakit menunjukkan kualitas penyelenggaraan makanan yang belum optimal. Rumah Sakit Holistic Purwakarta yang menggunakan standar porsi small, medium, dan large dalam penyelenggaraan makanan masih mengalami kendala berupa tingginya sisa makanan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan standar porsi terhadap sisa makanan pasien di Rumah Sakit Holistic Purwakarta. Penelitian pre-eksperimen dengan one group pre-post test design ini dilakukan pada 29 orang pasien dengan teknik convenient sampling. Perubahan porsi makanan dilakukan pada nasi putih dari porsi medium (150 g) menjadi small (0,5 porsi atau 0,25 porsi). Pengukuran sisa makanan menggunakan metode penimbangan. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan uji Wilcoxon yang dilanjutkan uji korelasi Kendall-Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 65,5 persen pasien berusia 42-68 tahun menerima diet positif dan 34,5 persen menerima diet non-positif. Sisa porsi nasi di awal pemberian diet pada seluruh pasien masih tinggi (27,4-64,9% sisa nasi) dan menurun secara signifikan setelah porsi nasi diberikan dalam porsi small (p<0,05) meskipun masih terdapat 27,6 persen pasien dengan sisa nasi > 20 persen. Terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan porsi diet pasien terhadap sisa nasi (r=0,804; p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa perubahan porsi nasi pada diet pasien mampu menurunkan sisa makanan. Kata kunci: standar porsi, sisa makanan


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Eni Rachmawati

Gangguan fungsi pendengaran pada anak tunarungu menyebabkan perkembangan bahasa anak terhambat, akibatnya kemampuan untuk memonitor produksi bahasa dan bicara anak tuna rungu terbatas. Hal tersebut menyebabkan anak tuna rungu mengalami hambatan dalam berkomunikasi dengan lingkungan orang mendengar, dimana bicara merupakan alat komunikasi. Program bimbingan orang tua merupakan program yang dirancang dengan memanfaatan cara alami orang tua berinteraksi dengan anak-anak mereka. Program ini berisikan cara-cara mengembangkan keterampilan berbicara anak yang dikombinasikan dengan pendekatan Behavioural dalam Family Counseling yang mengambil prinsip-prinsip belajar manusia untuk melattih orang tua dalam pengelolaan anak. keterampilan berbicara yang dikembangkan dalam program bimbingan orang tua meliputi : pelafalan, struktur, kosakata, kefasihan/kelancaran, isi pembicaraan dan pemahaman si pembicara terhadap isi pembicaraannya. Sehingga sebagai hasilnya anak. tunarungu dapat berkomunikasi menggunakan bahasa verbal da lam lingkungan orang mendengar. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan pelaksanaan program bimbingan orang tua serta mengkaji pengaruh program tersebut terhadap keterampilan berbicara anak tunarungu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian Pre-Eksperimental dengan rancangan penelitian One group pre test-post test design. Populasi yang diteliti dalam penelitian iniadalah anak tunarungu kelas tinggi di SDLB Sumber Dharma Malang yang berjumlah 7 anak. teknik pengumpulan data menggunakan metode tes lisan. Teknik analisis data dengan Sign test. Hasil penelitian diperoleh perhitungan dengan nilai kritis 5% untuk dua sisi (1,96), merupakan suatu kenyataan bahwa nilai Z yang diperoleh dalam hitungan (ZH=2,27) adalah lebih besar dari pada nilai kritis Z 5% dua sisi (1,96) sehingga hipotesis nol (Ho) di tolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan Program Bimbingan Orang Tua terhadap keterampilan berbicara anak tunarungu kelas tinggidi SDLB Sumber Dharma Malang


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document