<p><em>Candied fruit is one of the processed foods which favored by many people. One of the sweets agro-industry that exists in Pesucen, Kalipuro, Banyuwangi is Rezeki Moro agro-industry. This study aimed to find out: 1) the stock level of raw materials of candid fruit in Rezeki Moro agro-industry, 2) the optimal time to reorder raw materials, and 3) the amount of added value of fruit after being processed into candied fruit. The data analysis used was the analysis of raw materials availability using EOQ and ROP methods and value-added. The result of the study showed that the need for raw material such as nutmeg was 30 kilograms, while the number of economical orders with the EOQ method was 73 kilograms. The need for tamarind was 25 kilograms, while the number of economical orders with the EOQ method was 32 kilograms, also the need for ceremai (Phyllantus acidus) was 50 kilograms while the number of economical orders with the EOQ method was 60 kilograms. The level of reordering of raw materials from all sweets product in Rezeki Moro agro-industry was efficient since the ROP point was smaller than the EOQ point. The processing of candied nutmeg provided an added value of Rp. 9,848.00 (39.39%). The added value of processing candied tamarind is Rp. 17,468.00 (46%). Furthermore, the processing of candied ceremai has added value Rp. 12,548.00 with a value-added ratio of 43.5%.</em></p><p> </p><p>Manisan buah adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Salah satu Agroindustri manisan yang ada di Desa Pesucen Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi adalah Agroindustri Rezeki Moro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat persediaan bahan baku manisan buah pada agroindustri manisan Rezeki Moro, (2) waktu optimal pemesanan kembali bahan baku (3) besarnya nilai tambah buah setelah dijadikan manisan buah. Analisis data menggunakan analisis ketersediaan bahan baku dengan metode EOQ dan ROP serta nilai tambah. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan bahan baku pala adalah sebesar 30 kilogram sedangkan jumlah pemesanan ekonomis dengan metode EOQ adalah sebesar 73 kilogram. Kebutuhan bahan baku asem adalah sebesar 25 kilogram sedangkan jumlah pemesanan ekonomis dengan metode EOQ adalah sebesar 32 kilogram, begitu juga dengan Kebutuhan bahan baku ceremai adalah sebesar 50 kilogram sedangkan jumlah pemesanan ekonomis dengan metode EOQ adalah sebesar 60 kilogram. Tingkat pemesanan kembali bahan baku dari semua produk manisan pada Agroindustri Manisan Buah Rezeki Moro adalah efisien, dikarenakan nilai ROP lebih kecil daripada nilai EOQ. Pengolahan manisan pala memberikan nilai tambah sebesar Rp. 98,48,00 (39,39%). Nilai tambah pengolahan manisan asem sebesar Rp. 17.468,00 (46%). Selain itu, pengolahan manisan ceremai memiliki nilai tambah sebesar Rp. 12.548,00 (43,5%).</p>