scholarly journals Korelasi antara High Sensitivity C-Reactive Protein dengan Kadar Glukosa Darah dan Profil Lipid pada Mahasiswa Obesitas Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

2022 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 384
Author(s):  
Manuppak Irianto Tampubolon ◽  
Ros Sumarny ◽  
Yati Sumiyati

Obesitas merupakan keadaan dimana terjadi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak dalam tubuh yang disimpan dalam jaringan adiposa. Keadaan obesitas akan mempengaruhi sekresi adiponektin. C-reactive protein merupakan suatu globulin yang disintesis oleh hepatosit, produksi CRP ini diinduksi oleh interleukin-6, interleukin-1 dan tumor necrosis factor α, yang kemudian akan disekresi ke dalam darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara inflamasi dengan gangguan metabolisme karbohidrat dan metabolisme lipid serta mendapatkan data kadar High Sensitivity C-Reactive Protein sebagai penanda inflamasi, Kadar glukosa darah untuk menilai gangguan metabolisme glukosa, sedangkan kolesterol, trigliserida, LDL untuk menilai gangguan metabolisme lipid dan mengetahui hubungan antara High Sensitivity C-Reactive Protein dengan glukosa darah dan profil lipid (kolesterol total, trigliserida dan LDL) pada mahasiswa obesitas Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasional dengan rancangan penelitian cross sectional dengan pengambilan data secara consecutive sampling dimana peneliti melalukan pengukuran terhadap indikator obesitas (berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang) kadar C-Reactive Protein (CRP) dan profil lipid. Uji statisitik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov smirnov, Leaven test dan Spearman. Karakteristik responden berdasarkan parameter indeks massa tubuh didapatkan sebesar 27.54 kg/m2. Distribusi frekuensi pada parameter jenis kelamin yang paling banyak dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 74,1%. Rerata lingkar perut sebesar 91.97 cm. Diketahui rata-rata 48,1% mahasiswa obesitas fakultas farmasi mengalami hiperglikemia, 48,1% mengalami hiperkoleterolemia, 37% hipertrigliseridemia, 88,9% hiperbetalipoprotenemia dan 29,6% mahasiswa memiliki kadar hs-CRP > 3 mg/L. Terdapat hubungan bermakna antara hs-CRP dan indeks massa tubuh (r = 0.503 dan p = 0.007) serta didapatkan juga hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dan tekanan darah diastolik (r= 0.506 dan p = 0.007). Dapat disimpulkan bahwa indeks massa tubuh (IMT) berkolerasi dengan hs-CRP dan tekanan darah diastolik.

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Deny Yudi Fitranti ◽  
Bunga Syifarahmi ◽  
Martha Ardiaria ◽  
Nurmasari Widyastuti

<p>Proses penuaan mempengaruhi peningkatan distribusi lemak abdominal dengan indikator lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP). Penimbunan lemak abdominal menyebabkan disfungsi jaringan adiposa sehingga mempengaruhi biomarker proinflamasi yaitu kadar serum <em>high-sensitivity C-reactive Protein</em> (hs-CRP). Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan LP dan RLPP dengan kadar hs-CRP lansia wanita. Rancangan penelitian <em>cross sectional</em> pada 53 subjek dipilih secara <em>consecutive sampling</em>. Antropometri yang diukur adalah LP dan RLPP. Pengukuran kadar serum hs-CRP dianalisis dengan metode <em>enyme-linked immunosorbent assay</em> (ELISA). Wawancara yang dilakukan yaitu data diri, asupan, aktivitas fisik, dan riwayat konsumsi obat. Data asupan diperoleh dengan metode <em>food recall</em> 3x24 jam. Aktivitas fisik diperoleh menggunakan <em>International Physical Activity Questionnaire</em> (IPAQ). Analisis data digunakan uji korelasi <em>Spearman</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase LP pada lansia wanita yang berisiko sebesar 90,6%, RLPP yang berisiko sebesar 98,1%, dan kadar hs-CRP tinggi sebesar 30,2%. Terdapat hubungan positif antara LP dengan kadar serum hs-CRP (r=0,417 ; p=0,002). Dalam penelitian ini RLPP, aktivitas fisik, asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin A, vitamin C, vitamin D,vitamin E, dan selenium tidak berkorelasi dengan kadar hs-CRP. Simpulan penelitian ini adalah LP berkorelasi positif dengan kadar serum hs-CRP, namun RLPP tidak berkorelasi dengan kadar serum hs-CRP</p>


Author(s):  
Meily Manoppo ◽  
Hermie MM Tendean ◽  
Joice MM Sondakh

Objective: To compare the level of high sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP) on patients with premature rupture of membranes (PROM) at term pregnancy. Methods: The study was cross-sectional design. The data collection included age, parity, gestational age, birth weight, and APGAR score on 28 pregnant women at term pregnancy consisting of 14 subjects of Premature Rupture of Membrane (PROM) less than 12 hours and the remaining one was equal or more than 12 hours. We took blood samples from the subjects for the examination of hs-CRP level. Data were analyzed using non-parametric statistical test and processed using Statistical Package for Social Sciences (SPSS) version 20. Results: The mean hs-CRP level on PROM <12-hour and 12-hour group was 12.9 and 17.8 mg/l. There was not significant difference on hs-CRP level between both of group at term pregnancy (p=0.734). Conclusion: The level of hs-CRP does not have association with the incidence of PROM. [Indones J Obstet Gynecol 2017; 5-1: 12-15] Keywords: high sensitivity C-Reactive Protein, premature ruptures of membranes, term pregnancy


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 676
Author(s):  
Rama Dhanivita Djamin

<p><em>Obesitas terjadi karena akumulasi lemak berlebih di dalam tubuh. Akumulasi lemak menimbulkan low grade inflammation pada jaringan adiposa, menyebabkan peningkatan sitokin inflamasi seperti tumor necrosis factor-alpha, interleukin-1 beta, dan interleukin-6 (IL-6). Peningkatan sekresi IL-6 merangsang hepar meningkatkan produksi protein fase akut. High sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) sebagai penanda inflamasi merupakan protein fase akut. Low density lipoprotein (LDL-kolesterol) adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Peningkatan kadar hs-CRP dan kadar LDL-kolesterol pada obesitas diidentifikasi sebagai faktor risiko aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan hs-CRP dengan LDL-kolesterol pada penyandang obes, merupakan penelitian analitik rancangan potong lintang dilakukan  September 2018 sampai Agustus 2019. Kadar hs-CRP diperiksa dengan metode enzyme linked immunoassay (ELISA), sedangkan kadar LDL-kolesterol dengan metode kalkulasi (rumus Friedewald). Uji korelasi Spearman digunakan untuk menganalisi data, jika didapatkan nilai p&lt;0,05 korelasi dinyatakan bermakna. Subjek penelitian berjumlah 26 penyandang obes terdiri dari 6 laki-laki (23,1%) dan 20 perempuan (76,9%). Rerata umur subjek penelitian adalah 36,46(7,68) tahun. Rerata kadar hs-CRP dan kadar LDL-kolesterol adalah 5,08(1,28) mg/L dan  154,69(45,8) mg/dL. Analisis korelasi menunjukkan korelasi positif lemah dan tidak bermakna secara statistik antara kadar hs-CRP dengan kadar LDL-kolesterol (r= 0,333, p=0,096). Simpulan: Terdapat korelasi positif lemah antara kadar hs-CRP dengan kadar LDL-kolesterol pada penyandang obes.</em></p><p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: </em><em>Obesitas, High Sensitivity C-Reactive, Low Density Lipoprotein</em><em></em></p>


2021 ◽  
pp. 71-73
Author(s):  
Amit Kumar Tiwari ◽  
Umesh Chandra Jha ◽  
Debarshi Jana

INTRODUCTION:Cerebrovascular accident (commonly called stroke) is dened as an abrupt onset of a neurologic decit that is attributable to a focal vascular cause. Thus, the diagnosis of stroke is clinical and laboratory studies including brain imaging are used to support the diagnosis AIMS AND OBJECTIVES: To evaluate the serum levels of high sensitivity C-reactive protein (hsCRP) in different types of cerebrovascular accidents on admission. MATERIALS AND METHODS: This study was an institution based cross-sectional study designed to investigate the association of hs-CRP levels with stroke and its types in Indian patients. The study was done in the Department of Medicine, Darbhanga Medical College and Hospital, Laheriasarai, Bihar from march 2019 to March 2020. 50 patients of either sex above 12 years of age admitted in Medicine Department of DMCH, Laheriasarai, Bihar with clinically or radiologically diagnosed stroke. RESULT: The mean level of hsCRP (mean ± s.d.) of the cases in our study was 7.65±7.01 with range 1.4 – 26 and the median was 3.7 and 58% of the cases were having level of hsCRP≥3 (p=0.023).Mean level of hsCRPof cases was signicantly higher than that of control (t98=7.25;p=0.001). CONCLUSION:We concluded that hs-CRPlevel is increased in cases of cerebrovascular accident- ischemic as well as haemorrhagic, suggesting an inammatory response in acute cerebrovascular accident. hs-CRP level is increased in patients with ischemic cerebrovascular accident dramatically but not in haemorrhagic cerebrovascular accident which might be considered as useful adjunct method for determining type of stroke in patients with cerebrovascular problems.


2007 ◽  
Vol 2007 ◽  
pp. 1-8 ◽  
Author(s):  
Juha Saltevo ◽  
Mauno Vanhala ◽  
Hannu Kautiainen ◽  
Esko Kumpusalo ◽  
Markku Laakso

This Finnish population-based study, mean age 46 years, evaluates the association of high-sensitivity C-reactive protein (hs-CRP), interleukin-1 receptor antagonist (IL-1Ra), and adiponectin with the NCEP and IDF definitions of metabolic syndrome (MetS). Adiponectin levels were higher, hs-CRP and IL-1Ra levels lower in subjects without MetS compared to subjects with MetS. If MetS was present according to both IDF and NCEP criteria, BMI, waist, triglycerides, hs-CRP, and IL-1Ra were significantly higher compared to subjects who had MetS according to either only IDF or only NCEP criteria. The hs-CRP, IL-1Ra, and adiponectin linearly correlated with the number of the components of MetS according to both definitions. Decreased levels of adiponectin and increased levels of hs-CRP and IL-1Ra are tightly associated with the components of MetS. Individuals who had MetS according to both criteria had the most adverse changes in cardiovascular risk factors.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document