scholarly journals PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DAN DISCOVERY LEARNING

Sepren ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Raya Nababan

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kutalimbaru Tahun Ajaran 2020/2021 untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa antara model pembelajaran problem posing dan discovery learning. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi untuk melihat pencapaian proses pembelajaran sudah sesuaI atau tidak dengan model pembelajaran dan tes untuk melihat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis serta siswa antara model pembelajaran problem posing dan discovery learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)  pencapaian proses pembelajara problem posing adalah sebesar 4,8 dengan kategori “Sangat Baik” pencapaian proses pembelajaran discovery learning adalah sebesar 4,867 dengan kategori “Sangat Baik”. 2) Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang memperoleh model problem posing dengan discovery learning. Hal ini terlihat dari hasil uji statistika, dimana nilai probabilitas (sig.) untuk kedua pembelajaran  lebih besar dari taraf signifikansi  = 0,05 yang ditetapkan, sehingga H0 diterima. Namun secara matematis nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa berbeda

2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 639
Author(s):  
Sudiyono Sudiyono

ABSTRAK Masih kurang  minatnya siswa dalam belajar khususnya pelajaran matematika,  salah satu sebab adalah  metode yang digunakan oleh guru masih konvensional dan siswa bekerja secara individu, sehingga siswa yang kurang mampu kesulitan dalam memahami konsep dengan benar.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar bilangan berpangkat dengan  model problem posing pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Batu.Penelitian ini menggunakan desain  Penelitian Tindakan Kelas  (Classroom Action Research),  pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan  kualitatif yaitu penelitian yang datanya tanpa menggunakan teknik statistik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.Berdasarkan data yang diperolah dari pelaksanaan tindakan mulai siklus 1 sampai dengan siklus 2 dan berdasarkan hasil observasi tiap-tiap siklus terjadi peningkatan prestasi yaitu siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM dari 17 siswa menjadi 7 siswa, mengalami peningkatan siswa yang mendapat nilai memenuhi KKM dari 18 menjadi 27 siswa, dan rata-rata tes siswa dari  62,29 menjadi 71,76 mengalami kenaikan 2,47%, serta prosentase ketuntasa juga mengalami peningkatan dari 48,6% menjadi 79,4% meningkat 30,8%.Hal ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan model problem posing dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi bilangan berpangkat. Kata Kunci: Peningkatan hasil belajar, Bilangan berpangkat, Problem Posing ABSTRACT The lack of student’s study interest especially on mathematics, one of the reason is the method is still conventional and students work individually, with the result that students harder to understanding the concept correctly. The purpose of this research is improving learning outcome on exponential numbers with problem posing model in 3rd years students on State Junior High School Batu. This research using Classroom Action Research design and qualitative approach, which is the research that not using statistics technique. This Classroom Action Research executed in two cycle. Every cycle consist of planning, action, observation, and reflection. Based on data that obtained from the 1st cycle until 2nd cycle and based on observation from every cycle there is an achievement increase that is students that having under the minimum learning mastery standard from the initial is 17 students increase to 7 students, then there is increase the numbers of students that having on the minimum learning mastery standard from 18 to 27 students, and the average of students’ test from 62,29 to 71,76 (increasing 2,47%), so the percentage of learning mastery increased from 48,6% to 79,4% increase for about 30,8%. This shows that Problem Posing approach can increasing student’s study result especially on exponential numbers subject. Keyword: Increase of study result, Exponential numbers, Problem Posing


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 147
Author(s):  
Rahma Dwi Aulia ◽  
Hayatun Nufus ◽  
Risnawati Risnawati

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Tantri Mayasari ◽  
Prastyo Eko Cahyono ◽  
Farida Huriawati
Keyword(s):  

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh model open-ended learningdan problem posing learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Negeri 1 Wonoasri. Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir yang benar dalam mencari pengetahuan yang relevan, masuk akal, reflektif, bertanggung jawab, dan terampil fokus ketika memutuskan apa yang harus dipercaya untuk dilakukan. Penelitian dilakukan terhadap dua kelas yang berbeda yaitu kelas X AV 1 dan X IL 2 dengan diberi perlakuan yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan oleh penelitian adalah quasi eksperimen dengan membandingkan nilai gain yang didapatkan dari hasil analisis n-gain dan didapatkan selisih sebesar 11,22 dimana lebih efektif penerapan model open-ended learning dibandingkan dengan model problem posing learning.


2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 463-474
Author(s):  
Ranti Santika Dewi ◽  
Rostina Sundayana ◽  
Reni Nuraeni

AbstrakRendahnya kemampuan komunikasi matematis dan Self Confidence siswa berpengaruh terhadap prestasi dalam pembelajaran matematika. Perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan Self Confidence siswa salah satunya dengan menggunakan model Discovery Learning dan Problem Based Learning. Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan Self Confidence antara siswa yang mendapatkan model Discovery Learning dan Problem Based Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Garut. Sampel pada penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen 1 sebanyak 35 siswa yang mendapat model Discovery Learning dan X MIPA 2 sebagai kelas eksperimen 2 sebanyak 33 siswa yang mendapat model Problem Based Learning. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes uraian dan angket skala Bandura. Berdasarkan hasil analisis secara statistik diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang mendapatkan model Discovery Learning dan Problem Based Learning serta terdapat perbedaan peningkatan Self Confidence antara siswa yang mendapatkan model Discovery Learning dan Problem Based Learning. Differences in The Improvement of Mathematical Communication Skill and Self Confidence between Students Who Get the Discovery Learning and Problem Based LearningAbstractThe low mathematical communication skills and Self Confidence of the students affect achievement in mathematics learning. It is worth the effort to improve communication skills and Self Confidence of the students one by using the model of Discovery Learning and Problem Based Learning. Research purposes to analyze the differences in the increase in mathematical communication skills and Self Confidence among the students who get the model of Discovery Learning and Problem Based Learning. The research method used is a quasi-experiment with the entire population of students of class X SMA Negeri 2 Garut. The sample in this study were two classes, namely X MIPA 1 as a class experiment 1 as many as 35 students who received Discovery model Learning and X MIPA 2 as a class experiment 2 a total of 33 students who received the model of Problem Based Learning. The research instrument used in the form of test descriptions and questionnaire scale Bandura. Based on the results of the analysis of statistically obtained the conclusion that there are differences in mathematical communication skills among the students who get the model of Discovery Learning and Problem Based Learning as well as there are differences in the increase in Self Confidence among the students who get the model of Discovery Learning and Problem Based Learning.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Maha Surdinata ◽  
Sukardi Sukardi ◽  
Rispawati Rispawati

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model problem  solving  dan problem  posing  terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar PPKn  sisw a. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen dengan nonequivalen  control group  design.  Data berfikir kritis dijaring menggunakan angket dan data hasil belajar PPKn  diambil menggunakan so al tes yang sudah memenuhi persyaratan instrument  penelitian. Keseluruhan data dianalisis secara kuantitif  melalui uji parametrik yang terlebih dahulu diuji persyaratan analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahw a tidak ada perbedaan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar PPKn antara yang menggunakan model problem  solving dan problem  posing.  Dengan mencermati nilai rata-rata yang sangat tinggi, maka kedua model pembelajaran sangat efektif. Implikasinya praktis adalah kedua model dapat digunakan dan secara teoritis memperkuat teori konstruktivistik sebagai backgroud teori pengembangan model pembelajaran. AbstractThe  purpose  of  this study is to  determine w hether  there is influence of  the application of problem solving methods and problems posed against the ability of critical thinking and  learning outcomes  of  student  PPKn.  This research is an experimental Quasi research w ith nonequivalent control group design. Learning methode  data w ith questionnaire method  and  learning result data PPKn taken using test questions that have met the requirements of the instrument. The data are analyzed quantitatively through the parametric test first. The results show ed no differences in critical thinking skills and learning outcomes betw een PPKn using problem solving and problem posing model. By looking at very high averages, the tw o learning models are very effective. The practical implication is that the second model  can  be  used  and  theoretically reinforces  constructivist  theory  as  a backgroud of learning model development theory. Keywords: Problem Solving, Problem Posing, Critical Thinking


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 228-238
Author(s):  
Yudi Cahyo Winoto ◽  
Tego Prasetyo

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model problem based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika kelas IV SD. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Gugus Surodirjo. Subjek pada penelitian ini yaitu SDN Tlogo sejumlah 29 siswa sebagai kelas eksperimen 1, SDN Simpar sejumlah 28 siswa sebagai kelas eksperimen 2, dan SDN Tretep sejumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol. Jenis desain penelitian adalah quasi eksperimental. Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Pada analisis akhir perhitungan dengan menggunakan uji t diperoleh hasil nilai sig (2-tailed) 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan antara penggunaan model problem based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika kelas IV SD. Perbedaan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis pada model problem based learning 74,65 dan model discovery learning 80,57. Jadi dapat diartikan model discovery learning lebih efektif dibandingkan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis. Perbedaan nilai rata-rata hasil belajar matematika pada model problem based learning 72,7 dan model discovery learning 77,98. Jadi dapat diartikan model discovery learning lebih efektif dibandingkan dengan model problem based learning tehadap hasil belajar matematika


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Anugrawati Asri ◽  
Halimah Husain ◽  
Sugiarti Sugiarti

ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan membandingkan hasil belajar peserta didik yang diajar model Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning pada materi pokok asam basa. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only two group design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA SMAN 9 Gowa yang berjumlah 204 peserta didik yang tersebar dalam 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Kelas yang tepilih sebagai sampel yaitu kelas yaitu kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen I (PBL) dan kelas XI MIA 6 sebagai kelas eksperimen II (Discovery Learning) dengan jumlah peserta didik masing-masing sebanyak 34 orang. Data penelitian diperoleh melalui tes hasil belajar. Data hasil belajar dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Data rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I sebesar 70,97 dan kelas eksperimen II sebesar 63,31. Data hasil analisis inferensial terhadap hasil belajar peserta didik menujukkan bahwa data hasil belajar peserta didik untuk kelas eksperimen I dan II tidak terdisribusi normal dan berasal dari varian homogen. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji mann-whitney diperoleh Zhitung> Ztabel (8,66 > 1,64). Hal tersebut menunjukkan terdapat perbedaan antara hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan model PBL dengan Discovery Learning pada materi pokok asam basa. Kata Kunci: Hasil Belajar, Problem Based Learning (PBL), Discovery Learning ABSTRACT This research was quasi experiment research that aimed to know differences learning outcomes of student that taught using Problem Based Leaning (PBL) and Discovery Learning Models. Desain of research is posttest - only two group design. Population was students in class XI MIA SMAN 9 Gowa that consisted of 204 students with six classes. Sample was taken randomly. The sample research consisted of two classes, namely XI MIA 3 class as an experiment I (PBL) and XI MIA 6 class as an experiment II (Discovery Learning), each class consisted of 34 students. Research data obtained from learning outcomes test and observation sheets. Data that obtained analyzed by descriptive and inferential statistic. Data of learning outcomes showed that the mean score of experiment I was 70,97 and experiment II was 63,31. The result of analysis inferential from learning outcomes showed that data students learning outcomes in class experiment I adan II was not normally distributed and it has homogen varians, The results of hypothesis testing using Mann-Whitney test values obtained Zcalculated>Ztable (8,66>1,64). It showed that there is differences of learning outcomes from student that taught using PBL and Discovery Learning Model on acid-base subject matter. Keywords: Learning Outcomes, Problem Based Learning (PBL), Discovery Learning


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Asrani Assegaff ◽  
Uep Tatang Sontani

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa di sekolah, salah satunya dengan Model Problem Based Learning (PBL). Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Perez dan Uline (Schechter, 2011) bahwa PBL telah banyak dipahami sebagai manfaat bagi mempersiapkan para pemimpin sekolah dengan berkontribusi terhadap kemampuan berfikir analitis dan strategis mereka. Selain itu, John Dewey (Miller, 2004) yang merupakan seorang filsuf dan pendidik, menjelaskan bahwa "masalah adalah stimulus untuk berfikir”. Kedua pendapat tersebut menguatkan bahwa PBL berkontribusi baik bagi para guru maupun siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis dan strategi dalam pembelajaran. Kajian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dan bentuk kuasi eksperimen yang dipilih adalah Nonequivqlenty Control Group Design. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, observasi, dan studi dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir analitis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Subjek penelitian ini yaitu Kelas XI AP 4 sebagai kelas eksperimen dan Kelas XI AP 2 sebagai kelas kontrol. Hasil kajian menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berfikir analitis yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan kelas kontrol yang menggunakan model Guide Discovery Learning. Namun, perolehan rata-rata skor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Artinya, sekolah dapat menerapkan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa.Kata Kunci: problem based learning, guide discovery learning, berfikir analitis. IMPROVED ABILITY TO ANALYTICAL THINKING WITH  A PROBLEM BASED LEARNING MODELMany efforts should be made to improve analytical thinking ability of students in the school, one of them with a Model Problem Based Learning (PBL). This is in line with the opinion by Perez and Uline (Schechter, 2011) that PBL has been widely understood as the benefits to prepare school leaders to contribute to the ability to think analytically and strategically them. In addition, John Dewey (Miller, 2004) which is a philosopher and educator, explained that "the problem is the stimulus to think." Second opinions reinforces that PBL contribute both for teachers and students to improve think analytically and strategies in learning. this study using a quasi-experimental, and form a quasi-experimental chosen is Nonequivqlenty Control Group Design. the data collection technique using tests, observation and documentation, while data analysis techniques using t-test to see differences increase the ability to think analytically between the experimental class and control class. this research subject is class XI AP 4 as an experimental class and class XI AP 2 as a control group. the results of the study showed that an increase in the ability to think analytically significant among experimental class using the model of Problem Based Learning (PBL) with grade control using a model of Discovery Learning Guide. However, the acquisition of the average score of the experimental class is higher than the control class. That is, schools can apply the model of Problem Based Learning (PBL) to improve students' ability to think analytically.Keywords: problem based learning, guide discovery learning, analytical thinking


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Moh. Zaenal Fanani

The article discusses the characteristics of the 2013 curriculum and how it differs from the previous ones. The development of learning methodologies becomes one of the reasons for structuring educational curriculum in Indonesia, i.e. curriculum 2013. Aspects of changes in the Curriculum 2013 compared to the previous curriculum in terms of teaching methodology are Scientific Learning Approach, Discovery Learning model, Problem-Based Learning Model, and Project-Based Learning Model. This new curriculum can be classifiend into Constructivism which strengthened the previous learning theory and enlightened the transformation of teacher-centered learning approach towards the concept of student-centered learning approach. The later results in several  approaches and methods of active learning.             Key words: Curriculum 2013, Scientific Learning Approach, Learning model.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document