AbstrakSurat merupakan alat komunikasi resmi antarlembaga pemerintah yang wajib menggunakan bahasa Indonesia yang efektif. Hal itu berarti bahwa bahasa Indonesia yang digunakan dalam tata naskah dinas adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, apakah yang dijadikan alat ukur atau kriteria bahasa yang baik? Apa alat ukur dan kriteria bahasa yang benar? Tulisan ini bertujuan menguraikan ketidakefektifan kalimat pada surat dinas pemerintah Kabupaten Gorontalo, dan mendeskripsikan faktor penyebab ketidakefektifannya. Metode pengumpulan data tulisan ini adalah studi pustaka dengan teknik catat. Analisis data menggunakaan analisis deskriptif dengan berdasar pada teori Kalimat Efektif. Dari temuan yang diperoleh tampak bahwa kalimat-kalimat yang benar secara struktur bahasanya, belum tentu sudah efektif kalimatnya, apalagi jika memang sudah kacau dari segi struktur. Dari 25 data yang dianalisis pada tulisan ini, masih terdapat banyak kesalahan yang menyebabkan kalimat-kalimat dalam surat dinas tidak efektif. Bahkan, tampak beberapa kesalahan berulang seperti penggunaan tanda titik dua setelah kata pada, kekeliruan penulisan preposisi di dan awalan di- , kontaminasi bentuk aktif dan pasif, penulisan singkatan sampai dengan yang keliru, penghilangan salah satu unsur utama kalimat, baik subjek maupun objek, dan penggunaan partikel-nya yang tidak tepat pada penutup surat. Dari ke-25 data tersebut, faktor-faktor penyebab ketidakefektifan kalimat dalam bahasa surat di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo, yakni kontaminasi atau kerancuan, pleonasme, ambiguitas, ketidakjelasan subjek, kemubaziran preposisi dan kata, kesalahan nalar, ketidaktepatan bentuk kata, ketidaktepatan makna kata, pengaruh bahasa daerah, dan pengaruh bahasa asing.Katakunci: ketidakefektifan, kalimat efektif, srat dinas pemerintah The Ineffectiveness Sentence at the Official Service Letters Case Study at Gorontalo District Government AbstractLetters are official communication tools between government institutions that are required to use effective Indonesian. That means that the Indonesian language used in official document manuscripts is Indonesian that is good and right. However, what is good measurement tools or language criteria? What are the correct measuring tools and language criteria? This paper aims to describe the ineffectiveness of the sentence on the Gorontalo District government official service letter and find out the factors causing its ineffectiveness. The method used in this paper was a literary study. Data were analyzed by descriptive analysis based on Effective Sentence theory. From the findings obtained that the sentences that are structurally correct, may not necessarily have been effective sentences, especially if they have been confused in terms of structure. Of the 25 data analyzed in this paper, there are still many errors that cause the sentences in the service letter to be ineffective. In fact, it appears several repetitive errors such as the use of a colon after the word in, the error of writing the preposition di- and the prefix contaminated active and passive forms, abbreviation of sampai dengan is written wrong, omitting one of the main elements of the sentence, both the subject and object and the use -nya particles are not right on the cover of the letter. From the 25 data, the factors causing ineffectiveness of sentences in letter language in Gorontalo District Government Environment, namely contamination or ambiguity, pleonasm, ambiguity, subject obscurity, waste of prepositions and words, erroneous reasoning, inaccurate word form, inaccurate meaning of words, the influence of regional languages, and the influence of foreign languages.Keywords: ineffective, effective sentences, official texts letters