scholarly journals PENGARUH FAMILY SUPPORT GROUP TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA TANGERANG

2020 ◽  
pp. 17-27
Author(s):  
Musripah, Nana Supriyatna, Sigit Mulyono

Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan  jika tidak ditangani dengan benar  dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi penyakit seperti stroke, jantung koroner, gagal ginjal, kebutaan, luka diabetes sampai dengan amputasi organ. Intervensi family support  group bertujuan supaya pasien diabetes mellitus dapat merasakan dukungan dan perhatian dari keluarganya yang membuat mereka dapat menjani hidup yang berkualitas sekalipun dengan menderita penyakit diabetes mellitus, dan tidak terjadi komplikasi.Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh family support group terhadap kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus. Rancangan  penelitian  ini menggunakan quasi? eksperimen dengan pendekatan pre dan post with control group dengan jumlah sampel (n) = 64 yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu intervensi dan kontrol dengan masing-masing 32 responden. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan bermakna family support group terhadap kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus sebelum dan sesudah mengikuti Family Support Group  dengan p value = 0,000 (p<0,05) dan tidak terdapat perbedaan bermakna  kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus sebelum dan sesudah tanpa diberikan  family support group dengan p = 0,616 (p >0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan family support group sebagai salah satu intervensi  keperawatan untuk meningkatkan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus. Kata Kunci : diabetes Mellitus, family support group, kepatuhan diet

2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 62-67
Author(s):  
Nandang Jamiat Nugraha ◽  
Rahmat Rahmat

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan. Prevalensi penderita DM di Indonesia 6.9% dan di Jawa Barat sekitar 29,4% dari jumlah penduduknya. Sebagai mother of desease, penyakit DM memiliki komplikasi yang serius seperti retinopati diabetik, neuropati, amputasi, penyakit jantung, gagal jantung, stroke dan peripheral arterial disease. Kondisi tersebut menunjukkan perlunya keseriusan dalam penanganan penyakit DM. Diperlukan dukungan dari kader (sebagai bagian dari support group) bagi peserta prolanis DM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metoda support group dalam meningkatkan persepsi pasien tentang perawatan DM di Kota Bandung. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan quasi experiment dengan pretest and post test non equivalent control group. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persepsi pasien prolanis sebesar 3,08 dan peningkatannya dinyatakan sangat bermakna (p<0,01).  Edukasi yang dilakukan kader (support group) berpengaruh terhadap peningkatan persepsi pasien DM. Metode support group dengan memberdayakan kader dalam memberikan edukasi sangat bermanfaat dan dapat dijadikan kebijakan di pelayanan kesehatan masyarakat.


Author(s):  
Valentina Meta Srikartika ◽  
M. Rasyid Akbar ◽  
Herningtyas Nautika Lingga

ABSTRAKKeberhasilan pengobatan diabetes melitus tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan, keterampilan petugasnya, sikap, dan pola hidup pasien, tetapi dipengaruhi juga oleh kepatuhan pasien terhadap pengobatannya. Tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus di Indonesia mayoritas masih berada dibawah 50%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur pengaruh edukasi melalui media booklet terhadap pengetahuan dan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah Randomized Controlled Trial (RCT). Populasi yang didapat dari penelitian ini sebanyak 40 orang dengan kelompok kontrol 20 orang dan kelompok intervensi 20 orang. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan booklet, sedangkan kelompok intervensi adalah kelompok yang mendapatkan booklet sebagi media edukasi. Pengetahuan dan kepatuhan responden diukur melalui kuesioner yang diberikan sebelum (pretest) dan 2 minggu kemudian (posttest). Rata-rata skor pengetahuan dan kepatuhan pre-test dibandingkan dengan skor post-test dengan menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis, terjadi perbedaan tingkat pengetahuan dan kepatuhan yang signifikan (p value < 0,001) antara sebelum dan sesudah pemberian booklet pada kelompok intervensi dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat pengetahuan (p value = 0,83) dan kepatuhan (p value = 0,317) pada kelompok kontrol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media booklet dapat meningkatkan tingkat pengetahuan dan kepatuhan pada pasien diabetes melitus.Kata-kata kunci: Diabetes melitus, pengetahuan, kepatuhan, bookletABSTRACTThe success of a treatment of diabetes mellitus is not only influenced by the quality of health services, the skills of its officers, attitudes, and lifestyle of patients, but it is also influenced by patient adherence to treatment. The level of medication compliance among diabetes patients in Indonesia were still below 50%. The purpose of this study was to measure the effect of education through booklet media on the knowledge and compliance of patients with type 2 diabetes mellitus. The type of research used was Randomized Controlled Trial (RCT). The population obtained from this study were 40 people with a control group of 20 people and an intervention group of 20 people. The control group was the group that did not get the booklet, while the intervention group was the group that received the booklet as an educational medium. Knowledge and compliance of respondents was measured through questionnaires given before (pretest) and 2 weeks later (posttest). The average score of knowledge and adherence between pretest and posttest will be compared using Wilcoxon analysis. Based on the results of data analysis with the Wilcoxon test, there was a significant difference in the level of knowledge and compliance (p value < 0.001) between before and after booklet administration in the intervention group and no significant difference in knowledge level (p value = 0.83) and compliance (p value = 0.317) in the control group. It can be concluded that the booklet media can increase the level of knowledge and compliance in diabetes mellitus patients.Keywords: Diabetes mellitus, knowledge, compliance, booklet


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 285-295
Author(s):  
Umi Romayati Keswara ◽  
Rahma Elliya ◽  
Maya Maya

ABSTRACT: THE EFFECT OF PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) ON REDUCING BLOOD GLUCOSE LEVELS IN PEOPLE WITH DIABETES MELLITUS IN THE WORK AREA OF OGAN LIMA HEALTH CENTER, WEST ABUNG DISTRICT, NORTH LAMPUNG Introduction: Diabetes mellitus (DM) is a non-communicable disease that often suffers. Diabetes mellitus (DM) is a non-communicable disease that often suffers.Purpose: To determine the effect of progresive muscle relaxation (PMR) on reducing blood glucose levels in people with diabetes mellitus.Method: This type of research is quantitative, quasi-experimental design using non equivalent control groups. The population in this study were all DM patients in the Work Area of Ogan Lima Health Center, West Abung District, North Lampung, with a total sample of 34 respondents. Data analysis used T test analysis (dependent and independent sample t-test).Results: The results of univariate analysis showed that the average blood glucose level of respondents in the pretest group was 247.29 ± 28.431 mg / dL and posttest 210.29 ± 28.711 mg / dL. The average level of respondent's blood glucose at pretest was 255.94 ± 30.738 mg / dL and posttest 230.76 ± 25.69 mg / dL. T-dependent test results obtained by the treatment group p-value = 0,000, and the control group p-value = 0.006. T-independent test results obtained p-value = 0.035.Conclusion: There was a significant difference between the blood glucose levels of diabetics in the treatment group and the control group. Suggestions are expected that health workers can apply PMR training as an alternative therapy for DM patients. Keywords :progresive muscle relaxation, blood glucose level, diabetes mellitus  Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang sering diderita. Data di dunia sebanyak 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes, di Indonesia tahun 2018 prevalensi  diabetes meningkat dari 1,1% menjadi 2,0%, di Provinsi Lampung meningkat dari 0,8% menjadi1,6%, di Kabupaten Lampung Utara meningkat dari 0,9menjadi 1,07 %. Terapi komplementer untuk mengontrol kadar glukosa darah salah satunya dengan relaksasi otot progresif (Progresive Muscle Relaxation (PMR).Tujuan:Diketahui Pengaruh Progresive Muscle Relaxation (PMR) terhadap penurunan kadar glukosa  darah pada penderita diabetes melitus.Metode Penelitian:Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, rancangan quasi eksperiment menggunakan non equivalent control group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM di Wilayah Kerja Puskesmas Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Lampung Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 34 responden.Analisis data menggunakan analisis uji T (dependent dan independent sample t-test).Hasil Penelitian: Hasil analisis univariat bahwa rata-rata kadar glukosa darah responden kelompok perlakuan saat pretest yaitu 247,29 ± 28,431 mg/dL dan posttest 210,29 ± 28,711 mg/dL. Rata-rata kadar glukosa darah responden saat pretest yaitu 255,94 ± 30,738 mg/dL dan posttest 230,76 ± 25,69mg/dL. Hasil uji t-dependen kelompok perlakuan diperoleh p-value=0,000, dan kelompok kontrol p-value=0,006. Hasil uji t-independen diperoleh p-value=0,035.Kesimpulan: Ada perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah penderita diabetes melitus pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Saran diharapkan agar tenaga kesehatan dapat menerapkan latihan PMR sebagai alternative terapi pada pasien DM. Kata Kunci     : progresive muscle relaxation, kadar glukosa darah, diabetes melitus


2020 ◽  
Vol 7 (03) ◽  
pp. 155-161
Author(s):  
Anindini Winda Amalia ◽  
Paramita Ratna Gayatri ◽  
Hartati Tuna

Latihan fisik telah menjadi regimen terapeutik dalam manajemen diabetes mellitus. Senam GITA adalah latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia dengan diabetes mellitus dalam mengontrol kadar glukosa darahnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam GITA terhadap IMT dan HbA1C pada lansia dengan diabetes mellitus. Penelitian bersifat quasi eksperimen dengan rancangan pre-post control group. Responden merupakan lansia dengan diabetes melitus di Prolanis Kota Kediri. Responden berjumlah 20 orang, terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok senam (10 orang) dan kelompok kontrol (10 orang). Kelompok senam diberikan pelatihan senam GITA selama 12 minggu sebanyak 3 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit setiap sesinya. Sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan IMT kelompok senam signifikan mengalami perubahan dengan p value  0,000001 (p<0,05)  dan HbA1C pada kelompok senam mengalami perubahan secara signifikan  dengan p value 0,000077 (p<0,05). Pada uji T terdapat perbedaan signifikan rerata selisih IMT dengan p value 0,000006 (p<0,05) dan HbA1C dengan p value 0,000006 (p<0,05) pada kelompok senam dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi. Senam GITA selama 12 minggu efektif dalam mengontrol IMT dan HbA1C pada lansia dengan diabetes melitus.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 285-295
Author(s):  
Umi Romayati Keswara ◽  
Rahma Elliya ◽  
Maya Maya

ABSTRACT: THE EFFECT OF PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) ON REDUCING BLOOD GLUCOSE LEVELS IN PEOPLE WITH DIABETES MELLITUS IN THE WORK AREA OF OGAN LIMA HEALTH CENTER, WEST ABUNG DISTRICT, NORTH LAMPUNG Introduction: Diabetes mellitus (DM) is a non-communicable disease that often suffers. Diabetes mellitus (DM) is a non-communicable disease that often suffers.Purpose: To determine the effect of progresive muscle relaxation (PMR) on reducing blood glucose levels in people with diabetes mellitus.Method: This type of research is quantitative, quasi-experimental design using non equivalent control groups. The population in this study were all DM patients in the Work Area of Ogan Lima Health Center, West Abung District, North Lampung, with a total sample of 34 respondents. Data analysis used T test analysis (dependent and independent sample t-test).Results: The results of univariate analysis showed that the average blood glucose level of respondents in the pretest group was 247.29 ± 28.431 mg / dL and posttest 210.29 ± 28.711 mg / dL. The average level of respondent's blood glucose at pretest was 255.94 ± 30.738 mg / dL and posttest 230.76 ± 25.69 mg / dL. T-dependent test results obtained by the treatment group p-value = 0,000, and the control group p-value = 0.006. T-independent test results obtained p-value = 0.035.Conclusion: There was a significant difference between the blood glucose levels of diabetics in the treatment group and the control group. Suggestions are expected that health workers can apply PMR training as an alternative therapy for DM patients. Keywords :progresive muscle relaxation, blood glucose level, diabetes mellitus  Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang sering diderita. Data di dunia sebanyak 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes, di Indonesia tahun 2018 prevalensi  diabetes meningkat dari 1,1% menjadi 2,0%, di Provinsi Lampung meningkat dari 0,8% menjadi1,6%, di Kabupaten Lampung Utara meningkat dari 0,9menjadi 1,07 %. Terapi komplementer untuk mengontrol kadar glukosa darah salah satunya dengan relaksasi otot progresif (Progresive Muscle Relaxation (PMR).Tujuan:Diketahui Pengaruh Progresive Muscle Relaxation (PMR) terhadap penurunan kadar glukosa  darah pada penderita diabetes melitus.Metode Penelitian:Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, rancangan quasi eksperiment menggunakan non equivalent control group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM di Wilayah Kerja Puskesmas Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Lampung Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 34 responden.Analisis data menggunakan analisis uji T (dependent dan independent sample t-test).Hasil Penelitian: Hasil analisis univariat bahwa rata-rata kadar glukosa darah responden kelompok perlakuan saat pretest yaitu 247,29 ± 28,431 mg/dL dan posttest 210,29 ± 28,711 mg/dL. Rata-rata kadar glukosa darah responden saat pretest yaitu 255,94 ± 30,738 mg/dL dan posttest 230,76 ± 25,69mg/dL. Hasil uji t-dependen kelompok perlakuan diperoleh p-value=0,000, dan kelompok kontrol p-value=0,006. Hasil uji t-independen diperoleh p-value=0,035.Kesimpulan: Ada perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah penderita diabetes melitus pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Saran diharapkan agar tenaga kesehatan dapat menerapkan latihan PMR sebagai alternative terapi pada pasien DM. Kata Kunci     : progresive muscle relaxation, kadar glukosa darah, diabetes melitus


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 170-180
Author(s):  
Suwanto Suwanto ◽  
Yusran Hasymi ◽  
Hasan Husin

Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kasus diabetes melitus yang terbanyak adalah diabetes melitus tipe-2. Tujuan penelitian inia dalah untuk mengetahui pengaruh hypnotherapy terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe-2 di Klinik Miftahussyifa Kota Bengkulu. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen design dengan non equivalent control group design. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang diambil sebanyak 62 responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan alat single stick. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan terapi standar berupa terapi bio energy dan hypnotherapy, sementara kelompok control hanya diberikan perlakuan terapi standar berupa terapi bio energi. Dari hasil penelitian, analisa univariat didapatkan hasil rata-rata kadar glukosa darah sebelum perlakuan sebesar 234,67 mg/dl dan setelah perlakuan sebesar 194,67 mg/dl. Analisis bivariat berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai p value 0.002 (p value < 0.05). Artinya ada pengaruh hypnotherapy terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe-2 di Klinik Miftahussyifa Kota Bengkulu. Penelitian ini merekomendasikan kepada profesi keperawatan untuk dapat menerapkan hypnotherapy sebagai terapi alternatif atau terapi komplementer non farmakologis yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe-2. 


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Indirawaty Indirawaty ◽  
Anang Adrian ◽  
Sudirman Sudirman ◽  
Kurnia Rahma Syarif

<p>Diabetes Mellitus is a serious chronic disease and occurs both when the pancreas does not produce enough insulin (a hormone that regulates blood glucose) or if the body cannot use the insulin produced effectively. DM sufferers are at risk of complications. These complications can be prevented by controlling diabetic blood glucose levels. Control of blood sugar levels in patients with DM is not adequate to avoid complications, the needs for knowledge and support of family with regular control of blood sugar DM patients. Method: This research was analytic descriptive with cross sectional design. The sampling technique used was random sampling with 50 respondents. Data collection was carried out using a questionnaire. Data analysis used Chi Square test with significance level α = 0.05. Result: Based on the results of statistical tests using test, it was found that there was correlation between family support and knowledge and controlling blood sugar levels with p-value 0,002 and there was correlation between family support in controlling blood sugar levels with ρ-value 0,001and obtained p value &lt;0,05. Conclusion: There is a significant correlation between family support and knowledge with regular control of blood sugar in patients with type 2 diabetes mellitus in the Mangasa Health Center Makassar.</p><p>Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang serius dan terjadi baik saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur glukosa darah) maupun jika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif. Penderita DM berisiko mengalami komplikasi. Komplikasi tersebut dapat dicegah dengan mengendalikan kadar glukosa darah diabetesi. Pengendalian kadar gula darah pada penderita DM tersebut belum cukup untuk menghindari terjadinya komplikasi akan tetapi diperlukan adanya pengetahuan dan dukungan keluarga dengan rutinitas dalam mengontrol gula darah penderita DM. Metode Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Teknik sampling yang digunakan ialah random sampling dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan risk didapatkan ada hubungan pengetahuan dalam mengontrol kadar gula darah nilai p-value 0,002 dan ada hubungan dukungan keluarga dalam mengontrol kadar gula darah nilai ρ-value 0,001 diperoleh nilai p&lt;0,05. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna pengetahuan dan dukungan keluarga dengan rutinitas dalam mengontrol gula darah pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Kota Makassar</p>


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 411
Author(s):  
Rusnoto Rusnoto ◽  
Nur Laily Prasetyawati

Latar Belakang : Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit degenerative. Terdapat lebih dari 220 juta DM diseluruh dunia pada tahun 2011 dan 80% lebih penderita berada di negara berkembang termasuk Indonesia (Soegondo, 2009). Kurang lebih 5-10% pasien diabetes menderita DMT1, selebihnya sekitar 90-95% pasien diabetes menderita DMT2 (Smeltzer & Bare, 2002). Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian DM adalah umur, keturunan, pola makan yang salah, aktivitas fisik kurang gerak, obesitas, stres, dan pemakaian obat-obatan. Salah satu factor yang dapat meningkatkan kejadian DM yaitu stres. Stres yang menetap menimbulkan respon stres berupa aktivasi sistem saraf simpatis dan peningkatan kortisol. Kortisol ini akan meningkatkan konversi asam amino, laktat, dan piruvat di hati menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis, dengan demikian stres akan meningkatkan kadar glukosa darah.                                                                                                        Tujuan : Mengetahui pengaruh progressive muscle relaxation terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Keling 1 Jepara Tahun 2021.                                                   Metode : Metode dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan control group pre-test and post-test. Sampel 50 responden yang terdiri dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan glukometer digital, lembar observasi latihan PMR. Analisis data menggunakan uji wilcoxon.                                                                                                                   Hasil Penelitian : Hasil analisis uji wilcoxon signed rank test didapatkan bahwa p value = 0,001 (p value < α) maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh progressive muscle relaxation terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu  pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Keling 1 Kabupaten Jepara Tahun 2021.                                                                                                                                 Kesimpulan : Ada pengaruh progressive muscle relaxation terhadap penurunan kadar gula darah  sewaktu pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Keling 1 Kabupaten Jepara Tahun 2021. Dengan penelitian ini diharapkan ada kelanjutan penelitian ini dengan metode lebih baik.


2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 485-499
Author(s):  
Yani Nurhayani ◽  
Titin Supriatin

ABSTRACT: FACTORS INFLUENCING THE SELF-EMPOWERMENT IN CONTROLLING BLOOD SUGAR LEVELS IN DIABETES MELLITUS PATIENTS IN MUNDUPESISIR VILLAGE, MUNDU DISTRICT, CIREBON REGENCY  Background: Diabetes mellitus is a disease characterized by a set of symptoms caused by a decrease in insulin secretion or a decrease in insulin sensitivity. This condition increases blood sugar levels. Efforts to improve the self-empowerment of patients with diabetes mellitus must understand the factors that influence the process of self-empowerment of each patient with diabetes mellitus. To be maximized by patients with diabetes mellitus to have good self-empowerment.Objective: To identify the factors that influence self-empowerment in controlling blood sugar levels in people with diabetes mellitus.Research Methods: this type of research is descriptive with a retrospective study approach. The subjects of this study were patients with diabetes mellitus, totaling 32 respondents. Collecting data using questionnaires distributed to respondents. Self-empowerment was measured using the Diabetes mellitus Empowerment Scale (DES) questionnaire. Data analysis was univariate using frequency distribution and bivariate using chi-square.Research Results: There is a significant relationship in education factor with self-empowerment of diabetes mellitus patients (p-value = 0.006, = 0.05). While the factors that did not have a significant relationship were gender, age, length of suffering from diabetes mellitus, knowledge, income, and family support (p-value > α).Conclusion: There is a significant relationship in the education factor and while the factors that do not have a significant relationship are gender, age, duration of suffering from diabetes mellitus, knowledge, income, and family support. Suggestions in this study are further researchers can provide education that can increase the self-empowerment of diabetes mellitus patients. Keywords: self-empowerment, diabetes mellitus   INTISARI: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN DIRI DALAM MENGONTROL KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI DESA MUNDU PESISIR KEC MUNDU KABUPATEN CIREBON  Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit dengan ditandai dengan sekumpulan gejala yang disebabkan oleh penurunan sensitivitas insulin atau penurunan sekresi insulin. Keadaan ini mengakibatkan peningkatan kadar gula darah. Upaya meningkatkan pemberdayaan diri pasien diabetes mellitus, harus memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemberdayaan diri setiap pasien diabetes mellitus.  Agar dapat dimaksimalkan oleh pasien diabetes mellitus untuk memiliki pemberdayaan diri yang baik.Tujuan: Teridentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan diri dalam mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus.Metode Penelitian: jenis penelitian deksriptif dengan pendekatan retrospective studi. Subjek penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus yang berjumlah 32 responden. Pengambilan data menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada responden. Pemberdayaan diri diukur menggunakan kuisioner Diabetes mellitus Empowerment Scale (DES). Analisis data secara univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan chi square.Hasil penelitian: Terdapat hubungan signifikan dalam faktor pendidikan dengan pemberdayaan diri pasien diabetes melitus (p value = 0,006, α = 0,05). Sedangkan faktor yang tidak mempunyai hubungan yang signifikan adalah jenis kelamin, usia, lama menderita diabetes melitus, pengetahuan, pendapatan dan dukungan keluarga (p value > α).Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan dalam faktor pendidikan dan sedangkan faktor yang tidak mempunyai hubungan yang signifikan adalah jenis kelamin, usia, lama menderita diabetes melitus, pengetahuan, pendapatan dan dukungan keluarga. Saran dalam penelitian ini adalah peneliti selanjutnya dapat memberikan edukasi yang dapat meningkatkan pemberdayaan diri pasien diabetes melitus. Kata Kunci : pemberdayaan diri, diabetes mellitus


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 82-86
Author(s):  
Roza Erda ◽  
Widia Novitri ◽  
Savitri Gemini ◽  
Didi Yunaspi

Latar belakang: Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak cukup memproduksi insulin. Oleh karena itu, penderita DM Tipe 2 sering mengalami masalah psikologis yaitu kecemasan yang membutuhkan dukungan keluarga. Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan. Metode: penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan desain cross sectional. Non-probability sampling digunakan untuk menentukan sampel, yang melibatkan 66 responden. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner Hensarling Diabetes Family Support Scale (HDFSS) dan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil: diperoleh nilai (p value = 0,003 < 0,05), menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien diabetes tipe 2. Kesimpulan: Hasil penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 membutuhkan dukungan keluarga untuk mengatasi tingkat kecemasan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document