scholarly journals Literature Review : Depresi Pada Perawat Dalam Masa Pandemi Covid-19

2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 470-477
Author(s):  
Benni Surya Darma ◽  
Hana Nafiah

AbstractDepression is one of the psychological disorders that can be experienced by nurses during the covid-19 pandemic. Depression is a mental disorder that often started from untreated stress. It can make the person fall into a phase of depression. To describe the level of depression in nurses during the COVID-19 pandemic. This study was a quantitative study using a literature review. There were 5 articles, searched from Google Scholar and Pubmed published in 2019-2021, analyzed using the Hawker instrument. The results showed that the respondents were female respondents (99.65 %). There were 61.2 percentage points for respondents aged 18-35 and 68.9 percentage points for unmarried respondents. The depression levels of the respondents were mild depression (37.1%), normal level depression (59.5%), and (36%). The depression in nurses during the covid-19 pandemic was caused by their severe psychological disorders, such as increased workloads, exposure to viruses, fear of covid-19 infection. inadequate facilities (PPE).Keywords: Nurse, covid-19, depression AbstrakDepresi merupakan salah satu gangguan psikologis yang dapat dialami oleh perawat dalam masa pandemi covid-19. Depresi adalah gangguan mental yang sering terjadi berawal dari stres yang tidak bisa diatasi, maka orang tersebut dapat jatuh ke fase depresi. Mengetahui gambaran tingkat depresi pada perawat dalam masa pandemi covid 19. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan literature review 5 artikel dan ditelaah menggunkan instrimen hawker dengan penelusuran elektronik pada Google scholar dan pubmed yang dipublish pada tahun 2019-2021. Hasil dari ke-5 artikel responden yang memiliki presentase paling tinggi adalah responden perempuan (99.65 %), responden usia 18 – 35 tahun (61.2 %), responden belum menikah (68.9 %). responden depresi yang tertinggi adalah depresi tingkat ringan (37.1%) depresi tingkat normal mendapatkan (59.5 %) dan (36 %). Kejadian depresi pada perawat dalam masa pandemi covid 19 terjadi karena perawat mengalami gangguan psikologis yang parah mulai dari peningkatan beban kerja, paparan virus, ketakutan akan tertular covid 19, fasilitas yang tidak memadai (APD).Kata kunci: Perawat; depresi; Covid 19

2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1342-1349
Author(s):  
Benni Surya Darma ◽  
Hana Nafiah

AbstractDepression is one of the psychological disorders that can be experienced by nurses during the covid-19 pandemic. Depression is a mental disorder that often started from untreated stress. It can make the person fall into a phase of depression. To describe the level of depression in nurses during the COVID-19 pandemic. This study was a quantitative study using a literature review. There were 5 articles, searched from Google Scholar and Pubmed published in 2019-2021, analyzed using the Hawker instrument. The results showed that the respondents were female respondents (99.65 %). There were 61.2 percentage points for respondents aged 18-35 and 68.9 percentage points for unmarried respondents. The depression levels of the respondents were mild depression (37.1%), normal level depression (59.5%), and (36%). The depression in nurses during the covid-19 pandemic was caused by their severe psychological disorders, such as increased workloads, exposure to viruses, fear of covid-19 infection. inadequate facilities (PPE).Keywords: Nurse;covid-19;epression AbstrakDepresi merupakan salah satu gangguan psikologis yang dapat dialami oleh perawat dalam masa pandemi covid-19. Depresi adalah gangguan mental yang sering terjadi berawal dari stres yang tidak bisa diatasi, maka orang tersebut dapat jatuh ke fase depresi. Mengetahui gambaran tingkat depresi pada perawat dalam masa pandemi covid 19. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan literature review 5 artikel dan ditelaah menggunkan instrimen hawker dengan penelusuran elektronik pada Google scholar dan pubmed yang dipublish pada tahun 2019-2021. Hasil dari ke-5 artikel responden yang memiliki presentase paling tinggi adalah responden perempuan (99.65 %), responden usia 18 – 35 tahun (61.2 %), responden belum menikah (68.9 %). responden depresi yang tertinggi adalah depresi tingkat ringan (37.1%) depresi tingkat normal mendapatkan (59.5 %) dan (36 %). Kejadian depresi pada perawat dalam masa pandemi covid 19 terjadi karena perawat mengalami gangguan psikologis yang parah mulai dari peningkatan beban kerja, paparan virus, ketakutan akan tertular covid 19, fasilitas yang tidak memadai (APD).Kata kunci: Perawat;Covid 19; depresi


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1817-1826
Author(s):  
Noviandita Putri ◽  
Hana Nafiah

AbstractCOVID-19 is a new type of coronavirus. Not only on the physical impacts, but it can also give serious effects on the nurses' mental health. During this pandemic, of course, health workers, especially nurses, are directly involved in treating patients affected by the Covid-19 virus, of course, this can make nurses feel stressed.To describe the characteristics of nurses and the stress in nurses during this covid-19 pandemic. The design of this study was a literature review. This study used an online database to search for articles and research journals published on Pubmed and Google Scholar. The results were obtained from five journals using the DASS-21 and PSS guestionnaires. Based on result from two articles, which used the DASS-21, it showed that the nurses were mostly on the normal level (73.8 or 1,788 respondents). The total number of severe and very severe stress was 157 respondents (6.4”0). From the other guestionnaires, the result showed that the nurses mostly experienced stress (60.5Ys00f the total population or 1,140 respondents). Based on the results of this literature review. it was found that nurses experienced stress during the covid-19 pandemic season. The levels of the nurses' stress are various.Keywords: stress, nurses, pandemic, covid-19 AbstrakCOVID-19 merupakan jenis baru dari coronavirus, selain memberikan dampak fisik dapat juga memiliki efek serius pada kesehatan mental seorang perawat. Pada pandemi seperti ini tentunya tenaga kesehatan khususnya perawat terlibat langsung dalam merawat pasien yang terkena virus covid-19, tentu saja hal itu bisa membuat perawat merasa stres. Untuk mengetahui karakteristik perawat dan gambaran stres pada perawat di era pandemi covid-19. Desain penelitian ini menggunakan literature review. Penelitian ini menggunakan database online dengan penelusuran artikel dan jurnal penelitian yang dipublikasikan di internet menggunakan Pubmed dan Google Scholar. Berdasarkan penelitian dari lima jurnal, yang menggunakan kuesioner DASS-21 dan PSS didapatkan dari dua artikel yang DASS-21 didapatkan hasil tingkat normal paling dominan yaitu sebanyak 1.788 (73,8%), kemudian hasil stress yang berat dan yang sangat berat adalah 157 (6,4%) responden. Dari kuesioner yang lainnya didapatkan hasil yang dominan adalah yang mengalami stres, yaitu sebesar 1.140 (60,5%) dari total populasi. Dari hasil penelitian literature review ini, didapatkan hasil perawat mengalami stres selama musim pandemi covid-19. Dan tingkat stress yang dialami ada berbagai macam tingkatan.Kata kunci: Kata Kunci: stres, perawat, pandemi, covid-19


Author(s):  
Eman Tariq Alslman ◽  
Shaher H. Hamaideh ◽  
Manar Ali Bani Hani ◽  
Huda Mohammad Atiyeh

AbstractThe purpose of this article is to review the literature regarding the relationships between alexithymia, fibromyalgia (FM), and psychological distress among adolescents. Google Scholar and databases were searched using alexithymia, fibromyalgia, psychological distress, and adolescent keywords. Studies that examine the relationship between alexithymia and fibromyalgia and the contribution of psychological distress on this relationship among adolescents are lacking. However, based on previous studies on adult samples and theoretical background, there are possible relationship between alexithymia and fibromyalgia as well as possible mediating effect of psychological distress on this relationship in adolescents. Further studies are recommended to examine the relationships between alexithymia, fibromyalgia, and psychological distress among adolescents.


2021 ◽  
Vol 60 ◽  
pp. 100960
Author(s):  
Tamara Diendorfer ◽  
Louise Seidl ◽  
Marija Mitic ◽  
Gloria Mittmann ◽  
Kate Woodcock ◽  
...  

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 113
Author(s):  
Galuh Hanesty Gunawan ◽  
Zahra Putri Listari ◽  
Nurliana Cipta Apsari

Setiap anak di dunia memiliki hak dasar yang sejak lahir harus dipenuhi dan dilindungi. Tidak terpenuhinya hak anak merupakan suatu pelanggaran dan termasuk kedalam suatu permasalahan karena pemenuhan dan perlindungan kepada hak-hak anak merupakan hal yang penting. Permasalahan mengenai isu anak masih tetap ada hingga saat ini. Maka Save The Children sebagai lembaga internasional yang bergerak dalam kesejahteraan anak hadir dalam membantu mengatasi permasalahan tersebut. Lembaga Save The Children yang hadir di berbagai negara di dunia juga berperan sebagai lembaga yang kuat dan berkeadilan sesuai dengan tujuan SDGs ke 16. Penelitian ini menggunakan metode literature review yang bertujuan untuk melihat dan mengetahui peran Save The Children dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak dasar anak di negara Inggris dan Indonesia. Pencarian literature review menggunakan google scholar dan SAGE dengan kata kunci Save The Children, Perlindungan Hak Anak/Child Protection, Children Rights dan SDGs nomor 16. Berdasarkan hasil literature review yang dilakukan, Save The Children merupakan salah satu bentuk kelembagaan yang kuat untuk menciptakan keadaan yang damai dan adil sesuai dengan SDGs poin 16 dalam hal ini pada perlindungan dan pemenuhan hak dasar anak. Di Inggris, Save The Children memiliki gerakan dalam upaya perlindungan anak dengan membantu anak-anak yang berada dalam konflik, eksploitasi, atau diabaikan. Save The Children Indonesia memiliki peran dalam perlindungan anak, kemiskinan anak, tata kelola anak, pendidikan, kesehatan dan nutrisi, aksi kemanusiaan, dan advokasi. Save The Children juga memiliki peran dalam mewadahi praktik pekerjaan sosial dengan menyediakan layanan yang membantu advokasi atau intervensi klien.Kata kunci: Peran Save The Children, Perlindungan Anak, Hak Anak, SDGs no.16


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Ilmianti Ilmianti ◽  
Indrya Kirana Mattulada ◽  
Sari Aldilawati ◽  
Sarahfin Aslan ◽  
Mila Febriany ◽  
...  

Pendahuluan: Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, adalah kesehatan gigi dan mulut.  Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut secara tidak langsung akan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Media komunikasi informasi dan edukasi yang terdiri dari media visual, audio, dan audio-visual merupakan salah satu upaya untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: untuk memberikan gambaran dan gagasan dari hasil literatur review media komunikasi, informasi, dan edukasi terhadap peningkatan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review. Literatur yang digunakan berupa jurnal, teksbook, dan laporan kasus yang dikumpulkan dengan menggunakan pencarian seperti Google Scholar, Science Direct, NCBI, dan Proquest. Pencarian kata kunci yang dimasukkan, jika telah memenuhi kriteria maka judul dari jurnal tersebut terpilih untuk dianalisis. Hasil: Menggunakan media komunikasi, informasi dan edukasi yang menarik dapat meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut. Media komunikasi, informasi, dan edukasi pada anak merupakan media yang menarik dan sesuai dengan tahap perkembangan anak khususnya anak usia sekolah dasar. Pendidikan kesehatan gigi dengan menggunakan media komunikasi, informasi, dan edukasi yang menarik dapat meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut.  Kesimpulan:  Media komunikasi, informasi, dan edukasi sesuai dengan kemajuan teknologi multimedia seperti media visual, media audio, dan media audio-visual dapat meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 464-469
Author(s):  
Kiki Utari ◽  
R Ratnawati

AbstractPregnant women are very susceptible to anemia due to lack of food reserves and before pregnancy they were already anemic. Pregnant women need more iron intake than before pregnancy. Problems in pregnant women are problems in pregnancy that can cause anemia. This literature review aims to determine the description of the incidence of anemia in pregnant women from various articles. This study uses a descriptive method with a literature review approach. Search articles through PubMed and Google Scholar according to keywords and then analyzed according to inclusion and exclusion criteria and found 5 articles and reviewed using the Joanna Instrument (JBI). The description of the incidence of anemia in pregnant women showed anemia as many as 258 respondents (35.3%) and those who experienced anemia were not as many as 472 respondents (64.7%). In this literature review, it was concluded that most pregnant women did not experience anemia.Keywords: Anemia, Pregnant Women AbstrakIbu hamil sangat rentan mengalami anemia karena cadangan makanan kurang dan pada saat sebelum hamil sudah mengalami anemia. Ibu hamil membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak dibandingkan saat sebelum hamil. Permasalahan pada ibu hamil adalah masalah – masalah dalam kehamilan yang dapat menimbulkan anemia. Literatur Review ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil dari berbagai artikel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan literature review. Pencarian artikel melalui PubMed dan Google Scholar sesuai dengan kata kunci kemudian dianalisa sesuai dengan keriteria inklusi dan ekslusi dan ditemukan 5 artikel dan di review menggunakan Instrument Joanna (JBI). Gambaran kejadian Anemia pada ibu hamil didapatkan hasil anemia sebanyak 258 responden (35,3%) dan yang mengalami tidak anemia sebanyak 472 responden (64,7%). Dalam penelitian literature review ini disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengalami anemia.Kata kunci : Anemia, Ibu Hamil


2019 ◽  
Author(s):  
Erta Iman Jelita Harefa

Latar belakang: Keselamatan pasien (patient safety ) merupakan prioritas dalam aspek pelayanan di rumah sakit dan sudah menjadi tuntutan kebutuhan dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan gerakan keselamatan pasien di rumah sakit agar menghindari kesalahan pada prinsip dalam pengobatan pasien yang harus dipertanggungjawabkan oleh pimpinan pengobatan. Tujuan: Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memberi informasi tentang peningkatan pelaksanaan keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.Metode: Penulisan ini menggunakan metode literature review dengan pendekatan jurnal atau artikel, buku dan e-book yang relevan dan akurat serta berfokus pada peningkatan pelaksanaan keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dengan menggunakan Google Scholar, Portal Garuda, dan Jurnal Keperawatan Indonesia.Hasil: Berdasarkan hasil pencarian literatur di dapatkan beberapa standar keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit yang terdiri dari hak pasien, mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode-metode peningkatan kinerja, peran kepemimpinan, mendidik staf, dan komunikasi untuk mencapai keselamatan pasien.Pembahasan: keselamatan pasien adalah hal yang menjadi perhatian bagi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien/klien. Dalam keselamatan pasien ini, setiap rumah sakit sudah diwajibkan untuk melakukan gerakan keselamatan pasien sesuai dengan standar departemen kesehatan.Penutup: Pelaksanaan keselamatan pasien saat ini sudah memiliki peningkatan atau kemajuan yang dapat dilihat dari perbandingan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691 Tahun 2011 dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017 yang memberikan pembaharuan dengan menyesuaikan perkembangan fasilitas kebutuhan pelayanan.


2021 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
Author(s):  
Prima Dewi Novalia ◽  
Lina Handayani

At the end of 2019, the world was shocked by the new virus called the corona virus (COVID-19), this virus was first discovered in the Wuhan area, China. COVID-19 is an infectious disease that attacks the respiratory tract. Humans exposed to this virus usually experience mild to severe symptoms. The purpose of this literature study is to discuss how the 3M health protocols application . the method us the literature review. The literature consists of journals with a travel year from 2011 to 2021. Literature collection is done through google scholar using the keywords “3M health protocol”, “COVID-19 pandemic”, and “community”. The results of the literature search were 73 articles that were relevant to the keywords, as many as 60 articles were excluded because they were not relevant to the author’s criteria. Total 13 articles using inclusion and exclusion criteria were obtained 5 articles with good quality. Review results show that most people have not implemented 3M health protocols properly and correctly, this is one of the causes of the increase in COVID-19 cases.


Author(s):  
Aprilia Daracantika ◽  
Ainin Ainin ◽  
Besral Besral

Satu dari tiga anak di Indonesia mengalami stunting. Stunting dapat berdampak terhadap perkembangan motorik dan verbal, peningkatan penyakit degeneratif, kejadian kesakitan dan kematian. Selain itu, keadaan stunting akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel neuron terhambat sehingga mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak stunting terhadap kemampuan kognitif pada anak. Metode yang digunakan adalah literature review yang diambil dari jurnal nasional atau internasional maupun website. Penelusuran sumber pustaka dalam artikel ini melalui database Sinta, Google Scholar dan Pubmed dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan hasil telaah didapatkan hasil bahwa stunting memiliki implikasi biologis terhadap perkembangan otak dan neurologis yang diterjemahkan kedalam penurunan nilai kognitif. Anak dengan stunting mengalami 7% penurunan perkembangan kognitif dan nilai matematikanya lebih rendah 2,11 dibanding anak yang tidak stunting. Dalam Tes Kosakata Gambar Peabody dan tes Penilaian Kuantitatif, anak yang stunting mendapat skor 16,1% dan 48,8% lebih rendah dari anak yang tidak stunting. Anak yang mengalami stunting pada 2 tahun pertama kehidupan berpeluang memiliki IQ non verbal < 89 dan IQ lebih rendah 4,57 kali dibandingkan IQ anak yang tidak stunting. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stunting memiliki pengaruh negatif terhadap kemampuan kognitif anak yang berdampak pada kurangnya prestasi belajar. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document